Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

KRIPTOGRAFI PEGON ALGORITHM


Dosen: Dony Ariyus, M.Kom

Oleh :
ABDULLAH MF AHMAD RIDWAN 07.11.1427 07.11.1432

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2010

Latar belakang Kriptografi. Berkat perkembangan teknologi yang begitu pesat memungkinkan manusia dapat berkomunikasi dan saling bertukar informasi/data secara jarak jauh. Antar kota antar wilayah antar negara bahkan antar benua bukan merupakan suatu kendala lagi dalam melakukan komunikasi dan pertukaran data. Seiring dengan itu tuntutan akan sekuritas (keamanan) terhadap kerahasiaan informasi yang saling dipertukarkan tersebut semakin meningkat. Begitu banyak pengguna seperti departemen pertahanan, suatu perusahaan atau bahkan individu-individu tidak ingin informasi yang disampaikannya diketahui oleh orang lain atau kompetitornya atau negara lain. Oleh karena itu dikembangkanlah cabang ilmu yang mempelajari tentang cara-cara pengamanan data atau dikenal dengan istilah Kriptografi. Dalam kriptografi terdapat dua konsep utama yakni enkripsi dan dekripsi. Enkripsi adalah proses dimana informasi/data yang hendak dikirim diubah menjadi bentuk yang hampir tidak dikenali sebagai informasi awalnya dengan menggunakan algoritma tertentu. Dekripsi adalah kebalikan dari enkripsi yaitu mengubah kembali bentuk tersamar tersebut menjadi informasi awal.

Latar belakang pegon. Huruf Pegon adalah huruf Arab atau lebih tepat: Huruf Jawi yang dimodifikasi untuk menuliskan bahasa Jawa. Kata Pegon konon berasal dari bahasa Jawa pgo yang berarti menyimpang. Sebab bahasa Jawa yang ditulis dalam huruf Arab dianggap sesuatu yang tidak lazim. Berbeda dengan huruf Jawi, yang ditulis gundul, pegon hampir selalu dibubuhi tanda vokal. Jika tidak, maka tidak disebut pegon lagi melainkan gundhul. Bahasa Jawa memiliki kosakata vokal (aksara swara) yang lebih banyak daripada bahasa Melayu sehingga vokal perlu ditulis untuk menghindari kerancuan. Bagi mereka yang pernah nyantri di pondok-pondok pesantren salaf mungkin sangat mengenal huruf Arab yang satu ini. Meskipun wujudnya memakai aksara Arab, pembacaannya menggunakan tata bahasa Indonesia karena sejatinya huruf Arab pegon memang berasal dari bahasa Melayu yang penulisannya menggunakan aksara Arab.

