Anda di halaman 1dari 2

ABSTRAK Lutfiana, Rose Fitria. 2011.

Hubungan Antara Kondisi Sosial Keluarga dengan Perilaku Menyimpang Siswa SMA Negeri 1 Jatirogo Kabupaten Tuban. Skripsi, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd, M.Si, (II) Hj. Yuni Astuti, S.H, M.Pd. Kata Kunci: Kondisi sosial keluarga, perilaku menyimpang, siswa Kondisi sosial keluarga merupakan keadaan yang berkenaan dengan keluarga yang selalu mengalami perubahan-perubahan melalui proses sosial dalam masyarakat. Kondisi sosial keluarga dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu, mata pencaharian, pendapatan, pendidikan, kepemilikan kekayaan/fasilitas, anggota keluarga, dan status/kedudukan dalam masyarakat. Kondisi sosial keluarga yang rendah lebih berpeluang untuk seseorang melakukan perilaku meyimpang. Perilaku menyimpang yang dilakukan meliputi: seks bebas, penyalahgunaan narkoba, kenakalan remaja, dan tindakan kriminal. Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa SMAN 1 Jatirogo berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti meliputi hamil di luar nikah, kenakalan remaja, dan tindakan kriminal. Berkaitan dengan itu, maka diperlukan penelitian mengenai hubungan antara kondisi sosial keluarga dengan perilaku menyimpang siswa. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan kondisi sosial keluarga siswa SMA Negeri 1 Jatirogo Kabupaten Tuban; (2) mendeskripsikan perilaku menyimpang siswa SMA Negeri 1 Jatirogo Kabupaten Tuban; dan (3) mengetahui hubungan antara kondisi sosial keluarga dengan perilaku menyimpang siswa SMA Negeri 1 Jatirogo Kabupaten Tuban. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Jatirogo Kabupaten Tuban tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 6 kelas, 3 IPA dan 3 IPS. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik random sampling. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 84 subjek. Sumber data dalam penelitian ini adalah manusia, peristiwa dan dokumen. Teknik pengumpulan data menggunakan metode angket dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang kondisi sosial keluarganya sangat tinggi sebanyak 0 siswa atau sebesar 0%, tinggi yaitu sebanyak 26 siswa atau sebesar 30,95%, sedang yaitu sebanyak 34 siswa atau sebesar 40,47%, rendah yaitu sebanyak 24 siswa atau sebesar 28,57% dan sangat rendah sebanyak 0 siswa atau sebesar 0%. Pada perilaku menyimpang, siswa yang memiliki perilaku menyimpang sangat tinggi sebanyak 0 siswa atau sebesar 0%, tinggi sebanyak 16 siswa atau sebesar 19,04%, sedang sebanyak 30 siswa atau sebesar 35,71%, rendah sebanyak 31 siswa atau sebesar 36,90% dan sangat rendah sebanyak 7 siswa atau sebesar 8,33%. Hasil uji normalitas dengan

menggunakan uji KS-Z untuk sebaran data kondisi sosial keluarga menunjukkan hasil sebesar 0,889 dengan signifikansi sebesar 0,408 dan untuk sebaran data perilaku menyimpang siswa menunjukkan hasil sebesar 0,184 dengan signifikansi sebesar 0,521 karena (sig > 0,05) jadi sebaran datanya terdistribusi dengan normal. Hasil uji linieritas dengan menggunakan uji regresi curve estimation didapatkan Fhitung sebesar 65,817 dengan signifikansi sebesar 0,000 karena (sig < 0,05) maka hubungan antara dua variabel tersebut membentuk garis lurus atau linier. Hasil analisis korelasional dengan menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson menunjukkan hasil korelasi sebesar -0,667. Hal ini berarti kondisi sosial keluarga mempunyai korelasi negatif dengan perilaku menyimpang siswa. Ini berarti semakin tinggi kondisi sosial keluarga, maka semakin rendah perilaku menyimpang siswa dan sebaliknya jika kondisi sosial keluarga rendah maka perilaku menyimpangnya tinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang diajukan adalah: (1) perlu diadakan penelitian lanjutan dengan menambah variabel dan instrumen penelitian untuk melengkapi kekurangan dalam penelitian ini; (2) kepala sekolah sebagai pengambil keputusan tertinggi hendaknya menindak secara tegas siswa yang berperilaku menyimpang dengan memberikan motivasi dan pengarahan, serta menyediakan sarana dan prasarana sekolah yang lengkap agar siswa dapat menyalurkan bakat mereka untuk hal-hal positif; dan (3) untuk para orang tua agar lebih memperhatikan anak dengan cara mengarahkan, membimbing, dan memotivasi anak untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dalam hal positif agar tidak melakukan perilaku menyimpang.

Anda mungkin juga menyukai