4.
5.
6.
7.
8.
9.
3. interkoneksi; 4. riset dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM); 5. layanan minimal yang wajib disediakan; dan 6. penyampaian pelaporan. Penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet-switched dengan mekanisme evaluasi , penyelenggara jaringan bergerak terestrial radio trunking , dan penyelenggara jaringan tetap tertutup satelit wajib memenuhi : 1. pencapaian pembangunan; 2. pencapaian standar kualitas pelayanan; 3. riset dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM); 4. layanan minimal yang wajib disediakan; dan 5. penyampaian pelaporan. Penyelenggara jaringan bergerak seluler generasi ketiga ( 3G ) wajib memenuhi : 1. pencapaian pembangunan; 2. pencapaian standar kualitas pelayanan; 3. interkoneksi; 4. penggunaan produksi dalam negeri; 5. riset dan pengembangan Sumber Daya Manusia(SDM); 6. layanan minimal yang wajib disediakan; dan 7. penyampaian pelaporan. Penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet switched dengan mekanisme seleksi wajib memenuhi: 1. pencapaian pembangunan; 2. pencapaian standar kualitas pelayanan; 3. penggunaan produksi dalam negeri; 4. riset dan pengembangan Sumber Daya Manusia(SDM); 5. layanan minimal yang wajib disediakan; dan 6. penyampaian pelaporan. Penyelenggara jasa nilai tambah teleponi dan penyelenggara jasa multimedia wajib memenuhi: 1. pencapaian standar kualitas pelayanan dan/atau pengembangan wilayah layanan; 2. penyampaian laporan berkala; dan 3. penyampaian informasi laporan yang benar. Penilaian pemenuhan kewajiban penyelenggara jaringan dan/atau jasa telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6 dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pencapaian pembangunan dinilai berdasarkan tolok ukur sebagai berikut: 1. untuk penyelenggara jaringan tetap lokal didasarkan atas jumlah kapasitas sistem, jumlah media transmisi dan jumlah pair / core ; 2. untuk penyelenggara jaringan tetap lokal Public Switched Telephone Network (PSTN) didasarkan atas jumlah service node , jumlah kapasitas trunk gateway dan jumlah kapasitas sistem; 3. untuk penyelenggara jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas ( Fixed Wireless Access /FWA) didasarkan atas jumlah Mobile Services Switching Center (MSC), jumlah Base Station Controller (BSC), jumlah Base Transceiver System (BTS) , jumlah kapasitas sistem dan jumlah lokasi;
4. untuk penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet-switched yang menggunakan teknologi wireless melalui mekanisme evaluasi didasarkan atas jumlah site/lokasi tower, jumlah kapasitas bandwidth dan zona layanan; 5. untuk penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet-switched yang menggunakan teknologi wireline melalui mekanisme evaluasi didasarkan atas jumlah home pass, jumlah kapasitas bandwidth dan jumlah lokasi; 6. untuk penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet-switched yang menggunakan teknologi Broadband Wireless Access (BWA) melalui mekanisme seleksi didasarkan atas jumlah ibukota kecamatan yang terlayani, jumlah jumlah site/lokasi tower dan jumlah minimal kecepatan transmisi data (Kbps); 7. untuk penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet-switched yang menggunakan Very Small Aperture Terminal (VSAT) melalui mekanisme evaluasi didasarkan atas jumlah remote dan jumlah kapasitas bandwidth ; 8. untuk penyelenggara jaringan tetap sambungan langsung jarak jauh didasarkan atas jumlah kapasitas trunk dan gateway; 9. untuk penyelenggara jaringan tetap sambungan internasional didasarkan atas jumlah jaringan transmisi, jumlah media transmisi, dan jumlah pair / core; 10. untuk penyelenggara jaringan tetap tertutup yang menggunakan fiber optic didasarkan atas jumlah rute jaringan fiber optic , jumlah Point of Presence (PoP), dan jumlah minimal kapasitas bandwidth ; 11. untuk