abstrak Kehadiran mater organik di limbah tapioka menyebabkan masalah serius terhadap lingkungan di Indonesia.

Banyak industri tapioka, industri skala kecil sebagian, belum dilengkapi dengan sistem pengolahan air limbah yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas limbah tapioka limbah. Perlakuan biologis dirancang untuk mengolah air limbah tapioka yang dikombinasikan dengan filter alami yang berbeda dan penambahan mikroorganisme efektif (EM). Penelitian ini dioperasikan dalam sistem semi-kontinyu baik dengan dan tanpa aerasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi rendah COD, BOD, TSS dan coliform dicapai pada kedua sistem. Kombinasi tanah filter, penambahan 1% (ay-1) EM inokulum dan tanpa aerasi melakukan meningkatkan kualitas limbah dan memenuhi standar nasional. Demikian pula, dengan sistem aerasi dikombinasikan dengan saringan pasir juga mampu memenuhi standar nasional bahkan tanpa penambahan inokulum EM. Pendahuluan Industri pertanian skala kecil sangat penting bagi perekonomian Indonesia, namun banyak yang tidak memiliki sistem pengolahan air limbah yang tepat. Produksi Industri tapioka merupakan salah satu industri tersebut, sehingga air limbah dibuang ke sungai dengan COD dan BOD yang tinggi, serta merupakan ancaman serius terhadap lingkungan. Limbah tapioka yang dihasilkan selama pengolahan tapioka dari singkong, sekitar pukul 10-30 m3 ton-1 tapioka diproduksi. Selain BOD tinggi dan kandungan COD, limbah tapioka telah tinggi padatan tersuspensi konten, total padatan tinggi, konsentrasi tinggi gula dan garam mineral masa pemakaian singkat. Sebagai kesadaran lingkungan masyarakat dan pemerintah tumbuh, maka semakin diinginkan untuk memindahkan produsen skala kecil terhadap emisi limbah net-zero. Salah satu solusi alternatif untuk mencapai hal ini adalah 100% penggunaan kembali dan daur ulang air limbah. Produsen memiliki insentif keuangan untuk mendaur ulang air, karena industri makanan menghabiskan banyak uang operasi mereka untuk membeli air.