14
MANAJEMEN KEUANGAN 2
Oleh: Masruroh,SE.ME.
Page 2 of 11
Page 3 of 11
Pendahuluan
Merger dan akuisisi perusahaan perbankan kembali marak terjadi di Indonesia pada akhir-akhir ini. Sukses merger dari bank papan atas seperti Bank Mandiri, Bank Danamon dan Bank Permata telah merangsang bank-bank pada papan menengah seperti Bank Haga dan Bank Hagakita untuk bergabung dengan pihak bank asing Rabobank. Dan terakhir ini kita melihat adanya minat dari bank-bank kecil menengah (Bank Harta, Bank Mitraniaga, Bank Harmoni) untuk melakukan strategi serupa, sebagaimana diuraikan pada artikel Fahmi Achmad pada Bisnis Indonesia 14 Nopember 2006. Strategi merger dan akuisisi merupakan salah satu bentuk strategi populer, yang awalnya naik daun pada era tahun 1970an. Proses ini didorong oleh 3 faktor utama: (a) semakin menyatunya sistem perekonomian regional dan
perekonomian dunia, (b) adanya ekspansi perusahaan2 MNC ke berbagai negara, dan (c) berbagai terobosan teknologi informasi dan telekomunikasi setelah tahun 1980 yang memudahkan proses alih informasi dan kapital. Pada kasus industri perbankan, krisis perekonomian yang terjadi di wilayah ekonomi Asia Timur dan Asia Tenggara pada tahun 1997 telah membawa dampak terjadinya kemelut di industri perbankan di dalam negeri. Cukup banyak lembaga perbankan yang menghadapi permasalahan dan bahkan kemudian kolaps akibat krisis tersebut. Upaya penyelamatan dari bank-bank yang masih bertahan kemudian tertolong dengan dijalankannya kebijakan restrukturisasi finansialdan strategi merger dan akuisisi. Proses merger dan akuisisi di industri perbankan memang memiliki baik dampak yang positip maupun dampak yang negatip, tergantung dari perspektif kita memandangnya. Keberhasilan upaya merger dan akuisisi memerlukan keuletan dan
Page 4 of 11
jalan yang cukup berliku bagi berbagai pihak yang ingin sukses menerapkan kebijakan ini.
memberikan pengaruh yang positip; dapat juga memberikan rekaman hitam dalam bentuk kekecewaan, konflik dan bahkan kegagalan dari proses itu sendiri. Pada tingkat makro ekonomi, sementara ini strategi merger dan akuisisi belum memberikan dampak positif yang besar.
Pengaruh Mikroekonomi
Begitu dua atau lebih organisasi perbankan melakukan strategi merger maka akan 1. terjadi perubahan tingkah laku dari perusahaan gabungan tersebut. Dampak positip yang sering dilaporkan adalah: Dimungkinkannya pertukaran cadangan cash flow secara internal antar perusahaan yang melakukan merger, sehingga bank hasil merger dapat mengelola risiko likuiditas dengan lebih fleksibel. 2. Diperolehnya peningkatan modal perusahaan (biasanya CAR akan meningkat tetapi tidak terlalu cukup tinggi) dan adanya keunggulan dalam mengelola biaya akibat bertambahnya skala usaha. Efisiensi perusahaan dapat dilakukan lebih lanjut, khususnya dalam efisiensi biaya provisi kredit. 3. Dicapainya keunggulan market power dalam persaingan, yang kemudian dapat memperbesar margin bunga pinjaman. Tetapi proses merger itu sendiri dapat juga memberikan pengaruh negatif berikut ini: 1. Karena proses merger biasanya dilakukan atas dorongan untuk cepat terselesaikannya kemelut keuangan di salah satu bank peserta, maka harga penjualan sahamnya cenderung akan dinilai dibawah harga pasar yang wajar.
