Anda di halaman 1dari 11

Rancangan Bangun Pompa Panas (Heat Pump) Pada Air Conditioner oleh Fazri Nurdiansyah (5115070232) Tri Alvianto

(5115102594) Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta 2011 abstrak FAZRI NURDIANSYAH. Rancang Bangun Pompa Panas (Heat Pump) Pada Air Conditioner. Pembimbing Mochammad Djaohar, ST, M.Sc dan Muhammad Rifan, ST, MT. Penelitian dan rancang bangun ini bertujuan untuk menjawab tantangan alam, baik atas cuaca ekstrim akibat dampak pemanasan global maupun tantangan alam atas letak geografis bumi yang mengakibatkan temperatur udara sangat dingin didalam ruangan pada daerah bermusim dingin ataupun pada daerah pegunungan secara efisien karena tidak perlu membeli penghangat ruangan tambahan. Penelitian dan rancang bangun dilakukan di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta pada semester genap 2010/2011 dengan menggunakan metode eksperimen laboratorium. Pengujian dalam rancang bangun dilakukan pada suatu ruangan dengan mengukur besarnya temperatur didalam ruangan menggunakan thermometer. Setelah dilakukan pengujian terhadap ruangan oleh instrumen rancang bangun air conditioner dan didapatkan hasil semua fungsi berkerja sesuai dengan prinsipnya. Maka dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa rancang bangun pompa panas (heat pump) pada air conditioner dapat menaikan intensitas panas pada suatu ruangan dan menurunkan intensitas panas atau sebagai pendingin dan penghangat pada suatu ruangan. Kata kunci : Pompa Panas, Pendingin, Penghangat, Air Conditioner.

Abstract FAZRI NURDIANSYAH. Design of Heat Pump (Heat Pump) In Air Conditioner. Supervisor Mochammad Djaohar, ST, M.Sc and Muhammad Rif'an, ST, MT. Research and design aims to address the challenges of nature, both on extreme weather due to global warming and natural challenges on earth geography resulting air temperature is very cold in the room on cold regions in season or in mountainous areas efficiently because they do not need to buy heating additional. Research and engineering conducted in the Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering, State University of Jakarta on the second semester of 2010/2011 by using laboratory experiments. Tests carried out in the design of a room by measuring the amount of inside temperature using a thermometer. After testing the design space by instrument air conditioner and all the results obtained in accordance with the principle work function. Then it can thus be concluded that the design of heat pumps (heat pump) air conditioner can increase the intensity of the heat in a room and reduce the intensity of the heat or the cooling and heating in a room. Keywords: Heat Pumps, Cooling, Heating, Air Conditioner.

1. Pendahuluan Pemanasan global merupakan

untuk

mengatur

suhu

udara

yang

diinginkan pada suatu ruangan tertentu. Pengaturan temperatur ruangan disini hanya sebatas menurunkan intensitas panas pada suatu ruangan tertentu dan tidak dapat menaikan intensitas panas pada suatu ruangan tertentu. Jadi, bila suhu udara pada ruangan tersebut sudah rendah, maka kita tidak dapat mengatur suhu dengan besaran suhu yang lebih tinggi atau lebih hangat. Mengingat hal itu penulis mencoba merancang dan membangun pompa

fenomena global yang disebabkan oleh aktivitas manusia di seluruh dunia, pertambahan populasi penduduk, serta pertumbuhan teknologi dan industri. Oleh karena itu peristiwa ini berdampak global. Beberapa aktivitas manusia yang menyebabkan terjadinya pemanasan

global antara lain : konsumsi energi bahan bakar fosil, sampah, kerusakan hutan, aktifitas pertanian dan peternakan. Dalam penelitian ini penulis coba mengangkat dampak pemanasan global yang berakibat pada ketidakstabilan iklim dan perubahan pola pada cuaca. Teknik pendingin atau yang lebih

panas (heat pump) pada air conditioner. Air conditioner yang telah banyak dipergunakan khususnya di Indonesia dengan mode pendinginan atau

dikenal sebagai teknik refrigerasi ini berkaitan mempelajari dengan ilmu yang hukum

menurunkan jumlah panas saja, menjadi sebuah perangkat air conditioner yang dapat menaikan dan menurunkan jumlah panas pada suatu ruangan. Sehingga, perangkat ini benar-benar dapat

tentang

thermodinamika serta bertujuan untuk kenyamanan kondisi lingkungan sekitar dengan menerapkan ilmu pasti dan dasar-dasar keteknikan. Bidang teknik refrigerasi memiliki cakupan aplikasi yang sangat luas di dunia industri maupun Sistem dalam konteks kehidupan. untuk

mengatur suhu udara yang diinginkan. 2. Kajian Teoritis Tulisan Sadi Carnot (1796-1832), berkebangsaan Prancis yang sangat

terkenal pada tahun 1824 menjadi inspirasi bagi banyak penelitian yang dilakukan mengenai berbagai konsep thermodinamika dan sistem refrigerasi, karena proses penurunan dan

refrigerasi

diterapkan

pengkondisian

udara.

Pengkondisian

udara atau air conditioner secara umum adalah seperangkat alat yang berfungsi

penambahan intensitas panas berarti memindahkan energi panas dari satu lingkungan ke lingkungan lainnya

mempelajari karakteristik pengguna, kebutuhan piranti dasar untuk bangun

pengembangan

rancang

dengan cara-cara tertentu dan diperlukan analisa thermodinamika untuk

pompa panas (heat pump) pada air conditioner sehingga rancang

mengetahui proses yang terjadi. Analisa dasar thermodinamika diawali dengan pengertian sistem dan lingkungan,

bangun ini lebih mudah digunakan dan dicermati oleh siapapun. b. Instalasi Sistem Kelistrikan Tahap pengerjaan instalasi sistem kelistrikan rangkaian meliputi utama

sistem adalah kegiatan atau proses yang diperhatikan dalam suatu lingkungan, sedangkan lingkungan adalah semua hal diluar sistem. Hukum thermodinamika I

pemodifikasi

dengan mengambil tegangan yang akan masuk PCB control untuk menjalankan selenoid pada four way reversing valve yang berfungsi

menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, hukum ini juga dapat diartikan bahwa energi dapat diubah menjadi bentuk energi lain. Hukum thermodinamika II

sebagai pengatur ulang rute aliran zat refrigerant, fungsi untuk menjalankan penting yaitu

tambahan

menyatakan bahwa perpindahan energi panas berlangsung jika terdapat

sebagai pompa panas atau sebagai penghangat ruangan. Sebagai

perbedaan temperatur, dan panas akan mengalir dari benda bertemperatur tinggi ke benda bertemperatur rendah. 3. Metode Penelitian Adapun metode penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahapan perancangan yaitu: a. Perancangan Desain Dalam hal rancang bangun pompa panas (heat pump) pada air conditioner, penulis terlebih dahulu

konsekuensinya adalah melakukan penambahan saklar dengan

Miniateur Circuit Breaker (MCB) sebagai alat yang mengalirkan

tegangan listrik ke sebuah relay 220 VAC yang mengendalikan solenoid four way reversing valve. c. Instalasi Sistem Pemipaan Perombakan instalasi dilakukan mengingat pipa

penulis

membuat sistem sendiri yang sangat

berbeda dengan sistem yang telah ada dan telah dibuat oleh produsen air conditioner sebelumnya.

d. Setting fan indoor auto pada remote. e. Tunggu mendeteksi sampai sensor

Perombakan sistem pemipaan juga dilakukan dengan menambahkan pendukung

temperatur

komponen-komponen

ruangan dan kompresor on, sebelum pengukuran thermometer. melakukan menggunakan

yang berfungsi untuk memastikan rute aliran zat refrigerant pada instalasi sistem pemipaan. 4. Hasil Penelitian Setelah dipastikan hasil rancang bangun pengujian f. Setelah sistem/kompresor berkerja selama 15

sempurna,

rangkaian diawali dengan penghubungan instrumen menggunakan dengan catu daya

multimeter

dibeberapa menit. maka melakukan pengukuran temperatur

titik untuk mengukur tegangan listriknya dan memastikan tidak terjadi kesalahan ataupun kerusakan komponen. Berikut ini adalah langkah-langkah pengujian rancang bangun pompa panas (heat pump) pada air conditioner : 1. Siklus pendinginan. a. Tekan tombol power pada

pada titik sesuai pada gambar mengamati temperatur didalam ruangan . 4.1 dan

perubahan udara

remote air conditioner. g. Setelah b. Pilih mode cool pada tombol pengukuran pada siklus mode. pendinginan c. Setting temperatur sebesar maka matikan sistem air 24 C pada remote. conditioner dengan
0

melakukan

selesai,

menekan tombol power pada remote air

menggunakan thermometer. f. Setelah sistem/kompresor berkerja selama 15

conditioner. Setelah temperatur ruangan telah kembali normal, maka lakukan

pengujian siklus pompa panas pada suatu ruangan dengan volume udara ruangan tertutup sebesar 22.5 m3. 2. Siklus pompa panas. a. Tekan pada tombol remote power air

menit. maka menaikan saklar/mcb menjalankan pompa panas. g. Lakukan temperatur pengukuran pada titik untuk siklus

conditioner. b. Pilih mode cool pada tombol mode. c. Setting sebesar remote. d. Setting fan indoor auto pada remote. e. Tunggu sampai sensor mendeteksi suhu dan 240 temperatur C pada

sesuai pada gambar 4.1 dan perubahan mengamati temperatur

udara didalam ruangan. h. Setelah melakukan maka, air selesai pengukuran conditioner dengan

dimatikan

menurunkan saklar/mcb terlebih dahulu setelah itu baru menekan tombol

kompresor on, sebelum melakukan pengukuran

power pada remote air conditioner. Siklu s Komponen Indoor unit Outdoor Unit

outlet udara pada indoor unit menggunakan siklus pendinginan memiliki intensitas panas yang hampir sama dengan temperatur outlet pada outdoor siklus 240C unit pompa untuk

Pendin gin Pompa Panas Siklu s

Pendi ngina n Pomp a panas

Air Air Tem Air Air Tem inl outl p. inl outl p. et et pipe et et pipe 0 0 0 0 30 24 17 30 420 620 C C C C C C 0 0 0 0 0 30 42 46 30 26 220 C C C C C C Tabel 4.1 hasil pengukuran 1. Komponen yang diukur Temperatur Temperatur didalam ruangan didalam air T Te Te Te T Te Te Te e m m m e m m m m p. p. p. m p. p. p. p. St St St p. St St St a lh lh lh a lh lh lh w 25 45 60 w 25 45 60 al m m m al m m m nt nt nt nt nt nt 2 27 26 25 2 25 25 24 80 0C 0C 0C 60 0C 0C .50 C C C 2 30 31 32 2 27 27 27 80 0C 0C 0C 60 0C 0C .50 C C C Tabel 4.1 hasil pengukuran 2.

menggunakan panas, yakni

temperatur outlet indoor pada siklus pendinginan dan 260C untuk temperatur outlet outdoor pada siklus pompa panas.

Perbedaan antara

selisih kedua

temperatur outlet ini luas

dikarenakan

diameter,

penampang dan kecepatan kipas outdoor unit lebih besar dari indoor unit yang mengakibatkan terjadinya yang perpindahan sehingga panas zat

cepat

refrigerant sudah terlebih dahulu 3. Pada tabel hasil pengukuran 1, menguap. dapat siklus dianalisis bahwa pada 4. Pada tabel hasil pengukuran pendinginan maupun 1, dapat dianalisis bahwa siklus pompa panas. Temperatur

pada

siklus

pendinginan

ekivalen terhadap temperatur evaporasi. dengan Begitu tekanan juga dan

maupun siklus pompa panas. Temperatur pada outlet udara unit siklus memiliki

outdoor

temperatur kondensasi. 5. Pada tabel hasil pengukuran 1. Dapat dianalisis bahwa pada siklus pendinginan,

menggunakan pendinginan

intensitas panas yang sama dengan pada temperatur indoor outlet unit

intensitas panas pada pipa outdoor unit sebesar 620C. Sedangkan pompa pada siklus intensitas

