Anda di halaman 1dari 23

Blok Paradigma Sehat Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar Dhanis Sartika 10.2012.519 (dhanissartika98@gmail.

com) F9 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl Arjuna Utara 6 Jakarta 111510 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki berbagai permasalahan tentang kesehatan yang begitu kompleks.Permasalahan kesehatan yang terus ada sampai saat ini adalah penyakit menular. Kasus ini menyerang tidak hanya pada usia dewasa dan tua saja tetapi juga balita dan anak-anak. Anak-anak menjadi seseorang yang paling rentan terhadap penyakit dikarenakan kemampuan pertahanan tubuhnya sendiri yang belum mantab, kebiasaan untuk hidup bersih dan sehat yang belum ternanam dengan baik, adanya pengaruh dari lingkungan seperti saat ia berinteraksi bersama teman-teman di sekolah dan di luar sekolah, anggota keluarganya dan faktor genetika. Sebuah kasus yang terjadi pada beberapa siswa di Sekolah Dasar (SD) Harapan Jaya yang tidak masuk sekolah diperkirakan karena sebuah penyakit menular menjadi daya tarik dalam penulisan makalah tinjauan pustaka ini. 1.2. Tujuan Tujuan dari penulisan tinjauan pustaka ini adalah a. Mampu memahami dan menjelaskan paradigma sehat b. Mampu memahami dan menjelaskan perilaku hidup bersih dan sehat c. Mampu memahami dan menjelaskan kesehatan lingkungan d. Mampu memahami dan menjelaskan pelayanan kesehatan khususnya pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) e. Mampu memahami dan menjelaskan penyakit menular

Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar

1.3. Area Pembahasan Pada makalah tinjauan pustaka ini akan memusatkan pembahasan mengenai permasalahan penyakit menular yang terjadi pada siswa yang duduk di bangku sekolah dasar, mulai dari apa saja penyakit menular yang biasanya sering menyerang, faktor apa saja yang dapat mempengaruhi, bagaimana perjalanan penularan penyakit, cara menangani dan mencegah penularan penyakitnya serta membahas pula komitmen Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan Indonesia yang sehat. 1.4. Hipotesa Penyakit yang menyerang beberapa siswa SD Harapan Jaya ini memiliki kemampuan untuk itu ditularkan dari satu siswa ke siswa lainnya dan kemungkinan diakibatkan oleh pengaruh lingkungannya. 2. Pembahasan 2.1. Paradigma Sehat Paradigma sehat adalah komitmen bersama yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia sebagai gerakan nasional dan menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. Paradigma sehat dikatakan sebagai sebuah konsep pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas utama pada upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif), dibandingkan upaya pelayanan penyembuhan atau pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. 2.1.1. Indonesia Sehat 2010 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menetapkan visi dan misi terbarukan untuk pembangunan kesehatan di negara ini. Visinya tercantum dalam sebuah motto, Indonesia Sehat 2010. Maksudnya di tahun 2010, bangsa Indonesia diharapkan dapat mencapai tingkat kesehatan tertentu yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan yang sehat, mempraktekan hidup bersih dan sehat, mampu menyediakan dan

memanfaatkan (menjangkau) pelayanan kesehatan yang bermutu sehingga mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya. Misi menjawab tantangan

yang diberikan oleh visi, diantaranya menggerakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 2

merata dan

terjangkau, serta memelihara dan meningkatkan kesehatan

individu, keluarga dan masyarakat termasuk lingkungannya. Setelah membahas visi dan misi, tentunya hadir pula strategi pembangunan kesehatan terbarukan. Strategi tersebut adalah pembangunan nasional berwawasan kesehatan, profesionalisme, jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM) dan desentralisasi. Dari berbagai strategi yang ada terdapat faktor-faktor kritis yang perlu dipahami a. Pembangunan nasional berwawasan kesehatan: visi kesehatan sebagai landasan bagi pembangunan nasional, paradigm sehat sebagai komitmen nasional, sistem advokasi untuk upaya promotif dan preventif dalam program kesehatan yang paripurna. b. Profesionalisme: konsolidasi manajemen sumber daya manusia (SDM), perkuatan konsep profesionalisme kedokteran dan kesehatan, aliansi strategis antara profesi-profesi kesehatan dengan profesi-profesi lain.. c. Jaminan pelayanan kesehatan masyarakat: komitmen bersama dan gerakan yang mendukung paradigma sehat, dukungan peraturan perundang-undangan, sosialisasi internal maupun eksternal. d. Desentralisasi: perimbangan dan keselarasasn antara desentralisasi, dekonstruksi dan tugas pembantuan, kejelasan jenis dan tingkat kewenangan, mekanisme pembinaan dan pengawasan yang efektif. Sebagai kelanjutan dari visi, misi dan strategi terdapat Program Pembangunan Kesehatan yang merupakan bagian dari Program Pembangunan Nasional (Propenas). Enam Program Pembangunan Nasional yaitu a. Program lingkungan sehat, perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat b. Program upaya kesehatan c. Program perbaikan gizi masyarakat d. Program sumber daya kesehatan e. Program obat, makanan dan bahan berbahaya f. Program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan

Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar

2.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Perilaku hidup bersih dan sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Penerapan PHBS memiliki sasaran yang diinginkan, contohnya adalah sasaran rumah tangga dan institusi pendidikan. Di dalam institusi pendidikan nantinya dibagi lagi menjadi tiga sasaran yaitu primer sekunder dan tersier. a. Sasaran primer adalah sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan dirubah perilakunya atau murid dan guru yang bermasalah

(individu/kelompok dalam institusi pendidikan yang bermasalah). b. Sasaran sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan yang bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru, orang tua murid, kader kesehatan sekolah, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait, PKK c. Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala puskesmas, Depdiknas setempat (Departemen Pendidikan Nasional), guru, tokoh masyarakat dan orang tua murid.1 2.2.1. Manajemen Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS di Kabupaten/Kota dikoordinasikan melalui tiga sentra, yaitu Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas merupakan pusat kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di tingkat kecamatan dengan sasaran baik individu yang datang ke Puskesmas maupun keluarga dan masyarakat di wilayah Puskesmas. Rumah Sakit bertugas melaksanakan promosi kesehatan dan PHBS kepada individu dan keluarga yang datang ke
Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 4

Rumah Sakit. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaksanakan promosi kesehatan untuk mendukung promosi kesehatan dan PHBS yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan Rumah Sakit serta sarana pelayanan kesehatan lainnya yang ada di Kabupaten/Kota. Penanggung jawab dari semua kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di daerah adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus dapat mengkoordinasikan dan menyusun kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di wilayahnya dengan melibatkan sarana-sarana kesehatan yang ada di Kabupaten/Kota tersebut.1 2.2.2. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Perilaku hidup bersih dan sehat memiliki banyak manfaat diantaranya yang dapat ditemukan, yaitu setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit, rumah tangga sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluarga dan dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga.1 2.2.3. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2.2.3.1. Indikator PHBS Tatanan Institusi Pendidikan Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan kesehatan di institusi pendidikan. Indikator institusi pendidikan adalah Sekolah Dasar negeri maupun swasta (SD/MI). Sasaran PHBS tatanan institusi pendidikan adalah sekolah dan siswa dengan indikator : a. Tersedia jamban yang bersih dan sesuai dengan jumlah siswa b. Tersedia air bersih atau air keran yang mengalir di setiap kelas c. Tidak ada sampah yang berserakan dan lingkungan sekola yang bersih dan serasi d. Ketersediaan UKS yang berfungsi dengan baik e. Siswa menjadi anggota dana sehat (JPKM, jaminan pelayanan kesehatan masyarakat) f. Siswa pada umumnya (60 %) kukunya pendek dan bersih g. Siswa tidak merokok h. Siswa ada yang menjadi dokter kecil atau promosi kesehatan
Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 5

sekolah (minimal 10 orang)1 2.3. Kesehatan Lingkungan Undang-Undang Dasar 1945 pasal pasal 28 H menjadi alasan mengapa diangkat pembahasan mengenai kesehatan lingkungan. Fakta di lapangan yang menarik perhatian adalah masih tingginya insidensi rata-rata penyakit yang disebabkan oleh kurang terjaganya kesehatan lingkungan,salah satunya demam berdarah. WHO menjelaskan arti kesehatan lingkungan merupakan keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungannya agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Lingkungan yang sehat memiliki arti lingkungan yang bebas dari kerawanan sosial budaya dan polusi, tersedianya air minum dan sarana sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan. Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan yang sehat, individu, keluarga dan masyarakat dapat memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) yang sekarang lebih dikenal dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menempatkan kesehatan lingkungan menjadi salah satu dari 6 bagian Program Pembangunan Kesehatan yang merupakan kelanjutan Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat. Program lingkungan sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang sehat yang mendukung tumbuh kembang anak dan remaja, memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup sehat dan memungkinkan interaksi sosial, melindungi masyarakat dari ancaman bahaya yang berasal dari lingkungan sehigga tercapai derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat yang optimal. Sasaran program ini ialah a. Tersusunnya kebijakan dan konsep peningkatan kualitas lingkungan di tingkat lokal, regional dan nasional dengan kesepakatan lintas sektoral tentang tanggungjawab perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan b. Terselenggaranya upaya peningkatan lingkungan fisik, sosial dan budaya masyarakat dengan memaksimalkan potensi sumber daya secara mandiri c. Meningkatnya kesadaran dan tanggung jawab masyarakat untuk memelihara lingkungan sehat d. Meningkatnya cakupan keluarga yang mempunyai akses terhadap air bersih yang memenuhi kualitas bakteriologis dan sanitasi lingkungan tingkat kota dan pedesaan
Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 6