Page 5 of 11
2. Proses merger biasanya diikuti dengan peningkatan ketidakpastian pada pihak Direksi, manajer dan karyawan. 3. Proses merger perbankan nasional di Indonesia biasanya diikuti dengan pengurangan jumlah pegawai dan staf kurang profesional di perusahaan perbankan hasil merger. 4. Terjadinya benturan kepentingan, kondisi saling curiga dan bahkan konflik diantara para anggota komisaris dan direksi. Hal ini terjadi jika bank hasil merger tersebut dikuasai oleh lebih satu pemegang saham pengendali. Sebagian anggota komisaris dan direksi yang ada cenderung untuk berlomba mewakili kepentingan masing-masing pemilik dari bank hasil merger dengan menunjukkan prestasi kelompoknya masing-masing. 5. Kegiatan merger dalam dua tahun pertama cenderung diikuti dengan strategi efisiensi; sehingga hal ini akan mengurangi semangat dan kreativitas dari sebagian pihak Direksi dan staf profesional. Jika hal ini berlanjut cukup lama maka biasanya akan diikuti dengan proses eksodus para manager menengah yang profesional dan inovatif. 6. Benturan budaya perusahaan tidak dapat dielakkan; sehingga tentunya perusahaan hasil merger akan mengalami penurunan dalam jangka pendek.
Pengaruh Makro
Di beberapa negara berkembang lainnya di dunia, strategi merger biasa digunakan untuk memperkuat dan memperluas kepemilikan Pemerintah pada industri perbankan. Alasannya pelaksanaan strategi ini agar pemerintah dapat menjalankan program pembangunan dengan dukungan lembaga perbankan yang dikendalikan Strategi ini ternyata tidak sepenuhnya berhasil, karena yang terjadi adalah mismanajemen dalam pengelolaan organisasi bank merger yang semakin besar, dengan laporan banyaknya kejadian kasus, penunjukan rekanan teman sendiri, inefisiensi penggunaan anggaran promosi dan anggaran pengembangan, serta diketemukannya berbagai kasus korupsi. Kasus di salah satu bank hasil merger di tanah air, membuktikan sebagian dari dugaan ini. Kurangnya pengawasan dari pihak Dewan Komisaris, yang melimpahkan kewenangan yang lebih besar pada pihak Direksi untuk memutuskan kelayakan kredit usaha pada jumlah yang besar, telah membawa akibat meningkatnya angka NPL bank Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Page 6 of 11
tersebut. Dampak negatif terjadi karena tidak transparannya perusahaan merger milik pemerintah yang tidak diawasi sepenuhnya oleh publik. Pada perspektif yang lain, strategi merger dan akuisisi dipandang sebagai alat untuk memperkuat struktur kapital perbankan secara makro di lokasi operasi peserta bank merger. Tujuan ini dilaksanakan agar tercapai proses penguatan landasan keuangan perbankan nasional menuju konvergensi. Dalam kaitan ini Bank Indonesia beberapa tahun terakhir telah merubah kebijakan publiknya untuk mengundang partisipasi asing dalam proses merger bankbank nasional di Indonesia sehingga diharapkan akan tercapai arsitektur pengaturan kapitalisasi perbankan secara bentuk kerucut piramida. Kebijakan ini tentunya perlu dilakukan secara hati-hati, dan bahkan jika perlu dikaji ulang, mengingat bukti-bukti empiris yang belum mendukung sepenuhnya dugaan tersebut. Internasionalisasi kepemilikan asing dalam arsitektur perbankan nasional memiliki potensi yang akan memberikan dampak negatip pada perekonomian nasional, mengingat beberapa potensi ancaman berikut ini: (1) Kemungkinan timbulnya kesenjangan antara proses akumulasi dana pihak ketiga dan proses penyalurannya untuk kepentingan perekonomian lokal dan nasional. (2) Kurangnya partisipasi bank asing dalam pendanaan kegiatan usaha berskala besar di tanah air, seperti pendanaan program pembangunan infrastuktur, mengingat perhitungan krisis, managemen cadangan resiko yang sangat asing ketat di yang mereka akan jalankan. terjadi. (3) Pada saat kondisi politik di dalam negeri menghadapi skenario kemelut dan maka bank-bank Indonesia (4) Bank asing akan memindahkan sementara waktu dana yang terhimpun di dalam negeri ke anak-anak perusahaan holding yang lokasinya terdekat, seperti di Singapura dan Hongkong. (5) Tingkat multiplier penyerapan tenaga kerja di bank milik asing akan cenderung lebih rendah dibandingkan dengan angka-angka multiplier pada perusahaan perbankan milik swasta domestik dan perusahaan BUMN.
Atas dasar kondisi tersebut dan kemungkinan rapuhnya peta politik di dalam negeri pada tahun-tahun mendatang, maka seharusnya Pemerintah meninjau kembali aturan tentang kepemilikan asing dalam industri perbankan nasional.
Page 7 of 11
Kebijakan membatasi porsi kepemilikan asing dalam perbankan nasional di tanah air merupakan strategi kebijakan tambahan untuk terlaksananya proses merger secara aman di Indonesia.
Page 8 of 11
menemukan perusahaan sasaran paling tepat yang akan diakuisisi. Ketika perusahaan sasaran sudah ditentukan, investment banker akan melakukan negosiasi dengan manajemen perusahaan sasaran atau investment banker perusahaan tersebut. Apabila proses negosiasi tidak terlaksana dengan baik, perusahaan pengakuisisi akan melakukan pendekatan langsung pada shareholder perusahaan sasaran bentuk penawaran langsung yang disebut tender offer. Tender offer adalah bentuk penawaran formal untuk membeli sejumlah saham yang beredar pada harga tertentu. Penawaran yang dibuat ditujukan pada seluruh shareholders pada harga premium di atas harga pasar yang berlaku sebelumnya. Secara umum, perusahaan sasaran yang diinginkan akan memperoleh lebih dari satu bentuk penawaran. Secara normal, isu-isu non-financial seperti manajemen yang dijalankan saat ini, kebijakan lini produk, kebijakan pendanaan, dan kemandirian perusahaan sasaran harus dibereskan terlebih dahulu. Pada banyak kasus, manajemen perusahaan sasaran yang berlangsung akan mengimplementasikan tindakan bertahan dari proses pengambilalihan (takeover defensive actions) untuk menghindari hostile takeover. The white knight strategy adalah tindakan bertahan dari upaya pengambilalihan di mana perusahaan sasaran menemukan bahwa perusahaan pengakuisisi lain yang lebih diinginkan daripada perusahaan pengakuisisi pertama dan mendorong kedua perusahaan tersebut untuk bersaing memperebutkan perusahaan sasaran dalam rangka pengambilalihan. A poison pill adalah tindakan bertahan dari upaya pengambilalihan di mana perusahaan mengeluarkan surat berharga yang memberikan hak kepada pemegangnya ketika terjadi pengambilalihan. Greenmail adalah tindakan bertahan dari upaya pengambilalihan di mana perusahaan sasaran membeli kembali sejumlah besar sahamnya yang telah beredar dengan harga premium untuk menghindari hostile takeover dari para shareholders. Leveraged recapitalization merupakan suatu cara bertahan terhadap takeover dimana perusahaan target membayar suatu utang yang cukup besar dengan dividen tunai, hal ini akan memperbesar financial leverage perusahaan lain. Golden parachutes adalah provisi dalam kontrak ketenagakerjaan para eksekutif kunci perusahaan yang memberikan kompensasi yang menggirukan apabila perusahaan diambil alih. agar tidak di-takeover oleh
Page 9 of 11
Shark repellants adalah amandemen antitakeover pada perjanjian korporat yang membatasi kemampuan perusahaan untuk memindahkan pengendalian manajerial perusahaan sebagai hasil dari proses merger.
Page 10 of 11
shareholder value. Penelitian menunjukkan bahwa breakup value untuk sejumlah perusahaan jumlah nilai masing-masing operating unit apabila dijual secara terpisah secara signifikan lebih besar dari combined value. Walau demikian, finance theory masih jauh dari kemampuannya untuk memberikan penjelasan yang mencukupi mengapa hal demikian dapat terjadi.
Page 11 of 11
terutama yang terjadi selama masa resesi dapat menyebabkan terjadinya kegagalan bisnis suatu perusahaan. Di samping itu, kegagalan bisnis dapat disebabkan oleh corporate maturity karena perusahaan, seperti halnya manusia tidak memiliki usia yang tidak terbatas.
Reorganisasi
dan
Likuidasi
dalam
Kebangkrutan