Anda di halaman 1dari 37

Journal Reading

Medico-legal evaluation of deaths due to decapitation


Bahadr Kumral, Yaln Byk*, mit N.Gndomu, Esat ahn, M.Feyzi ahn

Oleh :

Kelompok 1
Preseptor:

Dr. Rika Susanti, Sp.F

Abstrak :
Decapitation
0,1%

Bunuh diri Jarang terjadi

Metode : melibatkan kereta apipemenggalan kepala pada gantung diri, bunuh diri yang dibantu dengan kendaraan

Dilaporkan : Decapitation
(Studi retrospektif)

Guilotine

Menggambarkan karakteristik dari kematian dengan pemenggalan kepala selama periode 10 tahun dalam seri autopsi di Istanbul, Turki. Total 36270 autopsi forensik 19 kasus, jenazah ditemukan dipenggal (0,05%). Rentang usia jenazah yang dipenggal berusia 18 sampai 71 tahun (rata-rata 39,1 tahun) Rasio laki-laki dan perempuan adalah 13/6 Hanya terdapat satu kasus bunuh diri dan cara yang digunakan untuk bunuh diri adalah mekanisme seperti guillotine.

Perangkat mirip guillotine yang dirancang oleh korban laki-laki telah digunakan untuk memenggal kepala Usia dalam kasus bunuh diri tersebut adalah 41 tahun Tidak ada kasus bunuh diri oleh perempuan

Terdapat 13 kematian yang disebabkan oleh kecelakaan 6 tabrakan kendaraan dan 7 kecelakaan antara kereta dengan pejalan kaki Rentang usia individu yang meninggal pada kecelakaan berusia 26 sampai 68 tahun (rata-rata 36,8 tahun) Rasio laki-laki dan perempuan adalah 11/2.

Selama masa studi jumlah kasus pembunuhan dengan pemenggalan kepala adalah 5. Rentang usia kasus pembunuhan berusia 18 sampai 71 tahun (rata-rata 45,2 tahun), Rasio laki-laki dan perempuan 1/4. Ada beberapa trauma di bagian tubuh lain pada kasus pembunuhan bersama dengan pemenggalan kepala. Dalam kebanyakan kasus pembunuhan ditemukan beberapa luka tusukan. Ketinggian pemenggalan pada vertebra adalah setinggi vertebra servikal 3-4 pada 9 kasus dan ketinggian vertebra servikal yang berbeda pada kasus lain.

Pemenggalan kepala digunakan sebagai eksekusi untuk tujuan beragam. Pemenggalan tanpa mutilasi lebih lanjut dari korban dalam kasus pembunuhan relatif jarang terjadi. Pemenggalan pada tubuh terutama oleh roda kereta api atau dengan pemotongan postmortem setelah pembunuhan. Beberapa metode juga mengakibatkan pemenggalan sebagai hasil yang diinginkan atau komplikasi

Pemenggalan kepala dari tubuh merupakan peristiwa yang jarang, dilaporkan terjadi sekitar 0,1% dari autopsi medikolegal.

Pemenggalan kepala sendiri merupakan metode yang sangat jarang dilakukan dalam bunuh diri.

Byard dan Gilberd melaporkan hanya 13 kasus bunuh diri, melibatkan pemenggalan kepala dalam seri autopsi yaitu 16.589 dalam masa 17 tahun.

Tsokos et. alditinjau dari 7681 autopsi selama periode 7 tahun, melaporkan bahwa hanya 10 kasus bunuh diri dengan pemenggalan total metode yang paling disukai adalah yang melibatkan kereta api

Metode lain adalah pemenggalan kepala dengan bunuh diri secara gantung, dan bunuh diri yang dibantu dengan kendaraan. Meskipun jarang dihadapi, pemenggalan kepala dengan guillotine juga dilaporkan

Dalam penelitian retrospektif, dalam rangka untuk menggambarkan karakteristik kematian akibat pemenggalan kepala, kami menyajikan temuan kasus kematian akibat pemenggalan kepala selama periode 10-tahun dalam serangkaian otopsi medico-legal di Istanbul, Turki.

Bahan dan metode


Di antara berkas-berkas dari Departemen Mortuary Dewan Kedokteran Forensik di Istanbul, Turki, kasus pemenggalan kepala yang dipilih dan diperiksa selama periode 10tahun dari Januari 2000 sampai Desember 2009.

Laporan otopsi dan berkas penyelidikan dari investigasi kematian yang ditinjau untuk parameter seperti, keadaan kematian, fitur sosio-demografi korban, penyebab dancara kematian, gambaran trauma selain dari pemenggalan, dan sifat luka dari pemenggalan kepala (ante,peri-atau postmortem).

Sebanyak 36.270 autopsi forensik yang dilakukan selama periode penelitian dan dalam 19 kasus Mayat yang ditemukan dipenggal (0,05%) Rentang usia dari jenazah yang dipenggal adalah 18 sampai 71 tahun(rata-rata, 39,1 tahun) Rasio laki-laki dan wanita 13:6.

Hanya ada satu kasus bunuh diri cara yang digunakan untuk bunuh diri adalah mekanisme seperti guillotine. Dalam kasus ini, perangkat yang menyerupai guillotine dirancang oleh korban laki-laki yang digunakan untuk memenggal kepala sendiri. Usia untuk kasus bunuh diri ini diketahui sudah 41 tahun. Tidak ada kasus bunuh diri ini pada perempuan.

Studi Kasus

BUNUH DIRI

41 TAHUN

Alat seperti Guillotin

Benda seperti Guillotin

2 buah bar baja

Balok plester 15-20 kg Bilah

Posisi mayat dan lukanya

Studi kasus...
13 kematian 6 akibat tabrakan 7 akibat kecelakaan kereta api-pejalan kaki. Jarak umur sekitar 26 sampai 6 tahun (rata-rata, 36,8 tahun) perbandingan laki-laki dan perempuan = 11 : 2

Penyebaran kasus-kasus menurut jenis-jenis pembunuhan

Jumlah kasus pembunuhan dengan pemenggalan kepala berjumlah 5 18 71 tahun (rata-rata 45,2 tahun) Perbandingan laki-laki dan perempuan sekitar 1:4

Sampel analisis toksikologi etanol pada pemeriksaan darah berkisar dari 120-375 mg/dl pada 4 kasus kecelakaan. Pada dua kasus kecelakaan lalu lintas, tingkat etanol pada darah berkisar 211 dan 228 mg/dl Pada dua buah kasus kecelakaan, tingkat etanol diukur sekitar 120 dan 375 mg/dl Tidak ditemukannya zat toksik lainnya.

Populasi masyarakat pemenggalan kepala jarang terjadi badan yang terpenggal kepala biasanya berhubungan dengan ledakan atau tabrakan Pemenggalan kepala telah dilaporkan pada kejadian kematian bunuh diri maupun pembunuhan Pada kasus bunuh diri, pemenggalan kepala ditemukan kadang-kadang pada kematian gantung dan kematian keretaapi-pejalankaki

Walaupun, kematian bunuh diri oleh mekanisme seperti guillotine dan kasus bunuh diri berhubungan dengan kendaraan juga telah dilaporkan Pada jenis kematian dengan bunuh diri, pemenggalan kepala merupakan hasil dari metode penganiayaan yang hampir selalu berpotensi membingungkan dengan pembunuhan.

kematian

kecelakaan pembunuhan
pemenggalan kepala timbul bersamaan dengan luka penyebab mati lainnya luka tusuk multiple.

perkiraan waktu luka sangat penting menentukan proses hukum.

penelitian kasus pembunuhan dengan pemenggalan kepala 5 kasus

alat-alat tajam

ditandai tepi potongan luka yang rata dan tanda penting lainnya pada berbagai tingkatan disekeliling luka

Autopsi diagnosis akhir memperkirakan waktu luka akibat pemenggalan kepala pada 5 kasus yang dilaporkan

dari 5 kasus hubungan pemenggalan dalam proses kematian bersamaan temuan trauma lainnya (luka tusuk multiple) tidak bisa dibuktikan.

kasus pembunuhan dengan luka tusuk multiple

proses pemenggalan kepala tindakan terakhir dari bagian tubuh periode agonal / sesaat sesudah mati

Kematian kereta api pejalan kaki


kecurigaan kasus bunuh diri kecelakaan

pengaruh alkohol atau obat

bunuh diri dengan mati gantung

aspirasi darah tanda penting bukti mutilasi setelah mati.

kasus pemenggalan kepala membedakan jenis penyebab kematian tidaklah mudah.

pemenggalan kepala setelah kematian

Pertimbangkan kematian akibat pembunuhan

Motif-motif Mutilasi Post mortem


Mutilasi defensive Mutilasi Agresive Mutilasi Offensive Mutilasi motif lainnya

Perbedaan Akibat Kematian dengan Pemenggalan Kepala


Akibat Kematian dengan Pemenggalan Kepala: 1. Bunuh diri 2. Kecelakaan 3. Pembunuhan 4. Mutilasi setelah pembunuhan

Kematian dengan hanya pemenggalan kepala tanpa ada perlukaan lain di tubuh adalah indikasi kuat untuk kasus bunuh diri Kematian dengan pemenggalan kepala dan ada perlukaan lain di tubuh adalah biasa terjadi pada kasus pembunuhan

Untuk kematian pada rel kereta api, bila mayat yang ditemukan terbaring dengan leher berada pada salah satu rel bisa menjadi inkasi kuat kasus bunuh diri

Konfirmasi sebab mati yang pasti harus dari otopsi Hanya dari otopsi bisa mengunkapkan bahwa kematian disebabkan oleh pemenggalan kepala atau bukan

Kesimpulan
Kombinasi dari pencarian temapt kejadian perkara kematian dan hasil dari otopsi menjadi bukti yang bernilai bagus dalam membedakan antara pembunuhan dengan modus dari kematian yang lain

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai