Anda di halaman 1dari 4

IMAM BURHANUDDIN AL-ZARNUJI

Di kalangan pesantren, khususnya pesantren tradisional, nama al-Zarnuji harusnya tidak asing lagi. Al-Zarnuji dikenal sebagai tokoh pendidikan Islam. Kitabnya yang berjudul Talim al-Mutaallim merupakan kitab sangat popular yang wajib dipelajari di pesantren-pesantren. Bahkan para santri wajib mengkaji dan mempelajari kitab ini sebelum membaca kitab-kitab lainnya. Tapi siapa sebenarnya al-Zarnuji itu? Nama lengkap al-Zarnuji adalah Burhan al-Din Ibrahim al-Zarnuji al-Hanafi. Nama lain yang disematkan kepadanya adalah Burhan al-Islam dan Burhan al-Din. Namun, hingga kini belum diketahui secara pasti waktu dan tempat lahirnya al-Zarnuji. Beliau diperkirakan hidup pada akhir ke12 dan awal abad 13 yang kira-kira tahun 591-640H/1195-1243 M). Pada zamannya beliau terlihat perkembangan pendidikan Islam berpusat pada pada kota Bukhara dan Samarkan, pusat-pusat bergulirnya proses pendidikan waktu itu masih memakai Mesjid-mesjid sebagai lembaga institusi pendidikan. Nama al-Zarnuji sendiri dinisbatkan pada suatu tempat bernama Zurnuj, sebuah tempat yang berada di wilayah Turki. Sementara kata al-Hanafi diyakini dinisbatkan kepada nama mazhab yang dianutnya, yakni mazhab Hanafi. Perjalanan kehidupan al-Zarnuji tidak dapat diketahui secara pasti. Meski diyakini ia hidup pada masa kerajaan Abbasiyah di Baghdad, kapan pastinya masih menjadi perdebatan hingga sekarang. Al-Quraisyi menyebut al-Zarnuji hidup pada abad ke-13 M. Sementara para orientalis seperti G.E. Von Grunebaun, Theodora M. Abel, Plessner dan J.P. Berkey meyakini bahwa al-Zarnuji hidup dipenghujung abad 12 dan awal abad 13 M. Al-Zarnuji menuntut ilmu di Bukhara dan Samarkand, dua tempat yang disebut-sebut sebagai pusat keilmuan, pengajaran dan sebagainya. Semasa belajar, al-Zarnuji banyak menimba ilmu dari; syeikh Burhan al-Din, pengarang buku al-Hidayah; Khawahir Zadah, seorang mufti di Bukhara; Hamad bin Ibrahim, seorang yang dikenal sebagai fakih, mutakallim, sekaligus adib; Fakhr al-Islam alHasan bin Mansur al-Auzajandi al-Farghani; al-Adib al-Mukhtar Rukn al-Din al-Farghani yang dikenal sebagai tokoh fikih dan sastra; juga pada Syeikh Zahir al-Din bin Ali Marghinani, yang dikenal sebagai seorang mufti. Karya termasyhur al-Zarnuji adalah Talim al-Mutaallim Tariq al-Taallum, sebuah kitab yang bisa dinikmati dan dijadikan rujukan hingga sekarang. Menurut Haji Khalifah, kitab ini merupakan satu-satunya kitab yang dihasilkan oleh al-Zarnuji. Meski menurut peneliti yang lain, Talim alMutaallim, hanyalah salah satu dari sekian banyak kitab yang ditulis oleh al-Zarnuji. Seorang

