Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dilakukan melalui penetapan standar nasional pendidikan. Sesuai Undang-Undang No 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 35, standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Berkaitan dengan standar nasional pendidikan tersebut, pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan No 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, serta No 24 tahun 2006 tentang implementasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk pendidikan dasar dan menengah. Selanjutnya, setiap sekolah pada satuan pendidikan dasar dan menengah, yaitu TK, SD, SMP, dan SMA/SMK mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berdasarkan potensi masing-masing sekolah dan peraturan-peraturan tersebut. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP disusun bersama-sama oleh Guru, komite sekolah/yayasan, konselor (Guru BK/BP), dan narasumber, dengan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota, dan disupervisi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. KTSP disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Untuk mengetahui sejauhmana tujuan pendidikan telah dicapai perlu dilakukan penilaian. Penilaian merupakan proses pengumpulan informasi tentang hasil-hasil belajar siswa yang digunakan sebagai pedoman
untuk mengambil keputusan akademik tentang siswa, memberikan informasi pada siswa, orang tua siswa, para Guru, atau pihak-pihak terkait lainnya tentang kemajuan belajar siswa, keunggulan dan kelemahannya, untuk menentukan efektivitas pembelajaran dan kurikulum, serta menginformasikan kebijakan (Gronlund and Linn, 1990). Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan internal. Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan pihak lain yang tidak melaksanakan pembelajaran. Ujian Nasional merupakan salah satu contoh penilaian eksternal. Penilaian internal adalah penilaian yang direncanakan dan dilaksanakan oleh Guru. Penilaian kelas merupakan bagian dari penilaian internal. Selama ini, penilaian kelas belum dapat dirancang dan dilaksanakan serta dimanfaatkan hasilnya untuk pengelolaan pembelajaran secara sistematis oleh Guru. Hal ini disebabkan antara lain oleh kurangnya penguasaan dan keterampilan Guru dalam bidang penilaian (Stikom, 2003). Hasil tes kompetensi Guru di 32 propinsi yang dilakukan Depdiknas (2003) menunjukkan bahwa penguasaan Guru dalam penilaian hasil belajar masih relatif rendah. Hal ini mengindikasikan perlunya peningkatan pengetahuan dan keterampilan Guru dalam mengembangkan dan
melaksanakan penilaian kelas, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Penilaian kelas, baik yang dilakukan melalui pendekatan formal maupun informal, perlu dilakukan secara berkelanjutan sepanjang kegiatan belajar mengajar. Melalui penilaian kelas akan diperoleh berbagai informasi mengenai efektivitas pembelajaran sebagai masukan yang berguna bagi Guru untuk menyempurnakan pembelajaran. Demikian juga melalui penilaian kelas akan diketahui sejauhmana siswa memperoleh kemajuan belajar dalam menguasai substansi pelajaran, pada bagian mana yang belum, dan kendala apa yang dihadapinya. Agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan siswa dapat menguasai substansi pelajaran sesuai yang direncanakan, maka penilaian kelas perlu
dikembangkan dan dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai umpan balik untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
yang digunakan, membantu siswa untuk belajar sehingga menguasai seluruh substansi pelajaran sesuai yang direncanakan. Penilaian kelas sebagai bagian integral dari penilaian hasil belajar pada dasarnya merupakan upaya untuk mengoptimalkan penyelenggaraan pembelajaran, meningkatkan fungsi dan manfaat penilaian sehingga memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal. Tujuan penilaian berbasis kelas antara lain untuk: a) mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar siswa, serta membantu siswa mengoptimalkan proses pembelajaran, b) memperoleh umpan balik guna menyempurnakan proses pengajaran dan pembelajaran, c) mengaktifkan partisipasi siswa dalam penilaian sehingga siswa dapat mengetahui
kemajuan dan kesulitan belajar, dan d) mengembangkan cara belajar dan motivasi untuk berprestasi.
