Anda di halaman 1dari 8

GUSTI CHYSTA SARAH I. 0809149 BOOK REPORT JUDUL : MULTIMEDIA LEARNING PENULIS : RICHARD E.

MAYER

BAB I JANJI-JANJI MULTIMEDIA LEARNING Apa Itu Multimedia? Multimedia adalah presentasi materi dengan menggunakan kata-kata dan gambar-gambar Multimedia learning adalah belajar dari kata-kata dan gambar-gambar Multimedia instructional message adalah penyajian pesan yang melibatkan kata-kata dan gambargambar yang ditujukan untuk meningkatkan pembelajaran Kasus Yang Mendukung Multimedia Learning Kasus yang mendukung multimedia learning didasarkan pada ide bahwa pesan-pesan instruksional harus dirancang sejalan dengan perkembangan otak manusia. Jadi, anggap saja manusia mempunyai dua sistem pemrosesan informasi; satu untuk materi-materi verbal dan satu untuk materi-materi visual. Tiga Pandangan Tentang Pesan-Pesan Multimedia Media pengiriman Fokusnya adalah pada sistem fisik yang digunakan untuk mengirimkan pesan, misalnya layar komputer, amplified speaker, proyektor, video, papan tulis, dsb Mode presentasi Fokusnya pada cara bagaimana materi tersebut disajikan, bagaimana penggunaan kata dan gambar. Misalnya, dalam multimedia berbasis komputer, materi dapat disajikan secara verbal dengan narasi atau teks on screen dan secara pictorial melalui grafik atau animasi. Modalitas sensori Menurut pandangan ini, multimedia berarti dua atau lebih sistem sensor (alat indra) yang dilibatkan dalam diri si murid Dua Pandangan Tentang Desain Multimedia Pendekatan berpusat ke teknologi Fokusnya pada kapabilitas-kapabilitas teknologi multimedia. Tujuannya memberi akses ke informasi. Isu-isu yang terkait adalah bagaimana kita menggunakan teknologi canggih dalam mendesain presentasi multimedia Pendekatan berpusat ke murid Fokusnya pada cara kerja otak manusia. Tujuannyamembantu kognisi manusia. Isu-isu yang terkait adalah bagaimana mengadaptasi teknologi multimedia untuk membantu kognisi manusia

Dua Metafora Bagi Multimedia Learning Metafora Definisi Konten Akuisisi Menambahkan Informasi informasi informasi ke memori Konstruksi Membangun Pengetah pengetahu struktur mental uan an yang koheren

Murid Penerima informasi secara pasif Penalar aktif

Guru Pemberi informasi Pemandu kognitif

Tujuan multimedia Memberikan informasi, bertindak sebagai kendaraan pengirim Memberi bimbingan kognitif, bertindak sebagai komunikator yang membantu

Tiga Jenis Hasil Multimedia Learning Ada dua tujuan utama pebelajaran yaitu mengingat dan memahami. Mengingat adalah kemampuan untuk memproduksi atau mengenali materi yang disajikan. Tolak ukur keberhasilan mengingat adalah tes retensi. Jenis tes retensi yang paling umum adalah mengingat kembali, si murid diminta untuk mereproduksi apa yang disajikan dan pengenalan. Jadi, isu utama dalam tes retensi meliputi kuantitas pembelajaran, yakni seberapa banyak yang bisa diingat. Memahami terjadi saat murid mampu menggunakan materi tersaji untuk problem solving (menyelesaikan masalah) dalam situasi baru. Tolak ukur keberhasilan memahami adalah tes transfer. Isu utama dalam tes transfer melibatkan kualitas pembelajaran, yakni seberapa bagus seseorang bisa menggunakan apa yang baru dipelajarinya. Hasil pembelajaran Tdk ada pembelajaran Pembelajaran hafalan Meaningful learning Deskripsi kognitif Tdk ada pengetahuan Pengetahuan terpisah-pisah Pengetahuan yang terpadu Tes Retensi Jelek Bagus Bagus

Transfer Jelek Jelek Bagus

Dua Jenis Pembelajaran Aktif

Aktivitas kognitif rendah Tdk meningkatkan hasil meaningful learning tinggi Meningkatkan hasil meaningful learning

Tdk meningkatkan hasil meaningful learning

Meningkatkan hasil meaningful learning

BAB II PESAN-PESAN INSTRUKSIONAL MULTIMEDIA Pesan instruksional multimedia adalah komunikasi menggunakan kata-kata dan gambar-gambar yang dimaksudkan untuk meningkatkan pembelajaran. Definisi ini mempunyai tiga bagian. Pertama, pesan instruksional melibatkan pengajar dan murid. Kedua, instruksional, yang mempunyai gagasan untuk meningkatkan pembelajaran dalam diri murid. Ketiga, multimedia, berarti bahwa pesan-pesan tersebut disajikan menggunakan kata dan gambar.

BAB III TEORI KOGNITIF TENTANG MULTIMEDIA LEARNING Tiga asumsi dari teori kognitif multimedia learning Saluran-ganda Manusia memiliki saluran terpisah untuk memproses informasi visual dan informasi auditori Kapasitas-terbatas Manusia punya keterbatasan dalam jumlah informasi yang bisa mereka proses dalam masingmasing saluran pada waktu yang sama Pemroresan-aktif Manusia melakukan pembelajaran aktif dengan memilih informasi masuk yang relevan, mengorganisasikan informasi-informasi itu ke dalam representasi mental yang koheren, dan memadukan representasi mental itu dengan pengetahuan lain. Lima jenis struktur pengetahuan Tipe struktur Deskripsi Representasi Contoh Proses Menjelaskan hub. sebab akibat Flow chart Penjelasan cara kerja sistem pendengaran manusia Perbandingan Membandingkan dua atau lebih Matriks Perbandingan antar teori unsur pembelajaran Generalisasi Menggambarkan ide utama dan Pohon bercabang Presentasi tentang penyebab perincian pendukungnya perang saudara di Amerika Enumerasi Menyajikan daftar item-item Daftar Daftar tujuh prinsip desain multimedia Klasifikasi Menganalisis domain menjadi Hierarki Klasifikasi biologis hewanset dan subset hewan laut Lima langkah dalam teori kognitif tentang multimedia learning Memilih kata-kata yang relevan Memilih gambar-gambar ynag relevan Menata kata-kata terpilih Menata gambar-gambar terpilih Memadukan representasi berbasis-kata dan representasi berbasis-gambar

BAB IV PRINSIP MULTIMEDIA Prinsip multimedia : murid bisa belajar lebih baik dari kata-kata dan gambar daripada dari kata-kata saja Alasan teoritis: saat kata-kata dan gambar-ganbar disajikan secara bersamaan, murid punya kesempatan untuk mengonstruksi model-model mental verbal dan pictorial dan membangun hubungan antara keduanya Alasan empiris: dalam enam dari sembilan tes, murid yang menerima teks dan ilustrasi atau narasi dan animasi terbukti berkinerja lebih baik dalam tes retensi daripada murid yang menerima teks saja atau narasi saja. Dalam sembilan dari sembilan tes, murid yang menerima teks dan ilustrasi atau narasi dan animasi terbukti berkinerja lebih baik dalam tes transfer daripada murid yang menerima teks saja atau narasi saja. Riset Tentang Multimedia Grafik memainkan peranan penting dalam instruksi berbasis buku maupun komputer. Ilustrasi dapat dikelompokkan ke dalam kategori berikut ini. Dekoratif : ilustrasi yang ditujukan untuk membangkitkan minat atau sekedar menghibur pembacanya, namun tidak terlalu meningkatkan pesan multimedia (misalnya: gambar sekelompok anak bermain di taman untuk pelajaran tentang prinsip-prinsip fisika) Representasional : ilustrasi yang memotret satu elemen tunggal (misalnya: gambar pesawat ruang angkasa) Organisasional : ilustrasi yang menggambarkan hubungan diantara unsur-unsur (misalnya: peta, tabel, atau chart yang menunjukkan bagian-bagian utama dari jantung) Eksplanatif : ilustrasi yang menjelaskan tata cara suatu sistem bekerja (misalnya: frame yang menjelaskan tata pompa bekerja) Implikasi : multimedia bisa berkerja dan memberikan hasil, setidaknya dalam kasus penjelasan ilmiah, bahwa dengan menambahkan ilustrasi pada teks atau menambahkan animasi pada narasi maka itu bisa membantu murid lebih memahami materi yang disajikan, hal ini disebut multimedia effect. BAB V PRINSIP KETERDEKATAN RUANG Prinsip keterdekatan ruang : murid-murid bisa belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar-gambar terkait disajikan saling berdekatan daripada saat disajikan saling berjauhan dalam halaman atau layar Alasan teoritis : saat kata-kata dan gambar-gambar terkait saling berdekatan di halaman (dalam buku atau pada layar komputer), maka murid tidak harus menggunakan sumber-sumber kognitif untuk secara visual mencari gambar tersebut di halaman atau layar itu. Murid akan lebih bisa menangkap dan menyimpan mereka bersamaan di dalam memori kerja pada waktu yang sama. Alasan empiris : dalam dua dari dua tes, murid-muri berkinerja lebih baik untuk tes retensi dan tes transfer saat kata-kata dan gambar-gambar terkait disajikan berdekatan di halaman (dalam buku atau dalam pada layar komputer) daripada saat mereka disajikan saling berjauhan. Dalam lima dari lima tes, murid-muri berkinerja lebih baik untuk tes retensi dan tes transfer saat kata-kata dan gambar-gambar terkait disajikan berdekatan di halaman (dalam buku atau pada layar komputer) daripada saat mereka disajikan saling berjauhan

Implikasi : pembelajaran penuh makna dari presentasi multimedia tidak hanya bergantung pada cara penyampaian informasi penting melainkan peletakan informasi penting baik berupa kata-kata maupun gambar secara beriringan. BAB VI PRINSIP KETERDEKATAN WAKTU Prinsip keterdekatan waktu : murid bisa belajar lebih baik jika kata-kata dan gambar-gambar yang berhubungan disajikan secara simultan (berbarengan) daripada secara suksesif (bergantian) Alasan teoritis : saat bagian narasi dan animasi terkait disajikan dalam waktu bersamaan, murid lebih memungkinkan untuk dapat membentuk representasi mental atas keduanya dalam memori kerja pada waktu bersamaan . jika tempo antara mendengar kalimat dan melihat animasi relaitf pendek, maka murid masih bisa membangun koneksi anatara kata-kata dan gambar-gambar. Alasan empiris : dalam tiga dari lima tes, murid-murid berkinerja lebih baik dalam tes retensi saat bagian animasi dan narasi disajikan secara simultan daripada saat bagian narasi dan animasi disajikan secara berbeda waktu. Dalam delapan dari delapan tes, murid-murid berkinerja lebih baik dalam tes transfer saat bagian animasi dan narasi disajikan secara simultan daripada saat bagian narasi dan animasi disajikan secara berbeda waktu. Implikasi : presentasi simultan memudahkan murid membangun hubungan antara materi verbal dan materi visual yang terkait. Sementara presentasi suksesif justru mempersulit pemrosesan kognitif aktif ini. BAB VII PRINSIP KOHERENSI Prinsip koherensi : murid-murid bisa belajar lebih baik jika materi ekstra disisihkan daripada dimasukkan. Prinsip koherensi bisa dipecah menjadi tiga versi yang saling melengkapi: 1. Pembelajaran si murid terganggu jika kata-kata dan gambar menarik, namun tidak relevan, ditambahkan ke presentasi multimedia 2. Pembelajaran si murid terganggu jika suara dan musik menarik, namun tidak relevan, ditambahkan ke presentasi multimedia 3. Pembelajaran si muridjadi meningkat jika kata-kata yang tidak diperlukan, disingkirkan dari presentasi multimedia Alasan teoritis : materi ekstra selalu bersaing memperebutkan sumber-sumber kognitif dalam memori kerja sehingga bisa mengalihkan perhatian murid dari materi yang penting, bisa mengganggu penataan materi, dan bisa menggiring murid untuk menata materi diatas landasan tema yang tidak sesuai Alasan empiris : dalam sebelas dari sebelas tes, murid-murid yang menerima presentasi multimedia singkat/padat bisa berkinerja lebih baik dalam tes retensi daripada yang dilakukan murid-murid yang menerima pesan multimedia berisi materi ekstra. Dalam sebelas dari sebelas tes, murid-murid yang menerima presentasi multimedia singkat/padat bisa berkinerja lebih baik dalam tes transfer daripada yang dilakukan murid-murid yang menerima pesan multimedia berisi materi ekstra Implikasi : presentasi yang singkat dan padat bisa membuat murid membangun representasi mental yang koheren, yakni fokus ke elemen-elemn kunci lalau secara mental menata mereka untuk mencerna materi dan menghasilkan pikiran logis.

BAB IX PRINSIP MODALITAS Prinsip modalitas: murid bisa belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada dari animasi dan teks on screen, yakni, murid bisa belajar lebih baik saat kata-kata dalam pesan multimedia disajikan dalam teks yang terucapkan daripada teks yang tercetak Alasan teoritis : jika gambar-gambar dan kata-kata sama-sama disajikan secara visual (yakni sebagai animasi dan teks), maka saluran visual atau pictorial bisa menderita kelebihan beban tetapi saluran auditori/verbal tak termanfaatkan. Jika kata-kata disajikan secara auditori, mereka bisa diproses dalam saluran auditori/verbal, sehingga saluran visual/pictorial hanya memproses gambar-gambar. Alasan empiris : dalam empat dari empat tes, murid-murid yang menerima animasi dan narasi berkinerja lebih baik dalam tes retensi daripada murid-murid yang menerima animasi dan teks on screen. Dalam empat dari empat tes, murid-murid yang menerima animasi dan narasi berkinerja lebih baik dalam tes transfer daripada murid-murid yang menerima animasi dan teks on screen Implikasi : menggantikan narasi menjadi teks on screen bisa mengganggu multimedia learning. BAB IX PRINSIP REDUDANSI Prinsip redudansi : murid bisa belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada dari animasi, narasi, dan teks Alasan teoritis : saat kata-kata dan gambar disajikan secara visual (yakni: animasi dan teks) saluran visual bisa menjadi kelebihan beban Alasan empiris : dalam dua dari dua tes, murid-murid yang menerima animasi dan narasi berkinerja lebih baik dalam tes retensi daripada murid-murid yang menerima animasi, narasi, dan teks. Dalam dua dari dua tes, murid-murid yang menerima animasi dan narasi berkinerja lebih baik dalam tes transfer daripada murid-murid yang menerima animasi, narasi, dan teks. Implikasi : menambahkan teks on screen yang redundan ke animasi bernarasi bisa mengganggu multimedia learning. Memori kerja visual menjadi kelebihan beban saat animasi dan teks on screen disajikan secara bersamaan sebagaimana dalam bentuk narasi, animasi ,dan teks. BAB X PRINSIP PERBEDAAN INDIVIDUAL Prinsip perbedaan individual : pengaruh desain lebih kuat bagi murid-murid berpengetahuan rendah daripada murid-murid berpengetahuan tinggi dan murid-murid dengan kemampuan spatial tinggi daripada spatial rendah Alasan teoritis : murid-murid berpengetahuan tinggi bisa menggunakan pengetahuan mereka sebelumnya untuk mengimbangi kurangnya panduan dalam presentasi, misalnya dengan membentuk gambaran pribadi dari presentasi yang hanya kata-kata. Murid-murid yang berpengetahuan rendah kurang bisa melakukan pemrosesan kognitif yang berguna saat presentasinya kurang panduan. Muridmurid berkemampuan spatial tinggi memiliki kapasitas kognitif untuk memadukan representasi verbal dan representasi visual dari dari presentasi multimedia yang efektif. Murid-murid berspatial rendah harus mengerahkan begitu banyak kapasitas kognitif mereka untuk menahan adanya gambaran lain

dalam memorinya sehingga kurang memiliki kapasitas tersisa untuk mengintegrasikan representasi verbal dan representasi visual. Alasan empiris : dalam dua dari tiga tes, murid-murid berpengetahuan rendah mencapai perolehan lebih tinggi dalam tes retensi dari penerapan prinsip-prinsip desain multimedia daripada yang dicapai muridmurid berpengetahuan tinggi. Dalam empat dari empat tes, murid-murid berpengetahuan rendah meraih perolehan lebih tinggi dalam tes transfer dari penerapan prinsip-prinsip desain multimedia daripada yang dicapai murid-murid berpengetahuan tinggi. Dalam dua dari dua tes, murid-murid dengan kemampuan spatial tinggi mencapai perolehan lebih besar dalam tes transfer dari penerapan prinsipprinsip desain multimedia daripada yang dicapai murid-murid spatial rendah. Tidak ada tes yang melibatkan retensi untuk murid-murid spatial rendah dan tinggi. Implikasi : saat bekerja untuk murid-murid berkemampuan spatial tinggi dan berpengetahuan rendah, berhati-hatilah dalam menerapkan prinsip-prinsip desain multimedia. Ada tiga implikasai instruksional yang mungkin: individualisasi, metode-multi, dan pra-training. Dalam pendekatan individualisasi, dapat didesain jenis presentasi untuk murid berpengetahuan rendah dan jenis presentasi lain untuk murid berpengetahuan tinggi. Dalam pendekatan metode-multi, dapat didesain jenis instruksi berbeda dalam suatu presentasi, jadi murid bisa fokus pada jenis metode yang paling cocok pada dirinya, namun harus tetap berhati-hati karena menambahkan materi ekstra bisa mengganggu pembelajaran. BAB XI PRINSIP-PRINSIP DESAIN MULTIMEDIA Prinsip-Prinsip Desain Multimedia 1. Prinsip multimedia : Murid-murid bisa belajar lebih baik dari kata-kata dan gambar-gambar daripada kata-kata saja 2. Prinsip keterdekatan ruang : Murid-murid bisa belajar lebih baik saat kata-kata dan gambargambar terkait disajikan saling berdekatan daripada saling berjauhan di halaman atau layar 3. Prinsip keterdekatan waktu : Murid-murid bisa belajar lebih baik saat kata-kata dan gambargambar terkait disajikan secara simultan (berbarengan) daripada suksesif (bergantian) 4. Prinsip koherensi : Murid-murid bisa belajar lebih baik saat kata-kata, gambar-gambar, atau suara-suara ekstra dibuang daripada dimasukkan 5. Prinsip modalitas : Murid-murid bisa belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada dari animasi dan teks on screen 6. Prinsip redudansi : Murid-murid bisa belajar lebih baik dari animasi dan narasi daripada dari animasi, narasi, dan teks on screen 7. Prinsip perbedaan individual: Pengaruh desain lebih kuat pada murid-murid berpengetahuan rendah daripada berpengetahuan tinggi, dan terhadap murid-murid berkemampuan spatial tinggi daripada berspatial rendah Lima Pertanyaan Tentang Multimedia Apakah multimedia bisa bekerja? Multimedia bisa bekerja terutama saat penjelasan multimedia menggunakan kata-kata dan gambar-gambar daripada kata-kata saja. Kapan multimedia bekerja? Ada lima kondisi yang mengarah ke presentasi multimedia yang efektif: 1. Keterdekatan ruang, saat kata-kata dan gambar-gambar terkait disajikan saling berdekatan

2. Keterdekatan waktu, saat kata-kata dan gambar-gambar terkait disajikan secara simultan daripada suksesif 3. Koherensi, saat kata-kata, suara-suara, dan gambar-gambar tambahan diminimalisasikan 4. Modalitas, saat kata-kata disajikan sebagai ucapan daripada sebagai teks 5. Redundansi, saat kata-kata disajikan sebagai ucapan daripada sebagai ucapan sekaligus teks Untuk siapakah multimedia bekerja? Presentasi multimedia yang didesain dengan baik bisa bekerja optimal untuk murid-murid yang mempunyai pengetahuan awal lebih rendah daripada yang berpengetahuan lebih tinggi terhadap masalah yang menjadi subjek. Bagaimana multimedia bekerja? Multimedia bekerja didasarkan pada tiga asumsi: bahwa orang memiliki saluran auditori dan saluran visual yang terpisah, bahwa saluran tersebut memilik kapasits-kapasitas yang terbatas, dan bahwa pembelajaran yang penuh makna itu melibatkan orang secara aktif memilih, menata, dan memadukan informasi auditori dan visual yang masuk. Apa yang membuat presentasi multimedia jadi efektif? Presentasi multimedia akan menjadi efektif jika tujuh prinsip-prinsip multimedia dipenuhi.

Anda mungkin juga menyukai