Membedakan huruf Arab pegon dengan huruf Arab asli sangat mudah. Penulisan Arab pegon menggunakan semua aksara Arab Hijaiyah, dilengkapi dengan konsonan abjad Indonesia yang ditulis dengan aksara Arab yang telah dimodifikasi. Modifikasi huruf Arab ini dikenal sebagai huruf jati Arab Melayu, berwujud aksara Arab serapan yang tak lazim. Misalnya, untuk konsonan ng, Arab pegon menggunakan huruf ain dengan tiga titik di atasnya. Sedangkan untuk konsonan p, diambil dari huruf fa dengan tiga titik di atasnya dan sebagainya. Selain itu, huruf Arab pegon meniadakan syakal (tanda baca) layaknya huruf Arab gundul. Sejarah penulisan Arab pegon di Nusantara diperkirakan ada sejak tahun 1200 M / 1300 M seiring dengan masuknya agama Islam menggantikan kepercayaan Animisme, Hindu, dan Budha. Di kalangan orang Malaysia, huruf Arab Pegon ini dikenal dengan sebutan tulisan jawi, sementara orang Jawa sendiri justru menyebutnya sebagai huruf Arab pegon. Banyak orang Jawa mengira bahwa huruf Arab pegon itu hanya milik orang Jawa saja karena penggunaannya sudah mentradisi di pesantren-pesantren salaf di Jawa. Bahkan, hingga kini komunitas santri di pesantren-pesantren salaf masih menggunakan huruf Arab pegon ini dalam memahami teks-teks Arab dan kitab kuning yang penerjemahannya memakai huruf Arab pegon. Di kalangan yang lebih luas, huruf Arab pegon dikenal dengan istilah huruf Arab Melayu karena ternyata huruf Arab berbahasa Indonesia ini telah digunakan secara luas di kawasan Melayu mulai dari Terengganu (Malaysia), Aceh, Riau, Sumatera, Jawa (Indonesia), Brunei, hingga Thailand bagian selatan (hlm. 9). Tak heran, jika kita membeli produk-produk makanan di kawasan dunia Melayu (Malaysia, Thailand Selatan, Brunei, dan beberapa wilayah di Indonesia) dapat dipastikan terdapat tulisan Arab pegon dalam kemasannya. Sayangnya, huruf Arab pegon kini tak lagi dikenal oleh masyarakat luas. Padahal, menurut sejarahnya, huruf Arab pegon telah digunakan secara luas oleh para penyiar agama Islam, ulama, penyair, sastrawan, pedagang, hingga politikus di kawasan dunia Melayu. Pergeseran penggunaan huruf Arab pegon menjadi huruf Rumawi dimulai saat Kemal Attaturk yang dikenal dengan sebutan Bapak Turki Modern menggulingkan kekuasaan Khalifah Utsmaniyah terakhir, Sultan Hamid II pada tahun 1924. Kongres bahasa yang diadakan di Singapura pada 1950-an memperkuat kedudukan huruf Rumawi. Salah satu keputusan dalam kongres tersebut menghasilkan pembentukan Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia yang mempelopori dan mengompori penggunaan abjad Rumawi. Saat itulah hampir semua penerbit koran, majalah, dan buku dengan terpaksa mengganti aksara Arab pegon dengan huruf Rumawi. Begitu sulitnya mempelajari huruf pegon dan semakin berkurangnya ahli pegon dan orang yang berminat untuk memeplajari huruf pegon maka kami memilih huruf pegon untuk membuat algoritma dalam kriptografi

Teori Kriptografi Kriptografi adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara menjaga agar data atau pesan tetap aman saat dikirimkan, dari pengirim ke penerima tanpa mengalami gangguan dari pihak ketiga. Menurut Bruce Scheiner dalam bukunya "Applied Cryptography", kriptografi adalah ilmu pengetahuan dan seni menjaga message-message agar tetap aman (secure). Konsep kriptografi sendiri telah lama digunakan oleh manusia misalnya pada peradaban Mesir dan Romawi walau masih sangat sederhana. Prinsip-prinsip yang mendasari kriptografi yakni: Confidelity (kerahasiaan) yaitu layanan agar isi pesan yang dikirimkan tetap rahasia dan tidak diketahui oleh pihak lain (kecuali pihak pengirim, pihak penerima / pihak-pihak memiliki ijin). Umumnya hal ini dilakukan dengan cara membuat suatu algoritma matematis yang mampu mengubah data hingga menjadi sulit untuk dibaca dan dipahami. Data integrity (keutuhan data) yaitu layanan yang mampu mengenali/mendeteksi adanya manipulasi (penghapusan, pengubahan atau penambahan) data yang tidak sah (oleh pihak lain). Authentication (keotentikan) yaitu layanan yang berhubungan dengan identifikasi. Baik otentikasi pihak-pihak yang terlibat dalam pengiriman data maupun otentikasi keaslian data/informasi. Non-repudiation (anti-penyangkalan) yaitu layanan yang dapat mencegah suatu pihak untuk menyangkal aksi yang dilakukan sebelumnya (menyangkal bahwa pesan tersebut berasal dirinya). Berbeda dengan kriptografi klasik yang menitikberatkan kekuatan pada kerahasiaan algoritma yang digunakan (yang artinya apabila algoritma yang digunakan telah diketahui maka pesan sudah jelas "bocor" dan dapat diketahui isinya oleh siapa saja yang mengetahui algoritma tersebut), kriptografi modern lebih menitikberatkan pada kerahasiaan kunci yang digunakan pada algoritma tersebut (oleh pemakainya) sehingga algoritma tersebut dapat saja disebarkan ke kalangan masyarakat tanpa takut kehilangan kerahasiaan bagi para pemakainya. Berikut adalah istilah-istilah yang digunakan dalam bidang kriptografi : Plaintext (M) adalah pesan yang hendak dikirimkan (berisi data asli). Ciphertext (C) adalah pesan ter-enkrip (tersandi) yang merupakan hasil enkripsi. Enkripsi (fungsi E) adalah proses pengubahan plaintext menjadi ciphertext.

Dekripsi (fungsi D) adalah kebalikan dari enkripsi yakni mengubah ciphertext menjadi plaintext, sehingga berupa data awal/asli. Kunci adalah suatu bilangan yang dirahasiakan yang digunakan dalam proses enkripsi dan dekripsi. Kriptografi itu sendiri terdiri dari dua proses utama yakni proses enkripsi dan proses dekripsi. Seperti yang

telah dijelaskan di atas, proses enkripsi mengubah plaintext menjadi ciphertext (dengan menggunakan kunci tertentu) sehingga isi informasi pada pesan tersebut sukar dimengerti. plaintext enkripsi ciphertext dekripsi plaintext

kunci enkripsi

kunci dekripsi

Gambar 2.1 Diagram proses enkripsi dan dekripsi Peranan kunci sangatlah penting dalam proses enkripsi dan dekripsi (disamping pula algoritma yang digunakan) sehingga kerahasiaannya sangatlah penting, apabila kerahasiaannya terbongkar, maka isi dari pesan dapat diketahui. Secara matematis, proses enkripsi merupakan pengoperasian fungsi E (enkripsi) menggunakan e (kunci enkripsi) pada M (plaintext) sehingga dihasilkan C (ciphertext), notasinya : Ee(M) C Sedangkan untuk proses dekripsi, merupakan pengoperasian fungsi D (dekripsi) menggunakan d (kunci dekripsi) pada C (ciphertext) sehingga dihasilkan M (plaintext), notasinya : Dd(C) = M Sehingga dari dua hubungan diatas berlaku :
Dd(Ee(M)) = M

Teori Pegon Algorithm. Pegon Algrithm menggunakan algoritma simetris (symmetric algorithm) adalah suatu algoritma dimana kunci enkripsi yang digunakan sama dengan kunci dekripsi sehingga algoritma ini disebut juga sebagai single-key algorithm. Plaintext enkripsi ciphertext dekripsi plaintext

kunci enkripsi (K)

kunci dekripsi (K)

Gambar 2.2 Diagram proses enkripsi dan dekripsi algoritma simetris

Sebelum melakukan pengiriman pesan, pengirim dan penerima harus memilih suatu suatu kunci tertentu yang sama untuk dipakai bersama, dan kunci ini haruslah rahasia bagi pihak yang tidak berkepentingan sehingga algoritma ini disebut juga algoritma kunci rahasia (secret-key algorithm). Kelebihan : Kecepatan operasi lebih tinggi bila dibandingkan dengan algoritma asimetrik. Karena kecepatannya yang cukup tinggi, maka dapat digunakan pada sistem real-time

Kelemahan : Untuk tiap pengiriman pesan dengan pengguna yang berbeda dibutuhkan kunci yang berbeda juga, sehingga akan terjadi kesulitan dalam manajemen kunci tersebut. Permasalahan dalam pengiriman kunci itu sendiri yang disebut key distribution problem