penyelenggara jaringan tetap tertutup yang menggunakan microwave link didasarkan atas jumlah Point of Presence (PoP) dan jumlah minimal kapasitas bandwidth ; 12. untuk penyelenggara jaringan tetap tertutup yang menggunakan s atelit didasarkan atas jumlah transponder; 13. untuk penyelenggara jaringan tetap tertutup yang menggunakan Very Small Aperture Terminal (VSAT) melalui jaringan hub didasarkan atas jumlah hub dan jumlah kapasitas bandwidth; 14. untuk penyelenggara jaringan tetap tertutup yang menggunakan Very Small Aperture Terminal (VSAT) jaringan remote didasarkan atas jumlah remote dan jumlah kapasitas bandwidth ; 15. untuk penyelenggara jaringan tetap tertutup yang mengguanakan fiber optic melalui SKKL Internasional didasarkan atas rute jaringan fiber optic dan jumlah kapasitas bandwidth ; 16. untuk penyelenggara jaringan bergerak terestrial radio trunking didasarkan atas jumlah switching , jumlah repeater , dan jumlah kapasitas pelanggan; 17. untuk penyelenggara jaringan bergerak seluler yang menggunakan teknologi generasi kedua (2G) didasarkan atas jumlah Mobile Switching Center (MSC), jumlah Media Gateway (MGW) , jumlah Base Station Controller (BSC), jumlah Base Transceiver System (BTS) , jumlah kapasitas sistem, dan jumlah lokasi; 18. untuk penyelenggara jaringan bergerak seluler yang menggunakan teknologi generasi ketiga (3G) didasarkan atas jumlah Mobile Switching Center ( MSC), jumlah Media Gateway (MGW) , jumlah Radio Network Control (RNC), jumlah node B , jumlah kapasitas sistem, jumlah cakupan populasi, dan jumlah lokasi; 19. untuk penyelenggara jaringan satelit didasarkan atas jumlah kapasitas sistem, jumlah kapasitas hub dan jumlah kapasitas terminal; dan
20. untuk penyelenggara jasa teleponi dasar yang menggunakan satelit didasarkan atas jumlah kapasitas sitem, jumlah C ustomer Service , jumlah billing server , dan jumlah pelanggan. 10. Penilaian persentase pencapaian pembangunan ditentukan dengan nilai rata-rata dari persentase komponen tolok ukur pencapaian pembangunan . 11. Usulan perubahan komitmen pembangunan hanya dapat diajukan untuk komitmen pembangunan tahun berikutnya. 12. Perubahan komitmen pembangunan sebagaimana dimaksud dilakukan paling banyak 2 kali dalam 5 tahun dan hanya dapat dilakukan terhadap komitmen pembangunan tahun kedua sampai dengan tahun keempat. 13. Kewajiban penggunaan produksi dalam negeri bagi penyelenggara jaringan bergerak seluler generasi ketiga ( 3G ) dan penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet switched yang menggunakan teknologi Broadband Wireless Access (BWA) dengan mekanisme seleksi dinilai berdasarkan tolok ukur sebagai berikut: 1. jumlah persentase minimal dari pengeluaran investasi pembelanjaan modal ( capital expenditure/capex ) dalam 1 tahun; 2. jumlah persentase minimal dari pengeluaran pembiayaan operasional ( operational expenditure/opex ) dalam 1 (satu) tahun. 14. Jumlah persentase kewajiban penggunaan produksi dalam negeri sebagaimana dimaksud dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 15. Kewajiban pemenuhan alokasi riset bagi penyelenggara jaringan telekomunikasi dinilai berdasarkan tolok ukur alokasi riset paling sedikit 1% (satu perseratus) dari jumlah pendapatan kotor p enyelenggara t elekomunikasi 1 (satu) tahun sebelumnya. 16. Kewajiban pemenuhan alokasi pengembangan sumber daya manusia bagi penyelenggara jaringan telekomunikasi dinilai berdasarkan tolok ukur alokasi pengembangan sumber daya manusia paling sedikit 1% (satu perseratus) dari jumlah pendapatan kotor penyelenggara telekomunikasi 1 (satu) tahun sebelumnya . -------------Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo (Gatot S. Dewa Broto, HP: 0811898504, Email: gatot_b@postel.go.id, Tel/Fax: 021.3504024). Sumber ilustrasi: www.jangantulalit.com/wp-content/uploads/2012/01/BTS-Henpon.jpg