Anda di halaman 1dari 17

BAB VI PROSES PERANCANGAN

NAMA NIM

: ZATI PIQHI : 0902282

Yang dimaksud tahapan perancangan di sini adalah alat atau suatu proses untuk membantu kita dalam menyelesaikan problematik rancangan. Corak ragamnya banyak, mulai dari faktor gaya si pembuatnya, pola yang dianut, bentuk gambarnya, waktu, jumlah disiplin yang terlibat, macam proyek, tujuan proyek, manejement, proyek wisata, dan lain-lain. Sebelum melangkah pada tahapan ataupun proses rancangan, dibutuhkan perumusan tentang tujuan. Dalam garis besarnya yakni sistem linier dan sistem putaran. Sistem linear dipergunakan untuk enjenering/desain dengan sasaran selesai dan menghasilkan sebuah keputusan. Sistem putaran dipergunakan untuk tujuan planning/perencanaan yang memerlukan evaluasi, pembengunan berjangka, pembangunan bertransisi, pembangunan sektoral yang menyangkut multiaspek dan menghasilkan sebuah kesimpulan.

A. TAHAP PENDATAAN
Dalam hal rencana usulan proyek yang terpenting adalh penalaran terhadap masalah yang diajukan. Dasar/titik awal perancangan lansekap bero;ak dari Master plan yang diajukan. Artinya perlu dipikirkan kelengkapan data fisik bangunan/perkerasan dari master plan tersebut (misal, denah, tampak, potongan, peta topografi, informasi fisual, dan informasi teknis lainnya.) hal yang perlu dipelajari dan dipertanyakan tentang lokasi yang dirancang adalah sebagai berikut ; 1. apa dasar pemikiran proyek tersebut. 2. apa permasalahannya (yang berkaitan dengan lansekap) 3. tentukan sasaran dan tujuan rancangan. 4. tentukan tema yang spesifik dan sesuai dengan aktivitas kegiatannya. 5. bagaimana pendekatan perancangannya. 6. apa ada landasan teori yang mendukung dalam pemecahan masalah yang dirumuskan.

Perbandingan ruang terbangun dan ruang terbuka antara 40% : 60% (kecuali urban area/tapak di perkotaan, biasanya sangat terbatas) massa bangunan sebaiknya nersifat majemuk. Pola tata letak bangunan memungkinkan untuk pengembangan ruang, sirkulasi, dan fasilitas lingkungan. Data lain yang perlu diketahui adalah ;
1. berapa keseluruhan luas tapak, termasuk batas poyek. 2. siapa pemilik proyek tersebut. 3. bagaimana sifat dari proyek tersebut. 4. keadaansifat tanah.

5. geologi.
6. hidrologi. 7. iklim. 8. curah hujan. 9. topografi. 10. vegetasi. 11. sessori sebagai potensi positif atau negatif.

12. lingkungan sekitar dan,


13. aspek sosial budaya dan ekonomi.

B. TAHAP ANALISIS
Kita menganalisis terhadap potensi dan kendala yang mungkin timbul dari rancangan kita. Kita tidak dapan melakukan penganalisisan sebelum tujuan dan sasaran yang kita inginkan telah terumuskan. Contoh, tujuan kita adalah merancang lansekap area rekreasi dengan pemanfaatan area topogtafi. Segala sesuatu yag kita analisis, baik tapak, aktivitas, selalu mengarah ke tujuan yang dimaksud. Jadi, yang dianalisis adalah tapak yang akan dirancang. Analisis tapak memerlukan pertimbangan yang sistematis terhadap3 korteks utama, yaitu;

1. korteks penganalisisan terhadap aktivitas dan fungsi pemakai.


2. korteks penganalisisan terhadap spatial/lingkingan tapaknya (alamiah/buatan) 3. korteks penganalisisan terhadap behavioral (pola aktivitas sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan tapak sekitartermasuk kebijakan umum yang mempengaruhi pengembangan tapak)

1. ANALISIS TERHADAP PENGGUNA RUANG/PEMAKAI UNTUK MENDAPATKAN PROGRAM KEBUTUHAN.


Banyaknya jumlah pemakai, jenis kelamin pemakai mana yang lebih dominan, umur menurut golongan, kebiasan setempat, golongan ekonomi, pekerjaan, dan lain-lain. Arti pola tingkah laku manusia pemakai dan tingkat sosiologis memberikan pertimbangan terhadap aktivitas kegiatan yang diperlukan. Misalkan untuk suatu rancangan lansekap hotel resort. Maka apa itu yang diperlukan harus ada kaitannya dengan aktivitas untuk golongan dewasa dan anak-anak.

2. ANALISIS TERHADAP PENGGUNA RUANG/PEMAKAI UNTUK MENDAPATKAN PROGRAM KEBUTUHAN.


Lingkungan alamiah yaitu elemen-elemen alami dan keadaan tempat sekitar tapak (iklim, air, tanah, topografi, vegetasi, dan kehidupan makhluk hidup lainnya) a. IKLIM Meliputi aspek-aspek bagaimana suhu secara regional (macro climate), suhu di dalam tapak (micro climate), arah sinar matahari, curah hujan, kekuatan angin, frekuensi angin, dan kelembaban. Analisis ini dibutuhkan agar rancangan lansekap memperhatikan energy concicous. Pengaruh iklim ini akan mempengaruhi ruang-ruang yang dikendaki ataupun keterindungan terhadap pengaruh panas dan teduhnya suatu ruangan.

b. VEGETASI/MAKHLUK HIDUP LAINNYA Suatu kumpulan vegetasi akan mempengaruhi kondisi iklim, karakter, tapak dan tipe tanah. Vegetasi mempunyai kaitan erat dengan ekosistem setempat. Tumbuh-tumbuhan merupakan potensi tapak yang penting dalam hal pembentukan skala, tekstur, warna, tapak serta komposisi. Pepohonan dapat digunakan untuk menciptakan bidang vertikal, menutup pandangan yang kurang baik, dan menciptakan iklim pada ruangan yang akan dirancang. Semak dimanfaatkan untuk memperoleh tekstur warna, komposisi, pengarah sirkulasi, serta pembatasruangan . Sedang penutup tanah (rerumputan) membentuk bidang alas dan merupakan elemen penting untuk mengurangi erosi tanah permukaa.

c. TOPOGRAFI toporafi mempengaruhi rancangan dalam 3 hal, yaitu; Topografi mempengaruhi iklim dan cuaca.

1.

2.
3.

Topografi mempengrihi bidang muka tanah untuk keperluan enjinering (konstruksi)


Topografi menggambarkan karakter tapak.

bentuk muka tanah (daratan, bukit) mempengaruhi mikro climate karena adanya pergerakan udara dan orientasi pergerakan matahari. Pada malam hari daerah yang rendah mempunyai suhu yang lebih dingin dibandingkan dengan lereng yang lebih tinggi. Hal ini mempengaruhi perletakan tanaman yang sesuai dengan tujuan rancangan. Pada daerah dengan kemiringan kontur tertentu memerlukan enjinering/konstruksi tertentu. Kemiringan di bawah 4% sebagai daerah datar cocok untuk aktivitas/kegiatan yang padat (seperti tempat parkir, kolam renang, plaza, olahraga) kemiringan antara 4-10% untuk kegiatan sedang dan ringan (seperti gazebo, olahrga). Sedangkan kemiringan lebih dari 10% lebih cocok untuk penempatan titik pandang, ruang khusus dan pembibitan.

d. TANAH kondisi tanah yang dimaksud yaitu tanah dalam korteks enjinering (rekayasa) dan tanah dalam korteks jenis sifat dan unsur tanah itu sendiri. Analisis tanah mempengaruhi ; 1. Sifat ekolagis sebagai medium untuk penunjang hidup tumbuh_tumbuhan. 2. Sistem pemilihan konstruksi. 3. Sebagai potensi fisik tapak. ini diperlukan karna sifat tanah yang penting bagi tumbuh-tumbuhan adalah drainase, kadar organis, keasama (pH), dan tersedianya zat giza nitrogen. Ini akan menentukan perkiraan jenis tanaman yang dapat tumbuh pada lokasi tersebut dan usaha untuk menjadikan struktur jenis tanah sesuai dengan habitat tanaman.

e. AIR

Analisis terhadap unsur adanya air dalam tapak dikarenakan 3 hal yaitu ; 1. Air sangat penting sebagai elemen dasar yang menunjang kehidupan. 2. Air permukaan dan air bawah tanah mempengaruhi potensi pengembangan tapak. 3. Air merupakan elemen lansekap. air berasal dari air hujan atau airpun berada dibawah tanah itu sendiri. Air ini akan mempengaruhi tanaman. Artinya kita harus menganalisis dimana adanya sumber air. Dengan adanya kemiringan tanah, maka terjadi aliran yang dapat menyebabkan faktor run off dan akan terjadi bentuk drainase alamiah yang mempengaruhi bentuk muka tanah. Keberadaan air sungai yang mengalir dapat menjadi potensi elemen lansekap untuk menciptakan kesan ketenangan, refleksi, aktifitas rekreasi, dan lain-lain.

f. SENSORI

Analisis yang perlu dilakukan adalah view/titik pandang/titik pengihatan. View/pandangan dari tapak termasuk posisi titik pandang yang potensial untuk melihat potensi lansekap.

g. SUMBER KEBISINGAN

Dimana sumber kebisingan, berapa besar sumber kebisingan tersebut, apa yang menyebabkan kebisingan tersebut, kemana arah sumber kebisingan bergerak, dan lain-lain.

h. PEMANDANGAN YANG BAIK DAN PEMANDANGAN YANG BURUK

Didasari dari hal yang menarik dan yang kurang menarik mempunyai penilaian yang relatif (subjektif). Bila dikaitkan dengan tujuan dan sasaran perancangan, maka penilaian tersebut dapat dibuat dengan cara memperbandingkan yang satu dengan yang lainnya. Mana yang lebih berpotensi dibandingkan dengan yang lainnya. Demikian pula potensi tanaman yang ada disekitar tapak hingga pemikiran borrowed scenery dapat dimasukan dalam rancangan.

3. EVALUASI MASTER PLAN (ANALISIS LINGKUNGAN BUATAN UNTUK MEMAHAMI KONSEP DARI MASTER PLAN)
Lingkungan binaan yaitu semua data dari elemen buatan manusia yang ada di dalam tapak, misalkan bangunan, jalan, drainase, dan lain-lain. Evaluasi master plan bukan untuk menilai baik/buruknya rencana yang ada, melainkan untuk mengetahui, memahami, dan mengenal konsep ruang, konsepsi sirkulasi, dari master plan yang yang dikerjakan oleh site planner. Dengan mengetahui konsepsi master plan tersebut, maka pemikiran kita terhadap program rancangan lansekap yang dibuat akan menyesuaikan dengan rencana tersebut. Faktor yang perlu dianalisis untuk dipahami dari lingkungan binaan antara lain sebagai berikut ; a. MENGETAHUI BATAS TAPAK Batas tapak dalam master plan perlu dikenal.dikaitkan dengan skala gambar. Berapa luasan kuantitatif bangunan dan luar ruangannya dengan satuan meter persegi. Mengenali pencapaian dari luar tapak.

b. MENGETAHUI KONSEP RUANG/ZONING/TATA LETAK BANGUNAN batas tapak dalam master plan pelu dikaitkan dengan skala gambar, berapa kuantitatif luas bangunan dan luar ruangnya dengan satuan meter persegi. Dan mengenali pencapaian dari luar tapak.

c. MENGETAHUI POLA SIRKULASI Pola sirkulasi yang ada pada master plan sudah sepantasnya untuk dipelajari. Bagaimana konsep dari sirkulasi pejalan kaki. Demikian pula dengan konsep sirkulasi kendaraan bermotor. Apakah melalui pendekatan pola direct system ataukah dengan irregular system sistem yang digunakan.

d. MENGETAHUI BENTUK FISIK BANGUNAN Bentuk arsitektural, style/gaya dan ketinggian bangunan diamati dan diperhatikan dengan cermat. Apakah konsep dan bentuk bangunan tersebut mengambil gaya tropis ataukah kolonial ataupun modern.

e. MENGETAHUI POLA DRAINASE Yaitu sistem saluran pembuangan muka tanah ataupun didalam tanah yang berhubungan dengan limbah yang berasal dari kegiatan didalam bangunan.

f. MENGENAL SARANA UTILITAS Misalkan letak titik lampu penerangan ruang luarnya. Dimana letak terminal pembuangan limbah sampah. Dimana letak sumber air pompa. Dimana letak-letak sarana lainnya.

4. ANAALISIS TERHADAP SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA, DAN LINGKUNGAN TAPAK SEKITAR TERMASUK KEBIJAKSANAAN UMUM UNTUK MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN TAPAK
Faktor sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan sekitar perlu dianalisis. Foktor budaya apapun menjadi suatu tolak ukur keberhasilan sebuah rancangan. Msalkan kebiasaan penduduk sekitar yang menganggap bahwa pohon beringin suatu jenis tanaman yang mempunyai nilai sakral, maka janganlah menempatkan pohon tersebut menjadi pohon peneduh ditempat parkir atau daerah service. Dengan faktor lingkungan terutama karakteristik lansekap yang ada, perlu dipertimbangkan masak-masak agar rancangan lansekap yang diciptakan menjadi harmonis dengan lingkungannya.

C. ANALISIS TAPAK
Setelah memahami karakter tapak, konsepsi dari master plan, maka berikutnya memasukan program aktivitas yang direncanakan kedalam tapak dengan pertimbangan kondisi dan karakter tapak tadi. Ini memerlukan pemikiran secara logis dan objektif.

D. TAHAP SKEMATIK
Tahap sintesis merupakan pemikiran terhadap konsep pemecahan masalah yang ingin diaplikasikandalam tapak. Jadi, yang dimaksud konsep disini adalah konsep programatik. Konsep programatik adalah mengacu pada gagasan yang disetujui terutama sebagai pemecahan fungsional dan operasional. Konsep tersebut adalah gagasan umum dan mengacu pada tapak. Disamping itu perlu dibedakandengan konsep desain. Konsep desain adalah mengacu pada gagasan yang dimaksud sesuai tujuan pemecah fisik arsitektural. Perlu diperhatikan konsep programatik yang disajikan bukan uraian atau gambaran konsep teoritis melainkan konsep dari pemecahan masalah ke dalam tapak.

E. TAHAP PERANCANGAN
tahan ini merupakan tahap desain atau sintesis, yaitu usulan keputusan pemecahan masalah desain walaupun masih bersifat sementara. Atau dengan kata lain adalah pengaplikasian konsep program kedalam tapak melalui pertimbangan arsutektural, yaitu tema, komponen pembentuk ruang, bentuk/gaya, fungsi ruang, kesan ruang, nilai ruang, komposisi, skala, warna ,bahan material (alami/buatan), sistem konstruksi, estetika, tekstur, dan lainlain.

F. TAHAP PENGEMBANGAN RANCANGAN


tahap ini merupakan tahap keputusan atau tahap final dari pemecahan masalah desain yang nantinya menjadi dasar bagi rancangan detail selanjutnya. Yang penting pada tahap ini adalah memberikan visualisasi rancangan secara jelas, teratur, sistematis dan profesional dalam menggunakan teknik-teknik visualisasi gambar.

Anda mungkin juga menyukai