menggunakan siklus pompa panas, yakni 420C untuk temperatur outlet outdoor unit pada siklus pendinginan dan 420C untuk temperatur outlet siklus indoor pompa unit pada panas,

panas,

panas pada pipa indoor unit sebesar 460C. Secara teoritis besarnya titik kritis pada R22 sebesar 50 bar atau 500C (lampiran 7) sehingga

besarnya temperatur ini akan selalu berkisar pada angka 500C. Hal ini dilandasi dari titik kritis R-22 adalah

intensitas panas pada kondisi ini bergerak disekitar angka 50. Namun pada

kenyataannya adalah sebesar 620C, hal ini sangat mungkin karena panas tambahan

sebesar 500C (lampiran 7), dalam hal ini perlu dipahami bahwa tekanan evaporasi

timbul akibat kompresi, dan

memiliki sebesar seperti mungkin

intensitas 460C. ini juga terjadi

panas keadaan sangat karena

Dalam pembuktian diatas maka, hukum thermodinamika pertama dan kedua telah terpenuhi. 5. Kesimpulan Sistem pengkondisian udara dengan air conditioner yang selama ini hanya digunakan untuk menurunkan

kebocoran panas mengingat lokasi kompresor dengan

indoor unit cukup jauh. 6. Pada tabel hasil pengukuran 2, dapat dianalisis bahwa pada

temperatur ruangan. Setelah melakukan rancang bangun ini dapat ditarik

siklus pendinginan. Beban panas maksimum pendinginan terjadi saat permulaan karena air beban beban proses pada

kesimpulan bahwa : 1. Dengan menggunakan four way reversing valve pada air

pendinginan, keadaan menerima dibandingkan ini

conditioner maka, indoor unit pada air conditioner dapat

conditioner penuh rata-rata

memberikan energi panas pada suatu ruangan atau sebagai

setiap jam kerja. Oleh karena itu pada tabel 2, untuk menurunkan temperatur ruangan sebesar 10C membutuhkan waktu yang lebih lama. Hal sebaliknya terjadi pada siklus pompa panas yang

penghangat ruangan. 2. Rancang bangun pompa panas (heat pump) pada air conditioner ini dapat menjadi penghangat ruangan tanpa membeli atau menambahkan ruangan tambahan. penghangat

menghangatkan ruangan.

3. Rancang membuktikan

bangun

dapat hukum

manual oleh pengguna yang berada didalam ruangan sehingga, bila

thermodinamika diharapkan digunakan

dan

II, dapat

temperatur didalam ruangan sudah cukup hangat maka hendaknya

nantinya sebagai

media

pengguna menekan tombol power pada remote untuk mematikan sistem pompa panas secara keseluruhan atau menekan mode fan only pada remote. 4. Pada pengembangan pengendalian lanjutan, rancang

pembelajaran dan sebagai awal pengembangan penelitian. 6. Saran 1. Pada saat akan menjalankan fungsi dari pompa panas (heat pump), tunggu beberapa menit agar tekanan refrigerant didalam pipa menjadi stabil dan four way reversing valve dapat berkerja secara maksimal. 2. Selama pengoperasian siklus pompa panas dalam kondisi hidup, jika dimatikan dengan remote maka, secara otomatis sistem tetap berada pada posisi semula, yaitu posisi sistem pompa panas. Bukan pada posisi siklus pendinginan. 3. Pengaturan temperatur ruangan pada siklus pompa panas dilakukan secara

diharapkan

bangun pompa panas (heat pump) pada air conditioner sudah

menggunakan automatis.

remote/secara

5. Diharapkan pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta untuk lebih berkreasi dalam penanganan masalah global dengan berkaitan menerapkan dengan ilmu yang Teknik

kajian

Elektro, serta pemenuhan sarana dan prasarana yang menunjang

terlaksananya hal tersebut.

7. Daftar Pustaka Tropika, Jalan Lurus Setelah Pertemuan Bali, (Jakarta : Tropika 2008), h. 9. http://id.wikipedia.org/wiki/efek_rumah _kaca http://id.wikipedia.org/wiki/dampak_pe manasan_global

Anda mungkin juga menyukai