Anda di halaman 1dari 164

PETA JALAN

PENDIDIKAN PANCASILA

DISUSUN:

NAMA: SANMARO SITOHANG

NIM: 6203121016

PKO D 2020

FAKULTAS ILMU KEOLAHRGAAN

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
PENDIDIKAN PANCASILA

RPS PERKULIAHAN

Menjelaskan perkenalan kontrak kuliah (RPS), Untuk melakukan gambaran umum


materi pembelajaran baik itu (Teori ataupum Praktik) referensi pustaka utama dan
pendukung, Tugas Umum KKNI

menjelaskan, menganalisis, mengapilikasikan, serta mengevaluasi Arti Pentingnya


Pendidikan Pancasila (Diskusi Kelompok, TR Literasi tentang pentingnya pendidikan
pancasila.

Menelusuri Konsepdan UrgensiPancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia (Diskusi


Kelompok,TR Melanjutkan literasi dan mejawab soal.)
• Mengavaluasi Urgensi Pancasila sebagai
Dasar Negara
• Melakukan Diskusi Kelompok
• Melanjutkan TR dan Presentasi Menajawab soal

• Mengevaluasi Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai


Ideologi
• Melakukan Diskusi Kelompok
• Melanjutkan TR dan Presentasi Menjawab Soal

Konsepdan UrgensiPancasila sebagaiSistem Filsafat


• Konsepdan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat
• Melakukan Diskusi Kelompok
• Melanjutkan TR dan Presentasi Menjawab Soal

• Mengaveluasi Pancasila sebagai Sistem Etika


• Melakukan Diskusi Kelompok
• Melanjutkan TR dan Presentasi Menjawab Soal

UJIAN TENGAH SEMESTER

• Urgensi Pancasila sebaga iDasar Nilai


Pengembangan Ilmu (Diskusi
Kelompok)
PRESENTASI HASIL CBR

CBR Melakukan laporan yang sesuai dengan buku

PRESENTASI HASIL CJR

CBR Melakukan laporan yang sesuai dengan Artikel jurnal

PRESENTASI REKAYASA IDE

TUGAS RI Melakukan laporan yang sesuai dengan isi judul

PRESENTASI MINI RISET

TUGAS MR sesuai dengan judul yang sudah ditetapkan

PRESENTASI PROJECT

Menganalisis Project Work (Projek Belajar Pancasila) yang


mengeksplore lebih lanjut dari materi MK Pendidikan Pancasila

UJIAN AKHIR SEMESTER


Nama: Sanmaro Sitohang

Kelas: PKO D 2020

Matkul: pendidikan Pancasila

1.Arti penting Pancasila dalam kehidupan berbangsa

Jawab:

Sebagai Pandangan Hidup Bangsa,Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mengandung makna
bahwa semua aktivitas kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan Pancasila.

Adapun fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup adalah:

~Pertama, pancasila dijadikan petunjuk untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi di
masyarakat. Baik itu permasalahan yang terjadi di Indonesia atau bahkan di masyarakat dunia.

~Kedua, pancasila bisa menjadi cara untuk menyelesaikan masalah budaya, sosial, ekonomi, dan politik
agar negara kita semakin maju..

~Ketiga, warga negara Indonesia jadi memiliki keinginan untuk membangun dirinya berdasarkan apa
yang menjadi cita-cita bangsa.

~Keempat, pancasila sebagai pandangan hidup bisa mempersatukan masyarakat yang memiliki latar
belakang yang berbeda-beda.

Pancasila harus dijadikan sebagai pandangan hidup oleh seluruh warga negara Indonesia.
TUGAS RUTIN 3

PENDIDIKAN PANCASILA

DISUSUN OLEH :

NAMA:Sanmaro Sitohang

NIM:6203121016

KELAS :PKO D 2020

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2021

PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA INDONESIA

Sesuai fakta sejarah, Pancasila tidak terlahir dengan seketika pada tahun 1945, tetapi
membutuhkan proses penemuan yang lama, dengan dilandasi oleh perjuangan bangsa dan
berasal dari gagasan dan kepribadian bangsa Indonesia sendiri. Proses konseptualisasi yang
panjang ini ditandai dengan berdirinya organisasi pergerakan kebangkitan nasional, partai
politik, dan sumpah pemuda.
Pancasila dalam arus sejarah perjuangan ialah dasar negara yang menonggak semua
perjuangan bangsa Indonesia, Pancasila menjadi tonggak persatuan sejak awal disahkan
sampai sekarang
Pancasila dalam arus sejarah ialah tonggak yang membuktikan kesaktian menjadi dasar
negara yang handil, kuat, dan mewakili semua aspirasi rakyat
Pancasila dalam arus sejarah ialah dasar negara yang tetap teguh kokoh membuktikan
kesaktian semua sila silanya memberikan pandangan bagi masyarakat dan tidak tergantikan
meskipun tergoncang dari luar dan dalam
Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Pancasila pertama kali disahkan oleh PPKI menjadi
dasar negara 18 Agustus 1945, Pancasila sampai sekarang telah membuktikan kesaktiannya,
menjadi pedoman berbangsa, dasar negara, ideologi, dan sumber segala kenegaraan. Akan
tetapi tahapan dan perkembangan Pancasila sebagai dasar negara memiliki banyak
goncangan.

1.periode perumusan pancasila

Awal kemerdekaan : Diawal awal kemerdekaan, sila pertama Pancasila diubah.


Penerapan Pancasila di awal kemerdekaan kurang baik, karena berusaha diganti oleh ideologi
lain dan guncangan dari Belanda
Orde lama : Sangat disayangkan, penerapan pancasila banyak terjadi penyelewengan
khususnya keputusan tertinggi adalah presiden, padahal seharusnya adalah rakyat.
Orde baru : Penerapan Pancasila mulai membaik, namun kebebasan pers sangat ketat,
kebebasan berpendapat dibatasi, dan hilangnya semua orang yang mengkritik pemerintah.
Reformasi : Penerapan Pancasila membaik bahkan mengalami peningkatan drastis, kesadaran
masyarakat akan pentingnya wawasan Nusantara membuat penerapan Pancasila terus
meningkat akan tetapi efek globalisasi membuat masyarakat harus berhati – hati agar tidak
terjajah oleh rasa malas.
Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya ideologi Bangsa itu
diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi pembuka Ke pintu gerbang
kemerdekaan bangsa Indonesia. Perhimpoenan Indonesia menghimbau agar segenap suku
bangsa bersatu teguh menghadapi penjajahan dan keterjajahan. Kemudian,disusul lahirnya
Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928 merupakan momen-momen perumusan diri bagi bangsa
Indonesia. Kesemuanya itu merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh-tokoh
pergerakan sehingga sidang-sidang maraton BPUPKI yang difasilitasi Laksamana Maeda,
tidak sedikitpun ada intervensi dari pihak penjajah Jepang. Para peserta sidang.
BPUPKI ditunjuk secara adil, bukan hanya atas dasar konstituensi, melainkan
juga atas dasar integritas dan rekam jejak di dalam konstituensi masing-
masing. Oleh karena itu, Pabottinggi menegaskan bahwa diktum John Stuart
Mill atas Cass R. Sunstein tentang keniscayaan mengumpulkan the best minds
atau the best character yang dimiliki suatu bangsa, terutama di saat bangsa
tersebut hendak membicarakan masalah-masalah kenegaraan tertinggi,
sudah terpenuhi. Dengan demikian, Pancasila tidaklah sakti dalam pengertian.
mitologis, melainkan sakti dalam pengertian berhasil memenuhi keabsahan
prosedural dan keabsahan esensial sekaligus. (Pabottinggi, 2006: 158-159).
Selanjutnya, sidang-sidang BPUPKI berlangsung secara bertahap dan penuh
dengan semangat musyawarah untuk melengkapi goresan sejarah bangsa
Indonesia hingga sampai kepada masa sekarang ini.
Sebagaimana Anda ketahui bahwa salah seorang pengusul calon dasar negara dalam sidang
BPUPKI adalah Ir. Soekarno yang berpidato pada 1 Juni 1945. Pada hari itu, Ir. Soekarno
menyampaikan lima butir gagasan tentang dasar negara sebagai berikut:
a. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia,
b. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan,
c. Mufakat atau Demokrasi,
d. Kesejahteraan Sosial,
e. Ketuhanan yang berkebudayaan.
Berdasarkan catatan sejarah, kelima butir gagasan itu oleh Soekarno diberi
nama Pancasila. Selanjutnya, Soekarno juga mengusulkan jika seandainya
peserta sidang tidak menyukai angka 5, maka ia menawarkan angka 3, yaitu
Trisila yang terdiri atas (1) Sosio-Nasionalisme, (2) Sosio-Demokrasi, dan (3)
Ketuhanan Yang Maha Esa. Soekarno akhirnya juga menawarkan angka 1,
yaitu Ekasila yang berisi asas Gotong-Royong.Sejarah mencatat bahwa pidato lisan Soekarno
inilah yang di kemudian hari diterbitkan oleh Kementerian Penerangan Republik Indonesia
dalam bentuk buku yang berjudul Lahirnya Pancasila (1947). Perlu Anda ketahui bahwa dari
judul buku tersebut menimbulkan kontroversi seputar lahirnya Pancasila. Di satu pihak,ketika
Soekarno masih berkuasa, terjadi semacam pengultusan terhadap Soekarno sehingga 1 Juni
selalu dirayakan sebagai hari lahirnyaPancasila. Di lain pihak, ketika pemerintahan Soekarno
jatuh, muncul upaya-upaya “de-Soekarnoisasi” oleh penguasa Orde Baru sehingga
dikesankan seolah-olah Soekarno tidak besar jasanya dalam penggalian dan perumusan
pancasila. Setelah pidato Soekarno, sidang menerima usulan nama Pancasila bagi dasar
filsafat negara (Philosofische grondslag) yang diusulkan oleh Soekarno, dan
kemudian dibentuk panitia kecil 8 orang (Ki Bagus Hadi Kusumo, K.H. Wahid
Hasyim, Muh. Yamin, Sutarjo, A.A. Maramis, Otto Iskandar Dinata, dan Moh.
Hatta) yang bertugas menampung usul-usul seputar calon dasar negara.
Kemudian, sidang pertama BPUPKI (29 Mei - 1 Juni 1945) ini berhenti untuk
sementara.

2. Periode Perumusan Pancasila

Hal terpenting yang mengemuka dalam sidang BPUPKI kedua pada 10 - 16 Juli
1945 adalah disetujuinya naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang kemudian dikenal
dengan nama Piagam Jakarta. Piagam Jakarta itu merupakan naskah awal pernyataan
kemerdekaan Indonesia. Pada alinea ke-empat Piagam Jakarta itulah terdapat rumusan
Pancasila sebagai berikut.
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang dijuluki “Piagam Jakarta” ini di
kemudian hari dijadikan “Pembukaan” UUD 1945, dengan sejumlah perubahan
di sana-sini.
Ketika para pemimpin Indonesia sedang sibuk mempersiapkan kemerdekaan
menurut skenario Jepang, secara tiba-tiba terjadi perubahan peta politik
dunia. Salah satu penyebab terjadinya perubahan peta politik dunia itu ialah
takluknya Jepang terhadap Sekutu. Peristiwa itu ditandai dengan jatuhnya
bom atom di kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Sehari setelah peristiwa
itu, 7 Agustus 1945, Pemerintah Pendudukan Jepang di Jakarta mengeluarkan
maklumat yang berisi:
(1) pertengahan Agustus 1945 akan dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan
bagi Indonesia (PPKI),
(2) panitia itu rencananya akan dilantik 18 Agustus 1945 dan mulai bersidang 19 Agustus
1945 dan
(3) direncanakan 24 Agustus 1945 Indonesia dimerdekakan.
Esok paginya, 8 Agustus 1945, Sukarno, Hatta, dan Rajiman dipanggil Jenderal
Terauchi (Penguasa Militer Jepang di Kawasan Asia Tenggara) yang
berkedudukan di Saigon, Vietnam (sekarang kota itu bernama Ho Chi Minh).
Ketiga tokoh tersebut diberi kewenangan oleh Terauchi untuk segera
membentuk suatu Panitia Persiapan Kemerdekaan bagi Indonesia sesuai
dengan maklumat Pemerintah Jepang 7 Agustus 1945 tadi. Sepulang dari
Saigon, ketiga tokoh tadi membentuk PPKI dengan total anggota 21 orang,
yaitu: Soekarno, Moh. Hatta, Radjiman, Ki Bagus Hadikusumo, Otto Iskandar
Dinata, Purboyo, Suryohamijoyo, Sutarjo, Supomo, Abdul Kadir, Yap Cwan
Bing, Muh. Amir, Abdul Abbas, Ratulangi, Andi Pangerang, Latuharhary, I Gde
Puja, Hamidan, Panji Suroso, Wahid Hasyim, T. Moh. Hasan (Sartono
Kartodirdjo, dkk., 1975: 16--17).
Jatuhnya Bom di Hiroshima belum membuat Jepang takluk, Amerika dan
sekutu akhirnya menjatuhkan bom lagi di Nagasaki pada 9 Agustus 1945 yang
meluluhlantakkan kota tersebut sehingga menjadikan kekuatan Jepang
semakin lemah. Kekuatan yang semakin melemah, memaksa Jepang akhirnya
menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada 14 Agustus 1945. Konsekuensi
dari menyerahnya Jepang kepada sekutu, menjadikan daerah bekas
pendudukan Jepang beralih kepada wilayah perwalian sekutu, termasuk
Indonesia. Sebelum tentara sekutu dapat menjangkau wilayah-wilayah itu,
untuk sementara bala tentara Jepang masih ditugasi sebagai sekadar penjaga
kekosongan kekuasaan.
Kekosongan kekuasaan ini tidak disia-siakan oleh para tokoh nasional. PPKI
yang semula dibentuk Jepang karena Jepang sudah kalah dan tidak berkuasa
lagi, maka para pemimpin nasional pada waktu itu segera mengambil
keputusan politis yang penting. Keputusan politis penting itu berupa
melepaskan diri dari bayang-bayang kekuasaan Jepang dan mempercepat
rencana kemerdekaan bangsa Indonesia.

3. Periode Pengesahan Pancasila

Peristiwa penting lainnya terjadi pada 12 Agustus 1945, ketika itu Soekarno,
Hatta, dan Rajiman Wedyodiningrat dipanggil oleh penguasa militer Jepang di
Asia Selatan ke Saigon untuk membahas tentang hari kemerdekaan Indonesia
sebagaimana yang pernah dijanjikan. Namun, di luar dugaan ternyata pada 14Agustus 1945
Jepang menyerah kepada Sekutu tanpa syarat. Pada 15 Agustus 1945 Soekarno, Hatta, dan
Rajiman kembali ke Indonesia. Kedatangan mereka disambut oleh para pemuda yang
mendesak agar kemerdekaan bangsa Indonesia diproklamasikan secepatnya karena mereka
tanggap terhadap perubahan situasi politik dunia pada masa itu. Para pemuda
sudah mengetahui bahwa Jepang menyerah kepada sekutu sehingga Jepang
tidak memiliki kekuasaan secara politis di wilayah pendudukan, termasuk
Indonesia. Perubahan situasi yang cepat itu menimbulkan kesalahpahaman
antara kelompok pemuda dengan Soekarno dan kawan-kawan sehingga
terjadilah penculikan atas diri Soekarno dan M. Hatta ke Rengas Dengklok
(dalam istilah pemuda pada waktu itu “mengamankan”), tindakan pemuda itu
berdasarkan keputusan rapat yang diadakan pada pukul 24.00 WIB menjelang
16 Agustus 1945 di Cikini no. 71 Jakarta (Kartodirdjo, dkk., 1975: 26).
Melalui jalan berliku, akhirnya dicetuskanlah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia pada 17 Agustus 1945. Teks kemerdekaan itu didiktekan oleh Moh.
Hatta dan ditulis oleh Soekarno pada dini hari. Dengan demikian, naskah
bersejarah teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini digagas dan ditulis
oleh dua tokoh proklamator tersebut sehingga wajar jika mereka dinamakan
Dwitunggal. Selanjutnya, naskah tersebut diketik oleh Sayuti Melik. Rancangan
pernyataan kemerdekaan yang telah dipersiapkan oleh BPUPKI yang diberi
nama Piagam Jakarta, akhirnya tidak dibacakan pada 17 Agustus 1945 karena
situasi politik.
Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia
Sebagaimana diketahui bahwa setiap bangsa mana pun di dunia ini pasti memiliki identitas
yang sesuai dengan latar belakang budaya masing-masing. Budaya merupakan proses cipta,
rasa, dan karsa yang perlu dikelola dan dikembangkan secara terus-menerus. Budaya dapat
membentuk identitas suatu bangsa melalui proses inkulturasi dan akulturasi. Pancasila
sebagai identitas bangsa Indonesia merupakan konsekuensi dari proses inkulturasi
dan akulturasi tersebut. Kebudayaan itu sendiri mengandung banyak pengertian dan definisi.
Salah satu defisini kebudayaan adalah sebagai berikut: ”suatu desain untuk hidup yang
merupakan suatu perencanaan dan sesuai dengan perencanaan itu masyarakat
mengadaptasikan dirinya pada lingkungan fisik, sosial, dan gagasan”. Apabila definisi
kebudayaan ini ditarik ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka negara Indonesia
memerlukan suatu rancangan masa depan bagi bangsa agar masyarakat Pemaparan tentang
Pancasila sebagai identitas bangsa atau juga disebut sebagai jati diri bangsa Indonesia dapat
ditemukan dalam berbagai literatur, baik dalam bentuk bahasan sejarah bangsa Indonesia
maupun dalam bentuk bahasan tentang pemerintahan di Indonesia. As’ad Ali dalam buku
Negara Pancasila; Jalan Kemashlahatan Berbangsa mengatakan bahwa Pancasila sebagai
identitas kultural dapat ditelusuri dari kehidupan agama yang berlaku dalam masyarakat
Indonesia. Karena tradisi dan kultur bangsa Indonesia dapat diitelusuri melalui peran agama-
agama besar, seperti: peradaban Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen. Agama-agama tersebut
menyumbang dan menyempurnakan konstruksi nilai, norma, tradisi, dan kebiasaan-kebiasaan
yang berkembang dalam masyarakat. Misalnya, konstruksi tradisi dan kultur masyarakat
Melayu, Minangkabau, dan Aceh tidak bisa dilepaskan dari peran peradaban Islam.
Sementara konstruksi budaya Toraja dan Papua tidak terlepas dari peradaban Kristen.
Demikian pula halnya dengan konstruksi budaya masyarakat Bali yang sepenuhnya dibentuk
oleh peradaban Hindu.
Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam sikap mental dan
tingkah laku serta amal perbuatan. Sikap mental, tingkah laku dan perbuatan bangsa
Indonesia mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan bangsa lain. Kepribadian itu
mengacu pada sesuatu yang unik dan khas karena tidak ada pribadi yang benar-benar sama.
Setiap pribadi mencerminkan keadaan atau halnya sendiri, demikian pula halnya dengan
ideologi bangsa .
Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa Indonesia
Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidup bangsa, artinya nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini
kebenarannya, kebaikannya, keindahannya, dan kegunaannya oleh bangsa
Indonesia yang dijadikan sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa dan menimbulkan tekad yang kuat untuk mengamalkannya dalam
kehidupan nyata .
Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa
Sebagaimana dikatakan von Savigny bahwa setiap bangsa mempunyai
jiwanya masing-masing, yang dinamakan volkgeist (jiwa rakyat atau jiwa
bangsa). Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan lahirnya
bangsa Indonesia. Pancasila telah ada sejak dahulu kala bersamaan dengan
adanya bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai Perjanjian Luhur
Perjanjian luhur, artinya nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa dan
kepribadian bangsa disepakati oleh para pendiri negara (political consensus)
sebagai dasar negara Indonesia . Kesepakatan para pendiri negara tentang Pancasila sebagai
dasar negara merupakan bukti bahwa pilihan yang diambil pada waktu itu merupakan sesuatu
yang tepat.
Hari Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Juni di setiap tahunnya. Pancasila merupakan
dasar ideologi-ideologi negara Indonesia. Pancasila sangat penting bagi bangsa Indonesia
karena berperan sebagai pemersatu bangsa. Pancasila juga membimbing para pejuang
mencapai Indonesia berdaulat.
Oleh karena itu sebagai warga negara yang baik, sebaiknya kita memahami latar belakang
terbentuknya Pancasila.
Pada tahun 1970, pemerintah orde baru melalui kopkamtib melarang peringatan Hari Lahir
Pancasila. Aturan ini terbentuk disebut-sebut adalah upaya pemerintah untuk
menyingkirkan Bung Karno dari ingatan rakyat dan sejarah Indonesia. Kemudian pada Mei
1978 tepatnya 1 Juni, Hari Pancasila kembali diperbolehkan untuk diperingati.Hingga
akhirnya terdapat Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 Presiden Joko Widodo
(Jokowi). Sehingga Hari Lahir Pancasila ditetapkan sebagai hari libur nasional mulai tahun
2017.Nah itu dia sejarah singkat lahirnya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Semoga
kita bisa terus menanamkan nilai-nilai yang ada pada Pancasila pada diri kita
Tugas rutin 4

Disusun oleh

Sanmaro Sitohang (6203121016)

Kelas: PKO D 2020

Dosen pengampu: Daniel H. P. Simanjuntak, S.Sos, M.Si.

PENDIDIKAN KEPELATIHAN DAN OLAHRAGA


FAKULTAS OLAHRAGA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Seperti disebutkan sebelumnya, Pancasila mempunyai dua fungsi pokok, yakni sebagai pandangan hidup
dan dasar negara. Untuk mengetahui lebih dalam, berikut ini penjabaran serta perbedaannya.

A. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

Pada fungsi pokok yang pertama ini, Pancasila adalah petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan
kebahagiaan lahir dan batin dalam masyarakat yang sifatnya beraneka ragam.Sebagai pandangan hidup
pula, Pancasila memiliki tiga fungsi utama dalam kehidupan bernegara. Berikut ini ketiga fungsinya.

1. Mempererat bangsa Indonesia, memelihara, dan mengukuhkan persatuan serta kesatuan. Pada
hakikatnya Pancasila dirumuskan untuk seluruh lapisan dan unsur bangsa Indonesia. Pancasila
memberikan cita-cita dan motivasi untuk mencapai cita-cita pembangunan nasional.

2. Membimbing dan mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya

3. Menyoroti kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya perwujudan cita-cita yang terkandung dalam
Pancasila. Artinya, Pancasila merupakan ukuran dalam melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan
negara.

B. Pancasila sebagai dasar negara atau dasar filsafat

Arti Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di Indonesia.
Sehingga, Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur penyelenggaraan negara.

Berikut ini pemaparan Pancasila sebagai dasar negara.

1. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum di Indonesia. Artinya,
Pancasila adalah asas kerohanian segala peraturan perundang-undangan di Indonesia. Dalam
pembukaan UUD 1945, dijabarkan menjadi:

- Pokok pikiran pertama: negara melindungi bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
(pokok pikiran persatuan)
- Pokok pikiran kedua: negara mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (pokok pikiran
keadilan sosial)

- Pokok pikiran ketiga: negara berkedaulatan rakyat, berdasarkan kerakyatan dan permusyawaratan
perwakilan (pokok pikiran kedaulatan rakyat)

- Pokok pikiran keempat: negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa, menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab (pokok pikiran ketuhanan)

2. Meliputi suasana kebatinan UUD 1945

3. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara (baik yang tertulis maupun tidak tertulis)

4. Mengandung norma yang mengharuskan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lain, agar
memiliki isi yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggara lain (termasuk parpol) memegang teguh
nilai-nilai Pancasila.

