Anda di halaman 1dari 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Metode Penelitian

Penelitian ini tergolong dalam tipe penelitian survei. Menurut Kerlinger (2000), penelitian ini digunakan untuk mengkaji populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dengan menyeleksi serta mengkaji dari populasi, distribusi, dan interelasi relatif dari variabel variabel sosiologis dan psikologis. Dalam konteks penelitian ini, survei dilakukan untuk melihat pengaruh lima variabel bebas (jenis produk, harga premi, jumlah agen / promosi, tempat dan penghasilan) dan satu variabel terikat (keputusan membeli produk). Data yang dipergunakan meliputi data nasabah pada tahun 2009, sesuai dengan yang ada di perusahaan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan kuantitatif. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002) penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan suatu fenomena dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. Sugiyono (2006), penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan / atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal 34

35 ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan hubungan kuantitatif. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002) penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan suatu fenomena dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian deskriptif biasanya hanya dilibatkan satu variabel sehingga cenderung tidak dimaksudkan untuk mengungkapkan hubungan antar variabel. Oleh karena itu, penelitian ini tidak bermaksud untuk menguji hipotesis. Penelitian ini lebih memberikan tekanan pada deskripsi suatu variabel tanpa menghubungkan dengan variabel lain, sehingga informasi yang diperoleh adalah keadaan menurut apa yang sesungguhnya ada pada saat penelitian dilakukan.

3.2

Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk memperjelas batasan variabel yang diteliti, maka perlu diberikan definisi operasional variabel sebagai berikut: 1. Produk adalah merupakan segala sesuatu yang ditawarkan dan dikonsumsi oleh konsumen baik yang nyata maupun yang tidak nyata yang digunakan sebagai alat pemenuhan dan pemuasan kebutuhan manusia 2. Harga adalah suatu nilai yang mencakup semua pengorbanan yang digunakan sebagai alat tukar untuk mendapatkan, memiliki dan menggunakan barang atau jasa

36 3. Promosi merupakan suatu usaha persuasif yang berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk memberitahukan, mempengaruhi, membujuk dan mengingatkan pihak lain untuk mengadakan pertukaran (proses jual beli) dalam kegiatan pemasaran, sehingga semua kebutuhannya dapat terpenuhi. 4. Tempat berkenaan dengan keputusan perusahaan mengenai dimana operasi dan stafnya ditempatkan dalam rangka memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. 5. Penghasilan berkenaan dengan keputusan perusahaan mengenai seberapa besar penghasilan yang didapat konsumen dalam setiap bulannya sehingga dapat membayar biaya premi. Karena dengan penghasilan yang mencukupi maka konsumen akan membeli suatu produk. 6. Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen benar-benar membeli suatu produk

3.3

Teknik Pengumpulan Data, Populasi, dan Sampel

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui penyebaran kuesioner. Kuesioner merupakan salah satu jenis instrumen pengumpul data yang disampaikan kepada responden / subyek penelitian melalui sejumlah pernyataan. Teknik ini dipilih semata-mata karena: subyek adalah orang yang mengetahui dirinya sendiri, apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya, dan

37 interprestasi subyek tentang pertanyaan / pernyataan yang diajukan kepada subyek adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti.(Hadi, 2002). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada skala model Linkert. Skala berisi sejumlah pernyataan yang menyatakan obyek yang hendak diungkap. Penskoran atas kuesioner skala model Likert yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada lima alternatif jawaban, yakni: Sangat Setuju (SS) , Setuju (S), Ragu-Ragu (R), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

3.3.2 Populasi

Sugiyono (2003) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Responden yang akan diteliti adalah nasabah PT Asuransi Syariah Mubarakah di Jakarta, dari jumlah tersebut merupakan populasi dari penelitian yang akan dilaksanakan

3.3.3 Sampel

Sampel adalah sekelompok kecil yang diamati dan merupakan bagian dari populasi sehingga sifat dan karakteristik populasi juga dimiliki oleh sampel. Penentuan jumlah sampel menurut Slovin (Umar, 2000) adalah sebagai berikut :

38

N n = 1+ Ne

Dimana : n = ukuran sampel N = ukuran populasi E = nilai kritis atau batas ketelitian yang digunakan Berdasar rumus diatas, maka jumlah sampel minimal yang harus diperoleh untuk penelitian berjumlah 93 responden dengan perhitungan sebagai berikut: 1. N = Jumlah nasabah PT Asuransi Syariah Mubarakah di Jakarta 1.300 orang 2. E = 10 1.300 n = 1+ 1.300 (0,1) 1.300 n = 1+ 13 n = 93 3. Dalam penelitian ini sampel yang diambil berjumlah 150 responden dengan pertimbangan, kemungkinan adanya kesalahan dalam pengisian kuesioner, berkurangnya jumlah kuesioner yang dikembalikan.

39

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara atau prosedur sebagai berikut: 1. Penelitian lapangan, yaitu dengan melakukan penelitian langsung di lokasi penelitian untuk mendapatkan data, informasi, atau keterangan lain yang diperlukan. Kuesioner merupakan salah satu jenis instrumen pengumpul data yang disampaikan kepada responden atau subyek penelitian melalui sejumlah pertanyaan atau pernyataan. Teknik ini dipilih semata-mata karena : subyek adalah orang yang mengetahui dirinya sendiri, apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya, dan inteprestasi subyek tentang pertanyaan / pernyataan yang diajukan kepada subyek adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti (Sugiyono, 2001). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada skala model Likert. Skala berisi sejumlah pernyataan yang menyatakan obyek yang hendak diungkap. Penskoran atas kuesioner skala model Likert yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada lima alternatif jawaban, yakni: Sangat Setuju (SS) , Setuju (S), Ragu-Ragu (R), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). 2. Studi kepustakaan, dilakukan dengan cara membaca dan mengutip baik secara langsung maupun tidak langsung dari literatur-literatur yang berhubungan langsung dengan variabel penelitian.

40

3.5

Uji Validitas Instrumen Penelitian

Suatu penelitian ilmiah harus menggunakan alat ukur yang valid dan reliabel, dengan ukuran kualitas sebagai berikut:

3.5.1 Uji Validitas

Validitas terkait dengan sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya (Azwar, 2003). Pada penelitian ini penulis menggunakan validitas variable-variabel untuk mengetahui sejauh mana variablevariabel yang ada mencakup keseluruhan faktor yang hendak diukur. Selanjutnya validitas faktor tersebut ditujukan untuk menganalisis hubungan antar faktor dalam setiap variabel. Pada penelitian ini pengukuran validitas menggunakan perhitungan Korelasi Product Moment Pearson dengan menggunakan bantuan komputer, yaitu program SPSS Versi 15. Adapun rumus Korelasi Product Moment Pearson adalah sebagai berikut:

r =

n( XY ) ( X )( Y ) [n( X 2 ) ( X ) 2 ] [(n( Y 2 ) ( Y ) 2 ]

Dimana : n X : Jumlah populasi : variabel bebas (variabel independent)

41 Y R : variabel terikat (variabel dependent) : Koefisien korelasi

3.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupa kan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengukur reliabilitas instrumen penelitian digunakan rumus Alpha Cronbach. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel bila memiliki nilai koefisien keandalan lebih besar atau sama dengan 0,6 sehingga apabila sama dengan 0,6 maka instrumen dapat dikatakan reliabel.(Ghozali, 2006). Rumus untuk Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:

(n)( S 2 Si ) (n 1) S 2

Dimana :
: Koefisien alpha

n : Jumlah item dalam skala S2 : Varian total dari skor test Si2 : Varian dari setiap item skala

42

3.6

Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui apakah parameter yang dihasilkan bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), artinya koefisien regresi pada persamaan tersebut tidak terjadi penyimpangan penyimpangan yang berarti, maka dilakukan uji asumsi klasik. Kuncoro (2001), yang menyebutkan bahwa : dalam praktek, beberapa masalah sering muncul pada saat analisis regresi digunakan untuk mengestimasi suatu model dengan sejumlah data dengan pengujian asumsi klasik, yaitu ada tidaknya masalah multikolinearitas dan heteroskedastisitas.

3.6.1 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika variabel variabel tersebut berkorelasi satu sama lain, maka sangat sulit untuk memisahkan pengaruhnya masing-masing dan untuk mendapatkan penaksiran yang baik bagi koefisien-koefisien regresi. Dalam praktiknya, multikolinieritas tidak dapat dihindari, dalam artian sulit menemukan dua variabel bebas secara matematis tidak berkorelasi (korelasi = 0) sekalipun secara substansi tidak berkorelasi. Bila ditemukan kolieritas yang sempurna maka salah satu dampak yang ditimnbulkannya adalah tidak dapat dihitungnya koefisien regresi (Nachrowi dan Usman, 2006).

43 Untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya multikolenieritas di dalam model regresi dapat dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 maka hal ini menunjukkan tidak ada korelasi antar variabel independent. (Hair, Jr 1998).

3.6.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedasitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heterokedastisitas dapat diketahui dengan melakukan serangkaian pengujian. Nachrowi dan Usman (2006), pengujian untuk mendeteksi bisa dilakukan dengan menggunakan metode grafik. Pengujian dengan grafik hanya perlu melihat adanya tidaknya pola tertentu yang terdapat pada scatterplot, dasar pengambilan kesimpulan adalah sebagai berikut (Santoso, 2004): 1. Jika pola tertentu seperti titik (point point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

44

3.7

Uji Regresi Sederhana

Dari model regresi linier sederhana, hasilnya adalah untuk membuktikan apakah variabel-variabel independen secara sendiri sendiri mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Kemudian dilakukan uji t. Dalam uji t ini pada dasarnya untuk menguji hipotesis yang dinyatakan sebagai berikut: 1. H0 : 1 = 0
tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel

independen (X) secara sendir-sendiri terhadap variabel dependen (Y). 2. H1 : 1 0 terdapat pengaruh yang nyata antara variabel independen (X) secara sendiri terhadap variabel dependen (Y). 3. Level signifikan ( ) = 0,05.

Apabila p_value > level of Significant 5% ( = 0,05) maka hipotesis ditolak dan apabila p_value < level of Significant 5% ( = 0,05) Hipotesis diterima.

3.8

Perhitungan nilai koefisien determinasi

Untuk mengukur seberapa besar pengaruh atau kontribusi variable variable independen terhadap variabel dependen, digunakan koefisien determinasi (R2). Koefisien ini menunjukkan proporsi variabilitas total pada variabel dependen yang dijelaskan oleh model regresi. Nilai R berada pada interval 0 < R2 <1. Oleh karena itu, semakin baik estimasi model dalam menggambarkan data, maka makin dekat nilai R ke nilai 1 (satu). Nilai R2 dapat diperoleh dengan rumus:

45 R2 = (r)2 x 100% Dimana: R2 = Koefisien determinasi r = Koefisien korelasi

Anda mungkin juga menyukai