e. Tercapainya pemukiman dan lingkungan perumahan yang memenuhi syarat keseharan di pedesaan dan perkotaan termasuk penanganan daerah kumuh f. Terpenuhinya persyaratan kesehatan di tempat ibadah, pasar, sarana pendidikan, jasa boga, restoran atau rumah makan dan hotel atau penginapan g. Terpenuhinya lingkungan sekolah dengan ruang yang memadai dan kondusif untuk menciptakan interaksi sosial dan mendukung perilaku hidup yang sehat h. Terpenuhinya persyaratan kesehatan, termasuk bebas radiasi di tempat kerja, perkantoran dan industri i. Terpenuhinya persyaratan kesehatan, termasuk pengolahan limbah di seluruh rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lain j. Terlaksananya pengolahan limbah industri dan polusi udara oleh industry maupun sarana transportasi k. Menurunnya paparan pestisida dan insektisida di lingkungan kerja pertanian dan industri serta pengawasan produk-produknya untuk keamanan konsumen.2 Lingkungan memiliki dua tujuan dan ruang lingkup meliputi umum dan khusus. Untuk yang pertama dilihat adalah tujuan dan ruang lingkup umum, melakukan segala perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia, melakukan usaha pencegahan dengan mengatur berbagai sumber lingkungan dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia. melakukan kerjasama dan melaksanakan program secara terpadu antara masyarakat, pemerintah, lembaga non pemerintah dalam menghadapi bencana alam atau wabah penyakit menular. Sedangkan pada tujuan dan ruang lingkup khusus menyangkut usaha perbaikan atau pengendalian terhadap lingkungan hidup manusia. Beberapa contohnya antara lain: a. Kecukupan penyediaan air bersih yang memeunhi persyaratan kesehatan b. Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi oleh masyarakat secara luas c. Perubahan ekosistem yang disebabkan oleh pencemaran akibat sisa pembakaran berbagai bahan bakar, kebakaran hutan dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya
Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 7

d. Hadirnya berbagai limbah dari berbagai sumber e. Melakukan kontrol terhadap antrophoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan memutuskan rantai penularan penyakitnya f. Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi persyaratan kesehatan g. Kebisingan, radiasi dan kesehatan kerja h. Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan dan evaluasi program kesehatan lingkungan Lingkungan hidup pada manusia maupun makhluk hidup lainnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Lingkungan hidup internal: proses fisiologi dan biokimia yang berlangsung dalam tubuh manusia pada saat tertentu yang juga mampu menyesuaikan diri dengan keadaan dan perubahan yang terjadi di luar tubuh untuk kelangsungan hidupnya yang disebut juga bersifat homeostasis, contohnya perubahan dari panas ke dingin b. Lingkungan hidup eksternal: segala sesuatu yang berupa benda hidup atau mati, ruang energi, keadaan sosial ekonomi maupun budaya yang dapat membawa pengaruh terhadap peri kehidupan manusia.3 2.3.1. Pencemaran Lingkungan Pengertiannya adalah perubahan lingkungan yang terjadi akibat kegiatan manusia atau alam dikarenakan masuk atau dimasukkannya energi, komponen agen atau zat yang berbahaya. Menurut sudut pandang ekologi pencemaran lingkungan dipengaruhi oleh tiga faktor yang memiliki keterkaitan antara satu dan lainnya (epidemiological atau ecological triad ), yaitu agen (biologis, kimiawi, fisik dan mekanis), hos (gen, ras, seks) dan lingkungan itu sendiri (fisik, biologis, sosial).

Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar

Berikut adalah bagannya Internal Fisiologis Biokimiawi Psikologis Eksternal Fisik Biologi Kimiawi Sosekbud
Lingkungan (E) Agen (A) Hos (H)

Bagan 1 Keseimbangan Lingkungan WHO (World Health Organization) di tahun 1968 mengajukan tindakan pencegahan dan pengendalian pencemaran lingkungan, yaitu: a. Containment: salah satunya pemasangan alat penyaringan atau pembuangan agar konsentrasi gas buruk yang keluar masih dalam ambang batas mutu emisi udara yang diizinkan b. Replacement: mengganti sumber energi yang menjadi etiologi pencemaran lingkungan c. Dilution: upaya untuk melakukan pengenceran pada zat pencemar d. Legislation: menegakan peraturan dan perundang-undangan

mengenai pencemaran sehingga setiap orang yang terkait langsung atau tidak langsung di dalamnya terlindungi serta kelestarian lingkungan dapat terus terjaga e. International action: dibentuknya suatu jaringan internasional yang bertugas memantau dan mempelajari berbagi kasus pencemaran.3 2.3.1.1. Pencemaran Udara Udara merupakan bagian penting bagi manusia setelah air. Fungsinya dapat menyediakan oksigen yang berguna bagi kehidupan manusia khususnya,juga dapat menjadi penghantar suara dan bunyiBlok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 9

bunyian, pendingin benda-benda yang panas dan dapat menjadi media penyebaran penyakit yang menginfeksi manusia. Jika kondisi udara tidak baik dapat dikatakan telah mengalami pencemaran. Pencemaran udara adalah keadaan dimana masuk atau dimasukannya komponen, zat atau agen yang saat melewati ambang batas normalnya menimbulkan perubahan pada kualitas udara yang baik bagi manusia dan makhluk hidup lain. Sumber pencemaran udara didapat dari kegiatan manusia dan aktifitas alam. Jika kita ingin mengetahu udara sekitar berada dalam keadaan tercemar atau tidak terdapat beberapa indikator yang dapat dipergunakan seperti pemeriksaan konsentrasi gas sulfurdioksida, indeks asap dan partikel-partikel debu di udara Pencemaran udara menimbulkan efek terhadap kesehatan manusia baik secara cepat ataupun lambat. Contoh efek cepat yang terjadi ditunjukan dengan peningkatan angka kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit pernapasan. Pada efek lambat yang ditimbulkan dari pencemaran udara adalah penyakit bronkitis kronis dan kanker paru primer. Mengatasi pencemaran udara manusia memerlukan suatu usaha yang dikenal sebagai manajemen berbasis lingkungan. Manajemen ini memiliki andil dikarenakan sebuah pemikiran dimana manusia dengan segala katifitasnya tidak lepas dari lingkungan. Hubungan yang begitu interaktif ini memungkinkan terjadinya penyebaran penyakit infeksi yang dapat menular pada manusia, dikenal sebagai proses kejadian penyakit. Yang menjadi perhatian utama dari manajemen lingkungan adalah factor penyebab, media transmisi, dan mengikutsertakan pula faktor penduduk sebagai objek penularan sebelum penanganan pada manusia yang menderita penyakit.4 Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran udara dapat dilalui dengan jangka pendek dan panjang. Jangka pendeknya seperti sosialisasi melalui media cetak dan elektronik mengenai pencemaran udara dan dampaknya bagi ekosistem
Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 10

dan keberlangsungan hidup manusia dan dilakukan uji emisi gas pada pabrik ataupun angkutan umum. Untuk upaya jangka panjang contohnya mempersiapkan suatu undang-undang tentang kesehatan lingkungan untuk menjamin lingkungan selalu dalam kualitas yang optimal dan melakukan penghijauan atau pembuatan taman-taman kota. 3 2.4. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan menurut Levey dan Loomba (1973) memiliki pengertian setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Dalam menentukan jenis dan bentuk pelayanan kesehatan dilihat atas tiga faktor diantaranya: a. Cara pengorganisasian pelayanan kesehatan b. Ruang lingkup kegiatan pelayanan kesehatan c. Sasaran pemberian layanan kesehatan Setelah melihat faktor-faktor di atas, secara sederhana dapat diklasifikasikan dua bentuk dan jenis pelayanan kesehatan. Hal ini dikemukakan oleh Hodgets dan Cascio (1983): a. Pelayanan kedokteran: pelayanan kesehatan ini ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo practice) atau bersama dalam suatu organisasi, dengan tujuan utama untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan. Sasaran yang diinginkan adalah perseorangan dan keluarga. b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat: kelompok pelayanan kesehatan yang cara pengorganisasiannya secara bersama-sama dalam suatu organisasi, bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dan memiliki sasaran kelompok atau masyarakat. Meskipun terdapat perbedaan diantara pelayanan kedokteran dan pelayanan kesehatan masyarakat tetap keduanya harus memenuhi persyaratan pokok daripada pelayanan kesehatan masyarakat, yaitu tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau dan bermutu. Sehingga
Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 11

terbentuklah pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu. Ada dua pendekatan yang dapat dijabarkan dalam upaya membentuk pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu, seperti pendekatan institusi yang memiliki sifat sederhana dibandingkan pendekatan sistem. Ini dikarenakan pada pendekatan institusi menyelenggarakan pelayanan kesehatan hanya dalam satu atap. Sedangkan pendekatan sistem hadir untuk menjawab semakin kompleksnya permasalahan kesehatan yang ada. Disini pelayanan kesehatan akan dibagi dalam strata-strata, dimana setiap strata akan ada hubungan kerjasama membentuk kesatuan yang terpadu. 5 2.4.1. Stratifikasi Pelayanan Kesehatan Secara umum stratifikasi pelayanan kesehatan dikelompokan atas 3 macam, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama yang nantinya menjadi bahasan utama. Kemudian pelayanan kesehatan tingkat kedua dan tingkat ketiga. Sebelumnya mari dibedakan tiga strata tersebut a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health service): pelayanan ini dibutuhkan oleh seluruh kalangan masyarakat (bersifat pokok), bernilai strategis berupa peningkatan derajat kesehatan, umumnya bentuk pelayanan yang diberikan adalah rawat jalan dan contohnya pusat pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas). Puskesmas akan dibahas selanjutnya. b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health service): pelayanan kesehatan ini merupakan lanjutan dari bagian pertama, bersifat rawat inap. Sehingga penyelenggaraannya membutuhkan tenaga-tenaga spesialis. c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health service):

kompleksnya masalah kesehatan di masyarakat membuat pelayanan kesehatan pada tingkat ini membutuhkan tenaga-tenaga subspesialis.5 2.4.2. Pusat Kesehatan Masyarakat Pusat kesehatan masyarakat yang dikenal dengan sebutan puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Arti
Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 12

kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyrakat hidup dalam lingkungan dan berperilaku yang sehat, dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta meraih derajat kesehatan setingi-tingginya. Empat indicator untuk menilai keberhasilan kecamatan sehat adalah lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan penduduk kecamatan. Demi tercapainya visi yang diinginkan dibuatlah beberapa misi yang dilakukan oleh puskesmas, yaitu menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyrakat, memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat. Dilanjutkan dengan memelihara-meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga masyarakat dan lingkungannya, Puskesmas memiliki kedudukan berbeda-beda jika dilihat dari berbagai sistem. Jika dinilai dari sistem kesehatan nasional (SKN), puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehataran strata pertama yang

bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah kerjanya. Pada sistem kesehatan kabupaten atau kota bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas yang diberikan dalam pembangunan kabupaten atau kota tersebut. Sedangkan sistem pemerintah daerah adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang merupakan unit struktural dari pemerintah daerah kabupaten atau kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan. Dan terakhir kedudukan puskesmas antara sarana pelayanan kesehatan strata pertama bertindak sebagai mitra. Tidak hanya itu di wilayah kerjanya puskesmas terdapat pula berbagai upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat, seperti posyandu, polindes, pos obat desa dan lain-lain, yang nantinya disana puskesmas bertindak sebagai pembina. Puskesmas memiliki pola struktur organisasi yang cukup jelas. Berikut gambarannya: a. Kepala puskesmas b. Unit tata usaha yang membantu dalam bidang i. Data dan informasi
13 Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar

ii. iii. iv.

Perencanaan dan penilaian Keuangan Umum dan kepegawaian

c. Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas i. ii. Upaya kesehatan masyarakat Upaya kesehatan perorangan

d. Jaringan pelayanan puskesmas i. ii. iii. Unit pelayanan puskesmas pembantu Unit pelayanan puskesmas keliling Unit Bidan di desa atau komunitas

Tanggungjawab yang dimiliki oleh puskesmas membuatnya harus memiliki upaya-upaya dalam memenuhinya. Upaya kesehatan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu: a. Upaya kesehatan wajib: upaya kesehatan ini didasarkan pada komitmen nasional, regional dan global serta memiliki daya ungkit yang tinggi dalam peningkatan derajat kesehatan masyrakat dan harus dilakukan oleh setiap puskesmas yang ada di Indonesia,terdiri atas i. ii. iii. iv. v. vi. Upaya promosi kesehatan Upaya kesehatan lingkungan Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana Upaya gizi masyarakat Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular Upaya pengobatan

b. Upaya kesehatan pengembangan: yang dimaksudkan adalah dilihat dari permasalahan kesehatan di masyarakat dan disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari upaya kesehatan pokok puskesmas antara lain: i. ii. iii. iv. Upaya kesehatan sekolah Upaya kesehatan olah raga Upaya perawatan kesehatan masyarakat Upaya kesehatan kerja
14

Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar

v. vi. vii. viii. ix. 2.4.2.1.

Upaya kesehatan gigi dan mulut Upaya kesehatan jiwa Upaya kesehatan mata Upaya kesehatan usia lanjut Upaya kesehatan pengobatan tradisional6

Asas Pengelolaan Puskesmas Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia, pengelolaan program kerja puskesmas berpedoman pada empat asas pokok yaitu a. Asas pertanggungjawaban wilayah: Puskesmas memiliki tanggungjawab atas semua masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Selain daripada itu, program yang dilakukan tidak hanya bersifat pasif atau menanti kunjungan memberikan masyarakat. b. Asas peran serta masyarakat: dalam kegiatan yang dijalani puskesmas hendaknya melibatkan masyarakat. Salah satu bentuknya ialah posyandu (pos pelayanan terpadu). c. Asas keterpaduan: upaya memadukan tidak hanya dipandang dari paduan berbagai program kerja kesehatan (lintas program), melainkan dengan program dari sektor lain (lintas sektoral) d. Asas rujukan: saat puskesmas tidak memiliki kemampuan untuk menangani masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, ia harus merujuknya ke sarana kesehatan yang lebih mampu dengan jalur rujukannya adalah rumah sakit. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat jalur rujukannya berbagai kantor kesehatan.5 Pada rujukan kesehatan masyarakat dibagi atas 3 jenis, diantaranya: i. Sarana dan logistik; peminjaman peralatan fogging, bantuan obat-obatan, peminjaman peralatan laboratorium dan lain-lain ii. Tenaga dan operasional: di saat membutuhkan tenaga ahli saat mendapatkan kasus luar biasa dapat diminta oleh puskesmas
Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 15

masyarakat, pelayanan

tetapi sedekat

juga

secara

aktif dengan

mungkin

bersangkutan, lainnya seperti bantuan hukum dalam menangani hukum kesehatan dan penanggulangan gangguan kesehatan akibat bencana alam. iii. Rujukan operasional: menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggungjawab mengenai penyelesaian masalah kesehatan masyrakat dan atau penyelenggaraan upaya kesehatan jika tidak mampu kepada dinas kesehatan kabupaten atau kota. Agar lebih mudah dipahami lihat skema berikut ini6

Bagan 2 Perbedaan Rujukan Kesehatan Perorangan dan Masyarakat 2.5. Penyakit Menular Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan).

Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar

16

Mekanisme dimana penyakit infeksi ditularkan dari suatu sumber atau reservoir kepada seseorang. adalah sebagai berikut : a. Penularan Langsung Mekanisme ini menularkan bibit penyakit langsung dari sumbernya kepada orang atau binatang lain melalui Port dentre. Hal ini bisa melalui kontak langsung seperti melalui sentuhan, gigitan, ciuman, hubungan seksual, percikan yang mengenai conjunctiva, selaput lendir dari mata, hidung atau mulut pada waktu orang lain bersin, batuk, meludah, bernyanyi atau bercakap (biasanya pada jarak yang kurang dari 1 meter) b. Penularan Tidak Langsung i. Penularan melalui alat alat yang terkontaminasi seperti mainan anak-anak, saputangan, kain kotor, tempat tidur, alat masak atau alat makan, instrumen bedah atau duk; air, makanan, susu, produk biologis seperti darah, serum, plasma, jaringan organ tubuh, atau segala sesuatu yang berperan sebagai perantara dimana bibit penyakit di angkut dibawa kepada orang/binatang yang rentan dan masuk melalui Port dentre yang sesuai. Bibit penyakit tersebut bisa saja

berkembang biak atau tidak pada alat tersebut sebelum ditularkan kepada orang/binanat yang rentan. ii. Penularan melalui vektor (i) mekanis : Cara mekanis ini meliputi hal-hal yang sederhana seperti terbawanya bibit penyakit pada saat serangga merayap ditanah baik terbawa pada kakinya atau pada belalainya, begitu pula bibit penyakit terbawa dalam saluran pencernaan serangga. Bibit penyakit tidak mengalami perkembangbiakan. (ii) biologis : cara ini meliputi terjadinya perkembangbiakan (propagasi/multiplikasi), maupun melalui siklus perkembangbiakan atau kombinasi kedua-duanya. (cyclopropagative) sebelum bibit penyakit ditularkan oleh serangga kepada orang/binatang lain.

Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar

17

Masa inkubsi ekstrinsik diperlukan sebelum serangga menjadi infektif. Bibit penyakit bisa ditularkan secara vertical dari induk serangga kepada anaknya melalui telur (transovarium transmission); atau melalui transmis transtadial yaitu Pasasi dari satu stadium ke stadium berikutnya dari siklus hidup parasit didalam tubuh serangga dari bentuk nimfe ke serangga dewasa. Penularan dapat juga terjadi pada saat serangga menyuntikkan air liurnya waktu menggigit atau dengan cara regurgitasi atau dengan cara deposisi kotoran serangga pada kulit sehingga bibit penyakit dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui luka gigitan serangga, luka garukan. Cara penularan seperti ini bukanlah cara penularan mekanis yang sederhana sehingga serangga yang menularkan penyakit dengan cara ini masih bisa disebut sebagai vektor penyakit. c. Penularan Melalui Udara Penyebaran bibit penyakit melalui Port dentre yang sesuai, biasanya saluran pernafasan. Aerosol berupa berupa partikel ini sebagian atau keseluruhannya mengandung mikro organisme. Partikel ini bisa tetap melayang-layang diudara dalam waktu yang lama sebagian tetap infektif dan sebagian lagi ada yang kehilangan virulensinya. Partikel yang berukuran 1 5 micron dengan mudah masuk kedalam alveoli dan tertahan disana. Percikan (droplet) dan partikel besar lainnya tidak dianggap sebagai penularan melalu udara (airborne). i. Droplet nuclei: Biasanya berupa residu ukuran kecil sebagai hasil penguapan dari cairan percikan yang dikeluarkan oleh inang yang terinfeksi. Droplet nuclei ini bisa secara sengaja dibuat dengan semacam alat, atau secara tidak sengaja terjadi di labortorium mikrobiologi dan tempat pemotongan hewan, di tempat perawatan tanaman atau di kamr otopsi. Biasanya droplet nuclei ini bertahan cukup lama di udara. ii. Debu: Partikel dengan ukuran yang berbeda yang muncul dari tanah (misalnya spora jamur yang dipisahkan dari tanah oleh
Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 18

udara atau secara mekanisme), dari pakaian, dari tempat tidur atau kutu yang tercemar.7

2.5.1. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Mencegah dan memberantas penyakit menular yang ada dapat dilakukan melalui beberapa cara, seperti mengumpulkan dan menganalisa penyakit, melaporkan kasusnya kepada dinas kesehatan, menyelidiki kebenarannya di lapangan, melihat keberadaan kasus baru dan menelusuri sumber penyakitnya, melakukan tindakan permulaan untuk menahan laju pertambahan kasus, menyembuhkan penderita sehingga tidak menjadi sumber infeksi, pemberian imunisasi, pemberantasan vektor dan pendidikan kesehatan pada masyarakat.8 2.6. Imunisasi Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa di dalam paradigma sehat dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain pemberantasan penyakit. Salah satu upaya pemberantasan penyakit menular adalah upaya pengebalan (imunisasi). Dari sana dapat kita simpulkan bahwa imunisasi merupakan cara untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Sehingga bila ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita.9 2.6.1. Program Imunisasi Program imunisasi memiliki 3 sasaran pembahasan, yaitu dilihat dari usia yang diimunisasi, tingkat kekebalan yang ditimbulkan dan wilayah atau lokasinya.Jika kita lihat pada usia yang diimunisasi, maka pada imunisasi rutin yang akan mendapatkannya bayi (di bawah satu tahun), wanita usia subur (wus, wanita berusia 15-39 tahun, termasuk ibu hamil (bumil) dan calon pengantin(cantin)) dan anak usia sekolah dasar.Sedangkan dari imunisasi tambahan diberikan pada bayi dan anak-anak.Menurut sasaran berdasarkan tingkat kekebalan yang ditimbulkan ada imunisasi dasar (bayi) dan imunisasi lanjutan (anak usia SD dan wanita subur). Yang terakhir imunisasi berdasarkan wilayah atau lokasinya adalah seluruh desa atau kelurahan di wilayah Indonesia. Agar lebih mudah memamahi mengenai imunisasi di bawah ini adalah salah satu gambaran pemberian imunisasi dasar lengkap.9
Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 19

Gambar 1 Pencatatan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap 3. Pembahasan Pada skenario F ditemukan adanya permasalahan kesehatan terutama menularnya suatu penyakit dari satu siswa ke siswa lainnya. Siswa yang memiliki bibit penyakit ini dikatakan sebagai sumber sakit yang jika dibiarkan akan mampu menularkan penyakitnya kepada siswa atau orang lain yang rentan. Siswa atau orang lain ini dikenal sebagai hos. Kerentanan ini dipengaruhi oleh keadaan diri yang memang kurang menjaga kebersihan dan kesehatan, tubuh mereka yang tidak memiliki sistem pertahanan yang sempurna (masalah genetik) dan tidak melakukan tindakan pencegahan seperti mengurangi interaksi dengan teman yang sakit. Sedangkan permasalahan yang ada pada sumber sakit dapat dikarenakan belum sempurnanya terapi untuk penyembuhan penyakitnya sehingga bibit penyakit tetap berada di dalam tubuhnya atau bisa jadi memang tidak melakukan penanganan terhadap penyakitnya dengan anggapan akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari ke depan. Lingkungan akan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam penyebaran penyakit. Jika kita lihat dari lingkungan sosial, hal yang mungkin saja dapat terjadi di sekolah pihak guru tidak memberikan izin atau mengingatkan siswa yang mengidap
Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 20

penyakit itu pertama kali untuk beristirahat beberapa hari ke depan agar penyembuhan terhadap penyakit sukses. Tindakan lain yang bisa saja terlewatkan baik dari guru ataupun orang tua untuk meminta anak mempergunakan masker sehingga batuk yang bisa saja disertai oleh droplet (percikan air ludah) mengandung bibit penyakit tersebar kepada orang-orang yang berada di sekitarnya. Lingkungan fisik yang buruk, seperti lingkungan yang lembab atau kurang mendapatkan sinar matahari yang cukup, ventilasi udara yang kurang, sanitasi tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan kebersihan tidak terjaga, dimana banyak sampah yang berserakan menjadikan lingkungan tersebut tempat yang nyaman untuk bibit penyakit bertahan hidup dan berkembang biak. Setelah melihat keterkaitan antarfaktor yang mampu menimbulkan penularan penyakit dibutuhkan usaha untuk menyelesaikan dan mencegah terulangnya kasus tersebut. Selain itu bagi sekolah lain yang belum pernah mengalaminya dapat menjadikan problematika yang dialami oleh SD Harapan Jaya sebagai pelajaran yang berarti dan membuat sebuah tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan yang dapat dipilih oleh SD Harapan Jaya atau sekolah lainnya melalui mengikuti kegiatan imunisasi yang dikhususkan untuk siswa-siswi mereka melalui program pemerintah yang dikenal dengan nama BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah). BIAS adalah bentuk operasional dari imunisasi lanjutan pada anak sekolah yang dilaksanakan pada bulan tertentu setiap tahunnya dengan sasaran semua anak kelas 1, 2 dan 3 di seluruh Indonesia . Contoh pemberian imunisasinya adalah campak. Program ini dikenal dengan sebutan Catch Up Campaign Campak. Kegiatan ini dilakukan dengan pemberian imunisasi campak secara serentak pada anak SD dari kelas satu hingga kelas enam, tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya dengan dua tujuan yaitu memutuskan rantai penularan dan berguna sebagai booster atau imunisasi ulangan (imunisasi ke dua).Di bawah ini adalah ringkasan mengenai imunisasi untuk anak sekolah9

Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar

21

Tabel 1 Jadwal Pemberian Imunisasi Anak Sekolah Imunisasi Anak Sekolah Kelas 1 Pemberian Imunisasi DT Campak Kelas 2 Kelas 3 TT TT Dosis 0.5 cc 0.5 cc 0.5 cc 0.5 cc

Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah menggiatkan program UKS (Usaha Kesehatan Sekolah). Perlu diketahui bahwasanya UKS berada di bawah bimbingan dan pengawasan puskesmas. Latar belakang UKS harus digalakan karena menjadi pelopor dalam menegakan perilaku hidup bersih dan sehat untuk seluruh warga sekolah. Keberhasilan menerapkan PHBS akan terlihat dan dirasakan secara tidak langsung dalam berbagai kondisi berikut ini, yaitu: a. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat, sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit, b. Meningkatnya semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa c. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orangtua d. Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan e. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain. 4. Penutup Masalah yang dialami SD Harapan Jaya benar adalah penyebaran penyakit menular dikarenakan adanya siswa yang bertindak sebagai agen atau sumber penyakit, dua siswa lainnya hos yang memiliki kerentanan untuk tertular dan lingkungan sekolah.

Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar

22

Daftar Pustaka 1. Manda S,Nurahmi,Wahida St,ed.Pedoman pengembangan kabupaten/kota

percontohan program perilaku hidup bersih dan sehat.Makasar:Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Dinas Keehatan Subdin Promosi dan Kesehatan Masyarakat;2006. 2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Katalog dalam terbitan.Indikator

Indonesia sehat 2010 dan pedoman penetapan indikator provinsi sehat dan kabupaten atau kota sehat.Keputusan Menteri Kesehatan Republik no

1202/Menkes/SK/VIII/2003.351 Indonesia;2003.h.7-8.

(077).Jakarta:Departemen

Kesehatan

Republik

3. Chandra B.Pengantar kesehatan lingkungan.Cetakan ke 1Jakarta:EGC.2007. 4. Annies.Seri mencegah lingkungan dan dan penyakit.Manajemen penyakit berbasi lingkungan.Solusi Media

menanggulangi

menular.Jakarta:Elex

Komputindo;2006.h.18-24. 5. Azwar A.Pengantar administrasi kesehatan.Edisi ke-3.Jakarta:Binarupa Aksara:2010. 6. Sujudi A.Keputusan Menteri Kesehatan tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat no 128/MENKES/SK/II/2004.Jakarta:Menteri Kesehatan Republik

Indonesia; 10 Februari 2004.h.5-19. 7. Chin J.Manual pemberantasan penyakit menular.Edisi ke-

17.Atlanta:CDC;2000.h.xIvii-xIix. 8. Efendi N.Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat.Edisi ke-

2.Jakarta:EGC;1998. 9. Supari SF.Keputusan Menteri Kesehatan Republik pedoman Indonesia nomor

1611/Menkes/SK/XI/2005

tentang

penyelenggaraan

imunisasi.Jakarta:Menteri Kesehatan Republik Indonesia;24 Nopember 2005.

Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar

23

Anda mungkin juga menyukai