5. Merupakan sumber semangat baik UUD 1945

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa berarti,
petunjuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin di dalam masyarakat yang sifatnya
beraneka ragam.

Sementara sebagai dasar negara, Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum yang ada di
negara Indonesia. Maka, dijadikan sebagai dasar mengatur penyelenggaraan negara.

Itulah perbedaan Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Semoga bermanfaat detikers!

Makna pancasila sebagai dasar negara ialah menjadi landasan, pondasi utama, titik acuan bangsa
Indonesia dalam mengatur bangsa maupun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan begitu
dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya Pancasila dalam mengatur unsur-unsur kehidupan
berbangsa dan bernegara, segala bentuk peraturan-peraturan yang ada di Indonesia harus berlandaskan
pancasila.

Makna Pancasila sebagai dasar negara adalah bahwa pancasila digunakan sebagai dasar atau fundamen
untuk mengatur pemerintah negara, atau pun sebagai dasar untuk mengatur seluruh penyelenggaraan
negara. Maka makna pancasila sebagai dasar negara bisa didefinisikan sebagai kaidah negara yang
fundamental, yang artinya sebagai hukum dasar, baik itu yang tertulis atau pun yang tidak tertulis dan
semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam Negara Indonesia sudah seharusnya
bersumber dan ada di bawah pokok kaidah negara yang fundamental.

Bisa dibayangkan sendiri jika negara ini tidak memiliki dasar negara, sudah pasti seluruh
penyelenggaraan negara tidak akan memiliki pegangan atau pun pedoman yang kuat dan kokoh,
sehingga setiap warga negara akan memiliki pegangan juga pedoman tersendiri yang pada akhirnya
melahirkan perpecahan.
Tugas rutin 5

Disusun oleh

Sanmaro Sitohang (6203121016)

Kelas: PKO D 2020

Dosen pengampu: Daniel H. P. Simanjuntak, S.Sos, M.Si.

PENDIDIKAN KEPELATIHAN DAN OLAHRAGA

FAKULTAS OLAHRAGA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

Secara etimologi, ideologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas 2 kata, yaitu idea dan logos. Idea
yang berarti gagasan, cita-cita atau konsep; Logos yang berarti pemikiran. Jadi, secara etimologi, ideologi
berarti ilmu yang meliputi kajian tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan.

Selain secara asal katanya, pandangan mengenai arti ideologi sendiri juga dikemukakan oleh para ahli,
seperti Drs. Moerdiono, yang mengemukakan bahwa ideologi adalah a system of ideas, akan
mensistematisasikan seluruh pemikiran mengenai kehidupan ini dan melengkapinya dengan sarana
serta kebijakan dan strategi dengan tujuan menyesuaikan keadaan nyata dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam filsafat yang menjadi induknya.

Dari paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ideologi adalah suatu pemikiran yang berisi nilai
nilai tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai.

Ideologi sendiri memiliki fungsi yang sangat sentral bagi suatu negara, di mana fungsi dari ideologi
sendiri adalah sebagai sesuatu yang memperkuat dan memperdalam identitas rakyatnya (Prof. W.
Howard Wriggins). Dari pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa ideologi adalah identitas dari
suatu bangsa.

Sama seperti identitas yang dimiliki oleh setiap orang sebagai tanda pengenal, ideologi dapat dikatakan
sebagai tanda pengenal dari suatu bangsa.Selain menjadi identitas,ideologi juga memiliki fungsi lain
yaitu fungsi kognitif dan orientasi dasar. Fungsi kognitif memiliki artian bahwa ideologi dapat menjadi
suatu landasan bagi suatu bangsa dalam memandang dunia, sedangakan fungsi orientasi dasar berarti
ideologi tersebut memberikan wawasan dan makna bagi rakyat dan juga memberikan tujuan bagi
rakyatnya.

Ideologi memiliki posisi yang sangat penting bagi setiap bangsa. Posisi penting ini dikarenakan ideologi
peranan sebagai arah atau pedoman bagi bangsa untuk mencapai tujuannya masing-masing. Selain itu,
peran lain yang dimiliki oleh ideologi adalah sebagai alat untuk mencegah terjadinya konflik sosial dalam
masyarakat agar setiap masyarakat dapat hidup dalam ketentraman dan juga memiliki rasa solidaritas
yang tinggi. Peranan lain dari ideologi adalah sebagai alat pemersatu suatu bangsa. Setiap bangsa tentu
saja memiliki keberagaman baik dalam suku,bahasa,adat-istiadat,kebudayaan, dan lain sebagainya.

Ideologi memiliki peran dalam mempersatukan keberagaman yang ada dalam masyarakat supaya dapat
terbentuknya kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik.Dari paparan tersebut, maka dapat terlihat
betapa pentingnya ideologi bagi setiap bangsa.

Identitas bangsa Indonesia sendiri tertuang kedalam ideologi yang dianut oleh bangsa Indonesia, yaitu
Ideologi Pancasila.
Ideologi Pancasila sendiri dirumuskan oleh Panitia Sembilan dan berdasar atas pidato Ir. Soekarno pada
tanggal 1 Juni 1945. Ideologi Pancasila menjadi sangat penting bagi bangsa Indonesia karena Pancasila
memiliki beberapa kedudukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.Kedudukan itu
seperti Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia,Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia,
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila menjadi dasar negara,Pancasila sebagai
sumber dari segala hukum yang ada di Indonesia,Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia
ketika mendirikan negara, dan Pancasila sebagai cita-cita bangsa. Kedudukan inilah yang menjadikan
Pancasila menjadi sangat penting bagi bangsa Indonesia. Kedudukan ini juga dapat diartikan
bahwasannya Pancasila merupakan suatu landasan bagi bangsa Indonesia dalam melaksanakan segala
aspek yang menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegera.

Selain itu, Pancasila juga berfungsi sebagai penunjuk arah dalam kehidupan bernegara Indonesia. Sama
seperti kapal tanpa kompas, yang tidak tahu akan kemana arah arus membawanya, Republik ini juga
akan sama seperti itu apabila tidak adanya penunjuk arah,yaitu Pancasila.Pancasila juga mengandung
nilai-nilai sejarah di dalamnya karena Pancasila merupakan suatu perjanjian yang dibuat oleh para
pendiri bangsa ini ketika mendirikan Republik Indonesia ini. Hal-hal inilah yang membuat Pancasila
memiliki fungsi dan juga kedudukan yang sangat penting bagi bangsa Indonesia.

Dengan fungsi dan juga kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
Pancasila haruslah dapat dilestarikan oleh setiap komponen bangsa Indonesia.Pelestarian nilai nilai
Pancasila dapat dilakukan dengan meimplementasikan nilai nilai yang terkandung di dalam Pancasila
dalam kehidupan sehari hari. Nilai-nilai Pancasila sendiri tercermin dalam setiap sila yang ada di
dalamnya. Nilai-nilai itu adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan,nilai persatuan, nilai kerakyatan dan
juga nilai keadilan.Nilai ketuhanan dapat diimplementasikan dengan menghargai setiap umat beragama
di Indonesia.

Setiap rakyat di Indonesia memiliki agama yang berbeda-beda, sehingga setiap rakyat haruslah
menghargai perbedaan yang ada sebagai bentuk dari implementasi nilai ketuhanan. Nilai kemanusiaan
dapat dipraktekan dengan tindakan tidak melakukan diskriminasi terhadap suku lain yang terdapat di
Indonesia.Nilai persatuan dapat dipraktikkan dengan menunjukkan sikap cinta terhadap tanah air
Indonesia.

Nilai kerakyatan dapat dipraktikkan dengan tindakan menghargai pendapat orang lain ketika
mengemukakan pendapat. Nilai keadilan dapat dipraktikan dengan menjaga hak dan kewajiban dari
setiap rakyat. Uraian tersebut hanyalah sebagian kecil dari praktik nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari dan masih ada banyak hal yang dapat dilakukan dalam usaha melestarikan nilai nilai
Pancasila di Ibu Pertiwi ini.

Ideologi Pancasila haruslah tetap dilestarikan karena ideologi ini merupakan ideologi yang
mencerminkan kepribadian bangsa ini.

Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara


Untuk memahami urgensi pancasila sebagai dasar negara, dapat menggunakan 2 metode pendekatan,
yaitu instittusional (kelembagaan) dan human resourse (personal/ sumber daya manusia).

Pendekatan institusional yaitu membentuk dan menyelenggarakan negara yang bersumber pada nilai
pancasila sehingga bangsa Indonesia memenuhi unsur-unsur sebagai negara modern, yang menjamin
terwujudnya tujuan negara atau terpenuhinya kepentingan nasional yang bermuara kepada
terwujudnya masyarakat adil dan makmur.

Sedangkan human resourse terletak pada 2 aspek, yaitu pada orang-orang yang memegang jabatan
pada pemerintahan yang melaksanakan nilai-nilai pancasila secara murni dan kesekuen didalam
pemenuhan tugas dan tanggung jawabnya dan formulasi kebijakan negara akan menghasilkan kebijakan
yang mengejawantahkan kepentingan rakyat.

Bagaimana Hubungan Pancasila dengan Proklamasi Kemerdekaan RI ?

Didalam pembukaan UUD 1945 tepatnya pada alinea ke 3 terdapat pernyataan kemerdekaan yang
dinyatakan oleh rakyat Indonesia, maka dapat ditentukan letak dan sifat hubungan antara Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus dengan Pembukaan UUD 1945, dengan disebutkan kembali dalam pernyataan
kemerdekaan dalam begian ketiga Pembukaan menunjukkan bahwa antara Proklamasi dengan
Pembukaan merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945

Notonegoro (1982:24-26) menegaskan bahwa Undang-Undang Dasar tidak merupakan peraturan


hukum yang tertinggi. Di atasnya, masih banyak dasar-dasar pokok bagi Undang-Undang Dasar, yang
dinamakan pokok kaidah negara yang fundamental.Hubungan panacsila dengan pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat unsur mutlak sebagai staatsfundamentalnorm.

Oleh karena itu, kedudukan Pembukaan merupakan peraturan hukum yang tertinggi diatas Undang-
Undang Dasar. pancasila merupakan asas kerohanian dari pembukaan UUD1945 sebagai
staatsfundamentalnorm. Secara ilmiah akademis, pembukaan UUD 1945 sebagai staatfundamentalorm
mempunyai hakikat kedudukan yang tetap, kuat, dan tak berubah bagi negara yang dibentuk, dengan
perkataan lain, jalan hukum tidak lagi dapat diubah.
NAMA: SANMARO SITOHANG

NIM: 6203121016

KELAS: PKO D 2020

ARGUMENTATIF TENTANGPANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Pancasila sebagai Sistem Filsafat adalah kesatuan dari berbagai unsur yang
memiliki fungsi tersendiri, tujuan yang sama, saling keterikatan dan
ketergantungan.

Filsafat adalah upaya manusia mencari kebijaksanaan hidup dalam


membangun peradaban manusia. Pancasila adalah ideologi dasar dalam
kehidupan bernegara Indonesia.

Pancasila dalam filsafat digunakan sebagai objek dan subjek. Objek untuk
dicari landasan filosofi nya dan subjek untuk mengkritisi aliran filsafat yang
berkembang. Maka dari itu Pancasila harus menjadi orientasi pelaksanaan
sistem politik dan pembangunan nasional.

Kita sebagai warga negara Indonesia seharusnya mempelajari betul apa


makna landasan filosofi Pancasila dan juga mengkritisi prinsip-prinsip
kehidupan kita dengan melihat Pancasila, bukan ketika ada prinsip hidup kita
yang berlawanan dengan Pancasila kita malah ingin mengganti ideologi
Pancasila tersebut.

Pancasila memiliki 3 landasan pijak filosofis yaitu Ontologis, Epistemologis,


dan Aksiologis. Ontologis dalam filsafat adalah tentang hakikat yang paling
mendalam dan paling umum(mendasar). Epistemologis adalah tentang sifat
dasar pengetahuan. Aksiologis adalah tentang penelitian tentang nilai-nilai.

Landasan Ontologis Pancasila adalah pemikiran filosofis atas sila-sila


Pancasila sebagai dasar filosofis negara Indonesia. Menurut Sephen W.
Littlejohn dan Karen A. Foss, ontology bergadapan dengan sifat makhluk
hidup, dimana ada 3 mainstream utama yaitu determinisme, pragmatism,
dan kompromisme. Pancasila sebagai dasar filosofis negara Indonesia
sebagai Ontologis, pada sila ke:

1. Hal kebebasan beragama dan menghormati satu sama lain.

2. Setiap orang memiliki martabat, HAM, keadilan yang sama.

3. Ada perbedaan tapi tetap satu (rasa kebangsaan Indonesia)


4. Sistem demokrasi melalui musyawarah demi tercapainya mufakat untuk
menghindari dikotomi mayoritas dan minoritas.

5. Seharusnya, tidak ada kemiskinan dalam negara merdeka (adil secara


social)

Landasan Epistemologis Pancasila artinya nilai-nilai Pancasila digali dari


pengalaman bangsa Indonesia yang kemudian disintesiskan melalui
pandangan komprehensif kegidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
NAMA: SANMARO SITOHANG

NIM: 6203121016

KELAS: PKO D 2020

ARGUMENTATIF TENTANG PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

Pancasila sebagai sistem etika mendasarkan penilaian baik dan buruk pada
nilai-nilai pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan.Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia
indonesia dalam semua aspek kehidupannya.Meskipun nilai-nilai Pancasila
merupakan kristalisasi nilai yang hidup dalam realitas sosial, keagamaan,
maupun adat kebudayaan bangsa indonesia, namun sebenarnya nilai-nilai
pancasila juga bersifat universal dapat diterima oleh siapapun dan kapanpun.

Nilai yang pertama yakni ketuhanan

Secara hirarkis nilai ini bisa dikatakan sebagai nilai tertinggi karena
menyangkut nilai yang bersifat mutlak. Seluruh nilai kebaikan diturunkan
dari nilai ini. Suatu perbuatan baik dikatakan baik apabila tidak bertentangan
dengan nilai, kaedah dan hukum tuhan.

Nilai kedua yakni kemanusiaan

Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai


kemanusiaan, Prinsip pokok dalam nilai kemanusiaan pancasila adalah
keadilan dan keadaban. Keadilan mensyaratkan keseimbangan,antara lahir
dan batin,jasmani dan rohani. Sedangkan keadaban mengindikasi
keunggulan manusia di banding dengan makhluk lain seperti tumbuhan,
hewan, dan benda tak hidup.Karena itu, suatu perbuatan dikatakan baik
apabila sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang didasarkan pada konsep
keadilan dan keadaban dari nilai kemanusiaan menghasilkan nilai kesusilaan
contohnya seperti tolong menolong, penghargaan, kerja sama dan lain lain.

Nilai yang ketiga yakni persatuan

Perbuatan dikatakan baik apabila dapat memperkuat persatuan dan


kesatuan. Karena sangat mungkin seseorang seakan akan mendasarkan
perbuatannya atas nama agama, namun apabila perbuatan tersebut dapat
memecah persatuan dan kesatuan maka pandangan dari etika pancasila
bukan merupakan perbuatan baik.
Nilai keempat yakni kerakyatan

Dalam kaitan dengan kerakyatan terkandung nilai lain yang sangat penting
yaitu nilai hikmat/kebijaksanaan dalam permusyawaratan. Kata
hikmat/kebijaksanaan berorientasi pada tindakan yang mengandung nilai
kebaikan tertinggi. Atas nama mencari kebaikan, pandangan minoritas
belum tentu kalah di banding mayoritas. Dengan demikian, perbuatan belum
tentu baik apabila disetujui/bermanfaat untuk orang banyak. Namun
perbuatan itu baik jika atas dasar musyawarah yang di dasarkan pada
konsep hikmah/kebijkasanaan.

Nilai yang kelima yakni keadilan

Nilai keadilan pada sila kelima lebih di arahkan pada konteks sosial. Suatu
perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan prinsip keadilan masyarakat
banyak. Menurut kohlberg, keadilan merupakan kebajikan utama bagi setiap
pribadi masyarakat. Keadilan mengandaikan sesama sebagai partner yang
bebas dan sama derajatnya. Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi
sistem etika yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada tidak hanya bersifat
mendasar, namun juga realistis dan aplikatif.

Apabila dalam kajian aksiologi dikatakan bahwa keberadaan nilai


mendahului fakta, maka nilai-nilai pancasila merupakan nilai-nilai ideal yang
sudah ada dalam cita-cita bangsa Indonesia yang harus di wujudkan dalam
realitas kehidupan. (MNF/ER)
Nama: Sanmaro Sitohang

Nim: 6203121016

Kelas: PKO D 2020

PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

Pancasila bukan merupakan ideologi yang kaku dan tertutup, namun justru bersifat reformatif, dinamis,
dan antisipatif. Dengan demikian Pancasila mampu menyesuaikan dengan perubahan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yaitu dengan tetap memperhatikan dinamika
aspirasi masyarakat. Kemampuan ini sebenarnya tidak berarti Pancasila itu dapat mengubah nilai-nilai
dasar yang terkandung, tetapi lebih menekankan pada kemampuan dalam mengartikulasikan suatu nilai
menjadi aktivitas nyata dalam memecahkan masalah yang terjadi (inovasi teknologi canggih). Ada
beberapa dimensi penting sebuah ideologi, yaitu:

Dimensi Realitas.

Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi tersebut secara akar akar dalam hidup masyarakat
atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman
sejarahnya.

Dimensi Idealisme.

Yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang memberi harapan tentang masa
depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama dengan berbagai
dimensinya.

Fleksibilitas Dimensi.

Maksudnya pengembangan dimensi Ideologi tersebut memiliki kekuasaan yang memungkinkan dan
mengembangkan pemikiran-pemikiran baru yang relevan dengan ideologi yang bersangkutan tanpa atau
mengingkari hakikat atau jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasar.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu hal-hal yang terpenting dalam perkembangan ilmu dan
teknologi. Perkembangan IPTEK saat ini dan di masa yang akan datang dengan sangat cepat.

Pada umumnya para pakar memperhatikan bahwa ciri utama yang melatarbelakangi sistem atau model
manapun dari suatu perkembangan IPTEK dan modern, adalah derajat rasionalitas yang tinggi dalam arti
bahwa kegiatan-dalam masyarakat terselenggara berdasarkan nilai-nilai dan dalam pola-pola yang
objektif dan efektif , selain yang sifatnya primordial, seremonial atau tradisional.
Derajat rasionalitas yang tinggi itu digerakkan oleh perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Oleh karena itu, nilai-nilai pancasila sangat mendukung dan akan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang baik dan terarah. Dengan Nilai-nilai Pancasila tersebut, perlu menjadi
kesadaran masyarakat bahwa untuk meningkatakan IPTEK di Indonesia, sejak dini masyarakat harus
memiliki dan memegang prinsip dan tekad yang kukuh serta berlandaskan pada Nilai-nilai Pancasila yang
merupakan kepribadian khas Indonesia.

Di sini letak tantangan bagi Indonesia, yaitu mengembangkan kehidupan bangsa yang berbasis IPTEK
tanpa kehilangan jati diri (nilai-nilai Pancasila). Hal ini berarti ada nilai-nilai dasar yang ingin
dipertahankan. Nilai-nilai itu sudah jelas, yaitu Pancasila. Dasar Ketuhanan Yang Maha Esa, yang bagi
bangsa Indonesia adalah mutlak. Jika dilihat pandangan-pandangan sekular dunia Barat, yang ilmunya
dipelajari dan rujukan para cendekiawan, sepertinya berjalan berlawanan. Dalam masyarakat modern
yang berbasisi IPTEK, kecenderungan lunturnya kehidupan keagamaan. Jadi, ini bukan tantangan yang
sederhana, penting, karena landasan moral, landasan moral, dan konsep tentang kemanusiaan, keadilan,
dan keberadaban, adalah keputusan dan ketakwaan.

Konsep Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan IPTEK

Dalam upaya mewujudkan dan meningkatkan harkat dan martabatnya maka manusia mengembangkan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). IPTEK pada hakikatnya merupakan suatu hasil kreativitas
rohani manusia. Tidak jiwa (rohani) manusia meliputi akal, rasa dan kehendak. Akal merupakan potensi
rohaniah manusia yang berhubungan dengan intelektualitas, rasa merupakan hubungan dalam bidang
estetis dan kehendak berhubungan dengan bidang moral (etika).

Atas dasar akalnya itulah manusia mengembangkan IPTEK untuk mengolah kekayaan alam yang
disediakan oleh Tuhan yang Mahaesa. Oleh karena itu tujuan yang esensial dari IPTEK adalah semata-
mata untuk kesejahteraan umat manusia. Dalam masalah ini pancasila telah memberikan dasar-dasar
nilai bagi pengembangan IPTEK demi kesejahteraan hidup manusia. Pengembangan IPTEK sebagai hasil
budaya manusia harus didasarkan pada moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab dari
sila-sila yang tercantum dalam pancasila.

Pancasila yang sila-silanya merupakan suatu kesatuan yang sistematis harus menjadi sistem etika dalam
pengembangan IPTEK.

Sila Ketuhanaan yang Mahaesa.

Sila ini mengklomentasikan ilmu, menciptakan sesuatu yang berasarkan pertimbangan antara rasional
dan irasional, antara akal, rasa dan kehendak. Berdasarkan sila ini IPTEK tidak hanya melihat apa yang
diilustrasikan dan diciptakan, tetapi juga dianggap tidak bermanfaat dan merugikan manusia
disekitarnya atau tidak. Sila ini menempatkan manusia di alam semesta bukan sebagi pusatnya
melainkan sebagai bagian yang sistematik dari alam yang diolahnya.

Contoh perkembangan IPTEK dari sila ketuhanan yang maha esa adalah ditemukannya transfer teknologi
inti sel atau yang dikenal dengan teknologi kloning yang dalam perkembangannya pun masih menuai
kotroversi. Persoalannya adalah terkait dengan adanya “intervensi penciptaan” yang seharusnya
dilakukan oleh Tuhan YME. Bagi yang beragama muslim, pada surat An-naazi'aat ayat 11-14 disyaratkan
adanya suatu perkembangan teknologi dalam kehidupan manusia yang mengarahkan pada kehidupan
kembali dari tulang belulang. “apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi tulang
belulang yang hancur lumat?”, mereka berkata “kalau demikian itu adalah suatu hal yang merugikan”.
Sesungguhnya itu hanya satu kali tiupan saja, maka dengan serta merta mereka hidup kembali di
permukaan bumi”.

Sila kemanusiaan yang adil dan beradab Memberikan

moralitas dasar bahwa manusia dalam mengembangkan IPTEK harus beradab. IPTEK adalah sebagai hasil
budaya manusia yang beradab dan bermoral. Oleh karena itu pengembangan IPTEK harus didasarkan
pada hakikat tujuan demi kesejahteraan manusia. IPTEK bukan untuk kesombongan, kecongkakan dan
keserakahan manusia namun harus diabdikan demi peningkatan harkat dan martabat manusia.

Sila persatuan Indonesia

Mengklomentasikan universal dan internasionalisme (kemanusiaan) dr sila-sila lain. Pengembangan


IPTEK diarahkan demi kesejahteraan umat manusia termasuk di dalamnya kesejahteraan bangsa
Indonesia. Pengembangan manusia IPTEK Dapat mengembangkan rasa nasionalisme, kebesaran bangsa
serta keluhuran bangsa sebagai bagian dari umat di dunia.

Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah yang ada dalam permusyawaratan/perwakilan

Artinya pengembangan IPTEK secara demokratis. Artinya setiap orang harus memiliki kebebasan untuk
mengembangkan IPTEK. Selain itu dalam pengembangan IPTEK setiap orang juga harus menghormati
dan menghargai kebebasan

oranglain dan harus memiliki sikap terbuka. Artinya terbuka untuk dikritik, dikaji ulang maupun
dibandingkan dengan penemuan teori-teori lainnya.

Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Contoh dari sila kelima ini adalah ditemukannya varietas bibit unggul padi Cilosari dari teknik radiasi.
Penemuan ini adalah hasil buah karya anak bangsa. Diharapkan dalam perkembangan swasembada
pangan di masa mendatang akan mensejahterakan rakyat Indonesia dan meningkatkan rasa keadilan
setelah peningkatan jumlah produksi sehingga dalam perjalanannya rakyat dari berbagai golongan dapat
menikmati beras berkualitas dengan harga terjangkau.

Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan IPTEK dewasa ini sangat pesat, dan kemajuan di berbagai
bidang kehidupan. Saat ini manusia tak dapat hidup tanpa bantuan teknologi. Di samping dampak positif
terdapat juga dampak negatif dari perkembangan kemajuan IPTEK. Pelanggaran IPTEK pun masih terjadi
di segala bidang kehidupan masyarakat Indonesia.
IPTEK di Indonesia sepenuh-penuhnya sesuai dengan Tujuan Negara Republik Indonesia yang tertua
secara jelas dalam pembukaan UUD 1945 pada alenia empat, bunyi : “Melindungi bangsa Indonesia dan
seluruh tumpahan darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
melaksanakan perkembangan dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial” Dapat diandalkan sebagai tujuan Negara Republik Indonesia adalah tujuan perlindungan,
kesejahteraan, dan pedamaian. Oleh karena itu perkembangan IPTEK di Indonesia harus didasarkan
pada nilai-nilai etis sesuai dengan dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila:

1. Nilai-nilai Pancasila menjadi sumber motivasi bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) nasional
dalam mencerdaskan bangsa yang memiliki nilai-nilai Pancasila serta pengembangan kemerdekaan
secara utuh, dan martabat nasional dalam wujud negara Indonesia yang merdeka.

2. Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Perkembangan IPTEK karena Nilai-nilai pancasila itu sangat
mendorong dan akan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik dan terarah. Dengan
Nilai-nilai Pancasila tersebut, perlu menjadi kesadaran masyarakat bahwa untuk meningkatkan IPTEK di
Indonesia, sejak dini masyarakat harus memiliki dan memegang prinsip dan tekad

yang kukuh serta berlandaskan pada Nilai-nilai Pancasila yang merupakan kepribadian khas
CRITIKAL BOOK REPORT

MATA KULAH PENDIDIKAN PANCASILA

Dosen Pengampu : Daniel H.P Simanjuntak, S.Sos, M.Si.

DISUSUN OLEH :
SANMARO SITOHANG 6203121016

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas dalam pembuatan Critical Book Report
:Pendidikan Pancasila. sebagai pemenuhan tugas dalam mengikuti perkuliahan,pada
mata kuliah “Pendidikan Pancasila”.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan tugas ini masih jauh
dalam kesempurnaan dan tentunya masih banyak kekurangan, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya tugas-
tugas selanjutnya. Kami berharap semoga Critical Book Report) ini bisa bermanfaat
bagi pembaca khusunya ke pada penulis.

Medan, 17 Oktober 2021

Sanmaro sitohang

i |c r i t i c a l b o o k R e p o r t
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I .........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................................................1
1.3 Manfaat ...................................................................................................................................1
1.4 Identitas Buku ........................................................................................................................1
BAB II RINGKASAN ISI BUKU .............................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................2
BAB 2 MATERI KAJIAN MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA ...................4
BAB 3 PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK DALAM
MATAKULIAH PENDIDIKAN PANCASILA ................................................................6
BAB 4 BERMAIN PERAN SEBAGAI SALAH SATU MODEL ........................................8
BAB 5 PENUGASAN DALAM MATA KULIAH .........................................................12
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................13
3.1Kelebihan buku : ...................................................................................................................13
3.2Kelemahan buku : .................................................................................................................13
BAB IVPENUTUP ..................................................................................................................14
4.1Kesimpulan ............................................................................................................................14
4.2Saran .......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................15

ii |c r i t i c a l b o o k R e p o r t
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Rasionalisasi pentingnya CBR sering kali kita binggung memilih buku


referensi untuk kit abaca dan pahami. Terkadang kita memilih satu buku, namun
kurang memuaskan hati kita atau misalnya dari segi analisis Bahasa,
pembahasan Pendidikan Pancasila. Oleh karena itu, penulis membuat critical
book report ini untuk mempermudah pembaca dalam memahami teferensi,
khususnya pada pokok Bahasa tentang psikologi pendidikan.

1.2 TUJUAN

Penulisan critical book report ini bertujuan untuk :


1. menambah wawasan pembaca. Serta mengkritis atau membandingkan satu
topik materi kuliah Pendidikan Pancasila.
2. Mencari tahu lebih dalam lagi mengenai arti Pendidikan Pancasila, perannya.
3. Untuk menguasai isi dan materi yang terdapat pada buku tersebut.
4. Melatih diri untuk berfikir kritis dan mencari informasi yang terdapat pada
setiap bab nya.
5. Dapat membandingkan isi buku tersebut dengan buku lain.

1.3 MANFAAT

Penulisan Critical Book Report ini diharapkan dapat memberikan


manfaat baik secara praktis maupun secara teoritis dalam menambah wawasan
pembaca dalam Pendidikan Pancasila. Untuk mengetahui bagaimana menjadi
seorang pendidik yang baik, seperti mengetahui metode mengajar. Dan kita
dapat mengetahui bagaimana cara mengkritik hasil kerja seseorang tanpa
menyinggung sipenulis

1.4 Identitas Buku Utama


Judul Buku : Pendidikan Pancasila

Penulis : Drs. Halking, M.Si

Tahun Terbit : 2018

Penerbit : UNIMED

Jumlah Halaman : 190

1 |c r i t i c a l b o o k R e p o r t
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

Rangkuman Buku

BAB 1 PENDAHULUAN
Latar belakang pentingnya pendidikan pancasila yaitu Dikarenakan
keberhasilan seseorang tidak terlalu ditentukan oleh penguasaan bidang ilmunya,
namun pada kepribadiannya juga. Sehingga pendidikan pancasila perlu untuk
penanaman karakter. Jadi Pendidikan Pancasila sangat tepat diwajibkan kembali
penyelenggraannya di semua jenjang pendidikan formal karena dengan demikian
proses internalisasi dan instutisionalisisasi nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan secara
sistematik terhadap anak didik dari tingkat bawah sampai ke tingkat tinggi hingga
benar-benar pendidikan pancasila dapat dievaluasi agar dapat menjadi pedoman
perbaikan kepribadian.Dasar-dasar diadakannya Pendidikan Pancasila terdiri atas :

1. Dasar Filosofis
Yaitu pancasila merupakan jiwa bangsa atau jati diri bangsa dan menjadi cara
hidup bangsa indonesia sesungguhnya. Jadi Pancasila merupakan karakter
bangsa yang menjadikan bangsa indonesia berbeda dengan bangsa-bangsa
lain.
2. Dasar Sosiologis
Yaitu bangsa Indonesia penuh dengan kebhinekaan dengan agama, ras, bahasa
yang berbeda sehingga diperlukan pancasila sebagai pemersatu bangsa atas
perbedaan-perbedaan tersebut. Sehingga setiap warga bangsa harus taat pada
instumen tersebut berupa norma atau hukum tertulis maupun tidak tertulis.
Jadi Pancasila perlu dilestarikan untuk menjaga keutuhan masyarakat bangsa.
3. Dasar Yuridis
Artinya dikarenakan pancasila mengandung nilai dasar, nilai instrumental, dan
nilai praksis sehingga semua perangkat perundang-undangan haruslah
merupakan penjabaran dari nilai-nilai dasar pancasila yang terdapat pada
pembukuan dan batang tubuh UUD 1945.

2 |c r i t i c a l b o o k R e p o r t
Visi dan Misi Pendidikan Pancasila :
➢ Visi
1. Terwujudnya kepribadian civitas akademika yang ersumber pada
nilai-nilai pancasila
➢ Misi
1. Dapat menghadapi persoalan-persoalan yang terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara
2. Mampu mengimplementasikan dan melestarikan nilai-nilai
pancasila dalam realitas kehidupan
3. Mampu menjelaskan kebenaran dasar-dasar kebenaran bahwa
pancasila adalah ideologi yang sesuai bagi bangsa Indonesia yang
meajemuk.

Tujuan penyelenggaraan pembelajaran pendidikan pancasila, ada beberapa


alasan yaitu:

1. Untuk memperkuat implementasi Pancasila sebagai ideologi bangsa melalui


revitalisasi nilai-nilai dasar pancasila sebagai norma dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas nilai-nilai dasar Pancasila kepada
seluruh WNI, dan dapat menerapkannya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
3. Agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap persoalan kehidupan
berbangsa dan bernegara melalui sistem pemikiran yan berlandaskan pada butir-
butir Pancasila dan UUD 1945.
4. Membentuk sikap mental yang mempu mengapresiasi nilai ketuhanan,
kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan bangsa serta penguatan masyarakat
madani yang demokratis dan berkeadilan berdasarkan Pancasila.

3 |c r i t i c a l b o o k R e p o r t
BAB 2 MATERI KAJIAN MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
A. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PENDIDIKAN PANCASILA
Pendidikan Pancasila merupakan usaha sadar dan terencana mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan, kepribadian dan
keahlian. Sehingga peranan penting pendidikan pancasila ialah membentuk
kepribadian yang baik, di samping intelektualnya.
Sumber Historis Pendidikan Pancasila maksudnya ialah diharapkan kita dapat
mengambil pelajaran atau hikmah dari berbagai peristiwa sejarah, baik sejarah
nasonal maupun bangsa lain.
Sumber Sosiologis Pancasila maksudnya kita diharapkan dapat mengkaji
struktur sosial, proses sosial dan masalah-masalah sosial yang disikapi dengan nilai-
nilai pancasila.
Sumber Yuridis Pendidikan Pancasila maksudnya ialah kita diharpkan mampu
menegakkan UU yang emrupakan salahs atu kewajiban negara yang terpenting,
Sumber politik pendidikan pancasila maksudnya kita diharapkan mampu
menafsirkan fenomena politik dalam rangka menemukan pedoman yang bersifat
moral sesuai dengan nilai-nilai pancasila untuk kehidupan politik yang sehat.
B. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PANCASILA DALAM KAJIAN
SEJARAH BANGSA INDONESIA
Pancasila sebagai ideologi kebangsaan adalah status ketika para pendiri
bangsa tengah mencari, emmperjuangkan dan berusaha merumuskan ideologi apa
yang tepat untuk bangsa ini demi masa depan bangsa nanti.
Peranan pancasila dalam hal ini adalah sebagai perekat dari keberagaman
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia agar NKRI tetap bertahan di tengah arus
globalisasi.
C. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PANCASILA SEBAGAI DASAR
NEGARA
Pancasila sebaai sasar negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada
NKRI harus berlandaskan ataus sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
Peranan Pancasila dalam hal ini digunakan sebagai dasar untuk mengatur
pemerintahan negara atau penyelenggaraan negara.

4 |c r i t i c a l b o o k R e p o r t
D. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
NEGARA
Ideologi berarti hubungan manusia dengan cita-citanya. Jadi ideologi itu
merupakan seperangkat nilai yang dimana manusia bekerja dan bertindak untuk
mencapai nilai-nilai tersebut.
Pentingnya pancasial sebagai ideologi negara ialah sebagai penuntun moral dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan sebagai pemersatu rakyat
yang majemuk menjadi bangsa yang percaya diri serta menjadi nilai-nilai yang
diorientasikan dalam pembangunan nasional.
E. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PANCASILA SISTEM FILSAFAT
Pancasila sebagai suatu filsafat artinya sila-sila dalam pancasila sudah
memenuhi ciri-ciri berfikir kefilsafatan, yaitu:
1. bersifat koheren atau berhubungan satu dengan yang lainnya
2. bersifat menyeluruh atau mencakup segala yang terdapat dalam kehidupan
manusia
3. bersifat mendasar, yaitu bentuk perenungan mendalam sampai ke inti
mutlak persoalan sehingga menemukan aspek fundamental
4. bersifat spekulatif yitu pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu

Pentingnya pancasila dalam hal ini ialah sebagai operasional dalam


penyelenggaraan negara, sebagai pembuka dialog dengan berbagai perspektif dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara serta dapat menjadi kerangka evaluasi terhadap
segala kegiatan yang bersangkutan paut dengan kehidupan bernegara, berbangsa dan
bermasyarakat.

F. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PANCASILA SEBAGAI ETIKA


Pancasila sebagai sistem etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-
sila Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara di Indonesia.
Pancasila sebagai sistem etika maksudnya ialah untuk mengembangkan dimensi
moralitas dalam diris etiap individu sehingga memiliki kemampuan menampilkan
sikap spritualitas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

5 |c r i t i c a l b o o k R e p o r t
G. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI
PENGEMBANGAN ILMU
Pancasila dalam artian ini adalah kelima sila pancasila meruoakan pegangan
dan pedoman aatu pola acuan berfikir atau kerangka berfikir dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.Pentingnya Pancasila dalam hal ini dikarenakan
untuk memperlihatkan peran pancasila sebagai rambu-rambu normatif bagi
pengemabangan ilmu dan teknologi di indoensia yang harus berakar pada budaya
bangsa Indonesia itu sendiri dan melibatkan partsipasi rakyat luas.
*Sumber historis, pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu, artinya pada awal
pembukaan UUD1945 sudah terdapat kata mencerdaskan
kehidupan bangsa yang mengacu pada pengembangan iptek melalui
pendidikan.
*Sumber Sosiologis, pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu, artinya
dapatvditemukan pada sikap masyarakat yang sangat
memperhatikan ketuhanan dan kemanusiaan manakala iptek tidak
sejalan dengan nilai ketuhanan dan kemanusiaan.
* Sumber politik sebagai dasar pengemabangan ilmu, artinya dapat dilihat
berdasarkan kebijakan yang dilakukan oleh paar penyelenggara
negara mengenai dokumen orde lama, orde baru dan reformasi.

6 |c r i t i c a l b o o k R e p o r t
BAB 3 PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK DALAM
MATAKULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran memiliki komponen proses pembelajaran


yaitu :
A. Mengamati
Dalam proses mengamati terdapat membaca, mendengar, menyimak, melihat
(tanpa atau dengan alat).Kompetensi yang dikembangkan adalah melatih
kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Kelebihan pendekatan ini yaitu menyajikan media objek secara nyata, pserta
didik yang merasa lebih tertantang serta pelaksanaannya relatif mudah dan peserta
didik dapat menemukan fakta nahwa ada hubungan antara objek yan dianalisis
dengan materi pembelajaran yang disajikan guru.Kekurangannya yaitu memerlukan
waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak dan jika
tidak terkenadali akan mengaburkan makna serta tujuanpembelajaran.
B. Menanya
Kegiatan belajar ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.
Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membuat pikiran kritis.
Kriteria pertanyaan yang baik yaitu :
1. Singkat dan jelas
2. Menginspirasi jawaban
3. Memiliki fokus
4. Bersifat divergen
5. Bersifat penguatan
6. Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang
7. Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif
8. Merangsang proses interaksi

7 |c r i t i c a l b o o k R e p o r t
C. Mengumpulkan Informasi/ Mencoba
Mengumpulkan informasi dalam pembelajaran yaitu dengan cara :
1. Melakukan eksperimen
2. Membaca sumber lain selain buku teks
3. Mengamati objek/kejadian/aktivitas
4. Wawancara degan narasumber

Kompetensi yang dikembangkan yaitu dengan mengembangkan sikap teliti,


jujur, sopan, kemampuan berkomunikasi, mengembangkan kemampuan tentang alam
sekitar.

D. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi


kegiatan yang dilakukan dalam proses ini ialah :
1. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, eksperimen maupun
kegiatan mengamati.
2. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah
kedalaman sampai pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda.

Kompetensi yang dikembangkan yaitu dengan mengembangkan sikap jujur,


teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif daalm menyimpulkan.

Dalam kegiatan ini terdapat kegiatan menalar atau penalaran yaitu proses
berfikir logis dan sistematis.

E. Mengkomunikasikan
Kegiatan belajar ini ialah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya.Kompetensi yang
dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas serta
mengembangkan k emampuan berbehasa yang baik dan benar.
Dalam kegiatan mengkomunikasikan dapat dilakukan pembelajaran
kolaboratif, diamna guru sebagai manajer belajar dan peserta didik lah yang harus
lebih aktif.

8 |c r i t i c a l b o o k R e p o r t
BAB 4 BERMAIN PERAN SEBAGAI SALAH SATU MODEL
A.SEKENARIO SIDANG BPUPK ( BADAN PENYIDIK USAHA PERSIAPAN
KEMERDEKAAN)

Sidang Pertama

.Rapat Besar tanggal 29 Mei 1945

Acara : Pembicaraan tentang Dasar Negara Indonesia

Ketua : Dr.K.R.T Radjiman Wedyodiningrat/R.P.Soeroso

( Sidang Pembukaan Oleh Ketua )

Anggota MUH.YAMIN

A kerangka Uraian

Pekerjaan Panitia Usaha Istimewa-Anggota Berpendirian sebagai orang Indonesia-


Harapan masyarakat

I.Peri Kebangsaan

Tuan ketua,sekarang sampailah ke waktu sayaakan membicarakan negara


kebangsaan indonesia. Adapun keinginan “Indonesia Merdeka Sekarang”,memang
pada saat ini mendesak menjadi umum dan semboyan itu di pangku oleh segala
lapisan,di sini keras,di sana muai meresap. Tetapi juka dikalau sekiranya oelaksanaan
indonesia merdeka itu kini juga,tidak nanti melainkan saat ini juga haus di
lakukan,maka di antara semboyan dengan berjalannya negara indonesia itu adalah
tiga usaha yang tidak boleh tidak harus dilakukan. Pertama ialah pekerjaan kita
anggota panitia mengumpulkan segala bahan-bahan untuk pembuatan negara,kedua
pengurus undang-undang dasar negara yang menyusun bahan pilihan itu dan ketiga
menjalankan isi hukum dasar negara itu di dalam negara yang alu berbentuk,ketiga
usaha ini harus di peras menjadi satu panduan,jikalau sekiranya keinginan rakyat
yang tersimpan dalam semboyan “Indonesia Merdeka,Sekarang” hendak di sesuaikan
dengan usaha kita.

II.Peri Kemanusiaan

9 |c r i t i c a l b o o k R e p o r t
Sebelum kita memikirkan dasar dan moral negara indonesia Negara Indonesia
yanng pasti akan datang itu,maka perlulah kita menyelidiki terlebih dahulu sudah
sampai manakah kemajuan kemerdekaan pada waktu ini. Kita masih
mengingat,bahwa pergerakan indonesia merdeka tidak saja mewujudkan lepas dari
pada kerajaan belanda dengan melawan kepada imperialisme barat dan
amerika,melaikan hendah juga menyusun masyarakat baru dalam suatu negara
merdeka

III. Peri Ketuhanan

Sebelumnya kita berpindah ke soal itu,maka lebih dahulu kita sekali lagi
yakinkan,bahwa bangsa indonesia yang akan bernegara merdeka itu ialah bangsa
yang berperadaban luhur,dan peradaban nya itu mempunya Tuhan Yang Maha
Esa.Oleh sebab itu,maka dengan sendirinya kita insaf,bahwa Negara Kesejahteraan
Indonesia Merdeka itu akan berkeTuhanan

IV. Peri Kerakyatan

SOEROSO Wakil Ketua : Tuan Radjiman,tadi yang di bicarakan ialah dasar-


dasarnyaindonesia merdeka. Kalau saya dengarkan
yang selanjutnya tadi ini juga tentang bentuknya
indonesia merdeka.kalau sekiranya sudah cukup
hendahlah membicarakan dasar-dasar itu.

V. Kesejahteraan Rakyat

Hendaklah kita dari sekarang di pikirkan benar-benar,supaya negara itu


jangan di rasakan sebagai katan hukum yang menyempitkan hidup rakyat atau di
pandang sebagai satu susunan autokrasi atau oligarki.

Sidang kedua
Rapat besar tanggal 16 juli 1945
Waktu : 10.30
Tempat : gedung tyuuoo sangi in (departemen luar negeri)
Acara : melanjutkan pembahasan rancangan undang undang dasar
Ketua : Dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat

10 |c r i t i c a l b o o k R e p o r t
A. Skenario Sidang PPKI
Sidang pertama
rapat besar tanggal 18 agustus 1945
waktu : 11.30
tempat : gedung komonfu, jl pejambon no 2
acara : pengesahan undang undang dasar

ketua : Ir. Soekarno


wakil ketua : Drs. Moh. Hatta
anggota :
1. Soepomo
2. Radjiman
3. Seoroso
4. Seotardjo
5. Wachid hasyim
6. Dan seterusnya

Sidang lanjutan
Rapat besar tanggal 18 agustus 1945
Waktu : 12.34
Tempat : gedung komonfu, jl pejambon no 2
Acara : pembicaraan tentang susunan pemerintahan
Ketua : Ir. Soekarno

11 |c r i t i c a l b o o k R e p o r t
BAB 5 PENUGASAN DALAM MATA KULIAH PENDIDIKAN
PANCASILA

Tagihan yang wajib diselesaikan mahasiswa selama pembelajaran


matakuliah pendidikan pancasila

1. Tugas rutin ( dikerjakan secara individu maupun berpasangan )


2. Critical book review (dikerjakan secara individu maupun berpasangan
berdasarkan judul buku yang dilaporkan sesuai yang tertera dibuku
pedoman pembelajaran mata kuliah pendidikan pancasila )
3. Critical journal review (dikerjakan secara individu maupun berpasangan
berdasarkan topik yang ditentukan esuai dengan materi mata kuliah
pendidikan pancasila )
4. Rekayasa ide (dikerjakan secara individu maupun berpasangan
berdasarkan implementasi nilai nilai pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di tingkat pemerintahan desa )
5. Mini riset (dikerjakan secara berkelompok tentang tingkat pemahaman dan
implementasi nilai nilai pancasila pada masyarakat dan pemerintahan desa
)
6. Project work/projek belajar pancasila ( dikerjakan secara berkelompok
sebagai tindak lanjut dari tugas tugas sebelumnya. Projek belajar pancasila
dalam mata kuliah ini adalah menyusun dan merancang implementasi nilai
nilai pancasila yang di breakdown dalam bentuk peraturan desa disaalah
satu desa yang ada di wilayah sumatera utara .

12 |c r i t i c a l b o o k R e p o r t
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan buku :


Dari segi cover buku ini sangat menarik minat pembaca karena covernya
didesign nya sesuai dengan judulnya dan berhubungan. Kemudian dihalaman akhir
buku ditulis ada kesimpulan buku yang berhubungan dengan harapan dari anak
bangsa ribuan pulau yang menjadi penarik apa sebenarnya isi dari buku tersebut.Dan
Pembahasan Materi Didalam buku tentang Pancasila sangat rangkum dan jelas
sehingga sangat mudah untuk dipelajari dan pada bab terakhir ada penjelasan tentang
tugas yang sangat membantu untuk melatih kemampuan Mahasiswa Tentang
Pendidikan pancasila.

3.2 Kelemahan buku :


Memang dari segi cover buku sudah menarik Namun dalam isi buku tersebut
sangat banyak menggunakan kata-kata yang berlebihan atau menggunakan bahasa
yang sulit dimengerti.

