Anda di halaman 1dari 4

Traumatologi

Luka akibat kekerasan benda tajam. Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini adalah benda benda yang memiliki sisi tajam, baik berupa garis mahupun runcing, yang bervariasi dari alat-alat seperti pisau, golok, dan sebagainya hingga keeping kaca, gelas, logam, sembilu, bahkan tepi kertas atau rumput. Gambaran umum luka yang diakibatkannya adalah tepid an dinding luka yang rata berbentuk garis, tidak terdapat jembatan jaringan dan dasar luka berbentuk garis atau titik. Luka akibat kekerasan benda tajam dapat berupa luka iris atau sayat, luka tusuk dan luka bacok. Luka iris atau luka bacok mempunyai kedua sudut luka lancp dan dalam luka tidak melebihi panjang luka. Sudut luka yang lancip dapat terjadi dua kali pada tempat yang berdekatan akibat pergeseran senjata sewaktu ditarik atau akibat bergeraknya korban. Pada luka tusuk, sudut luka dapat menunjukkan perkiraan benda penyebabnya, apakah pisau bermata satu atau bermata dua. Kulit disekitar luka akibat kekerasan benda tajam biasanya tidak menunjukkan adanya luka lecet atau memar, kecuali bila bagian gagang turut membentur kulit. Pada luka tusuk, panjang luka biasanya tidak mencerminkan lebar benda tajam penyebabnya, demikian pula panjang saluran luka biasanya tidak menunjukkan panjang benda tajam tersebut. Umumnya luka akibat kekerasan benda tajam pada kasus pembunuhan , bunuh diri, atau kecelakaan memiliki cirri-ciri berikut : Lokasi luka Jumlah luka Pakaian Luka tangkis Luka percobaan Cedera sekunder Pembunuhan Sembarang Banyak Terkena Ada Tidak ada Mungkin ada Bunuh diri Terpilih Banyak Tidak terkena Tidak ada Ada Tidak ada Kecelakaan Terpapar Tunggal/banyak Terkena Tidak ada Tidak ada Mungkin ada

Ciri-ciri pembunuhan diatas dapat dijumpai pada kasus pembunuhan yang disertai perkelahian. Tetapi bila tanpa perkelahian maka lokasi luka biasanya pada daerah fatal dan dapat tunggal. Luka tangkis merupakan luka yang terjadi akibat perlawanan korban dan umumnya ditemukan di telapak dan punggung tangan, jari-jari tangan, punggung lengan bawah dan tungkai.

Pemeriksaan pada kain yang terkena pisau bertujuan untuk melihat interaksi antara pisaukain-tubuh, yaitu melihat letak lokasi kelainan, bentuk robekan, adanya partikel besi, serat kain dan pemeriksan terhadap bercak darahnya. Bunuh diri yang menggunakan benda tajam biasanya diarahkan pada tempat-tempat yang mematikan seperti leher, dada kiri, pergelangan tangan, perut, dan lipat paha. Bunuh diri dengan senjata tajam tentunya akan menghasilkan luka pada tempat yang terjangkau oleh tangan korban serta biasanya tidak menembus pakaian karena umumnya korban menyingkap pakaian terlebih dahulu. Luka percobaan khas ditemukan pada kasus bunuh diri yang menggunakan senjata tajam, sehubungan dengan kondisi kejiwaan korban. Luka percobaan tersebut dapat berupa luka sayat atau luka tusuk yang dilakukan berulang dan biasanya sejajar. Pada kematian akibat kekerasan, pemeriksaan terhadap luka harus dapat mengungkapkan berbagai hal berikut di bawah ini : Penyebab luka Arah kekerasan Cara terjadinya luka Hubungan antara luka yang ditemukan dengan sebab mati.

Cara mati
A. Pasien diduga mati karena penjeratan pada leher yang terikat dengan lengan bajunya sehingga menyebabkan saluran pernapasan tertutup hingga pasien tidak dapat bernafas hingga mati. Kematiannya dalah tidak wajar. Namun pasien disangkal mati akibat bunuh diri dengan menggantung diri kerana pohon yang digunakan untuk menggantung diri adalah cuma setinggi 60 cm. Korban mungkin dijerat hingga mati dan mekanisme kematian pada penjeratan ini adalah akibat asfiksia atau reflex vasovagal. Pada penjeratan biasanya arteri vetebralis teteap paten, disebabkan kekuatan atau beban yang menekan pada penjeratan biasanya tidak besar. Pada korban yang diduga mati akibat asfiksia akan ditemukan gejala yang dapat dibedakan dalam empat fase : Fase dispnea Fase konvulsi Fase apnea

Fase akhir

B. Pasien diduga mati akibat perdarahan hebat karenan ditemukan satu luka terbuka di daerah ketiak kiri yang memperlihatkan pembuluh darah ketiak yang putus yang diakibatkan oleh kekerasan tajam dan adalah kematian yang tidak wajar. Luka pada bahagian ketiak adalah merupakan bahagian yang tertutup yang menguatkan dugaan bahawa korban dibunuh karena sekiranya korban bunuh diri atau kecelakaan luka yang ditemukan selalu berada pada bahagian tubuh yang terbuka. Disamping itu, dengan ditemukan luka-luka terbuka yang ditemukan di daerah tungkai bawah kanan kiri yang memiliki cirri kekerasan tajam menguatkan bahawa pasien sedang mengalami perkelahian dengan pembunuh dan bukan akibat dari bunuh diri atau kecelakaan. Mekanisme kematian adalah karena korban mengalami syok karena mengalami perdarahan hebat.

Saat mati
Korban diduga sudah mati kira-kira selama 24 jam dari saat mayatnya ditemukan berdasarkan data yang menyatakan bahawa jenazah yang ditemui sudah membusuk. Waktu lama kematian dapat dipastikan dengan melihat apa terdapat warna kehijauan pada perut kanan bawah iaitu daerah sekum yang isinya lebih cair dan penuh dengan bakteri serta terletak dekat dinding perut. Secara bertahap warna kehijauan ini akan menyebar ke seluruh dada dan perut, dan bau busuk pun mulai terhidu.

Interprestasi temuan
Pada korban ditemui luka terbuka di daerah ketiak kiri yang memperlihatkan pembuluh darah ketiak putus. Luka ini mungkin disebabkan oleh kekerasan tajam yang mungkin disebabkan oleh alat yang memliki sifat tajam dan runcing seperti golok atau pisau. Lokasi luka juga adalah tidak wajar jika dikatakan korban ingin bunuh diri. Di samping itu terdapat juga luka-luka terbuka di daerah tungkai bawah kanan dan kiri yang juga memiliki cirri yang sesuai dengan akibat kekerasan tajam. Luka di sekitar tungkai ini adalah luka tangkis yang merupakan luka yang terjadi akibat perlawanan korban dengan si pembunuh. Dengan ditemukan luka-luka tangkis pada korban, menguatkan lagi bukti bahawa korban dibunuh dengan senjata tajam.

Selain itu, ditemukan juga bekas luka di leher akibat kesan dari jejas jerat kerana korban dijumpai lehernya turut terikat dengan lengan baju yang dketahui adalah miliknya sendiri. Namun jejas jerat yang ditemui pada leher adalah tidak terlalu jelas karena baju korban yang digunakan untuk menjerat lehernya dalah bersifat tipis. Pada kasus pembunuhan seperti ini pengikatan selalunya adalah dengan simpul mati dan sering terlihat bekas luka pada leher. Jika jerat masih ditemukan melingkari leher , maka jerat tersebut harus disimpan dengan baik sebab merupakan bahan bukti dan dapat diserahkan kepada penyidik bersama-sama dengan visum et repertum nya.

Anda mungkin juga menyukai