2. Karakteristik Penilaian kelas dirancang untuk membantu para Guru dalam memperoleh informasi yang akurat tentang apa yang dipelajari siswa, dan sejauhmana mereka berhasil menguasai materi pembelajaran. Penilaian kelas memiliki setidaknya tujuh ciri, yaitu: a). berpusat
pada siswa, b). otonomi Guru, c). bermanfaat ganda, d). formatif, e). kontekstual, dan f). berkelanjutan (Angelo dan Cross, 1993). Penilaian kelas terutama memusatkan perhatian pada siswa, yaitu mengamati
kegiatan dan kemajuan belajar serta membantu siswa untuk menguasai substansi pelajaran. Partisipasi aktif dari siswa dalam penilaian sangat ditekankan. Guru memiliki kewenangan penuh untuk merancang dan melaksanakan penilaian karena menguasai secara substansial apa yang diajarkan dan memiliki tanggungjawab terhadap keberhasilan pembelajaran. Penilaian kelas memerlukan peran serta dari siswa. Keterlibatan siswa dalam penilaian lebih memungkinkan siswa untuk melakukan self assessment (penilaian sendiri)
terhadap substansi yang dipelajari. Di samping itu, siswa memahami bahwa penilaian kelas tersebut untuk kepentingan bersama antara Guru dan siswa. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, Guru akan membantu bagaimana agar para siswa dapat belajar dengan lebih baik. Hal ini akan meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti penilaian dan memanfaatkan hasilnya untuk belajar dengan lebih giat. Tujuan utama penilaian kelas adalah meningkatkan kualitas pembelajaran siswa (formatif), dan tidak sekedar menilai atau memberikan angka pencapaian hasil belajar siswa untuk kenaikan kelas atau sejenisnya. Penilaian kelas bersifat kontekstual, sesuai dengan karakteristik substansi pelajaran, Guru, dan siswa. Pendekatan pembelajaran atau penilaian yang sesuai untuk kelas tertentu mungkin tidak sesuai untuk kelas lain. Penilaian kelas merupakan suatu proses berkelanjutan. Penggunaan teknik penilaian kelas yang sederhana dan mudah dilakukan, memungkinkan Guru memperoleh umpan balik dari hasil penilaian tersebut sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran.
3. Jenis dan Teknik Penilaian Kelas Penilaian kelas menekankan pada kegiatan pembelajaran di kelas sehingga beberapa jenis penilaian dapat dilakukan. Berdasarkan sifat dan pendekatannya, jenis penilaian dibedakan menjadi penilaian formal dan informal (Angelo and Cross, 1993). Penilaian informal merupakan penilaian yang rancangan dan pelaksanaannya kurang terstruktur, tidak secara khusus disusun secara sistematis oleh Guru. Penilaian ini cenderung bersifat formatif dan kualitatif, dilakukan oleh Guru secara terus menerus selama pembelajaran tanpa menggunakan instrumen penilaian baku. Guru sebagai life instrument mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran, memantau kemajuan belajar, memeriksa tugas-tugas (pekerjaan rumah), memberikan tanggapan terhadap pertanyaan siswa, dan kegiatan penilaian lain selama pembelajaran. Melalui penilaian informal memungkinkan siswa dapat
mendemonstrasikan apa yang diketahui dalam situasi yang nyaman, dan Guru dapat melihat dan mendokumentasikan kemajuan belajar siswa. Penilaian formal merupakan penilaian yang rancangan dan pelaksanaannya disusun secara terstruktur dan sistematis oleh Guru, dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun secara ketat.
KONTINUM
PENILAIAN
Informal Perilaku yang mudah diamati Pendekatan Penilaian Observasi Analisa Sampel Kerja Sampel Kerja Terstruktur
Tes
Gambar 1. Kontinum penilaian formal dan informal Berdasarkan penggunaannya dalam pembelajaran, penilaian dibedakan menjadi penilaian penempatan, formatif, diagnostik, dan sumatif (Gronlund dan Linn, 1985). Penilaian penempatan umumnya dilakukan pada awal pembelajaran, yaitu untuk menentukan kesesuaian kemampuan yang disyaratkan, tingkat penguasaan tujuan pelajaran, dan model pembelajaran terbaik. Penilain formatif umumnya dilakukan selama berlangsungnya pembelajaran, yang bertujuan untuk memberikan umpan balik guna meningkatkan pembelajaran, dan memperbaiki kekeliruan pembelajaran. Penilaian diagnostik digunakan untuk menentukan penyebab-penyebab (intelektual, fisik, emosi, lingkungan) kesulitan-kesulitan belajar yang seringkali ditemui. Penilaian sumatif digunakan untuk menentukan pencapaian hasil akhir pembelajaran, penentuan nilai atau sertifikasi penguasaan tujuan-tujuan pembelajaran tersebut Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam penilaian kelas antara lain observasi atau pengamatan, penilaian diri, tes (tanya jawab), dan diskusi. Pengamatan dilakukan terhadap kegiatan siswa secara terus menerus selama berlangsungnya pembelajaran. Guru
melakukan pengamatan terhadap siswa pada saat mereka membaca, bekerjasama dengan teman lainnya, mengerjakan tugas-tugas, memecahkan masalah, dan kegiatan lainnya. Pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan atau tanpa lembar pengamatan. Siswa diberi kesempatan untuk menilai kemajuan belajarnya melalui buku atau catatan yang secara khusus digunakan untuk mencatat kemajuan belajar, kesulitan, dan berbagai saran yang terkait dengan penyelenggaraan pembelajaran. Penilaian diri tidak terkait dengan pemberian nilai penguasaan atau prestasi belajar. Penjelasan penilaian diri yang ada dalam buku siswa memberikan umpan balik kepada Guru sebagai masukan untuk membantu siswa dalam belajar dan menyempunakan pembelajaran. Tanya jawab dilakukan untuk mengetahui sejauhmana siswa memahami substansi pelajaran. Tanya jawab hendaknya bersifat informal, terbuka, dan mendorong serta memotivasi siswa untuk belajar lebih giat. Diskusi di antara siswa dilakukan untuk mengetahui sejauhmana siswa memahami konsep atau menggunakan berbagai konsep untuk memecahkan suatu masalah. Melalui diskusi, Guru dapat mengamati dan memperoleh informasi yang terkait dengan penguasaan siswa terhadap substansi pelajaran, termasuk tanggapan siswa terhadap pendekatan pembelajaran yang digunakan Guru. Apabila dikaitkan dengan materi kompetensi yang dinilai, teknik penilaian dapat dilakukan menggunakan penilaian sikap, unjuk kerja, tertulis, proyek, produk dan portofolio (Pusat Kurikulum, 2006). Penilaian sikap digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang terkait dengan kecenderungan seseorang (suka atau tidak suka) dalam merespon sesuatu atau objek tertentu. Penilaian unjuk kerja digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut siswa melakukan tugas tertentu. Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis (paper and pencil test), yaitu melalui serangkaian butir soal dalam bentuk tertulis. Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut dapat berupa suatu penelitian sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian produk merupakan penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Hal ini meliputi penilaian kompetensi membuat produk-produk teknologi dan seni serta produk lainnya. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. 4. Lingkup Materi Kompetensi yang Dinilai
Materi penilaian kelas adalah semua kompetensi yang ada dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Kompetensi yang tercantum dalam KTSP mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai karakteristik masing-masing mata pelajaran. Salah satu komponen KTSP adalah silabus, yang merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Silabus disusun oleh Guru kelas/mata pelajaran, atau kelompok Guru kelas/mata pelajaran, atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan. Silabus memuat antara lain: standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Satu standar kompetensi terdiri atas beberapa kompetensi dasar, dan setiap kompetensi dasar dijabarkan ke dalam indikator-indikator pencapaian hasil belajar yang dikembangkan oleh Guru dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi sekolah. Indikator merupakan kriteria pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Teknik penilaian yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan karakteristik standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pada materi yang diajarkan Guru. Berbagai teknik penilaian dapat digunakan sesuai dengan ranah kompetensi yang hendak dinilai.
Agar materi dalam silabus dapat dilaksanakan dalam pembelajaran, Guru menjabarkan silabus menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP adalah penjabaran silabus yang menggambarkan rencana prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi. RPP digunakan sebagai pedoman Guru dalam melaksanakan pembelajaran dan penilaian baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan. Rancangan penilaian dalam RPP mengacu pada penilaian yang terdapat dalam silabus tetapi harus lebih rinci dan lengkap. Penilaian dalam silabus dituliskan hanya contoh instrumen, sedangkan dalam RPP semua instrumen/soal ditulis lengkap sesuai KD dan indikator dalam RPP. Berbagai teknik penilaian dapat digunakan sesuai ranah kompetensi yang hendak diukur dan karakteristik standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pada materi yang diajarkan. Sesuai dengan pendekatan penilaian yang digunakan, perlu mengembangkan instrumen penilaian. Meskipun Guru sebagai life instrument, namun instrumen seperti pedoman pengamatan, daftar periksa (check list), tes tertulis dan lain-lainnya perlu disiapkan dengan baik. Hal ini dapat digunakan oleh Guru sebagai pedoman yang akan mempermudah melaksanakan penilaian dalam pembelajaran. 2. Melaksanakan penilaian kelas dan memanfaatkan hasilnya Penilaian kelas dilakukan terpadu dengan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, penilaian dilakukan sebelum pembelajaran, pada saat pembelajaran, dan setelah selesai pembelajaran. Proses pelaksanaan penilaian dan pemanfaatan hasilnya sebagai umpan balik untuk menyempurnakan pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Sebelum & Awal pembelajaran
Melakukan penilaian awal berkaitan dengan kesesuaian pembelajaran dengan siswa, antara lain: kemampuan awal yang disyaratkan, penguasaan terhadap materi, minat dan motivasi belajar siswa, dllnya. Penilaian ini dilakukan melalui: pemeriksaan hasil pekerjaan rumah, secara informal memberikan pertanyaan-pertanyaan baik menyangkut materi maupun motivasi belajar siswa, dan mengamati respon siswa
Temuan yang diperoleh dapat digunakan untuk: mengembangkan rancangan remedi atau pengayaan; menjelaskan lagi materi yang dipandang sesuai; menyesuaikan tempo (kecepatan) penyampaian materi; penempatan siswa pada kelompok kelas yang sesuai.
b. Selama pembelajaran Kegiatan Guru dalam penilaian kelas selama pembelajaran antara lain meliputi:
Menyesuaikan pendekatan pembelajaran sesuai temuan pada penilaian awal Memantau kegiatan belajar siswa, pada saat mereka memperhatikan penjelasan Guru, membaca, bekerjasama dengan teman lainnya, mengerjakan tugas-tugas, memecahkan masalah, dan kegiatan lainnya.