13 |c r i t i c a l b o o k R e p o r t
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai ideologi kebangsaan adalah status ketika para pendiri
bangsa tengah mencari, emmperjuangkan dan berusaha merumuskan ideologi apa
yang tepat untuk bangsa ini demi masa depan bangsa nanti.
Pendidikan Pancasila merupakan usaha sadar dan terencana mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan, kepribadian dan
keahlian. Dalam pengimplementasinya falsafah pancasila adalah tercapainya
"kebahagiaan, kemakmuran, dunia akhirat," yang adtinya apapun yang kita peroleh
dari hasil yang kita perjuangkan tidak cacat hukum dunia akhirat.semoga bangsa
indonesia menjadi ahli surga, bukan menuju neraka

4.2 Saran
Saran penulis supaya para pembaca dapat mempelajari pendidikan Pancasila
dengan baik dan serius. Mempelajari ilmu pendidikan Pancasila tidak boleh terges-
gesa harus memahami tahap demi tahap pembahasan dana apa yang dipelajari dapat
di implementasi dalam kehidupan sehari-hari.

14 |c r i t i c a l b o o k R e p o r t
DAFTAR PUSTAKA

Halking. 2018. Pendidikan Pancasila. UNIMED: Medan

15 |c r i t i c a l b o o k R e p o r t
Critical Book Report
Pendidikan Pancasila

Disusun oleh:
Sanmaro Sitohang (6203121016)
IDENTITAS BUKU
• Judul Buku : Pendidikan Pancasila
• Penulis : Drs. Halking, M.Si
• Tahun Terbit : 2018
• Penerbit : UNIMED
• Jumlah Halaman : 190IDENTITAS
DASAR DASAR PENDIDIKAN
PANCASILA
1. Dasar Filosofis
Yaitu pancasila merupakan jiwa bangsa atau jati diri
bangsa dan menjadi cara
hidup bangsa indonesia sesungguhnya.
2. Dasar Sosiologis
Yaitu bangsa Indonesia penuh dengan kebhinekaan
dengan agama, ras, bahasa
yang berbeda sehingga diperlukan pancasila
sebagai pemersatu bangsa atas
perbedaan-perbedaan tersebut.
3. Dasar Yuridis
Artinya dikarenakan pancasila mengandung
nilai dasar, nilai instrumental, dan
nilai praksis sehingga semua perangkat
perundang-undangan haruslah
merupakan penjabaran dari nilai-nilai dasar
pancasila yang terdapat pada
pembukuan dan batang tubuh UUD 1945.
VISI MISI PENDIDIKAN
PANCASILA
� Visi
1. Terwujudnya kepribadian civitas akademika yang ersumber pada
nilai-nilai pancasila
� Misi
1. Dapat menghadapi persoalan-persoalan yang terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara
2. Mampu mengimplementasikan dan melestarikan nilai-nilai
pancasila dalam realitas kehidupan
3. Mampu menjelaskan kebenaran dasar-dasar kebenaran bahwa
pancasila adalah ideologi yang sesuai bagi bangsa Indonesia yang
meajemuk.
PENGERTIAN DAN
PENTINGNYA PENDIDIKAN
PANCASILA
Pendidikan Pancasila merupakan usaha sadar
dan terencana mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar
mahasiswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
pengetahuan, kepribadian dan
keahlian. Sehingga peranan penting pendidikan
pancasila ialah membentuk
kepribadian yang baik, di samping
intelektualnya.
PENDEKATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK DALAM
MATAKULIAH PENDIDIKAN
PANCASILA
A. Mengamati
Dalam proses mengamati terdapat membaca,
mendengar, menyimak, melihat
(tanpa atau dengan alat).Kompetensi yang
dikembangkan adalah melatih
kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
B. Menanya
Kegiatan belajar ini dilakukan dengan cara
mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati
atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
diamati.
C. Mengumpulkan Informasi/ Mencoba
Mengumpulkan informasi dalam pembelajaran yaitu
dengan cara :
1. Melakukan eksperimen
2. Membaca sumber lain selain buku teks
3. Mengamati objek/kejadian/aktivitas
4. Wawancara degan narasumber
KELEBIHAN BUKU
Dari segi cover buku ini sangat menarik minat pembaca karena covernya
didesign nya sesuai dengan judulnya dan berhubungan. Kemudian
dihalaman akhir
buku ditulis ada kesimpulan buku yang berhubungan dengan harapan dari
anak
bangsa ribuan pulau yang menjadi penarik apa sebenarnya isi dari buku
tersebut.Dan
Pembahasan Materi Didalam buku tentang Pancasila sangat rangkum dan
jelas
sehingga sangat mudah untuk dipelajari dan pada bab terakhir ada
penjelasan tentang
tugas yang sangat membantu untuk melatih kemampuan Mahasiswa
Tentang
Pendidikan pancasila.
KELEMAHAN BUKU
Memang dari segi cover buku sudah menarik
Namun dalam isi buku tersebut
sangat banyak menggunakan kata-kata yang
berlebihan atau menggunakan bahasa
yang sulit dimengerti.
Kesimpulan
Pancasila sebagai ideologi kebangsaan adalah status ketika para pendiri
bangsa tengah mencari, emmperjuangkan dan berusaha merumuskan ideologi
apa
yang tepat untuk bangsa ini demi masa depan bangsa nanti.
Pendidikan Pancasila merupakan usaha sadar dan terencana mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan, kepribadian dan
keahlian. Dalam pengimplementasinya falsafah pancasila adalah tercapainya
"kebahagiaan, kemakmuran, dunia akhirat," yang adtinya apapun yang kita
peroleh
dari hasil yang kita perjuangkan tidak cacat hukum dunia akhirat.semoga
bangsa
indonesia menjadi ahli surga, bukan menuju neraka
Saran
Saran penulis supaya para pembaca dapat
mempelajari pendidikan Pancasila
dengan baik dan serius. Mempelajari ilmu
pendidikan Pancasila tidak boleh terges-
gesa harus memahami tahap demi tahap
pembahasan dana apa yang dipelajari dapat
di implementasi dalam kehidupan sehari-hari.
Terimakasih
CRITICAL JOURNAL REVIEW

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Umum Pancasila

Oleh:

Nama : Sanmaro Sitohang


Nim : 6203121016
kelas : PKO D 2020
Dosen pengampu :Daniel
sisimanjuntak, S.os,M.si.

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

puji syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa, Karena berkat limpahan rahmat dan
hidayah-Nya kepada saya “CRITICAL JURNAL REVIEW ’’ ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktunya yang diharapkan, Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah “PANCASIL ’’Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang [topik
makalah] bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Dalam penulisan tugas ini saya menyadari masih banyak kesalahan yang perlu di perbaiki besama
untuk itu kritik dan sarannya perlu untuk disampaikan kepada saya. Agar penulisan saya “CRITICAL
JURNAL REVIEW ’’ (CBR) selanjutnya akan lebih baik dan sekaligus sebagai upaya perbaikan dan
penyempurnaan penulisan selanjutnya,semoga tulisan saya “CRITICAL JURNAL REVIEW ’’ ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca

Medan, Oktober 2021

Sanmaro Sitohang

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN….................................................................................................. 1

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR .................................................................................... 1


B. Tujuan Penulisan CJR................................................................................................ 1
C. Manfaat CJR............................................................................................................. 2
D. Identitas Artikel dab Journal Yang di Review ............................................................ 2

BAB II RINGKASAN ISI ARTIKEL ................................................................................. 3

A. Pendahuluan… ......................................................................................................... 3
B. Deskripsi Isi….......................................................................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN…................................................................................................ 6

A. Pembahasan Isi Journal… ......................................................................................... 6


B. Kelebihan dan Klemahan Journal… ......................................................................... 6

BAB IV PENUTUP… ....................................................................................................... 8

A. Kesimpulan… ......................................................................................................... 8
B. Rekomendasi… ....................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR
Pendidikan di abad ini penting untuk menjamin peserta didik, siswa maupu
,mahasiswa memiliki keterampilan belajar dan berinovasi sertaterampil menggunakannya
sebagai life skill. Keterampilan belajar danberinovasi meliputi kemampuan berpikir kritis
dan pemecahan masalah, kreativitas dan inovasi, serta kemampuan berkomunikasi dan
berkolaborasi.Kemampuan mengomunikasikan hasil pemikiran dapat dilakukan secara
lisanmaupun tulisan.Salah satu strategi pembelajaran yang diterapkan bagi mahasiswa
padajenjang pascasarjana adalah Critical Journal Review.
Secara harfiah, Critical Journal Review adalah kegiatan mengkritisi sebuah jurnal
penelitian. Namun Critical Journal Review bukan sekedar membuat laporan atau tulisan
tentang isi sebuah penelitian atau artikel, tetapi lebih menitik beratkan pada evaluasi
(penjelasan, interpretasi dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan sebuah
penelitian, menyoroti hal yang menarik dari penelitian tersebut, serta menganalisis
pengaruh gagasan tersebut terhadap cara berpikir kita dan menambah pemahaman kita
terhadap suatu bidang kajian tertentu. Dengan kata lain, melalui Critical Journal Review
kita menguji kemampuan pikiran tingkat tinggi seseorang untuk kemudian
menuliskannya kembali berdasarkan sudut pandang, pengetahuan, dan pengalaman yang
kita miliki. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengembangkan budaya membaca.
Critical Journal Review menggunakan langkah-langkah dalam proses berpikir
kritis terdiri dari beberapa tahap, yaitu: merangkum (menyatakan kembali), menganalisis
(menggali informasi tersirat), mensistesiskan (menghubungkan apa yang telah dirangkum
dan dianalisis dengan pengetahuan dan pengalaman kita), dan mengevaluasi (membuat
penilaian).
Berdasarkan uraian di atas, maka Critical Journal Review menjadi kegiatan
pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman belajar yang komprehensif. Critical
Journal Review pula sangat bermanfaat ketika membahas isu-isu atau permasalahan yang
sentral. Dalam laporan ini, penulis mereview sebuah penelitian yang membahas tentang
komunikasi interpersonal.

B. Tujuan Penulisan CJR


Critical Journal Review ini disusun bertujuan untuk:
1. Penyelesaian tugas individu pada matakuliah Pendidikan Pancasila
2. Menambah wawasan mahasiswa dalam menggali informasi dan
menganalisis gagasan dalam sebuah penelitian;
3. Meningkatkan kemampuan nalar dan berpikir kritis dalam mencari
informasi yang terdapat dalam sebuah penelitian;

1
4. Menguatkan teori yang berhubungan dengan Pancasila

C. Manfaat CJR
Secara sederhana, penulisan Critical Journal Review memiliki beberapa
manfaat sebagai berikut:
1. Merangkum gagasan yang dituangkan dalam penelitian yang dilaporkan.
2. Menemukan kelebihan dan kekurangan dari yang penelitian dilaporkan dengan
melakukan analisis secara seksama.
3. Melatih kemampuan berpikir kritis analitis serta menuangkannya kembali dalam
gagasan tertulis.
4. Menjadi bahan referensi dasar dalam merekayasa ide menjadi sebuah tulisan baru dan
sebuah penelitian.

D. Identitas Journal
a. Jurnal 1
1.Judul Artikel : Pancasila As Integration Philosophy Of Education And
National Character
2. Pengarang Artikel : Syafruddin Amir
3. Nama Journal : internasional journal of scientific & technology research
4. ISSN : 2277-8616
5. Edisi Terbit : Vol. 2 issue 1
6. Kota Terbit :-

b. Jurnal 2
1. Judul Artikel : HAKEKAT NILAI PERSATUAN DALAM KONTEKS
INDONESIA (Sebuah Tinjauan Kontekstual Positif Sila Ketiga Pancasila)
2. Pengarang Artikel : Hanafi
3. Nama Journal : Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
4. ISSN : 2528-0767 (p) dan 2527-8495 (e)
5. Edisi Terbit : Volume 3, Nomor 1, Halaman 56-63, Juni 2018
6. Kota Terbit : Malang

2
c. Jurnal 3
1. Judul Artikel : MEMAKNAI KEMBALI MULTIKULTURALISME
INDONESIA DALAM BINGKAI PANCASILA
2. Pengarang Artikel : Abd Mu’id Aris Shofa
3. Nama Journal : Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan,
4. ISSN : 2528-0767 (p) dan 2527-8495 (e)
5. Edisi Terbit : Vol. 1, No. 1, Juli 2016
6. Kota Terbit : Malang

d. Jurnal 4
1.Judul Artikel : PANCASILA AND RADICALIMS
2. Pengarang Artikel : Hendro Muhaimin
3. Nama Journal : jurnal dinamika hukum
4. ISSN :-
5.Edisi Terbit : Vol.18 No.1
6. Kota Terbit : Yogyakarta

BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL

A. Pendahuluan
Multikulturalitas bangsa merupakan realitas dalam komunitas indonesia yang tak
mungkin dipungkiri dan dihindari, bangsa Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, ratusan
bahasa, suku, bangsa dan agama. Kondisi ini merupakan berkah dan hikmah apabila kita
mampu mengaransemennya dalam sebuah keterpaduan yang menghasilkan keindahan dan
kekuatan, tetapi juga bisa menjadi musibah disintregasi bangsa manakala multikulturalitas
itu tidak terakomodasi dengan baik.
Kondisi realitas masyarakat Indonesia sekarang ini masih ada anggapan dari sebagian
kelompok masyarakat bahwa perbedaan itu adalah musuh yang harus dikalahkan, perbedaan

3
itu adalah suatu ancaman yang harus dihilangkan. Kelihatannya terlalu berlebihan,
keberagaman suku, agama, budaya, ras dan antar golongan bukanlah suatu ancaman dan
potensi konflik yang berakibat terjadinya disintegrasi bangsa. Tetapi justru perbedaan itu
adalah jalan menuju pengintegrasian bagi bangsa Indonesia. Artinya, kondisi masyarakat
yang sangat multikultural itu bisa mendorong masyarakat untuk secara otomatis melakukan
pengintegrasian secara menyeluruh.
Untuk itu diperlukan suatu pemahaman dan kemauan mengapresiasi keberagaman
multikultural dalam masyarakat dan kebudayaan Indonesia bahwa pihak mayoritas atau
superior dalam mempertahankan eksistensinya, baik langsung maupun tidak memerlukan
sumbangan pihak minoritas dan inferior. Dikotomi mayoritas-minoritas, superior-inferior
pada aspek multikulturalisme bisa menjadi tragedi besar, bila ditumpangi dengan muatan
politik-ideologis ataupun ketimpangan dalam kesempatan kinerja ekonomi
(Kusumohamidjojo, 2000). Dengan demikian, pembangunan masyarakat Indonesia yang
bhinneka memerlukan kesadaran penuh tentang ketunggalan dalam keberagaman.

B. Deskripsi Isi
1. Degradasi Semangat Persatuan dan Kesatuan
Sesuai dengan tujuan dari semangat proklamasi kemerdekaan bahwa bangsa
Indonesia merdeka ingin membentuk suatu negara yang berdiri diatas satu pondasi
semangat persatuan dan kesatuan, sehingga mampu mewujudkan cita-cita bangsa
Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Hal itu ditegaskan di dalam Pancasila sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia. Artinya
berangkat dari realitas sejarah bangsa Indonesia yang sangat multikultural itulah maka
bangsa Indonesia mempunyai cita-cita bersama untuk hidup bersama didalam satu
bangunan rumah yang disebut dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meskipun
melihat kondisi kekinian sering kita jumpai banyak permasalahan-permasalahan yang
dihadapi oleh bangsa Indonesia terkait dengan masalah multikulturalisme dalam bingkai
kebhinekaan.
Membangun kesadaran multikulturalisme dalam sebuah negara-bangsa, seperti
Indonesia bukanlah upaya yang mudah. Bhinneka Tunggal Ika sebagai teks ideal yang
diharapkan dapat menyelesaikan persoalan multikultural di Indonesia, ternyata

4
mengalami penafsiran yang berbeda-beda dalam setiap orde pemerintahan pasca
kemerdekaan. Keberhasilan membangun semangat kebangsaan melalui wacana
perlawanan terhadap kolonial, ternyata tidak dibarengi dengan keberhasilan yang sama
dalam konsolidasi politik nasional.

2. Bhineka Tungga Ika Perekat nasionalisme Indonesia


Akar nasionalisme Indonesia sejak awal justru didasarkan pada tekad yang
menekankan pada pentingnya cita-cita bersama, di samping pengakuan sekaligus
penghargaan pada perbedaan sebagai pengikat kebangsaan. Secara substansi, sesanti
Bhineka Tunggal Ika adalah sesanti yang mengingatkan kita semua untuk menjaga
persatuan dan kesatuan. Sesanti ini lengkapnya berbunyi Bhineka Tunggal Ika, Tan Hana
Dharma Mangrva. Yang artinya berbeda-beda atau beragam, namun tetap satu, karena
tidak ada kebenaran yang mendua. Didalam kakawin sutasoma mpu tantular secara
lengkap menyinggung bhineka tunggal ika yang pada awalnya karena adanya perbedaan
antara agama budha dan hindu (siwa). Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari
konflik. Kemudian dalam sejarah bangsa indonesia dipilihnya kata-kata Bhineka Tunggal
Ika dalam pita lambing burung garuda semata-mata dimaksudkan karena kata tersebut
sangat bermakna dalam menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Keberagaman yang
dimiliki bangsa Indonesia dengan multi etnisnya, agamanya, rasnya, antar golongannya
adalah suatu keberagaman yang sejatiya berada dalam satu bangsa dan Negara Indonesia
berdasarkan pancasila sebagai falsafah bangsa.

3. Pancasila: Falsafah Bangsa dan Pemersatu Bangsa Samapai Akhir Masa


Indonesia adalah negara yang multikultural yang berdasarkan atas multi etnik, multi
bahasa, multi agama dan multi budaya. Jika kenyataan ini tidak bisa diolah dan di
aransemen dengan baik, maka akan bisa menimbulkan kekacauan yang bisa
membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Hal ini sudah sering terlihat
dalam konteks kehidupan masyarakat kita dengan banyaknya konflik-konflik yang terjadi
baik di poso, ambon, papua, aceh dan daerah-daerah lainnya. Akan tetapi jika bangsa
indonesia mampu mengelola perbedaan-perbedaan itu dengan baik maka itu menjadi satu

5
kekuatan besar yang tidak tertandingi. Bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaan
melalui semangat persatuan dan kesatuan yang kuat.
Ideologi memberi bangsa Indonesia hal-hal yang ideal untuk diyakini akan kebenaranya,
fungsi penting dari ideologi adalah membentuk identitas kelompok yang majemuk dan
multikultural. Ideologi memiliki kecenderungan untuk memisahkan kita (ingrouop) dari mereka
(outgroup). Dengan demikian maka ideologi berfungsi mempersatukan. Apabila dibandingkan
dengan agama, agama juga berfungsi mempersatukan manusia dari berbagai kalangan yang
majemuk dengan berbagai pandangan hidup masing-masing, bahkan mempersatukan manusia
dari berbagai negara yang diikat dengan ideologinya masing-masing.sebaliknya ideologi
mempersatukan orang dari berbagai agama dan untuk mengatasi konflik atau ketegangan sosial.

6
BAB III
PEMBAHASAN

1. Pembahsan Isi Jurnal


Jurnal I
Pengaruh ideologi neo-liberalisme dengan serangkaian nilai sepertiindividualisme , materialisme,
sekularisme, hedonisme, rasionalisme, materialisme, tingginya budaya konsumerisme dan
pengaruh budaya pasar dengan nilai-nilai kapitalisme telah menghantam identitas nasional
Indonesia dengan kehidupan politik yang demokratis, sehingga kita sebagai bangsa Indonesia

7
hampir melupakan nilai-nilai budaya dan agama lokalnya sendiri yang kami yakini. Akibatnya,
nilai-nilai dan kearifan lokal tidak memberi warna pendidikan Indonesia. Namun, lebih banyak
dipengaruhi oleh nilai-nilai barat dibandingkan dengan komunitas Eropa dan Amerika Serikat
sekalipun. Penulis mencoba menghadirkan “Integritas Filsafat Pancasila Sebagai Pendidikan
Karakter Bangsa Indonesia” yang diharapkan dapat memberikan solusi terbaik untuk pendidikan
di Indonesia yang lebih diwarnai oleh nilai-nilai parsial, tidak terintegrasi, yang akan dihadirkan
oleh beberapa ahli pendidikan di Indonesia.
.
Jurnal II
Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan serta keselamatan bangsa dan negara atas
kepentingan pribadi atau golongan. muatan ini menghendaki warga negara Indonesia
menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Oleh sebab itu,
perang antar suku, dan agama tidak perlu lagi terjadi, kita harus saling menghormati dan bersatu
demi Indonesia. Pemain politik dan ekonomi tidak boleh mengorbankan kepentingan negara demi
kelompoknya seperti penjualan asset negara dan masyarakat dirugikan. Oleh sebab itu, setiap
warga negara harus melakukan pengawasan yang bersifat aktif terhadap penyelamatan
kepentingan negara.
Jurnal III
Sesuai dengan tujuan dari semangat proklamasi kemerdekaan bahwa bangsa Indonesia merdeka ingin
membentuk suatu negara yang berdiri diatas satu pondasi semangat persatuan dan kesatuan, sehingga
mampu mewujudkan cita-citabangsa Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur bagi seluruh
masyarakat Indonesia. Hal itu ditegaskan di dalam Pancasila sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia. Artinya
berangkat dari realitas sejarah bangsa Indonesia yang sangat multikultural itulah maka bangsa Indonesia
mempunyai cita-cita bersama untuk hidup bersama didalam satu bangunan rumah yang disebut dengan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meskipun melihat kondisi kekinian sering kita jumpai banyak
permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia terkait dengan masalah multikulturalisme
dalam bingkai kebhinekaan

Jurnal IV
Indonesia telah mendefinisikan Pancasila sebagai ideologi bangsa yang diajarkan orang untuk
hidup dengan toleransi. Sebagian besar orang Indonesia memeluk Islam dan beberapa sekte
seperti salafi, wahabi, jama'ah tabligh, ikhwanul muslimin, dan hizbut tahrir yang menawarkan
alternatif bagi Muslim untuk mengetahui dan memahami dalam mempraktikkan nilai-nilai Islam
secara individu, kelompok atau negara (Daulah Isamiyah). Munculnya berbagai organisasi
pengajaran itu menjadi Islam yang dinamis. Gerakan Radikalisme berbasis agama (Islam)
dianggap bertentangan dengan ideologi negara, Pancasila. Artikel ini mencoba mengkaji
8
organisasi atau gerakan Islam yang harus ditoleransi, menghormati (lakum dinukum waliyadin),
dan menjaga kedaulatan negara. Dengan demikian, setiap gerakan Islam yang tidak didasarkan
pada prinsip-prinsip tersebut diyakinkan bahwa mereka tidak datang dari Indonesia yang identik
dengan kearifan lokal dan pluralitas.

2. Kelebihan dan Kekurangan Isi Journal

a. Kelebihan Journal I

1). Artikel yang disusun sudah baik, karena cara penulisan didasarkan oleh pendapat
para ahli ataupun rujukan dari buku.
2). Materi djielaskan secara rinci.

Kekurangan Journal III


1). Jurnal tidak mencantumkan metode penelitian.

2). Tidak memiliki kota terbit.

9
b. Kelebiahan Journal II
1) Artikel yang disusun sudah baik, karena cara penulisan didasarkan oleh pendapat
para ahli ataupun rujukan dari buku
2) Pada bagian abstrak ada terjemahan dalam bahasa indonesi dan bahasa inggris

Kekurangan Journal II
1) Tidak ada bagian pendahuluan
2) Jurnal tidak mencantumkan metode penelitian

c. Kelebiahan Journal III


1) Artikel yang disusun sudah baik, karena cara penulisan didasarkan oleh
pendapat para ahli ataupun rujukan dari buku.
2) Artikel yang disusun sudah baik, karena Penulisan artikel dilakukan secara ilmiah.
3) Isi dan judul sangat bersesuaian, serta hasil penelitian dari judul tersebut
menimbulkan hal yang positif.

Kekurangan Journal I
1) Kata-kata yang digunakan terlalu rumit, sehingga pembaca tidak mudah dalam
memahami isi artikelnya.
2) Pada bagian abstrak tidak ada terjemahan abstrak dalam bahasa inggris.

d. Kelebiahan Journal IV
1). Jurnal mudah dipahami

10
2). Materi djielaskan secara rinci.

Kekurangan Journal IV
1). Jurnal tidak memiliki metode penelitian

2). Tidak memiliki ISSN.

11
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Multikulturalisme bukan saja hanya menuntut kehidupan bersama berdsarkan atas
bhineka tunggal ika yang penuh toleransi, dan rukun-rukun saja tetapi juga pengertian dan
penghargaan antar budaya, antar agama, antar etnik dalam membina suatu tatanan
masyarakat yang penuh dengan kedamaian, ketentraman dan cinta kasih. Masih banyaknya
masalah-masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini bukanlah suatu masalah yang
tidak bisa dipecahkan. Apabila setiap orang mempunyai kemauan yang kuat untuk
menciptakan kedamaian dan ketentraman di bumi pertiwi ini maka semua permasalahan-
permasalahan itu bisa diselesaikan dengan satu jalan yaitu melalui Pancasila. Dengan
demikian, Pancasila menjadi pemersatu bagi seluruh masyarakat dan tidak sebaliknya
menjadi alat pemecah belah persatuan Indonesia dan Pancasila akan kekal abadi sepanjang
zaman selama negara bangsa Indonesia masih ada di dunia.

B. Rekomendasi
Dari kesimpulan di atas, ada beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan terkait
dengan penelitian ini, yaitu:
1) Peneliti dapat merevisi penyajian penelitian ini agar dapat mencantumkan
hal-hal yang penting dalam penelitian ini.
2) Penelitian ini sangat menarik untuk diungkap dalam lingkup yang lebih
luas lagi. Direkomendasikan untuk peneliti selanjutnya untuk melakukan
penelitian yang sejenis dengan menggunakan konteks dan aspek yang
berbeda atau dengan mengubah metodologi penelitian.

12
DAFTAR PUSTAKA

Shofa, Abd Mu’id Aris,. 2016. Memaknai Kembali Multikulturalisme Indonesia Dalam Bingkai
Pancasila. Jurnal Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 1
Hanafi. 2018. Hakekat Nilai Persatuan Dalam Konteks Indonesia. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 3, No. 1
Hendro M, 2018. Pancasila and Radicalism. Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 18 No. 1

Syafruddin, 2013, Pancasila As Integration Philosophy Of Education And National Character.


International Journal Of Scientific & Technology Research. Vol. 1

13
CRITICAL
JOURNAL REVIEW
Dosen pengampu: DANIEL H.P SIMANJUNTAK S.SOS,
M.SI

Disusun oleh:
Sanmaro Sitohang ( 6203121016)
IDENTITAS BUKU
a. Jurnal 1
1. Judul Artikel : HAKEKAT NILAI PERSATUAN DALAM KONTEKS
INDONESIA (Sebuah Tinjauan Kontekstual Positif Sila Ketiga Pancasila)
2. Pengarang Artikel : Hanafi
3. Nama Journal : Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
4. ISSN : 2528-0767 (p) dan 2527-8495 (e)
5. Edisi Terbit : Volume 3, Nomor 1, Halaman 56-63, Juni 2018
6. Kota Terbit : Malang
b. Jurnal 2
1. Judul Artikel : MEMAKNAI KEMBALI MULTIKULTURALISME
INDONESIA DALAM BINGKAI PANCASILA
2. Pengarang Artikel : Abd Mu’id Aris Shofa
3. Nama Journal : Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan,
4. ISSN : 2528-0767 (p) dan 2527-8495 (e)
5. Edisi Terbit : Vol. 1, No. 1, Juli 2016
6. Kota Terbit : Malang
PEMBAHASAN ISI JURNAL

Jurnal 1
HAKEKAT NILAI PERSATUAN DALAM KONTEKS
INDONESIA
Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan serta
keselamatan bangsa dan negara atas kepentingan
pribadi atau golongan. muatan ini menghendaki warga
negara Indonesia menempatkan kepentingan negara di
atas kepentingan pribadi dan golongan. Oleh sebab itu,
perang antar suku, dan agama tidak perlu lagi terjadi,
kita harus saling menghormati dan bersatu demi
Indonesia. Pemain politikdan ekonomi tidak boleh
mengorbankan kepentingan negara demi Kelompoknya
Jurnal II
MEMAKNAI KEMBALI MULTIKULTURALISME
INDONESIA DALAM BINGKAI PANCASILA

Sesuai dengan tujuan dari semangat proklamasi


kemerdekaan bahwa bangsa Indonesia merdeka ingin
membentuk suatu negara yang berdiri diatas satu
pondasi semangat persatuan dan kesatuan, sehingga
mampu mewujudkan cita-citabangsa Indonesia yang
bersatu, berdaulat, adil dan makmur bagi seluruh
masyarakat Indonesia.
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN JURNAL
Kelebihan jurnal 1
1) Artikel yang disusun sudah baik, karena cara
penulisan didasarkan oleh pendapat
para ahli ataupun rujukan dari buku
2) Pada bagian abstrak ada terjemahan dalam
bahasa indonesi dan bahasa inggris
Kekurangan jurnal 1
1) Tidak ada bagian pendahuluan
2) Jurnal tidak mencantumkan metode penelitian
a. Kelebihan Journal 2
1).Artikel yang disusun sudah baik, karena cara
penulisan didasarkan oleh pendapat
para ahli ataupun rujukan dari buku.
2). Materi djielaskan secara rinci.
Kekurangan Journal 2
1). Jurnal tidak mencantumkan metode penelitian.
2). Tidak memiliki kota terbit.
RINGKASAN ISI ARTIKEL
Multikulturalitas bangsa merupakan realitas dalam
komunitas indonesia yang tak
mungkin dipungkiri dan dihindari, bangsa Indonesia
yang terdiri dari ribuan pulau, ratusan
bahasa, suku, bangsa dan agama. Kondisi ini
merupakan berkah dan hikmah apabila kita
mampu mengaransemennya dalam sebuah
keterpaduan yang menghasilkan keindahan dan
kekuatan, tetapi juga bisa menjadi musibah
disintregasi bangsa manakala multikulturalitas
itu tidak terakomodasi dengan baik.
KESIMPULAN
Multikulturalisme bukan saja hanya menuntut kehidupan
bersama berdsarkan atas bhineka tunggal ika yang penuh
toleransi, dan rukun-rukun saja tetapi juga pengertian dan
penghargaan antar budaya, antar agama, antar etnik
dalam membina suatu tatanan
masyarakat yang penuh dengan kedamaian, ketentraman
dan cinta kasih. Masih banyaknya masalah-masalah yang
dihadapi bangsa Indonesia saat ini bukanlah suatu
masalah yang tidak bisa dipecahkan. Apabila setiap orang
mempunyai kemauan yang kuat untuk menciptakan
kedamaian dan ketentraman di bumi pertiwi ini maka
semua permasalahan- Permasalahan itu bisa diselesaikan
dengan satu jalan yaitu melalui Pancasila.
REKOMENDASI
Dari kesimpulan di atas, ada beberapa rekomendasi yang dapat
dilakukan terkait
dengan penelitian ini, yaitu:
1) Peneliti dapat merevisi penyajian penelitian ini agar dapat
mencantumkan
hal-hal yang penting dalam penelitian ini.
2) Penelitian ini sangat menarik untuk diungkap dalam lingkup yang
lebih
luas lagi. Direkomendasikan untuk peneliti selanjutnya untuk
melakukan
penelitian yang sejenis dengan menggunakan konteks dan aspek
yang
berbeda atau dengan mengubah metodologi penelitian.
Terimakasih
IMPLEMENTASI SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
DALAM KEGIATAN PALANG MERAH INDONESIA Unit UNIMED

TUGAS REKAYASA IDE

Disususn Oleh :
Nama : Sanmaro Sitohang
kelas. : PKO D 2020
Nim : 6203121016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN DAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmatNya
penulis dapat menyelesaikan tugas Rekayasa Ide untuk matakuliah pendidikan pancasila
“penerapan sila kemanusiaan yang adil dan beradab dalam implementasi sila kemanusiaan yang
adil dan beradab dalam kegiatan palang merah indonesia unit unimed”. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada pihak [ihak yang terlibat dalam pengerjaan tugas ini.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu
penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, serta penulis juga mengharap kritik dan
saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.

Medan, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................………………. i


DAFTAR ISI ..............................................................................................………………. ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................………………. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................……………….1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................……………….1
1.3 Tujuan ....................................................................................................………………. 1
BAB II URAIAN MATERI TENTANG MAKNA KEMANUSIAAN..………………. 3
BAB III PEMBAHASAN REALITA IMPLEMENTASI NILAI KEMANUSIAAN PADA
KEGIATAN KSR PMI Unit UNIMED………………………………………………..6
BAB IV PEMBAHASAN MENGENAI MASALAH DAN SOLUSI PERBAIKAN...

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................………………. 20


3.2 Saran.......................................................................................................………………. 20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................………………. 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap organisasi kemahasiswaan pastilah memiliki prinsip yang dijadikan pedoman


dalam menjalankan setiap kegiatannya baik organisasi internal kampus maupun eksternal. Begitu
juga dengan unit kegiatan mahasiwa koprs relawan palang merah Indonesia UNIMED atau yang
disingkat dengan UKM-KSR PMI UNIMED, Dalam menjalankan segala aktivitas
keorganisasiannya ada prinsip yang harus di ikutsertakan selalu yaitu 7 prinsip palang merah dan
bulan sabit internasional. Ke tujuh prinsip ini adalah kemanusiaan, kesamaan, kenetralan,
kemandirian,kesukarelaan, kesatuan dan kesemestaan.

Penulisan makalah ini dilatarbelakangi dengan kurangnya partisipasi anggota KSR-PMI

Unimed terhadap kegiatan yang dilakukan. Makalah ini ditulis untuk mendeskripsikan
implementasi nilai nilai kemanusiaan terhadap kegiatan pmi unit UNIMED.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan hal-hal yang melatarbelakngi penulisan makalah ini, maka rumusan masalah
yang akan diangkat adalah sebagai berikut.

1. kenapa mahasiswa anggota ukm-ksr pmi unit unimed kurang aktif dalam kegiatan PMI.
2. faktor yang menyebabkan sila pancasila dan prinsip palang merah kurang di
implementasikan.

3. bagaimana pandangan pancasila mengenai hal tersebut.

4. langkah-langkah apasaja yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.

C. TUJUAN PENULISAN

1. mahasiswa anggota KSR PMI unimed memahami pentingnya kemanusiaan dalam


setiap kegiatan

2. mahasiswa mampu mengimplementasikan sila kemanusiaan untuk memajukan UKM-


KSR PMI UNIT UNIMED.

1
BAB II

URAIAN MATERI TENTANG MAKNA KEMANUSIAAN

A. Arti dan Makna sila kemanusiaan yang adil dan beradab.

Kemanusiaan yang berasal dari kata manusia, yaitu makhluk yang paling sempurna dari
makhluk – makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Yang membedakan manusia
dengan yang lainya adalah manusia dibekali akal dan pikiran untuk melakukan segala kegiatan.
Oleh karena itulah manusia menjadi makhluk yang paling sempurna dari semua makhluk
cipaanNya. Kata adil memiliki arti bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas ukuran /
norma-norma yang obyektif, dan tidak subyektif, sehingga tidak sewenang-wenang.
Kata beradab berasal dari kata adab, yang memiliki arti budaya. Jadi adab mengandung arti
berbudaya, yaitu sikap hidup, keputusan dan tindakan yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai
budaya, terutama norma – norma sosial dan kesusilaan / moral yang ada di masyarakat.

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan yang Maha Esa
dan mendasari ketiga sila berikutnya. Sila ke 2 memiliki arti bahwa adanya kesadaran sikap dan
perbuatan manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungannya
dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya. Potensi kemanusiaan dimiliki oleh semua
manusia di dunia, tanpa memandang ras, keturunan dan warna kulit, serta bersifat universal.

Kemanusiaan yang adil dan beradab bagi bangsa Indonesia bersumber pada ajaran Tuhan Yang
Maha Esa yakni sesuai dengan kodrat manusia sebagai ciptaanNya.

Hal ini selaran dengan :

1. Pembukaan UUD 1945 alinea pertama

2. Pasal 27, 28, 29, 30 dan 31 UUD 1945

3.

2
BAB III

PEMBAHASAN REALITA IMPLEMENTASI NILAI

KEMANUSIAAN PADA KEGIATAN KSR PMI Unit UNIMED

KSR PMI Unit UNIMED telah berkontribusi mengimplementasikan nilai kemanusiaan


dalam berbagai kegiatan. Kegiatan kemanusiaan yang dilakukan oleh KSR PMI Unit UNIMED
adalah donor darah, tanggap darurat bencana, tim pertolongan pertama, perawatan keluarga,
dapur umum, assessment, dan bakti palang merah. Namun berdasarkan pengamatan penulis,
walau anggota KSR PMI Unit UNIMED sudah memahami nilai-nilai kemanusiaan dan memiliki
kegiatan yang mendukung tetapi partisipasi anggotanya masih kurang dalam kegiatan tersebut.

Dengan adanya permasalahan di atas, apabila dibiarkan saja maka partisipasi anggota
dalam mengimplementasikan nilai kemanusiaan juga akan berkurang. Dan bisa jadi KSR PMI
Unit UNIMED tidak lagi berjalan sebagaimana fungsinya. Selain itu, peranan anggota KSR PMI
Unit UNIMED dalam menerapkan nilai kemanusiaan sebagai warga negara Indonesia juga akan
berangsur menghilang. Sehingga akan menimbulkan ketidakpedulian antar sesama dan sikap
individualis semakin menguat. Jika sikap individualis sudah menguat maka sikap kebersamaan
akan hilang dan bisa menimbulkan perpecahan atau konflik.

Sebagaimana diketahui bahwa KSR PMI memiliki peranan dalam pelaksanaan nilai-nilai
pancasila sila kedua yaitu nilai kemanusiaan. Dalam kegiatan yang dilakukan terdapat kegiatan-
kegiatan kemanusiaan yang dapat memberikan manfaat bagi yang menerimanya. Begitu pula
dengan orang-orang yang tergabung di dalam organisasi ini, tentunya menjadi orangorang yang
luar biasa karena telah bergabung dan menjalankan kegiatankegiatan kemanusiaan yang tentunya
membawa manfaat bagi masyarakat luas. Tidak hanya memberikan manfaat bagi diri sendiri
tetapi juga untuk orang lain yang dilakukan secara sukarela untuk mengurangi penderitaan yang
dirasakan oleh sesama tanpa membeda-bedakan.

Penelitian Ashari (2016) menemukan bahwa PMI memiliki peranan dalam


mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan sila kedua Pancasila serta membawa manfaat yang
besar untuk masyarakat atas bantuan yang diberikan. Peranan dalam melaksanakan nilai-nilai
kemanusiaan ternyata tidak hanya dapat dilakukan di PMI tetapi juga bisa dilakukan dalam
organisasi lain.

3
1. Implementasi Nilai-Nilai Kemanusiaan dalam Kegiatan KSR PMI Unit UNIMED

Dari hasil Pengamatan diketahui bahwa kegiatan yang dilakukan oleh KSR PMI Unit
UNIMED mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan. Implementasi nilai-nilai kemanusiaan bagi
anggota KSR PMI Unit UNIMED menjadi hal yang tidak sulit, karena kegiatan-kegiatan yang
dilakukan mengandung nilainilai kemanusiaan terutama dalam kegiatan kemanusiaan. Butir-butir
implementasi sila kedua Pancasila yaitu nilai kemanusiaan yang dilaksanakan dalam KSR PMI
Unit UNIMED adalah mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban, saling
mencintai, tenggang rasa, tidak semena-mena, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan
gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

• Pengakuan Persamaan DerajatPersamaan Hak dan Kewajiban Antar Sesama Manusia


Implementasi nilai-nilai kemanusiaan dalam kegiatan KSR PMI Unit UNIMED yaitu
adanya sikap tidak membeda-bedakan dalam kegiatan yang dilaksanakan, setiap anggota
boleh berpartisipasi dalam kegiatan. Dan tidak adanya perlakuan yang berbeda kepada
yang mengikuti kegiatan baik itu laki-laki maupun perempuan boleh turun ke lapangan
untuk membantu sesama. Hal ini sependapat dengan yang dikemukakan Srijanti bahwa
warga negara dapat menghargai manusia dengan segala kelebihan dan kekurangan yang
dimilikinya, setiap manusia memiliki hak untuk hidup secara layak dan memakai sopan
santun dalam bergaul dengan sesamanya (Srijanti dkk, 2011). Dengan demikian KSR
PMI Unit UNIMED telah mengimplementasikan butir pertama implementasi nilai
kemanusiaan dalam kehidupan seharihari. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ananda
(2012) bahwa salah satu butir pengamalan sila kedua Pancasila adalah adanya pengakuan
persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antar sesama manusia. Selain itu telah
mencerminkan nilai kemanusiaan yang terdapat dalam PMI yaitu tidak membeda-bedakan
korban yang diberikan bantuan. Senada dengan yang dikatakan oleh Sapta (2009) bahwa
prinsip kemanusiaan mengandung makna bahwa setiap kegiatan yang dilakukan harus
atas dasar keinginan mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia, tanpa
membeda-bedakan korban yang diberikan bantuan sehingga akan menumbuhkan rasa
persahabatan, kerjasama, dan perdamaian.

4
• Sikap Saling Mencintai Sesama
Manusia Sikap saling mencintai dapat ditunjukkan dari sikap anggota yang rela
memberikan dan mengorbankan darahnya untuk diberikan kepada yang membutuhkan
darah secara suka rela sebagai wujud sikap saling mencintai antar sesama. Bahkan juga
membantu mencarikan pendonor untuk memenuhi kebutuhan darah yang diperlukan.
Selain itu adanya pengorbanan waktu dan tenaga untuk memberikan bantuan kepada
korban bencana dan korban yang sakit guna mengurangi penderitaan yang dirasakan oleh
sesama. Dikatakan oleh Srijanti bahwa salah satu butir implementasi sila kedua yaitu
pancasila adalah saling mencintai sesama manusia yang dimaknai sebagai keinginan
untuk mendapatkan sesuatu dan keinginan untuk memiliki yang bila perlu berkorban
untuk mempertahankannya (Srijanti dkk, 2011). Dengan demikian KSR PMI Unit
UNIMED telah mengimplementasikan butir kedua implementasi nilai kemanusiaan dalam
kehidupan sehari-hari.
• Sikap Tenggang Rasa
Sikap tenggang rasa dapat terlihat dalam interaksi antara anggota dengan masyarakat.
Anggota tidak memaksakan kehendaknya kepada masyarakat untuk mengikuti kegiatan.
Jadi masyarakat yang mengikuti kegiatan hanya yang mau berpartisipasi saja sedangkan
yang tidak mau maka tidak dipaksa untuk berpartisipasi. Sehingga dapat diketahui bahwa
rasa saling hormat dan menghormati masih terlihat dalam kegiatan yang dilakukan.
Terlihat adanya sikap menghargai keputusan orang lain. Dan tidak adanya pemaksaan
kehendak kepada orang lain. Rahayu (2014) kemanusiaan yang adil dan beradab
mengandung suatu kesadaran nilai tentang kesadaran moral dan tingkah laku yang
dimiliki oleh manusia berdasarkan nurani terhadap diri sendiri, manusia lain, maupun
lingkungannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa implementasi nilai
kemanusiaan butir dua yaitu mengembangkan sikap tenggang rasa dalam kegiatan KSR
PMI Unit UNIMED dilakukan dengan menghargai setiap keputusan seseorang dan tidak
memaksakan kehendak kepada orang lain.

5
• Sikap Tidak Semena-mena Terhadap Orang Lain
Sikap tidak semena-mena terhadap orang lain terlihat dari setiap tindakan yang dilakukan
terlebih dahulu ditanyakan dan diberitahukan kepada korban. Jadi tidak sembarangan
memberikan tindakan terhadap para korban. Dengan begitu tindakan yang diberikan tidak
akan menyinggung perasaan korban dan lebih tepat sasaran. Sehingga bantuan yang
diberikan tetap memperhatikan martabat manusia untuk memperoleh kehidupan yang
layak dan terhormat. Senada dengan yang dikatan Srijanti (2011: 27-28) salah satu
implementasi nilai kemanusiaan butir empatnya adalah tidak semena-mena terhadap
orang lain yang menghendaki agar manusia tidak sewenang-wenang dalam menjalani
kehidupan karena manusia memiliki martabat dan berhak memperoleh kehidupan yang
layak dan terhormat. Dengan demikian sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
terlihat dalam tindakan yang dilakukan oleh anggota dalam memberikan bantuan terlebih
dahulu ditanyakan kepada korban. Maka dapat disimpulkan bahwa KSR PMI Unit
UNIMED telah mengimplementasikan butir kedua implementasi nilai kemanusiaan dalam
kehidupan seharihari.

• Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Kemanusiaan


Setiap kegiatan yang dilakukan oleh KSR PMI Unit UNIMED selalu terselip nilai-nilai
kemanusiaan di dalamnya. Terutama dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat kemanusiaan.
Karena pada dasarnya KSR PMI Unit UNIMED merupakan organisasi yang bergerak
dibidang kemanusiaan. Sehingga menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan menjadi
pedoman dalam setiap melakukan kegiatan. Setiap menjalankan tugas KSR PMI Unit
UNIMED berpegang teguh pada prinsip-prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan
sabit merah internasional. Adapun prinsip pertamanya adalah kemanusiaan yang berarti
setiap kegiatan kemanusiaan yang dilakukan diberikan tanpa diskriminasi untuk
mengurangi penderitaan sebagai sesama manusia (UU No.1/2018 Tentang
Kepalangmerahan). Winarno (2012) mengatakan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab
bermakna adanya kesadaran sikap serta perilaku atas tuntutan hati nurani yang sesuai
dengan nilai moral dalam kehidupan bersama. Manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki
kesamaan derajat yang harus mendapatkan perlakuan sesuai dengan harkat dan
martabatnya. Dengan demikian sebagai warga negara yang menjalankan kehidupan harus

6
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Dalam menjalannya didukung dengan
program kerja yang dilakukan oleh KSR PMI Unit UNIMED. Dimana dalam setiap
kegiatannya di dasari oleh prinsip kemanusiaan yang tentunya juga mendukung
pelaksanaan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat
dikatakan bahwa KSR PMI Unit UNIMED telah menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan.
• Gemar Melakukan Kegiatan Kemanusiaan
KSR PMI Unit UNIMED sebagai organisasi yang bergerak dibidang kemanusiaan telah
melakukan berbagai kegiatan kemanusiaan. Kegiatan kemanusiaan yang dilakukan adalah
donor darah, penanggulangan bencana, bakti palang merah, dan tim pertolongan pertama.
UU No.1/2018 Tentang Kepalangmerhan menyebutkan bahwa tugas dari PMI beberapa
diantaranya adalah memberikan bantuan pelayanan darah, memberikan bantuan dalam
bencana, memberikan pelayanan kesehatan dan sosial (UU No. 1/2018 Tentang
Kepalangmerahan). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa KSR PMI Unit
UNIMED telah melakukan kegiatan kemanusiaan yang disebutkan dalam UU Nomor 1
Tahun 2018 Tentang Kepalangmerahan. Dengan melakukan tugas-tugas tersebut tentunya
KSR PMI Unit UNP menjadi organisasi yang gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
Karena pada dasarnya organisasinya bergerak dibidang kemanusiaan. Kegiatan yang
dilakukan tanpa membeda-bedakan dan bertujuan untuk mengurangi penderitaan sesama.
Seperti kegiatan penanggulangan bencana baik dilakukan melalui penggalangan dana
ataupun membantu langsung di lokasi yang terdampak bencana. Saling membantu
meringankan beban yang diderita oleh orang lain. Memberikan bantuan dalam bentuk
tenaga maupun materi. Bantuan yang diberikan bentuk materi didapatkan dari
penggalangan dana dan iuran anggota. Senada dengan yang dikatakan Notonegoro (dalam
Winarno, 2012) bahwa nilai kebaikan adalah nilai yang berasal dari kehendak manusia.
Pada dasarnya dalam melakukan kegiatan kemanusiaan tidaklah membeda-bedakan dalam
memberi pertolongan. Senada dengan yang dikatakan oleh Sapta (2009) bahwa prinsip
kemanusiaan mengandung makna bahwa setiap kegiatan yang dilakukan harus atas dasar
keinginan mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia, tanpa membedabedakan
korban yang diberikan bantuan sehingga akan menumbuhkan rasa persahabaan,
kerjasama, dan perdamaian. Namun ternyata masih ada anggota yang pilih-pilih dalam
mengikuti kegiatan seperti tim pertolongan pertama.

