Anda di halaman 1dari 29

Biogas sebagai Bahan Bakar Nonfosil Terbarukan

Makalah Dasar Teknik Elektro

Disusun Oleh : Thursy Rienda AuliaSatriani Lina Alif Tony Benua Eka Saputra 1221009 1221011 1221021 1221022

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM BATAM 2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas petunjuk dan kekuatan yang diberikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah dasar teknik elektro yang berjudul Biogas sebagai Bahan Bakar Nonfosil Terbarukan. Dalam penyusunan dan penulisannya, makalah ini tidak terlepas dari rintangan dan hambatan, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan sumbangsih kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun berdasarkan beberapa materi yang diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan para mahasiswa, terutama dalam persoalan bahan bakar nonfosil yang terbarukan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi materi atau penyusunan, sehingga penulis mengharapkan kritik yang membangun dari pembaca, guna penulisan makalah kedepannya. Akhirkata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Batam, Desember 2012

Penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii ABSTRAK.......................................................................................................................... iv BAB I.................................................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................... 2 1.4 Manfaat Penulisan......................................................................................................... 2 1.5 Metode Penyelesaian.................................................................................................... 2 1.6 Sistematika Penulisan................................................................................................... 3 BABII.................................................................................................................................. 4 2.1 Pengertian Biogas......................................................................................................... 4 2.2 Sejarah Biogas.............................................................................................................. 4 2.3 Prinsip Teknologi dan Komposisi Biogas..................................................................... 5 BAB III............................................................................................................................... 8 3.1 Pembuatan Biogas......................................................................................................... 8 3.2 Jenis Biodigester........................................................................................................... 10 3.3 Penggunaan Biogas....................................................................................................... 13

iii

BAB IV............................................................................................................................... 16 4.1 Pemanfaatan dan kelebihan biogas............................................................................... 16 4.2 Peluang Pemanfaatan Biogas........................................................................................ 16 BAB V................................................................................................................................ 18 5.1 Kesimpulan................................................................................................................... 18 5.2 Saran............................................................................................................................. 18 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 19

iv

ABSTRAK

Melihat semakin menipisnya bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui, dipilihlah sebuah bahan bakar nonfosil yang dapat diperbaharui , yaitu biogas. Biogas merupakan suatu campuran gas-gas yang dihasilkan dari suatu proses fermentasi bahan organik oleh bakteri dalam keadaan tanpa oksigen .(Prihandana & Hendroko 2008) instalasinya dapat dibangun sesuai keinginan dan biaya yang dimiliki. Memiliki manfaat yang luar biasa biogas dapat menggantikan fungsi BBM untuk meghasilkan energy listrik. Dengan adanya biogas diharapkan dapat dipraktekan dikehidupan sehaari-hari.

Kata Kunci : Unrenewable, renewable, Biogas, Metana, Disgester.

vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kelangkaan BBM kembali melanda Indonesia dalam beberapa pekan terakhir ini. Beberapa anjuran dari pemerintah untuk melakukan penghematan diberbagai bidang, dirasa tidak lagi cukup untuk mengatasinya. Mengingat Bahan bakar yang selama ini kita gunakan adalah bahan bakar fosil yang merupakan bahan bakar yang unrenewable (tidak dapat dipebaharui), mencari sumberdaya alternatif yang renewable(dapat diperbaharui) adalah salah satu upaya yang tepat untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Berbagai percobaan dan penelitian guna mencari bahan bakar alternatif berupa bahan bakar nonfosil dan terbarukan sudah banyak dilakukan, semua hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan kita terhadap bahan bakar fosil yang semakin menipis. Pada bab ini akan dibahas Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penyelesaian, dan sistematika penulisan tentang bahan bakar alternative sebagai pengganti bahan bakar fosil sebagai sumber energi. Sebagai contoh beberapa potensi yang ada dialam ini seperti cahaya matahari, gelombang air laut, ocean thermal, sampah dan berbagai buangan dapat dipilih untuk menghasilkan energi yang terbarukan. Salah satu potensi lain yang cocok untuk kita adalah biogas, dimana limbah berupa kotoran ternak atau kotoran manusia yang mengandung metana (yang berperan besar menjadi penyebab effect rumah kaca), dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi yang ramah lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


1

1.

Apa pengertian biogas?

2. Mengapa biogas dipilih sebagai bahan bakar alternatif ? 3. Efektifkah biogas sebagai pengganti bahan bakar fosil ? 4. Apa perbedaan biogas dengan bahan bakar lainnya? 5. Bagaimana cara pembuatan biogas? 6. Apa manfaat biogas?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian biogas. 2. Mengetahui kandungan yang terdapat dalam biogas. 3. Mengetahui kelebihan yang dimiliki biogas. 4. Mengetahui cara pemanfaatan dan pengolahan biogas. 5. Dapat menambah wawasan. 6. Dapat memotivasi untuk menghasilkan teknologi tepat guna dalam rangka membantu pemerintah untuk menghemat energi.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Dapat mengetahui perbedaan biogas dengan sumber enrgi bahan bakar lainnya. 2. Dapat mengetahui alasan pemilihan biogas. 3. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki biogas. 4. Dapat mengetahui cara megolah biogas. 5. Dapat membantu memecahkan masalah akibat kelangkaan BBM sebagi sumber energi.

1.5 Metode Penyelesaian

Metode yang digunakan dalam penulisan dan penyusunan karya ilmiah ini adalah penulisan referensi pustaka dan rangkuman. 1.6 Sistematika Penulisan BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan 1.4 Manfaat Penulisan 1.5 Metode Penyelesaian 1.6 Sistematika Penulisan BABII

2.1 Pengertian Biogas 2.2 Sejarah Biogas 2.3 Prinsip Teknologi dan Komposisi Biogas BAB III 3.1 Pembuatan Biogas 3.2 Jenis Biodigester 3.3 Penggunaan Biogas BAB IV 4.1 Pemanfaatan dan kelebihan biogas 4.2 Peluang Pemanfaatan Biogas BAB V 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran

BAB II PENGENALAN BIOGAS

2.1 Pengertian Biogas

Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida..(Wikipedia 2012) Biogas merupakan suatu campuran gas-gas yang dihasilkan dari suatu proses fermentasi bahan organik oleh bakteri dalam keadaan tanpa oksigen .(Prihandana & Hendroko 2008) Biogas juga merupakan gas yang dilepaskan jika bahan-bahan organik seperti kotoran ternak, kotoran manusia, jerami, sekam, dan daun-daun hasil sortiran sayur difermentasi atau mengalami proses metanisasi. Proses metanisasi menghasilkan gas yang kaya akan methane dan slurry. Gas methane dapat digunakan untuk berbagai sistem pembangkitan energi sedangkan slurry dapat digunakan sebagai kompos .(Hambali 2007)

2.2 Sejarah Biogas Pada awal perkembangan biogas, kebudayaan Mesir, Cina dan Roma kuno diketahui telah memanfaatkan gas alam dengan cara dibakar untuk menghasilkan panas. Sejarah penemuan proses anaerobik digestion untuk menghasilkan biogas tersebar di benua Eropa. Penemuan ilmuwan Volta terhadap gas yang dikeluarkan di rawa-rawa terjadi pada tahun
5

1770, beberapa dekade kemudian Avogadro mengidentifikasikan tentang gas metana. Setelah tahun 1875, dipastikan bahwa biogas merupakan produk dari proses anaerobik digestion. Tahun 1884 Pasteour melakukan penelitian tentang biogas menggunakan kotoran hewan. Era penelitian Pasteour menjadi landasan untuk penelitian biogas hingga saat ini . Sejak tahun 1975, instalasi biogas mulai diperkenalkan di Cina. Cina memiliki biogas dengan skala rumah tangga dan telah dimanfaatkan oleh sepertiga rumah tangga di pedesaan. Tahun 1992, sekitar lima juta rumah tangga menggunakan instalasi biogas sehingga biogas merupakan bahan bakar utama penduduk Cina.Reaktor biogas yang banyak digunakan adalah model sumur tembok dengan bahan baku kotoran ternak dan manusia serta limbah pertanian. Tahun 1981 mulai dikembangkan instalasi biogas di India. Pengembangan instalasi biogas dilakukan oleh Departemen Sumber Energi non-Konvensional melalui program The National Project on Biogas Development dengan melakukan riset terhadap pengembangan model instalasi biogas. Reaktor biogas yang digunakan sama dengan reaktor biogas yang dikembangkan di Cina yaitu menggunakan model sumur tembok dan dengan drum serta dengan bahan baku kotoran ternak dan limbah pertanian. Tahun 1999, sekitar tiga juta rumah tangga di India menggunakan instalasi biogas. Teknologi biogas mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1970-an. Pada awalnya teknik pengolahan limbah dengan instalasi biogas dikembangkan di wilayah pedesaan, tetapi saat ini teknologi ini sudah mulai diterapkan di wilayah perkotaan. Pada tahun 1981, pengembangan instalasi biogas di Indonesia dikembangkan melalui Proyek Pengembangan Biogas dengan dukungan dana dari Food and Agriculture Organization (FAO) dengan dibangun contoh instalasi biogas di beberapa provinsi. Mulai tahun 2000-an telah dikembangkan reaktor biogas skala kecil (rumah tangga) dengan konstruksi sederhana yang terbuat dari plastik secara siap pasang dan dengan harga yang relatif murah .

2.3 Prinsip Teknologi dan Komposisi Biogas

Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang sebagian besar adalah berupa gas metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida, gas inilah yang disebut biogas. Proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah mikroorganisme, terutama bakteri metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi adalah 30-55C, dimana pada suhu tersebut mikroorganisme mampu merombak bahan bahan organik secara optimal. Hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri adalah gas metan seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel : Komposisi biogas (%) kotoran sapi dan campuran kotoran ternak dengan sisa pertanian Jenis gas Metan (CH4) Karbon dioksida (CO2) Nitrogen (N2) Karbon monoksida (CO) Oksigen (O2) Propena (C3H8) Hidrogen sulfida(H2S) Nilai kalor (kkal/m2)
Sumber: Harahap, dkk (1978)

Kotoran sapi 65,7 27,0 2,3 0 0,1 0,7 6513

Biogas Campuran kotoran + sisa pertanian 54 70 45 57 0,5 3,0 0,1 6,0 sedikit 4800 6700

Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Gas landfill memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan sistem pengolahan limbah maju dapat menghasilkan biogas dengan 55-75%CH4 [1]. Tabel : Komposisi biogas[2] Komponen Metana (CH4) % 55-75

Karbon dioksida (CO2) 25-45 Nitrogen (N2) Hidrogen (H2) 0-0.3 1-5

Hidrogen sulfida (H2S) 0-3 Oksigen (O2)


Sumber : Wikipedia.org(2012)

0.1-0.5

Hidrogen sulphur mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi, bila biogas mengandung senyawa ini maka akan menyebabkan gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang di ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya karena akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulphur dioksida /sulphur trioksida (SO2 / SO3). senyawa ini lebih beracun.

BAB III PEMBUATAN BIOGAS, JENIS BIODIGESTER, CARA PENGGUNAAN BIOGAS


3.1 Pembuatan Biogas

Pertama, siapkan bahan baku organik yang dapat dicerna oleh bakteri dan mikroorganisme yang ada dalam pembangkit biogas dengan terlebih dicampur antara kotoran sapi/ternak dengan air. Ada tiga kelompok bakteri yang berperan dalam proses pembentukan biogas: 1. Kelompok bakteri fermentatif, yaitu: Steptococci, Bacteriodes, dan beberapa jenis Enterobactericeae, 2. .Kelompok bakteri asetogenik, yaitu Desulfovibrio, 3. Kelompok bakteri metana, yaitu Mathanobacterium, Mathanobacillus, Methanosacaria, dan Methanococcus. Sedangkan terkait dengan temperatur, secara umum ada 3 rentang temperatur yang disenangi oleh bakteri, yaitu: 1. Psicrophilic (suhu 4o 20o C), biasanya untuk negara-negara subtropics atau beriklim dingin, 2. Mesophilic (suhu 20o 40o C), 3. Thermophilic (suhu 40o 60o C), hanya untuk men-digesti material, bukan untuk menghasilkan biogas.

Dengan demikian, untuk negara tropis seperti Indonesia, digunakan unheated digester (digester tanpa pemanasan) pada kondisi kondisi temperatur tanah 20o 30o C.

Tahap selanjutnya adalah input, yaitu melakukan pengolahan terhadap bahan baku agar dapat memenuhi persyaratan pembuatan biogas, yaitu: 1. Penyaringan bahan baku Penyaringan ini dilakukan agar bahan baku tidak mengandung serat yang terlalu kasar. Serat kasar tersebut berupa sampah atau kotoran lain dari kandang selain kotoran ternak, misalnya serpihan kayu, akar, daun keras, sisa batang rumput atau kotoran lainnya yang kebanyakan berupa sisa-sisa pakan ternak yang terlalu kasar. 2. Pencampuran dengan air dan pengadukan Air berguna bagi mikroorganisme di dalam pembangkit sebagai media transpor saat pencampuran kotoran. Campuran tidak boleh terlalu encer atau terlalu kental karena dapat mengganggu kinerja pembangkit/reaktor dan menyulitkan saat penanganan hasil keluaran pembangkit biogas. Sebagai panduan dasar, campuran yang baik berkisar antara 7% 9% bahan padat. 3. Memasukkan bahan organic Terlebih dahulu, buatlah keran sederhana agar dalam memasukkan bahan organik ke dalam pembangkit dapat dilakukan dengan mudah. 4. Mengalirkankan ke saluran inlet atau saluran masukan Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan. Pada pengisian pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka agar pemasukan lebih mudah dan udara yang ada didalam digester terdesak keluar. Pada pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang banyak sampai digester penuh. 5. Membuang gas yang pertama dihasilkan

10

Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi CH4 54% dan CO2 27% maka biogas akan menyala. 6. Terbentuknya Biogas Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal

11

3.2 Jenis Biodigester

Digester adalah tempat terjadinya fermentasi bahan-bahan organik yang selanjutnya akan menghasilkan gasbio. Digester harus dibuat kedap udara, hal ini disebabkan proses fermentasi yang terjadi adalah secara anaerob (tidak ada oksigen). Digester biogas dapat dibuat dengan berbagai tipe dan ukuran, tergantung pada bahan dan anggaran yang tersedia. Dari segi konstruksi, biodigester dibedakan menjadi: 1. Fixed dome Biodigester ini memiliki volume tetap sehingga (biodigester). produksi Karena gas itu, akan dalam meningkatkan tekanan dalam reactor konstruksi ini gas yang terbentuk akan segera dialirkan ke pengumpul gas di luar reaktor.

2. Floating dome Pada tipe ini terdapat bagian pada konstruksi reaktor yang bisa bergerak untuk menyesuaikan dengan kenaikan tekanan reaktor. Pergerakan bagian reaktor ini juga menjadi tanda telah dimulainya produksi gas dalam reaktor biogas. Pada reaktor jenis ini, pengumpul gas berada dalam satu kesatuan dengan reaktor tersebut.
12

3. Balloon

Reaktor balon merupakan jenis reaktor yang banyak digunakan pada skala rumah tangga yang menggunakan bahan plastik sehingga lebih efisien dalam penanganan dan perubahan tempat biogas. reaktor ini terdiri dari satu bagian yang berfungsi sebagai digester dan penyimpan gas masing masing bercampur dalam satu ruangan tanpa sekat. Material organik terletak dibagian bawah karena memiliki berat yang lebih besar dibandingkan gas yang akan mengisi pada rongga atas. Dari segi aliran bahan baku reaktor biogas, biodigester dibedakan menjadi: 1. Bak (batch) Pada tipe ini, bahan baku reaktor ditempatkan di dalam wadah (ruang tertentu) dari awal hingga selesainya proses digesti. Umumnya digunakan pada tahap eksperimen untuk mengetahui potensi gas dari limbah organik. 2. Mengalir (continuous) Untuk tipe ini, aliran bahan baku masuk dan residu keluar pada selang waktu tertentu. Lama bahan baku selama dalam reaktor disebut waktu retensi hidrolik (hydraulic retention time/HRT). Sementara dari segi tata letak penempatan biodigester, dibedakan menjadi: 1. Seluruh biodigester di permukaan tanah Biasanya berasal dari tong-tong bekas minyak tanah atau aspal. Kelemahan tipe ini adalah volume yang kecil, sehingga tidak mencukupi untuk kebutuhan sebuah rumah
13

tangga (keluarga). Kelemahan lain adalah kemampuan material yang rendah untuk menahan korosi dari biogas yang dihasilkan. 2. Sebagian tangki biodigester di bawah permukaan tanah Biasanya biodigester ini terbuat dari campuran semen, pasir, kerikil, dan kapur yang dibentuk seperti sumuran dan ditutup dari plat baja. Volume tangki dapat diperbesar atau diperkecil sesuai dengan kebutuhan. Kelemahan pada sistem ini adalah jika ditempatkan pada daerah yang memiliki suhu rendah (dingin), dingin yang diterima oleh plat baja merambat ke dalam bahan isian, sehingga menghambat proses produksi. 3. Seluruh tangki biodigester di bawah permukaan tanah Model ini merupakan model yang paling popular di Indonesia, dimana seluruh instalasi biodigester ditanam di dalam tanah dengan konstruksi yang permanen, yang membuat suhu biodigester stabil dan mendukung perkembangan bakteri methanogen.

Komponen pada biodigester sangat bervariasi, tergantung pada jenis biodigester yang digunakan. Tetapi, secara umum biodigester terdiri dari komponen-komponen utama sebagai berikut: 1. Saluran masuk Slurry (kotoran segar) - Saluran ini digunakan untuk memasukkan slurry (campuran kotoran ternak dan air) ke dalam reaktor utama. Pencampuran ini berfungsi untuk memaksimalkan potensi biogas, memudahkan pengaliran, serta menghindari terbentuknya endapan pada saluran masuk. 2. Saluran keluar residu Saluran ini digunakan untuk mengeluarkan kotoran yang telah difermentasi oleh bakteri. Saluran ini bekerja berdasarkan prinsip kesetimbangan tekanan hidrostatik. Residu yang keluar pertama kali merupakan slurry masukan yang pertama setelah waktu retensi. Slurry yang keluar sangat baik untuk pupuk karena mengandung kadar nutrisi yang tinggi.

14

3. Katup pengaman tekanan (control valve) Katup pengaman ini digunakan sebagai pengatur tekanan gas dalam biodigester. Katup pengaman ini menggunakan prinsip pipa T. Bila tekanan gas dalam saluran gas lebih tinggi dari kolom air, maka gas akan keluar melalui pipa T, sehingga tekanan dalam biodigester akan turun. 4. Sistem pengaduk Pengadukan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu pengadukan mekanis, sirkulasi substrat biodigester, atau sirkulasi ulang produksi biogas ke atas biodigester menggunakan pompa. Pengadukan ini bertujuan untuk mengurangi pengendapan dan meningkatkan produktifitas biodigester karena kondisi substrat yang seragam. 5. Saluran gas Saluran gas ini disarankan terbuat dari bahan polimer untuk menghindari korosi. Untuk pembakaran gas pada tungku, pada ujung saluran pipa bisa disambung dengan pipa baja antikarat. 6. Tangki penyimpan gas Terdapat dua jenis tangki penyimpan gas, yaitu tangki bersatu dengan unit reaktor (floating dome) dan terpisah dengan reaktor (fixed dome). Untuk tangki terpisah, konstruksi dibuat khusus sehingga tidak bocor dan tekanan yang terdapat dalam tangki seragam, serta dilengkapi H2S Removal untuk mencegah korosi.

3.3 Cara Penggunaan Biogas

Penyaluran biogas kerumah warga seteah masuk dalam tangki penampungan, dengan menggunakan pipa PVC, gas sudah dapat disalurkan kerumah warga, terutama ke kompor gas. Untuk bahan bakar biogas tidak diperlukan kompor khusus, sebab biogas memiliki sifat mudah terbakar.Kompor untuk biogas dapat menggunakan kompor biogas yang telah banyak dijual atau dengan menggunakan kompor gas yang telah dimodifikasi.Selain pada kompor, biogas juga dapat dipergunakan untuk menyalakan lampu petromax dan generator
15

listrik.Untuk generator listrik, saat ini telah banyak jenis dan model generator yang menggunakan bahan bakar biogas.

16

Konversi Biogas Listrik Perubahan biogas menjadi energi listrik dilakukan dengan memasukkan gas dalam tabung penampungan kemudian masuk ke conversion kit yang berfungsi menurunkan tekanan gas dari tabung sesuai dengan tekanan operasional mesin dan mengatur debit gas yang bercampur dengan udara didalam mixer, dari mixer bahan bakar bersama dengan udara masuk kedalam mesin dan terjadilah pembakaran yang akan menghasilkan daya untuk menggerakkan

17

generator yang menghasilkan energi listrik. Karakterisrik pembakaran yang terjadi pada mesin diesel berbeda dengan pembakaran pada mesin bensin. Berdasarkan hasil survey lapangan bahwa mesin yang dapat digunakan untuk mesin penggerak generator PLTBG adalah mesin diesel dan bensin. Di pasaran untuk mesin bensin harganya jauh lebih mahal dari mesin diesel dengan daya yang sama dan untuk daya yang besar hanya mesin diesel yang dapat digunakan sebab tidak adanya mesin bensin dengan daya besar di pasaran. Penggunaan kedua jenis mesin tersebut dalam kenyataannya menghasilkan efisiensi yang rendah sehingga perlu adanya modifikasi. Modifikasi yang perlu dilakukan untuk mengubah mesin diesel menjadi mesin berbahan bakar biogas adalah dengan cara menambahkan conversion kit dan mixer. Fungsi conversion kit adalah untuk mengatur debit dan menurunkan tekanan aliran bahan bakar sesuai dengan tekanan operasional yang diinginkan sedangkan mixer berfungsi sebagai pencampur bahan bakar dengan udara. Pemasangan mixer terletak pada saluran masuk udara dan conversion kit terpasang antara mixer dan tabung gas (Gas holder). Sistem modifikasi ini menggunakan sistem dualfuel yaitu mesin menggunakan dua bahan bakar yang dilakukan secara bersamaan dengan komposisi 20% solar dan 80% biogas . Hal ini dilakukan karena titik nyala pembakaran biogas sangat tinggi yaitu sekitar 645C-750C.

Gambar 4 Skema pemasangan mixer dan conversion kit pada mesin diesel Modifikasi mesin bensin hampir sama dengan mesin diesel yaitu dengan cara menambah Conversion kit dan mixer. Perbedaannya adalah pada mesin bensin bahan bakar biogas dapat digunakan 100%, hal ini dikarenakan adanya busi sehingga bahan bakar biogas akan cepat terbakar. Pemasangan mixer terletak antara saringan udara dan karburator, sedangkan

18

Conversion kit terpasang antara mixer dan tabung gas (gas holder). Perkiraan biaya untuk pembelian Conversion kit dan mixer yaitu sekitar Rp. 4.800.000,00 untuk kondisi alat baru.

19

BAB IV MANFAAT DAN KELEBIHAN BIOGAS

4.1 Manfaat dan Kelebihan Biogas 1. Biogas merupakan energi tanpa menggunakan material yang masih memiliki manfaat termasuk biomassa sehingga biogas tidak merusak keseimbangan karbondioksida yang diakibatkan oleh penggundulan hutan (deforestation) dan perusakan tanah. 2. Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga akan menurunkan gas rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya. 3. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang keberadaannya duatmosfer akan meningkatkan temperatur, dengan menggunakan biogas sebagai bahan bakar maka akan mengurangi gas metana di udara. 4. Limbah berupa sampah kotoran hewan dan manusia merupakan material yang tidak bermanfaaat, bahkan bisa menngakibatkan racun yang sangat berbahaya. Aplikasi anaerobik digestion akan meminimalkan efek tersebut dan meningkatkan nilai manfaat dari limbah 5. Selain keuntungan energi yang didapat dari proses anaerobik digestion dengan menghasilkan gas bio, produk samping seperti sludge. Meterial ini diperoleh dari sisa proses anaerobik digestion yang berupa padat dan cair. Masing-masing dapat digunakan sebagai pupuk berupa pupuk cair dan pupuk padat.

4.2 Peluang Pemanfaatan Biogas Kapasitas Tempat Pengolahan (m2) 4 6 8 Produksi Kotoran Jumlah Kebutuhan Jumlah Ternak 3-4 5-6 7-8

Gas/Hari (m3) Hewan/Hari (kg) Air(Liter) 0,8-1,6 20-40 20-40 1,6-2,4 40-60 40-60 2,4-3,2 60-80 60-80
20

10 3,2-4,2 80-100 80-100 12 4,2-4,8 100-120 100-120 1 ekor sapi. menghasilkan kotoran sebanyak 1-2kg setiap harinya Poduksi gas per 1 kg kotoran sapi sebanyak 0,023-0,04m3 atau 37liter Kebutuhan gas untuk memasak 0,33-0,4 m3 per orang. 1 buah kompor membutuhkan 400 liter biogas atau 0,22-1,10 m3 per jam Kebutuhan gas untuk 1 buah lampu 0,1-0,15m3 per jam /100-150 liter

9-10 11-12

1m3 Biogas setara dengan: 1pon (0,48 kg) gas LPG 0,52 liter minyak diesel 0,62 liter minyak tanah 4,7 kWh listrik 3,5 kg kayu bakar 1m3 Biogas setara dengan: Memasak selama 3 jam Menyalakan lisrik 80 Watt selama 6 jam Menjalankan motor (1 hp )-2jam Menggerakkan truk 3 ton selama 2,8 km Membangkitkan listrik 1,25 kWatt

21

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pemilihan bahan bakar nonfosil biogas merupakan upaya yang tepat dalam mengatasi krisis bahan bakar fosil. Biogas yang merupakan suatu campuran gas-gas yang dihasilkan dari suatu proses fermentasi bahan organik oleh bakteri dalam keadaan tanpa oksigen, memiliki beberapa manfaat selain mengurangi gas metana yang merupakan penyebab efek rumah kaca, biogas juga membantu mengatasi pemanfaatan limbah buangan. Instalasi biogas juga dapat dibangun sesuai dengan dana yang dimiliki, selain itu juga menghasilkan limbah sampingan yang dapat digunakan sebagai pupuk.

5.2 Saran

1. Diharapkan penggunaan biogas dapat diterapkan dimasyarakat, 2. Adanya pengkajian mengenai energy ini lebih dalam diharapkan dapat membawa pemanfaatan yang lebih besar bagi penggunanya. 3. Penyuluhan dan sosialisasi mengenai biogas baik oleh pemerintah maupun para ahli diharapkan terus diberikan dengan harapan terus berkembangnya pemanfaatan biogas, dan perbaikan dimasa mendatang.

22

DAFTAR PUSTAKA
Lentera Kecil.(2012, 19 Juni) Penulisan Daftar Pustaka dari Internet .Diperoleh 4 Desember 2012, dari < http://lenterakecil.com/penulisan-daftar-pustaka-dari-internet> Terindikasi.(2012, 27 Mei) Contoh Daftar Isi Makalah Diperoleh 4 Desember 2012, dari < http://www.terindikasi.com/2012/05/contoh-daftar-isi-makalah.html> Energi Alternatif Terbarukan.(2010, 9 Maret ) Pembangunan Desa Mandiri Energi Diperoleh 4 Desember 2012, dari <http://lookdediodesha.blogspot.com/2010/03/pembangunan-desa-mandirienergi09.html> Dostoc.(2012, 3 Agustus) Biogas Materi Diperoleh 4 Desember 2012, dari <http://www.docstoc.com/docs/115790761/Biogas-Materi 3/8/2012> Nuranimahabbah.(2009, 21 Maret) Makalah Diperoleh 4 Desember 2012, dari <http://nuranimahabbah.wordpress.com/2009/03/21/makalah/> BPTP Riau (2011, 24 Januari) Teknologi Pembuatan Biogas dari Kotoran Ternak Diperoleh 4. Desember 2012, dari <http://riau.litbang.deptan.go.id/ind/images/stories/PDF/biogas.pdf > Si Cimout Girly (2011, 5 Desember) Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Diperoleh 4 Desember 2012, dari <http://medyaminalisa.blogspot.com/2011/12/pembangkit-listriktenaga-biogas.html si cimout girly > Bloger Palopo (2012, 11 Mei) Komponen Utama yang Harus Dibuat Dalam Pembuatan Instalasi Biogas Diperoleh 4 Desember 2012, dari <http://harnoblog.blogspot.com/2012/05/komponen-utama-yang-harus-dibuatdalam.html#ixzz2E2CCKIwy> Kamase (2009, 6 Juni) Cara Mudah Membuat Digester Biogas Diperoleh 4 Desember 2012, dari < http://www.kamase.org/?p=548>
23

Anda mungkin juga menyukai