Adapun ketentuan dalam penggunaan pegon algorithm sebagai berikut : 1. Menggunakan huruf besar, walaupun ada beberapa huruf yang tidak bisa dikonversi ke huruf arab dengan pola huruf besar. 2. Kunci yang diberikan sudah dalam bentuk pegon, sehingga untuk membaca kunci tersebut harus di konversikan ke abjad biasa. 3. Urutan pegon yang diberikan mulai dari kiri ke kanan. 4. Jika kunci sudah dikonversi ke abjad biasa, maka urutan huruf pada kunci dimulai dari kanan ke kiri. 5. Kunci geser (angka) sebagai penanda banyaknya geseran pada huruf abjad. 6. Kunci geser berpola atas-bawah,bawah-atas,atas-bawah,dst. 7. Pergeseran pertama ke arah kanan, dan pergeseran ke dua ke arah kiri. 8. Hasil akhir dari proses diatas dikonversikan ke bentuk pegon

Contoh Enkripsi :
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

(Tabel konfersi) Plaintext : MEMBONGKAR GURITA CIKEAS K1 : U K2 : M R B U L R L U (pegon dari AKU PERGI KEBULAN) (pegon dari MENCARI LINUX)

K3 : (pegon dari : 3) Konfersi kunci ke huruf pegon : K1 A N K2 M M X K3 3 K A E U N N C I A L U U L P U E B R R E R R I G K I R I I L L A K G I C N N U E X M E R B B E U U P L L U A K N A

Menggeer K1 dengan K3 (atas bawah) K1 =NALUBEKINGREPUKA K3 = 3 Plaintext : MEMBONGKAR GURITA CIKEAS A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

N A L U B E K I

G R

M O

W X

M H

E K

M H

B U

O M

N J

G G

K D

A L

R S

G G

U W

R S

I P

T V

A L

C B

I P

K D

E K

A L

S T

Hasil dari proses diatas : HKHUMJGDLSGWSPVLBPDKLT

Menggeer K2 dengan K3 (bawah atas) K2 =XUNILIRACNEM K3 = 3 Plaintext : MEMBONGKAR GURITA CIKEAS => HKHUMJGDLSGWSPVLBPDKLT

A B C D E F G H I J

K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

X U N I

L R A C E M B D F

G H J K O P Q S T V

W Y Z

H M

K O

H M

U Z

M H

J N

G L

D J

L C

S S

G L

W V

S S

P Q

V U

L C

A E

P Q

D J

K O

L C

T T

Hasil dari proses diatas : MOMZHNLJCSLVSQCEQJOCT

Hasil proses ((K1>K3)>(K2>K3)) di konfersi ke bentuk pegon:

A B C B

D E F 

G H I J  

K L M N O P Q R S L M  Q R 

T U V W X Y Z U   

 Q

Pesan yang dikirim : M M L

QU Q

DAFTAR PUSTAKA http://melayuonline.com/bookreview/?a=SEgvbUhhUkVOSTQy=&l=arab-pegon http://id.wikipedia.org/wiki/Pegon http://www.suaramedia.com/sejarah/sejarah-islam/12555-perkembangan-penggunaan-aksara-pegon-danmelayu.html http://wapedia.mobi/id/Pegon http://www.bahtera.org/kateglo/?mod=dictionary&action=view&phrase=huruf%20pegon http://www.alhikmahonline.com/content/view/497/14/ http://keyboard-arab-pegon.software.informer.com/ http://www.seruan-global.com/tarikh-khazanah/perkembangan-penggunaan-aksara-pegon-dan-melayu.html http://bemuslimconr.multiply.com/journal/item/845/beMP..._Perkembangan_Penggunaan_Aksara_Pegon_dan_M elayu?&item_id=845&view:replies=reverse http://rol.republika.co.id/koran/153/44865/Perkembangan_Penggunaan_Aksara_Pegon_dan_Melayu

Pegon ALgortihm dapat d download di : http://faridl.web.id/download/ http://minidetik.com/2009/12/31/download-pegon-algorithm/

Anda mungkin juga menyukai