7
BAB IV

PEMBAHASAN MENGENAI MASALAH DAN SOLUSI PERBAIKAN

A. Faktor Penghambat Implementasi Nilai-nilai Kemanusiaan Dalam Kegiatan KSR PMI Unit
UNIMED

Faktor yang menghambat implementasi nilai-nilai kemanusiaan dalam kegiatan KSR PMI
Unit UNIMED adalah motivasi yang tidak sesuai dengan kenyataan. Motivasi anggota masuk
dalam organisasi tidak sesuai dengan keaktifan dalam organisasi. Adanya motivasi untuk
menambah wawasan dan membantu sesama namun setelah bergabung keorganisasi hal tersebut
cenderung kurang terlihat. Bahkan dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan ternyata kurang aktif.
Selain itu kurangnya partisipasi anggota karena berbagai alasan. Baik karena perkuliahan,
kegiatan kuliah, Praktik Lapangan Kependidikan, pulang kampung, adanya yang pilihpilih dalam
mengikuti kegiatan, adanya yang anggota yang tidak berani memberikan penanganan, kegiatan
dilakukan dibulan ramadahan, kegiatan dilakukan saat hari libur, dan lokasi kegiatan yang
lumayan jauh. Sabatier (dalam Purwanti, 2015: 19-20) mengatakan bahwa ada enam variabel
suatu implementasi akan mengalami keberhasilan atau kegagalan, dua diantaranya yaitu adanya
komitmen dari pelaku kebijakan dan adanya dukungan dari para pelaku kebijakan.

Dapat disimpulkan komitmen dan dukungan dari anggota masih kurang dalam kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh KSR PMI Unit UNIMED. Sehingga hal ini perlu di atas agar tidak
berlarut-larut dan bisa menyebabkan suatu kegagalan. Hambatan lain yang dihadapi dalam
implementasi nilai-nilai kemanusiaan dalam kegiatan KSR PMI Unit UNIMED adalah kurang
konsisten terhadap waktu dan bentroknya kegiatan dengan perkuliahan. Waktu yang dimiliki
anggota tidak sesuai dengan jadwal kegiatan dikarenakan harus menyelesaikan kegiatan yang lain
seperti kuliah ataupun membuat tugas. Bahkan jika kegiatan yang dilakukan bertepatan hari libur
pun sebagian anggota lebih memilih untuk pulang kampung dari pada mengikuti kegiatan.
Kurangnya dana dalam pelaksanaan suatu kegiatan yang menjadi hal klasik dalam
kegiatan KSR PMI Unit UNIMED. Dana yang diberikan oleh pihak kampus pun diberikan
setelah akhir kepengurusan. Sehingga sebelum dana tersebut cair harus cari dana lain dulu.
Bahkan setelah dana dari kampus tersebut cair tetapi tidak mencukupi semuanya sehingga
mengalami kesulitan dalam manajemen keuangannya. Faktor penghambat implementasi
nilai-nilai kemanusiaan dalam kegiatan KSR PMI Unit UNIMED yang lain adalah kurang

8
lengkapnya perlengkapan seperti tandu dan bed yang menunjang kegiatan di lapangan. Karena
tandu yang dimiliki hanya dua buah dan yang satu dalam keadaan rusak. Serta dukungan dari
pihak kampus yang masih setengahsetengah. Pihak kampus yang memberikan izin kegiatan
namun dalam pelaksanaannya kurang didukung. Seperti adanya peminjaman perlengkapan ke
pihak kampus, terkadang sebenarnya perlengkapan tersebut ada namun tidak dipinjamkan. Dan
ada kalanya dipinjamkan namun dalam keadaan yang kurang baik, padahal ada yang lebih baik
dari itu. Senada dengan Hogwood dan Gunn (dalam Purwanti, 2015) mengatakan hambatan yang
dihadapi dalam implementasi dua diantaranya adalah hambatan dari kondisi eksternal, sumber
daya dan waktu tersedia tidak memadai. Dengan demikian dari hasil penelitian diketahui bahwa
faktor penghambat implementasi nilai-nilai kemanusiaan dalam kegiatan KSR PMI Unit
UNIMED adalah waktu yang dimiliki oleh anggota kurang memadai dengan kegiatan yang
dilakukan. Dan adanya hambatan dari faktor eksternal seperti kurangnya dana, perlengkapan
yang kurang, dan dukungan dari pihak kampus yang masih setengahsetengah.

B. Upaya Pengurus KSR PMI Unit UNP Mengatasi Faktor Penghambat Implementasi Nilainilai
Kemanusiaan .

Untuk mengatasi hal tersebut banyak upaya yang telah dilakukan oleh pengurus KSR PMI
Unit UNIMED. Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah adanya evaluasi setiap selesai
kegiatan, membuka arsip-arsip lama, banyak bertanya pada anggota luar biasa, peran pengurus
mengajak anggota untuk aktif dengan membuat acara keakraban, menghubungi king dan queen
per angkatan untuk mengajak teman-teman seangkatannya dapat berpartisipasi dalam kegiatan.
Sedangkan dalam hal kekurangan dana upaya yang dilakukan pengurus dengan mengajukan
proposal ke pihak luar dan iuran anggota. Iuran anggota ini bisa didapatkan juga dari anggota luar
biasa karena kebanyakan sudah bekerja dan memiliki pekerjaan. Dan untuk perlengkapan
dilakukan peminjaman kepada pihak luar seperti KSR Unit lain maupun PMR binaan, UKM lain
maupun pihak kampus. Peminjaman ditujukan kepada pihakpihak yang memiliki perlengkapan
yang dibutuhkan. Selain itu dalam kegiatan penggalangan dana upaya yang dilakukan untuk lebih
memperhatikan situasi dan kondisi saat penggalangan dana dan memberikan penjelasan lebih
rinci dampak yang terjadi akibat bencana agar pemberi sumbangan lebih tertarik untuk

menyumbang. Dan tetap memperhatikan surat-surat perizinan lokasi penggalangan dana agar
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

9
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan menunjukkan bahwa KSR PMI Unit UNIMED telah


melaksanakan nilai kemanusiaan dalam setiap kegiatan yang dilakukan meliputi; tidak membeda-
bedakan perlakuan antar sesama, pengorbanan yang diberikan baik darah, waktu dan tenaga
untuk membantu sesama, menghargai keputusan dan tidak memaksakan kehendak kepada orang
lain, tindakan yang diberikan terlebih dahulu ditanyakan dan diberitahukan kepada korban,
menyelenggarakan berbagai kegiatan kemanusiaan. Dengan demikian diketahui bahkan
pelaksanaan nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan baik oleh
anggota KSR PMI Unit UNIMED. Tetapi masih diperlukan peningkatan dalam komitmen dan
dukungan anggota, pembagian waktu, dukungan pihak kampus maupun pencarian dana dan
perlengkapan sehingga hasil kegiatan yang dicapai dapat lebih baik lagi. Ini menjadi faktor
penghambat yang perlu dibenahi agar keberhasilan kegiatan dapat lebih baik. Dan telah berbagai
upaya yang dilakukan untuk mengatasinya seperti adanya evaluasi setiap selesai kegiatan,
membuka arsip-arsip lama, membuat acara keakraban, mengajukan proposal ke pihak luar, iuran
anggota serta adanya peminjaman perlengkapan kepada pihak luar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abduh, M dan Tukiran T. (2017). Pengembangan Nilai-nilai Sila

II Pancasila Pada Peserta Didik Kelas VI Sekolah Dasar. Scholaria, Vol. 7, No. 2, Mei 2017.
Ananda, Azwar. (2012).

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Pendidikan Karakter Bangsa Dan Strategi Pembelajaran


Nilai. Padang: UNP Press. Ashari, Alfiantika Febrian. (2016).

Analisis Peranan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Madiun Dalam Mengimplementasikan
Nilai-Nilai Pancasila Sila Kedua. Citizenship: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 4,
No. 2, Khoirunnisak, A. (2017).

Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kegiatan Dewan Pimpinan Cabang Organisasi


Pemuda Shiddiqiyyah (OPSHID) Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang. Kajian Moral dan
Kewarganegaraan, Vol. 5, No. 03. Purwanto, Erwan A, dan Dyah R. (2015).

Implementasi Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.
Rahayu, Ani Sri. (2014).

Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan (PPKn). Jakarta: Bumi Aksara. Rianto, Hadi. (2016).
Implementasi Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab di Lingkungan Sekolah. Sosial
Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, Vol. 3, No. 1. Sapta, Seven Audi. (2009).

Kenali PMI. Jakarta: PMI. Srijanti, dkk. (2011). Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi: Mengembangkan Etika Berwarga Negara. Jakarta: Salemba Empat.

11
REKAYASA IDE
Pendidikan Pancasila

Disusun oleh:
Sanmaro Sitohang (6203121016)
IDENTITAS RI

IMPLEMENTASI SILA KEMANUSIAAN YANG


ADIL DAN BERADAB DALAM KEGIATAN
PALANG MERAH INDONESIA Unit UNIMED
Arti dan Makna sila kemanusiaan
yang adil dan beradab
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab didasari dan
dijiwai oleh sila Ketuhanan yang Maha Esa dan
mendasari ketiga sila berikutnya. Sila ke 2 memiliki arti
bahwa adanya kesadaran sikap dan perbuatan manusia
yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia
dalam hubungannya dengan norma-norma dan
kebudayaan umumnya. Potensi kemanusiaan dimiliki
oleh semua manusia di dunia, tanpa memandang ras,
keturunan dan warna kulit, serta bersifat universal.
REALITA IMPLEMENTASI NILAI
KEMANUSIAAN PADA
KEGIATAN KSR PMI Unit
UNIMED
Sebagaimana diketahui bahwa KSR PMI memiliki
peranan dalam pelaksanaan nilai-nilai pancasila sila
kedua yaitu nilai kemanusiaan. Dalam kegiatan yang
dilakukan terdapat kegiatan-kegiatan kemanusiaan
yang dapat memberikan manfaat bagi yang
menerimanya. Begitu pula dengan orang-orang yang
tergabung di dalam organisasi ini, tentunya menjadi
orangorang yang luar biasa karena telah bergabung
dan menjalankan kegiatankegiatan kemanusiaan yang
tentunya membawa manfaat bagi masyarakat luas.
Implementasi Nilai-Nilai
Kemanusiaan dalam Kegiatan
KSR PMI Unit UNIMED

� Pengakuan Persamaan DerajatPersamaan Hak


dan Kewajiban Antar Sesama Manusia
� Sikap Saling Mencintai Sesama
� Sikap Tenggang Rasa
� Sikap Tidak Semena-mena Terhadap Orang Lain
� Menjunjung Tinggi Nilai-nilai Kemanusiaan
� Gemar Melakukan Kegiatan Kemanusiaan
Faktor Penghambat Implementasi
Nilai-nilai Kemanusiaan Dalam
Kegiatan KSR PMI Unit
UNIMED
Faktor yang menghambat implementasi nilai-nilai
kemanusiaan dalam kegiatan KSR PMI Unit UNIMED
adalah motivasi yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Motivasi anggota masuk dalam organisasi tidak sesuai
dengan keaktifan dalam organisasi. Adanya motivasi
untuk menambah wawasan dan membantu sesama
namun setelah bergabung keorganisasi hal tersebut
cenderung kurang terlihat.
Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan menunjukkan bahwa KSR


PMI Unit UNIMED telah
melaksanakan nilai kemanusiaan dalam setiap
kegiatan yang dilakukan meliputi; tidak membeda-
bedakan perlakuan antar sesama, pengorbanan yang
diberikan baik darah, waktu dan tenaga
untuk membantu sesama, menghargai keputusan dan
tidak memaksakan kehendak kepada orang
lain, tindakan yang diberikan terlebih dahulu
ditanyakan dan diberitahukan kepada korban,
menyelenggarakan berbagai kegiatan kemanusiaan.
Terimakasih
LAPORAN MINI RISET
TINGKAT PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI NILAI – NILAI
PANCASILA DALAM KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT,BERBANGSA, DAN BERNEGARA DITINGKAT
PEMERINTAHAN DI DESA PARSAORAN URAT,KECAMATAN
PALIPI KABUPATEN SAMOSIR

DOSEN PENGAMPU : Daniel sisimanjunt S.sos, M.si

MATA KULIAH:
PENDIDIKAN PANCASILA

Disusun Oleh :

Nama : Sanmaro Sitohang


Nim : 6203121016
Kelas : PKO D 2020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN DAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Saya Ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
kehendaknNya-lah kami dapat meyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Pembuatan
laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Pendidikan
Pancasila yaitu tugas Mini Riset.

Saya juga berterimakasih kepada Dosen yang telah memberikan arahan dalam
pengerjaan laporan ini. Terima kasih juga kami haturkan kepada orang tua dan rekan-rekan
atas dukungan dan partisipasinya dalam proses penyelesaian laporan ini.

Saya menyadari bahwa laporan ini tentu belum sempurna. Oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun dari para pembaca dan rekan-rekan sagat dibutuhkan untuk
penyempurnaan laporan ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan layak
menjadi bahan pegangan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Akhir kata kami ucapkan
Terima Kasih.

Samosir,8 November 2021

Sanmaro Sitohang

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah .......................................................................................................4
2. Tujuan Penelitian ..................................................................................................................7
3. Manfaat Penelitian ................................................................................................................7
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
1. Uraian Permasalahan ............................................................................................................8
2. Subjek Penelitian ..................................................................................................................9
3. Assessment Data ...................................................................................................................9
BAB III METODE PELAKSANAAN
1. Metode Penelitian ................................................................................................................10
2. Langkah – langkah Penelitian..............................................................................................10
3. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................................10
BAB IV PEMBAHASAN
1. Analisa Pembahasan Dan Jawaban Informan ...................................................................11-17
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan ..........................................................................................................................18
2. Saran ...................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTKA..................................................................................................................20

LAMPIRAN...........................................................................................................................21-22

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam hidup berbangsa dan bernegara, sebagai warga negara Indonesia kita harus
berpegang teguh pada Pancasila yang mana itu adalah ideologi dasar negara kita. Pancasila
sebagai pedoman bagi seluruh warga negara Indonesia seharusnya lebih dari cukup untuk
menjadi arah hidup kita dalam berbangsa dan bernegara. Namun sebelum menerapkan nya
kedalam bermasyarakat maka kita harus tau makna yang terkandung dalam simbo-simbol
sila pancasila.

1. Sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Pada sila pertama pancasila
bangsa Indonesia harus memiliki agama ataupun kepercayaan dalam memeluk
dan beribadah sesuai dengan iman agama masing-masing. Seharusnya dalam
sila pertama ini, warga Negara Indonesia sudah jelas dan mengerti tentang
Tuhan Yang Maha Esa. Meyakini bahwa perbuatan dan sikap kita pasti akan
diperhatikan oleh Tuhan kita masing-masing. Bangsa harus berusaha
memberantas aliran aliran keagamaan yang menyimpang terhadap nilai-nilai
maupun moral pancasila.1 Tetapi pada kenyataannya masih banyak orang yang
melakukan penyimpangan dari nilai-nilai pancasila tanpa pengawasan dari
Tuhan Yang Maha Mengetahui. Kenyataannya masih banyak kebohongan,
kecurangan, konspirasi, dan masih banyak hal lainnya yang diperbuat oleh
manusia. Sebagai contoh kecil yaitu masih banyak pelajar yang berbuat
kecurangan dalam pembelajaran seperti mencontek, membuat cara apapun
untuk mendapatkan jawaban saat ujian, dan masih banyak lagi. Juga seperti
koruptor, yang berbuat seenaknya merampas uang yang bukan haknya. Hal-hal
tersebut menandakan bahwa orang tersebut merasa tidak diawasi oleh Tuhan
mereka.bermasyarakat sebagai umat beragama saling menghormati kehendak
beribadah satu sama lain sesuai agama yang sah di Indonesia. Tidak
menghalang-halangi umat beragama lain untuk beribadah dan berdakwah
masing-masing asalkan masih dalam norma-norma yang berlaku.
2. Sila kedua yaitu Kemanusian yang adil dan beradab, mengakui dan
memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai

4
makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak,
dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan,
agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya. Tidak merendahkan orang lain dengan mudah tetapi bersikaplah
rendah diri agar tidak menimbulkan perpecahan satu sama lain. Menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan, mengembangkan sikap saling mencintai sesama
manusia, sikap saling tenggang rasa dan tepa selira, dan sikap tidak semena-
mena terhadap orang lain. Mulailah menghargai satu sama lain memberikan
perhatian kepada mereka yang mengalami kesusahan.Makna dari sila ini
diharapkan dapat mendorong seseorang untuk senantiasa menghormati orang
lain sebagai pribadi dan anggota masyarakat. Dengan sikap ini diharapkan
dapat menyadarkan bahwa dirinya merupakan makhluk sosial yang mempunyai
hak dan kewajiban yang sama, atas dasar sikap prikemanusian ini.2
B.
3. Sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia, maksud dari sila ketiga ini
mengutamakan persatuan atau kerukunan bagi seluruh rakyat Indonesia yang
mempunyai perbedaan agama, suku, Bahasa dan budaya.3 kita sebagai warga
negara Indonesia harus mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi dan golongan. Sanggup dan rela berkorban untuk
kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan nasionalisme, mulai acuh
tak acuh apa yang terjadi pada negara kita. Mengembangkan rasa cinta kepada
tanah air dan bangsa dan mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia. Mulailah dengan cara mencintai produk Indonesia,
Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika dan memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa. Menjalin hubungan baik antara negara lain, tidak saling menjatuhkan
dan menimbulkan perselisihan.
4. Sila keempat yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Sila keempat ini mempunyai makna bahwa
kekuasaan ada ditangan rakyat, dan dalam melaksanakan kekuasaannya, rakuat
menjalankan sistem perwakilan dan keputusan-keputusan yang diambil dilakukan
dengan jalan musyawarahyang dikendlikan dengan pikiran yang sehat, jernih,
5
logis serta penuh tanggung jawab baik. Menerapkan sila keempat ini kita sebagai
warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama dan tidak boleh memaksakan kehendak
kepada orang lain. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama , mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan, menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. Di dalam musyawarah
diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan,
Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan. banyak orang yang dipercaya
tetapi ingkar. Oleh sebab itu saat ini sudah kurangnya kepercayaan satu sama lain.

5. Sila kelima yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan berarti
adanya persamaan dan saling menghargai karya orang lain. Jadi seseorang itu
bertindak adil apabila orang memberikan sesuatu kepada orang lain sesuai dengan
haknya. Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan
meningkat. Dinamis dalam arti diupayakan lebih tinggi dan lebih baik. Hal ini
berarti peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran yang lebih baik. Seluruh
kekayaan alam tidak dikuasai oleh sekelompok orang, tetapi harus untuk
kesejahteraan semua orang, kepentingan bersama menurut potensi masing-masing.
Jadi sesuatu yang diberikan kepada seseorang sesuai dengan kemampuan, sesuai
dengan potensinya utulh yang disebut adil. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia memiliki makna yang sangat luas seperti kekeluargaan dan
kegotongroyongan, sikap adil terhadap sesama. Tingkatkan rasa kerjasama kepada
siapapun untuk meningkatkan keadilan satu sama lain, tidak saling melempar
kesalah satu sama lain. Menjaga keseimbangan antara hakdan kewajiban,
menghormati hak orang lain, dan suka memberi pertolongan kepada orang lain
agar dapat berdiri sendiri. Yang perlu digaris bawahi adalah jangan menggunakan
6
hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain, hal-hal
yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah, maupun bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum. Banyaknya penggunaan hak milik yang telah
dijelaskan membuat banyak timbulnya penipuan dan berperilaku buruk yang
merusak bangsa kita. Mulailah dengan hal yang positif seperti bekerja keras,
menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama, dan melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. Bukan melakukan tindakan yang
merusak dan merugikan orang lain.
C. Tujuan

Penelitian mini riset ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Nilai – nilai
pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat,Berbangsa, dan Bernegara ditingkat
Pemerintahan di Desa Parsaoran Urat,Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir

D. Manfaat

Penelitian ini diharapkan memberi sumbangan pengetahuan dan informasi bagi para
pembaca tentang Implementasi Nilai – nilai pancasila dalam Kehidupan
Bermasyarakat,Berbangsa, dan Bernegara ditingkat Pemerintahan di Desa Parsaoran
Urat,Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir

7
BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN

A. Uraian Permasalahan

Kondisi Indonesia saat ini dapat diidentifikasi dengan melihat perilaku dan kepribadian
masyarakat Indonesia, sebagaimana tercermin dalam perilaku sehari-hari. Globalisasi tidak
bisa dielakkan. Globalisasi membuat semua negara tampak tidak terbatas. Untuk itu
Perlunya membudayakan nilai-nilai Pancasila. Pendidikan Pancasila di semua tingkatan
perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh sebab akan melandasi dan mengantarkan
peserta didik untuk memiliki moral Pancasila yang benar sehingga mereka memiliki
seangat untuk mewujudkan nilai praksis Pancasila. Sebagai generasi penerus bangsa, kita
semua mempunyai otoritas dan kemampuan intelektual untuk melakukan kontekstualisasi
dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila secara tepat, sebagai upaya responsive terhadap
dinamika internal dan eksternal bangsa Indonesia.

Nilai-nilai sosial dan budaya di tengah-tengah masyarakat masih berjalan, tetapi siring
berkembangnya zaman menimbulkan dampak dari arus globalisasi juga disebabkan karena
latar belakang pendidikan masyarakat yang semakin menurun. Khususnya nilai-nilai yang
ada didalam pancasila, masyarakat tidak menganggap bahwa nilai-nilai tersebut
merupakan fondasi dalam menjalankan kehidupan mermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

Ada baiknya nilai-nilai yang ada dalam pancasila seharusnya di tanamkan dan diterapkan
nilai-nilai pancasilasejak dini, agar terbentuknya individu yang menjiwai nilai - nilai
pancasila. Dengan demikian penerapan nilai-nilai pancassila ini dapat mengakibatkan
kesadaran akan dirinya atas tanggung jawab pribadi dan bermasyarakat. Karena itu tujuan
utama mini riset ini ialah mencari tahu Tingkat Pemahaman dan Implementasi Nilai – nilai
pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat,Berbangsa, dan Bernegara ditingkat
Pemerintahan di Desa Parsaoran Urat,Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir

8
B. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian mini riset ini adalah Remaja dan pemuda
Didesa Parsaoran Urat Yang berumur 13-17 Tahun Yang berjumlah 6 Orang dima 3
Informan Laki-Laki dan 3 Informan Perempuan.
C. Assesmen Data
Asesmen data dalam penelitian mini riset ini adalah asesmen data teknik non-tes dengan
menggunakan instrument pengumpulan data berupa observasi dan wawancara yang
dilakukan kepada Subjek yang telah ditentukan.
Adapun Pedoman Pertanyaan Wawancara yang ditanyakan Kepada Informan adalah
1. Bagaimana Informan Memaknai Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila ?
2. Nilai-Nilai Pancasila apa saja yang dipahami Oleh Informan?
3. Seberapa pentingkah Pancasila bagi masing-masing Informan ?
4. Apa saja yang biasa dilakukan Informan dalam mempraktikkan Nilai Pancasila
dalam Kehidupan Sehari-hari?

9
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam kegiatan mini riset ini adalah metode
penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian Observasi dan Wawancara.

B. Langkah-Langkah Penelitian
Kegiatan mini riset ini dilakukan di Didesa Parsaoran Urat ,Kecamatan Palipi,
Kabupaten Samosir,Sumatera Utara, Indonesia. Adapun langkah penelitian dalam kegiatan
mini riset ini adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan perencanaan penelitian mini riset
2. Menentukan subjek penelitian.
3. Melakukan penelitian mini riset
4. Mengumpulkan data hasil penelitian mini riset
5. Mengolah dan melaporkan data hasil mini riset

C. Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data dalam kegiatan mini riset ini adalah dengan
menggunakan teknik observasi dan wawancara.
Adapun Pedoman Pertanyaan Wawancara yang ditanyakan Kepada Informan adalah
1) Bagaimana Informan Memaknai Nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila ?
2) Nilai-Nilai Pancasila apa saja yang dipahami Oleh Informan?
3) Seberapa pentingkah Pancasila bagi masing-masing Informan ?
4) Apa saja yang biasa dilakukan Informan dalam mempraktikkan Nilai
Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari?

10
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan Wawancara Yang Dilakukan Oleh Peneliti Mengenai


Tingkat Pemahaman dan Implementasi Nilai – nilai pancasila dalam Kehidupan
Bermasyarakat,Berbangsa, dan Bernegara ditingkat Pemerintahan di Desa
Parsaoran Urat,Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir Terhadap Informan
Remaja Usia 13-17 tahun maka Dibawah ini saya Paparkan Hasil wawancaranya
Mulai dari Informan pertama sampai Informan Keenam.

1. JODI SITOHANG ( 17 Tahun)


Peneliti : Bagaimana Saudara Jodi dalam Memaknai Nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila ?
Informan : Saya Memaknai Nilai-Nilai Pancasila Masih belum
Sepenuhnya,Hanya Sebagian saja Contohnya Nilai Sila Pertama Sila Ketuhanan
yang Maha Esa saya memaknainya Dengan Rajin Berdoa Dan Beribadah
,Menghargai Sesama Umat Beragama.
Peneliti : Jadi Saudara Jodi Nilai-Nilai Pancasila apa saja yang sudah Dipahami
Oleh Saudara Jodi?
Informan : Nilai-Nilai Pancasila yang sudah Saya pahami yaitu Nilai Ketuhanan
yang Maha Esa,Nilai Persatuan Indonesia Mungkin Itu saja.
Peneliti :Jadi menurut Pendapat saudara Jodi Seberapa Pentingkah Nilai-Nilai
Pancasila bagi Saudara dalam menjalani kehidupan Ini?
Informan : Bagi saya Nilai pancasila ini Sangan Penting untuk Menjalani
kehidupan ,Contohnya kalau Tidak ada Agama,Tidak ada Hukum,Tidak ada
persatuan dan saling Menghargai,Mungkin Akan Terjadi Sikap Semena-mena
terhadap Orang lain Dan mungkin Akan sangat kacau ,jadi menurut saya Nilai
Pancasila itu sangat penting bagi kehidupan Saya.
Peneliti:Apa saja yang biasa dilakukan oleh saudara Jodi Untuk mempraktikkan
nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari saudara
Informan: Seperti yang saya katakana Diawal untuk Mempraktikkan Nilai
pancasila dalam kehidupan saya Yaitu Dengan Rajin Berdoa Dan Beribadah
,Menghargai Sesama Umat Beragama.
11
2. Francisko Sitohang (14 tahun )
Peneliti : Bagaimana Saudara dalam Memaknai Nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila ?
Informan : Saya Memaknai Nilai-Nilai Pancasila Masih belum
Sepenuhnya,Hanya Sebagian saja Contohnya Nilai Sila Pertama Sila Ketuhanan
yang Maha Esa saya memaknainya Dengan Rajin Berdoa Dan Beribadah
,Menghargai Sesama Umat Beragama,Nilai Ketiga persatuan Indonesia yaitu
Dengan mengikuti Upacara Disekolah ,menjaga Persatuan Dilingkungan.
Peneliti : Jadi Saudara Francisko Nilai-Nilai Pancasila apa saja yang sudah
Dipahami Oleh Saudara Jodi?
Informan : Nilai-Nilai Pancasila yang sudah Saya pahami yaitu Nilai Ketuhanan
yang Maha Esa,Nilai Persatuan Indonesia Mungkin Itu saja sama Dengan Saudara
Jodi tadi.
Peneliti :Jadi menurut Pendapat saudara Francis Seberapa Pentingkah Nilai-Nilai
Pancasila bagi Saudara dalam menjalani kehidupan Ini?
Informan : Bagi saya Nilai pancasila ini Sangan Penting untuk Menjalani
kehidupan Sama Juga Dengan saudara Jodi ,Contohnya kan kalau Tidak ada
Agama,Tidak ada Hukum,Tidak ada persatuan dan saling Menghargai,Mungkin
Akan Terjadi Sikap Semena-mena terhadap Orang lain Dan mungkin Akan sangat
kacau .Dan yang kedua Kalau tidak Ada keadilan Dan Persatuan Dinegara Kita Ini
mungkin Kita tidak akan bisa Sekolah dengan baik jadi menurut saya Juga Nilai
Pancasila itu sangat penting bagi kehidupan Saya.
Peneliti:Apa saja yang biasa dilakukan oleh saudara Francis Untuk mempraktikkan
nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari saudara
Informan: Untuk Mempraktikkan Nilai pancasila dalam kehidupan saya Yaitu
Dengan Rajin Berdoa Dan Beribadah ,Menghargai Sesama Umat Beragama,Ikut
Gotong Royong,Upacara Disekolah,Belajar Dengan Baik,membantu Orang Tua.

12
3. Junior Sitohang ( 13 Tahun )
Peneliti : Bagaimana Saudara dalam Memaknai Nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila ?
Informan : Saya Memaknai Nilai-Nilai Pancasila Dengan
Ibadah,Sekolah,Belajar,dan Membantu Orang Tua
Peneliti : Jadi Saudara Junior Nilai-Nilai Pancasila apa saja yang sudah Dipahami
Oleh Saudara Jodi?
Informan : Nilai-Nilai Pancasila yang sudah Saya pahami yaitu Nilai Ketuhanan
yang Maha Esa Yaitu dengan Rajin Ibadah dan Berdoa.
Peneliti :Jadi menurut Pendapat saudara Junior Seberapa Pentingkah Nilai-Nilai
Pancasila bagi Saudara dalam menjalani kehidupan Ini?
Informan : Bagi saya Nilai pancasila ini Sangan Penting untuk Menjalani
kehidupan ,Dengan Pancasila kita percaya Dengan Agana kita Dan menghargai
Agama Saudara kita
Peneliti:Apa saja yang biasa dilakukan oleh saudara Junior Untuk mempraktikkan
nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari saudara
Informan: Saya Mempraktikkan Nilai pancasila dalam kehidupan saya Yaitu
Dengan Rajin Berdoa Dan Beribadah ,Menghargai Sesama Umat Beragama,Dan
membantu teman dan Orang Tua.
4. Nurafni Sitohang ( 17 Tahun )
Peneliti : Bagaimana Saudari Nurafni dalam Memaknai Nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila ?
Informan : Saya Memaknai Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Ini Belum
Semuanya,Hanya Sebagian saja Contohnya Nilai Sila Pertama Sila Ketuhanan
yang Maha Esa saya memaknainya Dengan Rajin Berdoa Dan Beribadah
,Menghargai Sesama Umat Beragama.Sila Kedua Kemanusiaan yang Adil dan
beradap mungkin berbuat Adil Terhadap sesama Manusia,Sila Ketiga Persatuan
Indonesia Mungkin Tetap menjaga kedamaian Dan kesatuan Dimana Pun Kita
berada.Mungkin Itu Saja yang saya Tahu maknanya menurut saya.
Peneliti : Jadi Saudari Nurafni Nilai-Nilai Pancasila apa saja yang sudah Dipahami
Oleh Saudara Nurafni ?

13
Informan : Nilai-Nilai Pancasila yang sudah Saya pahami yaitu Nilai Ketuhanan
yang Maha Esa,Nilai Kemanusian yang Adil dan Beadab Serta Nilai Persatuan
Indonesia Mungkin Itu saja Seperti yang saya jelaskan Diawal.
Peneliti :Jadi menurut Pendapat saudari Nurafni Seberapa Pentingkah Nilai-Nilai
Pancasila bagi Saudari dalam menjalani kehidupan Ini?
Informan : Menurut saya Nilai pancasila ini Sangan Penting untuk Menjalani
kehidupan ,Contohnya kalau Tidak ada Agama,Tidak ada Hukum untuk Keadilan
,Tidak ada persatuan dan saling Menghargai,Mungkin Akan Terjadi Sikap Semena-
mena terhadap Orang lain Dan mungkin Akan sangat kacau Mungkin tidak akan
terbayangkan Seperti Apa yang akan terjadi kalau nilai Pancasila ini Tidak
Diterapkan dalam kehidupan,jadi menurut saya Nilai Pancasila itu sangat penting
bagi kehidupan Saya.
Peneliti:Apa saja yang biasa dilakukan oleh saudari Nurafni Untuk mempraktikkan
nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari saudari
Informan: Seperti yang saya katakana Diawal untuk Mempraktikkan Nilai
pancasila dalam kehidupan saya Yaitu Dengan Rajin Berdoa Dan Beribadah
,Menghargai Sesama Umat Beragama,Bersikap adil,Menjaga Kedamaian dan
kesatuan dan Mungkin banyak lagi.
5. Jesika Hutapea ( Umur 17 tahun)
Peneliti : Bagaimana Saudari Jesika dalam Memaknai Nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila ?
Informan : Saya Memaknai Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Ini Belum
Semuanya,Hanya Sebagian saja Contohnya Nilai Sila Pertama Sila Ketuhanan
yang Maha Esa saya memaknainya Dengan Rajin Berdoa Dan Beribadah
,Menghargai Sesama Umat Beragama.Sila Keempat Yaitu kalau ada masalah
ataupun Kepentingan Diselesaikan Dengan Musyaarah,Sila Ketiga Persatuan
Indonesia Mungkin Tetap menjaga kedamaian Dan kesatuan Dimana Pun Kita
berada.Mungkin Itu Saja yang saya Tahu maknanya menurut saya.
Peneliti : Jadi Saudari Jesika Nilai-Nilai Pancasila apa saja yang sudah Dipahami
Oleh Saudara Relasti?
Informan : Nilai-Nilai Pancasila yang sudah Saya pahami yaitu Nilai Ketuhanan
yang Maha Esa,Nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

14
permusyawaratan/perwakilan ,Serta Nilai Persatuan Indonesia Mungkin Itu saja
Seperti yang saya jelaskan Diawal.
Peneliti :Jadi menurut Pendapat saudari Jesika Seberapa Pentingkah Nilai-Nilai
Pancasila bagi Saudari dalam menjalani kehidupan Ini?
Informan : Menurut saya Nilai pancasila ini Sangan Penting untuk Menjalani
kehidupan ,Contohnya kalau Tidak ada Agama,Tidak ada Hukum untuk Keadilan
,Tidak ada persatuan dan saling Menghargai,Mungkin Akan Terjadi Sikap Semena-
mena terhadap Orang lain,Dengan adanya nilai Sila Keempat yaitu Musyawarah
kita bisa menyelesaikan sesuatu dengan Musyawarah,jadi menurut saya Nilai
Pancasila itu sangat penting bagi kehidupan Saya dan Sangan membantu dalam
menyelesaikan Masalah apapun yang dialami.
Peneliti:Apa saja yang biasa dilakukan oleh saudari Jesika Untuk mempraktikkan
nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari saudari
Informan: Seperti yang saya katakana Diawal untuk Mempraktikkan Nilai
pancasila dalam kehidupan saya Yaitu Dengan Rajin Berdoa Dan Beribadah
,Menghargai Sesama Umat Beragama,Bersikap adil,Menjaga Kedamaian, dan
kesatuan dan Bermusyawarah dan belajar dengan Baik.
6. Relasti Sitohang ( Umur 17 Tahun )
Peneliti : Bagaimana Saudari Relasti dalam Memaknai Nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila ?
Informan : Saya Memaknai Nilai-Nilai Pancasila Masih belum
Sepenuhnya,Hanya Sebagian saja Contohnya Nilai Sila Pertama Sila Ketuhanan
yang Maha Esa saya memaknainya Dengan Rajin Berdoa Dan Beribadah
,Menghargai Sesama Umat Beragama,Bersikap Adil,Gotong Royong,Musyawarah.
Peneliti : Jadi Saudari Relasti Nilai-Nilai Pancasila apa saja yang sudah Dipahami
Oleh Saudara Relasti?
Informan : Nilai-Nilai Pancasila yang sudah Saya pahami yaitu Nilai Ketuhanan
yang Maha Esa,Nilai Persatuan Indonesia Mungkin Itu saja.
Peneliti :Jadi menurut Pendapat saudari Relasti Seberapa Pentingkah Nilai-Nilai
Pancasila bagi Saudara dalam menjalani kehidupan Ini?
Informan : Bagi saya Nilai pancasila ini Sangan Penting untuk Menjalani
kehidupan ,Contohnya kalau Tidak ada Agama,Tidak ada Hukum,Tidak ada

15
persatuan dan saling Menghargai,Mungkin Akan Terjadi Sikap Semena-mena
terhadap Orang lain.
Peneliti:Apa saja yang biasa dilakukan oleh saudari Relasti Untuk mempraktikkan
nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari saudari
Informan: Seperti yang saya katakana Diawal untuk Mempraktikkan Nilai
pancasila dalam kehidupan saya Yaitu Dengan Rajin Berdoa Dan Beribadah
,Menghargai Sesama Umat Beragama.
Jadi Berdasarkan Hasil Jawaban Dari Informan tentang Tingkat Pemahaman dan
Implementasi Nilai – nilai pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat,Berbangsa, dan
Bernegara ditingkat Pemerintahan di Desa Parsaoran Urat,Kecamatan Palipi Kabupaten
Samosir Dapat Disimpulkan Bahwa Belum sepenuhnyaa mereka Paham Tentang Nilai-
Nilai Pancasila Mulai Dari NIlai pancasila Pertama sampai Kelima Dengan kesimpulan
jawaban Informan Dibawah Ini :
1) Bagaimana Informan Memaknai Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
? Berdasarkan Jawaban Dari Enam Informan dapat Disimpulkan bahwa
Seluruh Informan Belum mamahami Semua Nilai Yang terkandung Dalam
Pancasila,Bisa dikatakan bahwa Cuma Nilai Sila Pertama Pancasila yaitu
ketuhanan Yang Maha Esa Yang paling dominan Mereka pahami dan Nilai
Sila Ketiga Persatuan Indonesia.
2) Nilai-Nilai Pancasila apa saja yang dipahami Oleh Informan? Berdasarkan
Jawaban Dari Enam Informan dapat Disimpulkan bahwa Nilai Pancasila yang
dipahami Informan Adalah Nilai Ketuhanan yang Maha Esa,Nilai Persatuan
Indonesia
3) Seberapa pentingkah Pancasila bagi masing-masing Informan ? Berdasarkan
Jawaban Dari Enam Informan dapat Disimpulkan bahwa Menurut mereka
semua Pancasila sangat penting Bagi kehidupan mereka Menjawab Nilai
pancasila ini Sangan Penting untuk Menjalani kehidupan ,Contohnya kalau
Tidak ada Agama,Tidak ada Hukum untuk Keadilan ,Tidak ada persatuan dan
saling Menghargai,Mungkin Akan Terjadi Sikap Semena-mena terhadap
Orang lain,Dengan adanya nilai Sila Keempat yaitu Musyawarah kita bisa
menyelesaikan sesuatu dengan Musyawarah,jadi menurut saya Nilai Pancasila
itu sangat penting bagi kehidupan Saya dan Sangan membantu dalam
menyelesaikan Masalah apapun yang dialami.
16
4) Apa saja yang biasa dilakukan Informan dalam mempraktikkan Nilai
Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari? Berdasarkan Jawaban Dari Enam
Informan dapat Disimpulkan bahwa Mereka mempraktikkan Nilai Pancasila
dalam Kehidupan Sehari-hari Dengan cara Dengan Rajin Berdoa Dan
Beribadah ,Menghargai Sesama Umat Beragama,Bersikap adil,Menjaga
Kedamaian, dan kesatuan dan Bermusyawarah dan belajar dengan Baik.

17
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang saya dapat dari Mini Riset kali ini adalah Pendidikan Pancasila
sangat penting untuk diterapkan didalam lingkungan sehari – hari baik itu dilingkungan
keluarga, dilingkungan kampus, ataupun di lingkungan sekitar. Karena jika bukan dari diri
bangsa itu sendiri yang melestarikan dan membudidayakan nilai – nilai pancasila maka
siapa lagi yang dapat kita harapkan untuk melakukannya, untuk itulah kita sebagai bangsa
Indonesia harus bisa menjunjung tinggi nilai – nilai pancasila didalam kehidupan kita
sehari – hari.Jadi Berdasarkan Jawaban dari Informan dapat Disimpulkan bahwa mereka
Paham Tentang Nilai-Nilai Pancasila Mulai Dari NIlai pancasila Pertama sampai Kelima
Dengan kesimpulan jawaban Informan Dibawah Ini :
1) Bagaimana Informan Memaknai Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
? Berdasarkan Jawaban Dari Enam Informan dapat Disimpulkan bahwa
Seluruh Informan Belum mamahami Semua Nilai Yang terkandung Dalam
Pancasila,Bisa dikatakan bahwa Cuma Nilai Sila Pertama Pancasila yaitu
ketuhanan Yang Maha Esa Yang paling dominan Mereka pahami dan Nilai
Sila Ketiga Persatuan Indonesia.
2) Nilai-Nilai Pancasila apa saja yang dipahami Oleh Informan? Berdasarkan
Jawaban Dari Enam Informan dapat Disimpulkan bahwa Nilai Pancasila yang
dipahami Informan Adalah Nilai Ketuhanan yang Maha Esa,Nilai Persatuan
Indonesia
3) Seberapa pentingkah Pancasila bagi masing-masing Informan ? Berdasarkan
Jawaban Dari Enam Informan dapat Disimpulkan bahwa Menurut mereka
semua Pancasila sangat penting Bagi kehidupan mereka Menjawab Nilai
pancasila ini Sangan Penting untuk Menjalani kehidupan ,Contohnya kalau
Tidak ada Agama,Tidak ada Hukum untuk Keadilan ,Tidak ada persatuan dan
saling Menghargai,Mungkin Akan Terjadi Sikap Semena-mena terhadap
Orang lain,Dengan adanya nilai Sila Keempat yaitu Musyawarah kita bisa
menyelesaikan sesuatu dengan Musyawarah,jadi menurut saya Nilai Pancasila
itu sangat penting bagi kehidupan Saya dan Sangan membantu dalam
menyelesaikan Masalah apapun yang dialami.
18
4) Apa saja yang biasa dilakukan Informan dalam mempraktikkan Nilai
Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari? Berdasarkan Jawaban Dari Enam
Informan dapat Disimpulkan bahwa Mereka mempraktikkan Nilai Pancasila
dalam Kehidupan Sehari-hari Dengan cara Dengan Rajin Berdoa Dan
Beribadah ,Menghargai Sesama Umat Beragama,Bersikap adil,Menjaga
Kedamaian, dan kesatuan dan Bermusyawarah dan belajar dengan Baik.
B. Saran
Saran saya Semoga Pembelajaran tentang Nilai-Nilai Pancasila dikembangkan
detengah_tengah Masyarakat terlebih di Sekolah,Agar Masyarakat dan Siswa-siswi
Mengetahui Nilai_Nilai Pancasila sepenuhnya Dan dapat melaksanakannya dalam
kehidupan Sehari-hari.

19
DAFTAR PUSTAKA
https://www-detik-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.detik.com/edu/detikpedia/d-
5715673/nilai-nilai-pancasila-pengertian-dan-contohnya-dalam-kehidupan-sehari-
hari/amp?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D -
aoh=16363636713880&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24
s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.detik.com%2Fedu%2Fdetikpedia%2Fd-5715673%2Fnilai-
nilai-pancasila-pengertian-dan-contohnya-dalam-kehidupan-sehari-hari

20
DOKUMENTASI

21
Laporan miniriset
pendidikan Pancasila

Dosen pengampu: Daniel Simanjuntak


S.sos,M,si

Disusun oleh:
Sanmaro Sitohang (6203121016)
Pendahuluan

A. Latar belakang masalah


Pancasila sebagai pedoman bagi seluruh warga negara
Indonesia seharusnya lebih dari cukup untuk menjadi
arah hidup kita dalam berbangsa dan bernegara.
Namun sebelum menerapkan nya kedalam
bermasyarakat maka kita harus tau makna yang
terkandung dalam simbo-simbol sila pancasila.
B. Rumusan masalah

Mulailah dengan hal yang positif seperti bekerja


keras, menghargai hasil karya orang lain yang
bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama, dan melakukan kegiatan dalam rangka
mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.
C. Tujuan penelitian

Penelitian mini riset ini bertujuan untuk mengetahui


Implementasi Nilai – nilai pancasila dalam Kehidupan
Bermasyarakat,Berbangsa, dan Bernegara ditingkat
Pemerintahan di Desa Parsaoran Urat,Kecamatan
Palipi Kabupaten Samosir
D. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi sumbangan


pengetahuan dan informasi bagi para pembaca tentang
Implementasi Nilai – nilai pancasila dalam Kehidupan
Bermasyarakat,Berbangsa, dan Bernegara ditingkat
Pemerintahan di Desa Parsaoran Urat,Kecamatan Palipi
Kabupaten Samosir
Kajian pustaka
TINGKAT PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI NILAI
– NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT,BERBANGSA, DAN
BERNEGARA DITINGKAT PEMERINTAHAN DI
DESA PARSAORAN URAT,KECAMATAN PALIPI
KABUPATEN SAMOSIR
JENIS PENELITIAN:
Metode penelitian yang digunakan dalam kegiatan mini
riset ini adalah metode penelitian kualitatif, yaitu metode
penelitian Observasi dan Wawancara.