orientalis, M. Plessner, misalnya, mengatakan bahwa kitab Talim al-Mutaallim adalah salah satu karya al-Zarnuji yang masih tersisa. Plessner menduga kuat bahwa al-Zarnuji memiliki karya lain, tetapi banyak hilang, karena serangan tentara Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan terhadap kota Baghdad pada tahun 1258 M. Pendapat Plessner ini dikuatkan oleh Muhammad Abd Qadir Ahmad. Menurutnya, minimal ada dua alasan bahwa al-Zarnuji menulis banyak karya, yaitu: pertama, kapasitas al-Zarnuji sebagai pengajar yang menggeluti bidang kajiannya. Ia menyusun metode pembelajaran yang dikhususkan agar pasa siswa sukses dalam belajarnya. Tidak masuk akal bagi al-Zarnuji, yang pandai dan bekerja lama di bidangnya itu, hanya menulis satu buku. Kedua, ulama-ulama yang hidup semasa al-Zarnuji telah menghasilkan banyak karya. Karena itu, mustahil bila al-Zarnuji hanya menulis satu buku. Tentang ada tidaknya karya lain yang dihasilkan al-Zarnuji sebenarnya dilukiskan al-Zarnuji sendiri dalam kitab Talim al-Mutaallim, yang dalam salah satu bagiannya ia mengatakan: kala itu guru kami syeikh Imam Ali bin Abi Bakarsemoga Allah menyucikan jiwanya yang mulia itu menyuruhku untuk menulis kitab Abu Hanifah sewaktu aku akan pulang ke daerahku, dan aku pun menulisnya Hal ini bisa memberikan gambaran bahwa al-Zarnuji sebenarnya mempunyai karya lain selain kitabnya yang berjudul Talim al-Mutaallim. Telepas dari perdebatan itu, al-Zarnuji merupakan tokoh yang telah memberikan sumbangan berharga bagi perkembangan pendidikan Islam. Karyanya, patut dikaji dan dipelajari. Secara garis besar, di dalam kitab Talim al-Mutaallim Al-Zarnuji merumuskan secara terperinci dan jelas bagaimana mendapatkan ilmu yang manfaat serta di ridhoi oleh Allah SWT. Beliau secara tidak langsung mengubah pola fikir yang salah terhadap ilmu. Di dalam kitab ini juga diceritakan bagaimana para ulama besar dan termasyur berakhlaq yang seharusnya dalam mencari ilmu sehingga dia menjadi seorang ulama yang besar. Memahami kitab ini pun dirasa penting karena untuk memberikan jalan yang sesungguhnya dalam berjihad menuntut ilmu dengan metode-metode yang haqiqi. Referensi: 1. http://www.ditpdpontren.com/index.php?option=com_content&view=article&id=212:me ngenal-imam-al-zarnuji&catid=25:artikel&Itemid=75 2. http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/03/burhanuddin-az-zarnujiperkembangan.html

Inspirasi Saya Tentang Tokoh Ketika saya belajar (nyantri) di pesantren, setidaknya saya sedikit mengenal tentang sebuah kitab yang berjudul Talim Al-Mutaallim karangan ulama madzhab hanafiah Burhanuddin Al-Zarnuji . Kitab fenomenal ini menjadi populer di pesantren-pesantren salaf sekaligus sebagai rujukan untuk kita selama menuntut ilmu di pesantren. Tergambarkan dengan gamblang sekali bagaimana riwayat beliau ketika menuntut ilmu dari berbagai daerah-daerah untuk berguru kepada ulama besar di dalam kitab ini. Bagaimana beliau menjelaskan metode-metode menuntut ilmu yang benar dalam islam dengan akhlaq dan budi pekerti yang mulya. Mengamalkan isi kitab ini saya rasa sangatlah berharga untuk mengerti bahwa kita seharusnya tidak sembarangan dalam belajar, terdapat akhlaq mulya yang juga harus dikuasainya. Saya secara tidak sadar terkagum-kagum bahwa penting adanya mengatur orang-orang yang diberi ilmu agar tidak salah menginterpretasikan ilmu tersebut di masyarakat. Imam Al-Zarnuji bisa dikatakan sebagai perintis dari diselamatkannya keterpurukan orangorang islam ketika ilmu tidak menjadi prioritas utama. Ketika orang-orang islam kurang membekali diri mereka dengan akhlaq yang mulia yang sudah seharusnya terkombinasikan di antara orangorang yang sedang menuntut ilmu. Itulah mengapa beliau mengarang kitab Talim Al-Mutaallim sebagai bukti kepeduliannya untuk menjadikan keterpaduan antara akhlaq dan ilmu agar hidupnya mendapat ridha dari Allah SWT. Saya begitu terinspirasi dengan nasehat-nasehat beliau yang terkandung di dalam kitabnya tersebut yang mencerminkan orientasi terhadap sikap dan perilaku yang baik dalam usaha mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Meskipun informasi mengenai sejarah hidup beliau kurang diketahui, tetapi di dalam kitab tersebut diceritakan secara jelas tentang proses perjalanan hidup beliau dalam menjadi seorang ulama yang wirai. Saya sebagai mahasiswa kedokteran tentunya juga terinspirasi untuk belajar ilmu kedokteran karena ketika membahas tentang ilmu yang boleh dan tidak boleh untuk dipelajari salah satu yang di anjurkan oleh beliau adalah belajar ilmu kedokteran untuk tujuan mengobati orang yang sakit. Itulah mengapa, walaupun sebagai seorang ulama yang ahli ilmu agama beliau tidak menutup kesempatan untuk belajar ilmu duniawi semisal kedokteran. Oleh karenanya, beliau menjadi salah satu tokoh ilmuan muslim yang termasyur dikarenakan karangannya yang sangat pokok menjadi rujukan dalam aplikasi menuntut ilmu yang haqiqi. Beliau juga memperkenalkan tentang penanaman moral dalam belajar dan menjauhi kemaksiatan. Itulah mengapa saya terinspirasi dengan beliau, melalui kitabnya saya berniat untuk mencoba menginterpretasikannya dalam belajar ilmu kedokteran mulai saat ini. Karena terdapat

metode-metode yang beliau imam Al-Zarnuji rumuskan bagi orang-orang yang berjihad menuntut ilmu di jalan Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai