the components of the ore microscope and the light path from the illuminator to the observer's eye

are summarized in figure 1.2a. Conventional orthoscopic examination may be conducted using either a glass plate reflector or with half-field prism; some microscopes are equipped with both a glass plate and a prism; others with only a prism . Initial observations are made in plane-polarized light (bettter described in this work as linearly polarized . see section 4.1 with only the polarizer inserted and then under crossed polars when the analyzer is also inserted into the light path at right angies to the polarizer . Conoscopic observation may be undertaken normally by using a glass plate reflector (figure 1.2c) and inserting the analyzer and the bertrand lens. If the microscope is not equipped with a bertrand lens , the same effect may be observed by subtituting a pinhole eyepiece for the occular.

RotAtable stage the microscope stage on which the polished sections are placed should rotate freely by perpendicular to the axis of light transmission through the microscopre and be cebtered relative to the objectives

komponen-komponen mikroskop bijih dan berkas cahaya dari sumber ke mata pengamat dapat dilihat dalam gambar 1.2a. pengamatan Orthoscopic secara konvensional dapat dilakukan baik menggunakan reflektor (cermin pantul) plat kaca atau dengan prisma, beberapa mikroskop dilengkapi dengan keduanya, beberapa lainnya hanya memiliki prisma.

Meja Putar/Meja Objektif (Rotatable Stage) meja mikroskop dimana sayatan tipis ditempatkan harus dapat berputar bebas dan dengan posisi tegak lurus dengan garis pusat datangnya cahaya pada mikroskop dan relatif berada dibagian tengah terhadap lensa objektif Lensa Objektif Lensa objektif dapat diklasifikasikan menurut beberapa syarat dari tipe lensa umumnya(achromate, ,apochromate, atau flourite) misalnya berdasarkan nilai perbesaran dan hitungan aperaturenya, Lensa akromatik adalah lensa paling murah dan yang paling umum digunakan pada kebanyakan mikroskop. Selain lensa akromatik, terdapat juga lensa apokromatik dan monokromatik/semiapokromatik ( flourite) Untuk obyektif yang memiliki power rendah, maka focal length-nya di atas 13 mm dan perbesarannya kurang dari 15 x; untuk power menengah focal length antara 12- 5 mm dan perbesarannya 40 x; dan power tinggi focal length kurang dari 4,5 mm dan perbesarannya mencapai 40 x. Lensa obyektif yang sering digunakan adalah yang berukuran 3 dan 7 mm . Dalam satu sayatan tipis sering terdiri atas suatu seri bidang yang saling menumpang, dan hanya salah satunya saja yang dapat diamati. Dalam lens obyektif low-power, dapat dilihat obyek yang menumpang bidang yang berbeda lainnya, tetapi dengan

lensa high-power hal itu tidak mungkin dilakukan. Tingkat kecerahan (brightness) dari image akan meningkat jika hitungan aperturenya dapat diketahui dalam luasan pesegi.

Lensa obyektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri penting lensa obyektif adalah memperbesar bayangan obyek dan mempunyai nilai apertura (NA). Nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Lensa Okuler Lensa Okuler biasa disebut juga dengan lensa okuler Huygens , lensa ini terletak berhadapan langsung dengan mata. Lensa bagian atas berupa lensa mata dan lensa bagian bawah berfungsi untuk mengumpulkan data. Focal length dari lensa mata adalah 1/3-nya dari lensa pengumpul (field length). Sinar sinar ini yang menyebabkan kelelahan pada mata saat pengamatan. Pada okuler juga dijumpai benang silang, berbentuk jaring laba-laba dan mengikatkan tali tersebut pada perutnya. Sistem Pencahayaan Ada dua jenis lampu yang biasanya digunakan pada mikroskop bijih, yaitu Lampu pijar kawat dan lampu pijar (gas) kelip. Untuk kebanyakan kegiatan pengamatan, khususnya pengamatan yang dilakukan pelajar, lampu pijar kawat tungsten cukup memadai. Tegangan lampu biasanya diantara 6-12 V dan 15 100 w dengan daya nyala selama 100-300 jam. Jika lampu dinyalakan pada arus yang rendah, atau bohlamnya sudah lama, atau jika mikroskop tidak tegak lurus, maka lampu pijar kelip akan menyala.

Cermin pantul (reflector) Cermin pantul berfungsi untuk mengirimkan sinar dari lampu ke sumber obyek. Berbentuk bidang datar pada sisi belakang dan cekung pada sisi depan. Pembentuk yang pertama digunakan untuk perbesaran rendah, sedangkan yang terakhir untuk perbesaran yang lebih tinggi. Cermin ini berfungsi mengumpulkan sinar lampu dengan aperture yang menyudut pada sekitar 40o. Untuk perbesaran yang lebih besar dan dengan menggunakan sinar konvergen, maka menggunakan sinar konvergen .Penggunaan cermin terutama untuk efisinsi penggunaan mikroskop. Ketika menggunakan sinar datang yang sejajar sebagai ordinary daylight, maka sinar tersebut direfleksikan dari cermin dengan intensitas yang rendah, yang datang bersamaan dengan focal point. Jika sumber sinar dekat dengan instrument, focal-length-nya besar, dan sebaliknya Polarizer dan Analyzer Polarizer pada mikroskop bijih standar biasanya terletak di dekat sistem pencahayaan lampu dan lensa kolektor tapi mungkin terletak di antara diafragma. Jika polarizer dipindahkan dari mikroskop dan sinar direfleksikan dari permukaan ke bidang horizontal, maka bidang terpolarisasi menjadi gelap jika diputar ke kanan. Polarizer dan analizer biasanya terletak pada posisi tegak lurus satu sama lain dengan posisi analizer dibagian atas dan polarizer dibagian bawah. Dan juga saat pengamatan sayatan pada mikroskop umumnya, biasanya kenampakan dari sinar polar ditemukan pada saat posisi polarizer berada pada sudut 900 terhadap analizer Asesoris Tambahan

Monokromatik Monokromatik adalah asesoris/alat tambahan untuk menambah panjang gelombang dari sinar polarisasi. Biasanya gelombang bertambah sekitar 400 sampai 700 nm. Spektrum hasil kelanjutan dari monokromatik adalah bentuk saringan dari panjang gelombang dari sinar yang diteruskan.

Photometer