LOKASI PENELITIAN:
Desa parsaoran urat, kec.palipi, kab.samosir

TEKNIK PENGUMPULAN DATA:


Adapun teknik pengumpulan data dalam kegiatan mini
riset ini adalah dengan menggunakan teknik observasi
dan wawancara.
Informan
1.Jodi Sitohang (17 tahun)
2. Fransiskus Sitohang (14 tahun)
3. Junior Sitohang (13 tahun)
4. Nurafni Sitohang (17 tahun)
5. Relasti Sitohang (17 tahun)
6. Jesika Hutapea (17 tahun)
TEKNIK ANALISIS DATA:

1. Mempersiapkan perencanaan penelitian mini


riset
2. Menentukan subjek penelitian.
3. Melakukan penelitian mini riset
4. Mengumpulkan data hasil penelitian mini riset
5. Mengolah dan melaporkan data hasil mini
riset
Pembahasan
Berdasarkan Hasil Jawaban Dari Informan tentang
Tingkat Pemahaman dan Implementasi Nilai – nilai
pancasila dalam Kehidupan
Bermasyarakat,Berbangsa, dan Bernegara ditingkat
Pemerintahan di Desa Parsaoran Urat,Kecamatan
Palipi Kabupaten Samosir Dapat Disimpulkan Bahwa
Belum sepenuhnyaa mereka Paham Tentang Nilai-
Nilai Pancasila Mulai Dari NIlai pancasila Pertama
sampai Kelima
1) Bagaimana Informan Memaknai Nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila ?
Berdasarkan Jawaban Dari Enam Informan dapat
Disimpulkan bahwa Seluruh Informan Belum
mamahami Semua Nilai Yang terkandung Dalam
Pancasila,Bisa dikatakan bahwa Cuma Nilai Sila
Pertama Pancasila yaitu ketuhanan Yang Maha Esa
Yang paling dominan Mereka pahami dan Nilai
Sila Ketiga Persatuan Indonesia.
2) Nilai-Nilai Pancasila apa saja yang dipahami
Oleh Informan?
Berdasarkan Jawaban Dari Enam Informan
dapat Disimpulkan bahwa Nilai Pancasila yang
dipahami Informan Adalah Nilai Ketuhanan yang
Maha Esa,Nilai Persatuan Indonesia
3) Seberapa pentingkah Pancasila bagi masing-
masing Informan ?
Berdasarkan Jawaban Dari Enam Informan
dapat Disimpulkan bahwa Menurut mereka
semua Pancasila sangat penting Bagi
kehidupan mereka Menjawab Nilai pancasila ini
Sangan Penting untuk Menjalani kehidupan
4) Apa saja yang biasa dilakukan Informan dalam
mempraktikkan Nilai Pancasila dalam Kehidupan
Sehari-hari?
Berdasarkan Jawaban Dari Enam Informan dapat
Disimpulkan bahwa Mereka mempraktikkan Nilai
Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari Dengan cara
Dengan Rajin Berdoa Dan Beribadah ,Menghargai
Sesama Umat Beragama,Bersikap adil,Menjaga
Kedamaian, dan kesatuan dan Bermusyawarah dan
belajar dengan Baik.
Kesimpulan
Kesimpulan yang saya dapat dari Mini Riset kali ini adalah
Pendidikan Pancasila sangat penting untuk diterapkan
didalam lingkungan sehari – hari baik itu dilingkungan
keluarga, dilingkungan kampus, ataupun di lingkungan
sekitar. Karena jika bukan dari diri bangsa itu sendiri yang
melestarikan dan membudidayakan nilai – nilai pancasila
maka siapa lagi yang dapat kita harapkan untuk
melakukannya, untuk itulah kita sebagai bangsa Indonesia
harus bisa menjunjung tinggi nilai – nilai pancasila didalam
kehidupan kita sehari – hari.Jadi Berdasarkan Jawaban dari
Informan dapat Disimpulkan bahwa mereka Paham Tentang
Nilai-Nilai Pancasila Mulai Dari NIlai pancasila Pertama
sampai Kelima
Saran
Saran saya Semoga Pembelajaran tentang
Nilai-Nilai Pancasila dikembangkan
detengah_tengah Masyarakat terlebih di
Sekolah,Agar Masyarakat dan Siswa-siswi
Mengetahui Nilai_Nilai Pancasila sepenuhnya
Dan dapat melaksanakannya dalam
kehidupan Sehari-hari.
Daftar pustaka
https://www-detik-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.detik.com/edu/detikpedia/d-
5715673/nilai-nilai-pancasila-pengertian-dan-contohnya-dalam-
kehidupan-sehari-
hari/amp?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABI
IACAw%3D%3D -
aoh=16363636713880&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.co
m&amp_tf=Dari%20%251%24
s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.detik.com%2Fedu%2Fdetikp
edia%2Fd-5715673%2Fnilai-
nilai-pancasila-pengertian-dan-contohnya-dalam-kehidupan-sehari-
hari
MAKALAH KELOMPOK 5

Disusun oleh

Sanmaro Sitohang (6203121016)

Kelas: PKO D 2020

Dosen pengampu: Daniel H. P. Simanjuntak, S.Sos, M.Si.

PENDIDIKAN KEPELATIHAN DAN OLAHRAGA

FAKULTAS OLAHRAGA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

Secara etimologi, ideologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas 2 kata, yaitu idea dan logos. Idea
yang berarti gagasan, cita-cita atau konsep; Logos yang berarti pemikiran. Jadi, secara etimologi, ideologi
berarti ilmu yang meliputi kajian tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan.

Selain secara asal katanya, pandangan mengenai arti ideologi sendiri juga dikemukakan oleh para ahli,
seperti Drs. Moerdiono, yang mengemukakan bahwa ideologi adalah a system of ideas, akan
mensistematisasikan seluruh pemikiran mengenai kehidupan ini dan melengkapinya dengan sarana
serta kebijakan dan strategi dengan tujuan menyesuaikan keadaan nyata dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam filsafat yang menjadi induknya.

Dari paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ideologi adalah suatu pemikiran yang berisi nilai
nilai tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai.

Ideologi sendiri memiliki fungsi yang sangat sentral bagi suatu negara, di mana fungsi dari ideologi
sendiri adalah sebagai sesuatu yang memperkuat dan memperdalam identitas rakyatnya (Prof. W.
Howard Wriggins). Dari pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa ideologi adalah identitas dari
suatu bangsa.

Sama seperti identitas yang dimiliki oleh setiap orang sebagai tanda pengenal, ideologi dapat dikatakan
sebagai tanda pengenal dari suatu bangsa.Selain menjadi identitas,ideologi juga memiliki fungsi lain
yaitu fungsi kognitif dan orientasi dasar. Fungsi kognitif memiliki artian bahwa ideologi dapat menjadi
suatu landasan bagi suatu bangsa dalam memandang dunia, sedangakan fungsi orientasi dasar berarti
ideologi tersebut memberikan wawasan dan makna bagi rakyat dan juga memberikan tujuan bagi
rakyatnya.

Ideologi memiliki posisi yang sangat penting bagi setiap bangsa. Posisi penting ini dikarenakan ideologi
peranan sebagai arah atau pedoman bagi bangsa untuk mencapai tujuannya masing-masing. Selain itu,
peran lain yang dimiliki oleh ideologi adalah sebagai alat untuk mencegah terjadinya konflik sosial dalam
masyarakat agar setiap masyarakat dapat hidup dalam ketentraman dan juga memiliki rasa solidaritas
yang tinggi. Peranan lain dari ideologi adalah sebagai alat pemersatu suatu bangsa. Setiap bangsa tentu
saja memiliki keberagaman baik dalam suku,bahasa,adat-istiadat,kebudayaan, dan lain sebagainya.

Ideologi memiliki peran dalam mempersatukan keberagaman yang ada dalam masyarakat supaya dapat
terbentuknya kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik.Dari paparan tersebut, maka dapat terlihat
betapa pentingnya ideologi bagi setiap bangsa.

Identitas bangsa Indonesia sendiri tertuang kedalam ideologi yang dianut oleh bangsa Indonesia, yaitu
Ideologi Pancasila.
Ideologi Pancasila sendiri dirumuskan oleh Panitia Sembilan dan berdasar atas pidato Ir. Soekarno pada
tanggal 1 Juni 1945. Ideologi Pancasila menjadi sangat penting bagi bangsa Indonesia karena Pancasila
memiliki beberapa kedudukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.Kedudukan itu
seperti Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia,Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia,
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila menjadi dasar negara,Pancasila sebagai
sumber dari segala hukum yang ada di Indonesia,Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia
ketika mendirikan negara, dan Pancasila sebagai cita-cita bangsa. Kedudukan inilah yang menjadikan
Pancasila menjadi sangat penting bagi bangsa Indonesia. Kedudukan ini juga dapat diartikan
bahwasannya Pancasila merupakan suatu landasan bagi bangsa Indonesia dalam melaksanakan segala
aspek yang menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegera.

Selain itu, Pancasila juga berfungsi sebagai penunjuk arah dalam kehidupan bernegara Indonesia. Sama
seperti kapal tanpa kompas, yang tidak tahu akan kemana arah arus membawanya, Republik ini juga
akan sama seperti itu apabila tidak adanya penunjuk arah,yaitu Pancasila.Pancasila juga mengandung
nilai-nilai sejarah di dalamnya karena Pancasila merupakan suatu perjanjian yang dibuat oleh para
pendiri bangsa ini ketika mendirikan Republik Indonesia ini. Hal-hal inilah yang membuat Pancasila
memiliki fungsi dan juga kedudukan yang sangat penting bagi bangsa Indonesia.

Dengan fungsi dan juga kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
Pancasila haruslah dapat dilestarikan oleh setiap komponen bangsa Indonesia.Pelestarian nilai nilai
Pancasila dapat dilakukan dengan meimplementasikan nilai nilai yang terkandung di dalam Pancasila
dalam kehidupan sehari hari. Nilai-nilai Pancasila sendiri tercermin dalam setiap sila yang ada di
dalamnya. Nilai-nilai itu adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan,nilai persatuan, nilai kerakyatan dan
juga nilai keadilan.Nilai ketuhanan dapat diimplementasikan dengan menghargai setiap umat beragama
di Indonesia.

Setiap rakyat di Indonesia memiliki agama yang berbeda-beda, sehingga setiap rakyat haruslah
menghargai perbedaan yang ada sebagai bentuk dari implementasi nilai ketuhanan. Nilai kemanusiaan
dapat dipraktekan dengan tindakan tidak melakukan diskriminasi terhadap suku lain yang terdapat di
Indonesia.Nilai persatuan dapat dipraktikkan dengan menunjukkan sikap cinta terhadap tanah air
Indonesia.

Nilai kerakyatan dapat dipraktikkan dengan tindakan menghargai pendapat orang lain ketika
mengemukakan pendapat. Nilai keadilan dapat dipraktikan dengan menjaga hak dan kewajiban dari
setiap rakyat. Uraian tersebut hanyalah sebagian kecil dari praktik nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari dan masih ada banyak hal yang dapat dilakukan dalam usaha melestarikan nilai nilai
Pancasila di Ibu Pertiwi ini.

Ideologi Pancasila haruslah tetap dilestarikan karena ideologi ini merupakan ideologi yang
mencerminkan kepribadian bangsa ini.

Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara


Untuk memahami urgensi pancasila sebagai dasar negara, dapat menggunakan 2 metode pendekatan,
yaitu instittusional (kelembagaan) dan human resourse (personal/ sumber daya manusia).

Pendekatan institusional yaitu membentuk dan menyelenggarakan negara yang bersumber pada nilai
pancasila sehingga bangsa Indonesia memenuhi unsur-unsur sebagai negara modern, yang menjamin
terwujudnya tujuan negara atau terpenuhinya kepentingan nasional yang bermuara kepada
terwujudnya masyarakat adil dan makmur.

Sedangkan human resourse terletak pada 2 aspek, yaitu pada orang-orang yang memegang jabatan
pada pemerintahan yang melaksanakan nilai-nilai pancasila secara murni dan kesekuen didalam
pemenuhan tugas dan tanggung jawabnya dan formulasi kebijakan negara akan menghasilkan kebijakan
yang mengejawantahkan kepentingan rakyat.

Bagaimana Hubungan Pancasila dengan Proklamasi Kemerdekaan RI ?

Didalam pembukaan UUD 1945 tepatnya pada alinea ke 3 terdapat pernyataan kemerdekaan yang
dinyatakan oleh rakyat Indonesia, maka dapat ditentukan letak dan sifat hubungan antara Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus dengan Pembukaan UUD 1945, dengan disebutkan kembali dalam pernyataan
kemerdekaan dalam begian ketiga Pembukaan menunjukkan bahwa antara Proklamasi dengan
Pembukaan merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945

Notonegoro (1982:24-26) menegaskan bahwa Undang-Undang Dasar tidak merupakan peraturan


hukum yang tertinggi. Di atasnya, masih banyak dasar-dasar pokok bagi Undang-Undang Dasar, yang
dinamakan pokok kaidah negara yang fundamental.Hubungan panacsila dengan pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat unsur mutlak sebagai staatsfundamentalnorm.

Oleh karena itu, kedudukan Pembukaan merupakan peraturan hukum yang tertinggi diatas Undang-
Undang Dasar. pancasila merupakan asas kerohanian dari pembukaan UUD1945 sebagai
staatsfundamentalnorm. Secara ilmiah akademis, pembukaan UUD 1945 sebagai staatfundamentalorm
mempunyai hakikat kedudukan yang tetap, kuat, dan tak berubah bagi negara yang dibentuk, dengan
perkataan lain, jalan hukum tidak lagi dapat diubah.
*PANCASILA SEBAGAI SISTEM
ETIKA

Di susun oleh :
1. Sanmaro Sitohang
2. Bill Viktor sinaga
3. Kardo Sinaga
4. Agus riyadi Tanjung
5. Ida nerlin
Etika berasal dari bahasa Yunani, etos yang artinya susila. Etika
yaitu salah satu cabang ilmu filsafat yang mengajarkanbagaimana hidup
secara arif/bijaksana,sehingga dikenal filsafat moral. Etika tidaklah
sama dengan moral, namun keduannya mempunyai fungsi yang sama,
yaitu memberi orientasi bagaimana dan kemana harus melangkah dalam
hidup ini. Etika memang pada akhirnya menghimbau orang
untukbertindak sesuai moralitas, tetapi bukan karena tindakan itu
diperintahkan oleh moralitas melainkan karena ia sendiri tahu bahwa
hal itu memang baik baginya.
Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas
dan dapat dipertanggung jawabkan, karena memang ada alasanalasan dan
pertimbangan-pertimbangan yang kuat atas tindakannya itu.

etika yang mempertanyakan prinsip-prinsip dasar dalam


hubungan dengan kewajiban manusia dalam berbagai lingkungan
kehidupan khusus disebut etika khusus yang didalamnya terdapat
etika individual dan etika sosial.
Pancasila merupakan sistem etika sebab di dalamnya terkandung
prinsip terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang
dianggap baik. Sila-sila Pancasila merupakan etika dan nilai-nilai
masyarakat Indonesia.
Pancasila memberi jawaban bagaimana seharusnya
manusia Indonesia bertanggung jawab dan berkewajiban sebagai
makhluk pribadi, soial, dan makhluk Tuhan YME dalam bernegara.

Melacak tradisi filsafat Barat, semuanya menunjukan bahwa hidup


secara bijaksana akan mengantarkan seseorang menjadi bahagia. Menurut
Imanuel Khant (abad 18), masalah etika bukan lagi masalah kebijaksanaan
namun sudah merupakan kewajiban. Etika menurut Imanuel Khant yaitu,
suatu kategori imperatif dalam arti bahwa etika bukanlah alat untuk
mencapai tujuan tertentu, melainkan menjadi tujuan di dalam dirinya
sendiri.hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendiskusikan masalah etika
politik yakni, kesamaan dalam penggunaan kerangka acuan, sedemikian rupa
sehingga kerancuan pikir di dalam berdiskusi dapat dihindarkan.
Etika dan politik memiliki tujuan yang sama yakni, terbinanya warga
negara baik, yang susila, yang setia pada negara. Pancasila sebagai etika
politik bagi bangsa dan negara Indonesia adalah etika yang dijiwai oleh
falsafah negara Pancasila yang meliputi:
• Etika yang berjiwa Ketuhanan YME
• Etika yang berperikemanusiaan
• Etika yang dijiwai oleh rasa Kesatuan Nasional
• Etika yang berjiwa demokrasi
• Etika yang berjiwa keadilan sosial

Etika membantu manusia menunjukkan nilai-nilai untuk


membulatkan hati mengambil keputusan tentang tindakan apa yang
perlu dilakukan dan mengapa hal itu dilakukan. Nilai-nilai etika yang
terkandung dalam Pancasila tertuang dalam berbagai tatanan berikut
ini:
• Tatanan bermasyarakat
• Tatanan bernegara
• Tatanan kerjasama antar negara atau tatanan luar negeri
• Tatanan pemerintah daerah
• Tatanan hidup beragama
• Tatanan bela negara
• Tatanan pendidikan
• Tatanan berserikat, nerkumpul dan menyatakan pendapat
• Tatanan hukum dan keikutsertaan dalam pemerintahan
• Tatanan kesejahteraan sosial
Etika adalah sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan
moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Dalam kehidupan
berkelompok, manusia meningkatkan dirinya ke dalam kehidupan bernegara.
Bernegara adalah berorganisasi. Bentuk negara Indonesia (Republik)
merupakan suatu polayang mengutamakan pencapaian kepentingan
umum dan bukan kepentingan perseorangan atau golongan.
Negara adalah status hukum suatu legal society hasil perjanjian
bermasyarakat. Analisis kenegaraan tidak dapat dipisahkan dari analisis tata
hukum. Etika dalam kehidupan kenegaraan dan hukum tidak lepas dari analisis
fungsi-fungsi kenegaraan, sistem pemerintahan, hak dan kewajiban warga
negaradan penduduk yang kesemuanya diatur dalam etka kenegaraan dan
etika tata hukum sebuah negara.

Dalam kaitan dengan nilai dan norma terdapat dua macam etika yaitu
etika deskriptif dan etika normatif. Etika deskriptif berusaha meneropong
secara kritis dan rasional sikap dan pola perilaku manusia dan apa yang dikejar
oleh manusia dalam hidupnya. Sedangkan etika normatif ialah etika yang
berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku ideal yang seharusnya
dimiliki atau dijalankan oleh manusia, dan tindakan apa yang seharusnya
diambil.
Kaitan dengan penerapan etika dalam kehidupan kenegaraan,
kajiannya tidak lepas dari sedikitnya empat kelompok masalah kenegaraan,
yaitu tata organisasi, tata jabatan, tata hukum, dan tata nilai yang
dicitacitakan oleh suatu negara. Penerapan etika dalam kehidupan
kenegaraan, sorotannya tidak lepas dari fungsi etika bagi kehidupan
kenegaraan. Fungsi etika bagi kehidupan kenegaraan adalah alat untuk
mengatur tertib hidup kenegaraan memberikan pedoman yang merupakab
batas gerak hak dan wewenang kenegaraan, menanamkan kesadaran
kemanusiaan dalam bermasyarakat dan bernegara, mempelajari dan
menjadikan objek tingkah laku manusia dalam hidup kenegaraan, memberi
landasan fleksibilitas bergerak yang bersumber dari pengalaman.
Etika ini dimaksudkan untuk menumbuhkembangkan
kembalikehidupan berbangsa yang berbudaya tinggi. Caranya adalah
denganmenggugah, menghargai, dan mengembangkan budaya
nasional yangbersumber dari budaya daerah agar mampu melakukan
adaptasi,interaksi dengan bangsa lain, dan tindakan proaktif sejalan
dengantuntutan globalisasi.

Etika politik dan pemerintahan dimaksudkan untuk mewuju


dkan pemerintahan yang bersih, efisien, dan efektif. Selain itu, etika ini juga
dimaksudkan untuk menumbuhkan suasana politik yangdemokratis yang bercirikan
keterbukaan, rasa tanggung jawab,tanggap akan aspirasi rakyat, menghargai
perbedaan, jujur dalampersaingan, kesediaan untuk menerima pendapat yang lebih
benar,serta menjunjung tinggi hak asasi manusia dan keseimbangan hak
dankewajiban dalam kehidupan berbangsa. Etika pemerintahan mengamanatkan
agar penyelenggara negara memiliki rasa kepeduliantinggi dalam memberikan
pelayanan kepada publik. Etika politik dan pemerintahan diharapkan mampu
menciptakan suasana harmonis antar pelaku dan antar kekuatan sosial politik dan
antar kelompok kepentingan lainnya untuk mencapai sebesar-besarnya kemajuan
bangsa dan negara dengan mendahulukan kepentingan bersama dari pada
kepentingan pribadi dan golongan. Etika ini diwujudkan dalam bentuk sikap yang
bertata krama, dalam perilaku politik yang toleran, tidak berpura-pura, tidak
arogan, jauh dari sikap munafik serta tisak melakukan kebohongan publik, tidak
manipulatif,dan berbagai tindakan yang tidak terpuji lainnya

Ekonomi dan bisnis merupakan satu kesatuanyang tidak bisa dipisahkan,


keduanya saling terkait satu sama lain dan mempunyai tujuan yang sama. Begitu
juga etika ekonomi pasti saling terkait dngan etia bisnis. Etika ekonomi dan
bisnisbertujuan suoaya prinsip atau pedoman dan erilaku yang menyangkut
tingkah laku ekonomi dan bisnis, baik oleh perseorangan, persekutuan, institusi
atau instansi, perusahaan, maupun pengmbil keputusan dalam bidang ekonomi
yang dapat memunculkan suatu keadaan dan kenyataan ekonomi yang
mempunyai ciri – ciri antara lain persaingan yang sehat, jujur, dan
mengedepankan profesionalisme serta berkeadilan, maupun mendorong
berkembangnya etos kerja ekonomi, sikap kerja ekonomi, daya tahan ekonomi,
dan kemampuan saing secara jujur, sehat, dan profesional, serta terciptanya
keadaan kondusif yang bertujuan untuk pemberdayaan ekonomi yang berpihak
kepada rakyat kecil melalui kebijakan secara berkesinambungan sehinggan
mampu menciptakan masyarakat yang berdaya saing, adil sejahtera dan makmur.

Dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa tertib sosial,


ketenangan dan keteraturan hidup bersama hanya dapat diwujudkan
dengan ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan yang berpihak
pada keadilan. Keseluruhan aturan hukum yang menjamin tegaknya
supremasi dan kepastian hukum sejalan dengan upaya pemenuhan rasa
keadilan yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat. Etika ini
meniscayakan penegakan hukum secara adil, perlakuan yang sama
dan tidak diskriminatif terhadap setiap warganegara di hadapan
hukum, dan menghindarkan penggunaan hukum secara salah sebagai alat
kekuasaan dan bentuk-bentuk manipulasi hukum lainnya.

*Etika Antikorupsi
Bagaimana etika bisa memandang korupsi?

Dalam teori etika, korupsi berkaitan dengan etika individu, yang berarti bahwa idealnya
seseorang yang mempunyai wewenang seharusnya menjalankan tugas sesuai dengan k
ewajiban dan penuh tanggung jawab. ... Nilai dan norma tersebut harus dipatuhi oleh
masyarakat setempat karena merupakan sebuah kewajiban.
Nilai nilai antikorupsi:
• kejujuran • kedisiplinan
• kepedulian • tanggung jawab
• kemandirian • keberanian
Etika keilmuan diwujudkan dengan menjunjung tingghi nilai-nilai
ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu berpikir rasional, kritis, logis
dan objektif. Etika ini ditampilkan secara pribadi dan ataupun kolektif
dalam perilaku gemar membaca, belajar, meneliti, menulis, membahas,
dan kreatif dalam menciptakan karya-karya baru, serta secara
bersamasama menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan adanya etika maka nilai-nilai pancasila
yang tercermin dalam norma-norma etik kehidupan berbangsa dan
bernegara dapat kita amalkan. Untuk berhasilnya perilaku bersandarkan
pada normanorma etik kehidupan berbangsa dan bernegara, ada beberapa
hal yang perlu dilakukan sebagai berikut.
a. Proses penanaman dan pembudayaan etika
b. Pelaksanaan gerakannasional etika berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat
c.Mengkaitkan pembudayaan etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat sebagai bagian dari sikap keberagaman.
Etika Lingkungan menegaskan pentingnya kesadaran
menghargai dan melestarikan lingkungan hidup serta
penataan ruang secara berlanjutan dan bertanggungjawab.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai