Anda di halaman 1dari 3

Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Sejak dinobatkan menjadi sumber hukum di bumi nusantara, dan sekaligus menjadi sumber hukum tertinggi, Pancasila sering menimbulkan berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan eksitensinya . Salah satunya adalah masih mampukah Pancasila berperan sebagai ideologi yang dapat mempersatukan bangsa Indonesia. Beberapa pertanyaan serupa akan kami jawab sesuai dengan keselarasan diskusi dan sumber-sumber yang kami miliki. 1. Apakah Pancasila selama ini sudah dilupakan? Jawaban : Sebenarnya kata yang lebih tepat untuk menggambarkan keberadaan Pancasila untuk saat ini adalah Pancasila sudah mulai dilupakan. Berikut ini adalah beberapa indikasi yang kami kutip dari beberapa sumber.

Pidato BJ Habibie pada peringatan hari lahir Pancasila dilupakan. dialektika Pancasila reformasi. seolah-olah Pancasila tenggelam seolah dalam dari

secara gamblang menyebutkan dasar negara Indonesia itu kini sudah dalam pusaran sejarah masa lalu yang tak lagi relevan untuk disertakan lenyap kehidupan bangsa Indonesia. (http://bebas.in/t165635)

Bung Hatta pernah menulis surat bahwa Pancasila sudah

dilupakan. Dan ternyata apa yang ditulis Bung Hatta kini menjadi kenyataan," ujar sejarawan JJ Rizal dalam diskusi Polemik di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (4/6). (http://bebas.in/t165635)

Ada beberapa faktor yang menyebabkan Pancasila

menjadi marginal. Pertama, Pancasila terlanjur "tercemar" oleh kebijakan politik di masa lalu. Pancasila dijadikan alat politik

untuk mempertahankan status quo. Kedua, diberlakukannya liberalisasi politik dengan penghapusan Pancasila sebagai satusatunya asas setiap organisasi. Ketiga, desentralisasi dan otonomi daerah yang mendorong penguatan sentimen kedaerahan yang memunculkan local nationalism. Keempat, semakin derasnya arus globalisasi yang menggerus nilai jati diri dan identitas nasional.Marjinalisasi Pancasila Ketika Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI mengeluarkan Ketetapan (Tap) MPR RI Nomor XVH/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) (http://bataviase.co.id/node/233112)

Masyarakat Indonesia terhenyak ketika media massa

nasional memberitakan telah terjadi upaya melupakan Pancasila. Bahkan jajak pendapat di harian Kompas awal bulan Mei lalu disimpulkan bahwa Pancasila sudah dilupakan. (http://goo.gl/Ryo9b)

"Implikasinya menjadi sangat jauh, Pancasila tidak lagi bahkan yang kami prihatinkan mata dalam dunia wajib.

terdengar, lagi

pendidikan, khususnya dalam UU Sisdiknas No 20/ 2003 tidak menyebut Pancasila sebagai pelajaran (http://dear.to/ppi)

Yang jelas kita rasakan, semakin menuju pemilu 2009,

elite politik tidak pernah menyinggung Pancasila, idenya hanya bagaimana merebut kekuasaan. (Prof Dr Koento Wibisono Siswomiharjo, Guru Besar Filsafat Universitas Gadjah Mada yang sekaligus mantan Rektor UNS)

Sejak reformasi 1998 sampai saat ini, pengamalan dan

penghayatan nilai nilai pancasila sudah mulai berkurang, bahkan Pemerintah sebagai otoritas ideologi negara tidak mempunyai

program

khusus

dalam

melestarikan

Pancasila. (kompasiana.com)

Gaung Pancasila hanya sejenak terdengar di bulan Juni dan yang tak bermakna dalam pada jiwa Bangsa

sebentar pula di bulan Agustus, itupun hanya berupa peringatan seremonial Indonesia. Kedigjayaan bangsa ini sedikit demi sedikit mulai tergerus oleh paham liberalisasi dan sekuralisme, bahkan para pemimpin hanya memikirkan dirinya sendiri atau partainya guna mempertahankan eksistensi kekuasaannya. (kompasiana.com)

Etika

bermusyawarah

untuk

mufakat

sudah

jarang

dikumandangkan, semua melalui voting yang di rekayasa oleh tekanan dan uang. Hasil suatu kebijakan tidak lagi bertopang kepada kepentingan rakyat banyak, tetapi terlebih hanya untuk kepentingan sekelompok penguasa dan pengusaha. Pancasila sudah dilupakan sebagai pedoman bernegara, berbangsa, sehingga menyuburkan paham paham lainnyam di negri ini seperti Negara Islam Indonesia (NII). (kompasiana.com)

Ditambah lagi UU Sisdiknas tahun 2003 yang menghapus

mata pelajaran Pancasila. Kondisi ini sangat memprihatinkan, terutama bagi generasi muda. alam kusuma. (kompasiana.com)

2. Apakah Pancasila tidak lagi bisa disebut sebagai ideologi Negara

yang dapat dijadikan perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia? Jawaban : 3. Bagaimana cara untuk menguatkan kembali Pancasila agar tetap menjadi dasar Negara dan ideologi Negara Indonesia?

Anda mungkin juga menyukai