Berkomunikasi dengan siswa untuk mengetahui sejauhmana mereka memahami apa yang sedang dipelajari Memperhatikan tanggapan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan memberikan penjelasan jika diperlukan Mengidentifikasi kemajuan dan kesulitan-kesulitan belajar siswa Memberikan umpan balik dan membantu siswa belajar Menentukan sejauhmana pencapaian tujuan pembelajaran Mendokumentasikan hasil penilaian
c. Akhir & Setelah pembelajaran Kegiatan Guru setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran antara lain meliputi:
Memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan penilaian diri, mencakup kemajuan belajar, kesulitan, bantuan yang diperlukan untuk menguasai pelajaran, dan saran-saran lainnya
Memberikan tugas terstruktur kepada siswa, dapat berupa pekerjaan rumah, tugas proyek, dan tugas lain yang sistematis dan terkait erat dengan substansi pelajaran. Menganalisis informasi penilaian yang diperoleh sebelum dan selama pembelajaran untuk memahami setiap siswa, kemajuan belajar, dan memberikan informasi untuk rancangan pembelajaran selanjutnya
Menjelaskan sejauhmana tujuan pembelajaran, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang, telah dikuasai siswa Mengevaluasi efektivitas pembelajaran Mencatat dan melaporkan hasil-hasil penilaian untuk analisa, evaluasi dan pembuatan keputusan di tingkat sekolah Mengkomunikasikan berbagai keunggulan dan kelemahan berdasarkan pada hasil-hasil penilaian pada siswa dan orang tua
10
KERANGKA PENILAIAN KELAS SEBAGAI MEKANISME UMPAN BALIK UNTUK MEMANTAU KEMAJUAN BELAJAR SISWA
Gambar berikut ini merupakan kerangka penilaian kelas sebagai mekanisme umpan balik untuk memantau kemajuan belajar siswa dan menyempurnakan pembelajaran.
11
SIFAT PENILAIAN
OBSERVASI
Komunikasi, termasuk dalam bentuk tanya jawab dilakukan pada saat-saat tertentu
selama pembelajaran untuk mengetahui sejauhmana siswa memiliki kesiapan belajar, kemampuan memahami pelajaran, kemajuan dan kesulitan belajarnya. Guru juga memberikan saran dan bimbingan belajar kepada siswa yang memerlukan.
12
Guru memberikan
PENILAIAN DIRI kesempatan pada siswa untuk melakukan penilaian diri, mencakup kemajuan belajar, kesulitan, bantuan yang diperlukan untuk menguasai pelajaran, dan saransaran lainnya.
TUGAS TERSTRUKTUR
TES
Guru mengadakan
tes penempatan dan kesiapan belajar untuk memastikan kesesuaian substansi yang dipelajari dan pengelompokkan siswa.
Guru
mengadakan tes secara formal, misalnya setelah satu atau dua pokok bahasan selesai diajarkan, untuk mengetahui tingkat penguasaan/prestasi belajar siswa
FORMAL
Gambar 2. Kerangka penilaian kelas sebagai mekanisme umpan balik untuk memantau kemajuan belajar siswa dan menyempurnakan pembelajaran.
13
14
Saran
Perencanaan penilaian kelas hendaknya mulai dilakukan sejak pengembangan KTSP, terutama pada saat penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Peran MGMP perlu dioptimalkan dalam mengkaji perancangan dan pelaksanaan penilaian kelas. Setiap Guru diharapkan dapat menguasai konsep dan menerapkan penilaian kelas sesuai mata pelajarannya. Hal ini dapat dilakukan melalui forum MGMP, mempelajari pedoman-pedoman KTSP dan penilaian yang dikeluarkan BSNP, dan buku-buku penunjang lainnya.
15
Daftar Pustaka
Aiken, Lewis R., Psychological Testing and Assessment. New Jersey: Prentice-Hall, 1998.
Angelo, T.A. & Cross, P.K., Classroom Assessment Techniques. A Handbook for College Teachers (2nd Ed.), Jossey-Bass 1993. Direktorat Pembinaan SMP. Buku Saku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas, 2006. Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Hasil Need Assessment Guru SMP. Jakarta: Depdiknas, 2003. Eder, Douglas, Southern Illinois University, "Classroom Assessment Techniques.", http://www.siue.edu/assess/catmain.html Gronlund, Norman E., dan Linn Joyce E., Measurement and Evaluation in Teaching New Jersey: Mcmillan Publishing Company, 1990. Harris Duncan dan Bell Chris, Evaluating and Assessing for Learning. New Jersey: Nichols Publishing Company, 1994. Media Informasi Online Stikom. (http://www.smu-net.com.), 2003. Paradise Valley Community College. Classroom based assessment. (http://www.pvc.maricopa.edu/AI/classroom.html). 2003. Pusat Kurikulum. Penilaian Kelas. Jakarta: Depdiknas, 2006.
16