Anda di halaman 1dari 13

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). WHO Inter Regional Symposium on Criteria for Air Quality and Method of Measurement telah menentapkan beberapa tingkat konsentrasi polusi udara dalam hubungan dengan akibatnya terhadap kesehatan maupun lingkungan sebagai berikut: Tingkat I: Konsentrasi dan waktu expose yang tidak ditemui akibat apa-apa, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tingkat II: Konsentrasi yang mungkin dapat ditemui iritasi pada panca indera, akibat berbahaya pada tumbuh-tumbuhan, pembatasan penglihatan atau akibat-akibat lain yang merugikan pada lingkungan (adverse level). Tingkat III: Konsentarasi yang mungkin menimbulkan hambatan pada fungsi-fungsi faal yang penting serta perubahan yang mungkin dapat menimbulkan penyakit menahun atau pemendekan umur (serious level). Tingkat IV: Konsentrasi yang mungkin menimbulkan penyakit akut atau kematian pada golongan populasi yang peka (emergency level). Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun). Salah satu pencemaran yang diakibatkan oleh manusia adalah pencemaran akibat emisi gas buang kendaraan bermotor yang berupa akumulasi gas
1

karbonmonoksida (CO) yang berdampak buruk bagi lingkungan maupun bagi kehidupan manusia itu sendiri. Sumber utama dari pencemaran karbonmonoksida adalah emisi gas buang kendaraan bermotor atau yang kerap kita sebut sebagai asap knalpot yang kebanyakan dihasilkan oleh mesin berbahan bakar bensin. Di Indonesia, kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan dampak negatif, baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan, seperti timbal/timah hitam (Pb), suspended particulate matter (SPM), oksida nitrogen (NOx), hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia (Ox). Di laporkan banyak terjadi keracunan CO setiap tahunnya berupa kasus kematian, baik keracunan karena kecelakaan atau bahkan dijadikan salah satu metode bunuh diri dan pembunuhan, di dalam rumah atau garasi mobil maupun pencemaran udara oleh gas buang industri. Di dunia diperkirakan 1500 orang mati setiap tahunnya karena CO. Berkaitan dengan karakteristik CO yang afinitasnya terhadap hemoglobin 250 300 kali lebih kuat daripada afinitas oksigen, CO akan membentuk ikatan karboksihemoglobin, sehingga menghambat distribusi oksigen ke jaringan tubuh, maka organ yang sangat sensitif terhadap keracunan karbon monoksida adalah organ-organ yang memerlukan oksigen dalam jumlah banyak salah satunya adalah jantung.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas terbentuklah beberapa susunan rumusan masalah yang akan dibahas secara jelas di makalah ini, yaitu : 1. Dari mana gas karbonmonoksida (CO) itu berasal ? 2. Bagaimana pengaruh gas Karbondioksida (CO) bagi kesehatan manusia?

3. Bagaimana solusi alternatif untuk mengurangi dampak pencemaran gas Karbondioksida (CO) bagi lingkungan dan manusia?

1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui secara jelas apa dampak gas Karbondioksida (CO) bagi lingkungan dan manusia. 2. Memberikan kesadaran bagi pelaku industri dan pemerintah yang berperan langsung dalam proses pencemaran limbah CO di lingkungan. 3. Untuk memberikan kewaspadaan pada masyarakat agar lebih menjaga dan jeli dalam kesehatan. 4. Memberikan solusi alternatif untuk memecahkan masalah pencemaran gas Karbondioksida (CO) di lingkungan.

1.4 Manfaat Penulisan Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah: 1. Bagi Institusi Universitas Dengan adanya penulisan makalah ini, dapat dijadikan dasar untuk lebih meningkatkan kesadaran mahasiswa untuk lebih mengedepankan kesehatan lingkungan dan dapat pula menjadi tambahan referensi bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuaannya.

2. Bagi Pembaca

Dengan adanya makalah ini dapat merupakan tambahan pengetahuan dan wawasan terhadap masalah yang terkait dengan pengaruh gas CO bagi kesehatan manusia maupun bagi linkungan sekitar.

3. Bagi penulis Selain untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh Ibu Rahmania S.Gz, makalah ini juga diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai masalah

pengaruh pencemaran gas CO bagi kesehatan manusia, penulisan makalah ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk tetap waspada akan dampak polusi itu sendiri serta upaya untuk

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pencemaran Udara Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing didalam udara dalam jumlah tertentu serta berada diudara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Bila keadaan itu terjadi maka di udara dikatakan telah tercemar. Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandinganny tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara / tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udara adalah juga atmosfer yang berada disekeliling bumi yang

berfungsi sangat penting bagi kehidupan didunia ini. Dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk bernapas, karbondioksida untuk proses

fotosintesis oleh khlorofil daun dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultra violet. Gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain gas-gas mulia, nitrogen oksida, hidrogen, methana, belerang dioksida, amonia dan lain-lain. Apabila susunan udara mengalami perubahan dari susunan keadaan normal seperti tersebut diatas dan kemudian mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang, maka udara telah tercemar. Menurut asalnya, pencemaran udar dapat dibagi menjadi dua macam, yakni : a. Pencemaran Udara Alami Adalah : Masuknya zat pencemar ke dalam udara / atmosfer, akibat prosesproses alam seperti asap kebakaran hutan, debu gunung berapi, pancaran garam dari laut, debu meteroid dan sebagainya. b. Pencemaran Udara Non- Alami

Adalah : Masuknya zat pencemar oleh aktivitas manusia, yang pada umumnya tanpa disadari dan merupakan produk sampinga, berupa gas-gas beracun, asap, partikel-partikel halus, senyawa belerang, senyawa kimia, buangan panas dan buangan nuklir.

2.2 Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor

Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Jumlah kendaraan bermotor yang terus bertambah menjadi salah satu penyebabnya. Beberapa studi epidemiologi dapat menyimpulkan adanya hubungan yang erat antara tingkat pencemaran udara perkotaan dengan angka kejadian (prevalensi) penyakit pernapasan. Pencemaran udara ini berupa emisi gas buang atau yang biasa kita sebut dengan asap knalpot, muncul karena adanya proses pembakaran. Adapun pengertian dari pembakaran adalah proses oksidasi yang cepat suatu bahan bakar dan pembakaran yang komplit hanya mungkin jika ada suatu oksigen cukup. Tujuan dari pembakaran yang baik adalah melepaskan seluruh panas yang terdapat dalam bahan bakar. Komponen utama bahan bakar fosil yang beberapa di antaranya digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, adalah hidrogen (H) dan karbon (C). Pada pembakaran bahan bakar yang sempurna maka yang dihasilkan adalah gas CO2 dan H2O. Pembakaran yang sempurna ini terjadi hanya jika ada pasokan oksigen yang cukup. Jika tidak sempurna, maka akan dihasilkan senyawa hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), timbal, serta nitrogen oksida (NOx) pada kendaraan berbahan bakar bensin (Pertiwi, 2007). Diantara gas-gas yang beracun tersebut, yang perlu lebih banyak mendapat perhatian adalah gas CO (karbon monoksida) karena pengaruhnya yang besar terhadap kesehatan manusia.

2.3 Karbonmonoksida Karbon monoksida (CO) adalah suatu gas tidak berwarna, tidak berbau yang dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna material yang mengandung zat arang atau bahan organik, baik dalam alur pengolahan hasil jadi industri, ataupun proses di alam lingkungan. Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan oksigen. Satuan
6

konsentrasi CO di udara adalah ppm atau parts per million. Untuk mengukur kadar CO tersebut, digunakan gas analyzer dengan satuan persen volume. CO dapat terbentuk secara alamiah, tetapi sumber utamanya adalah dari kegiatan manusia. Karbonmonoksida yang berasal dari alam termasuk dari lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan badai listrik alam. Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan bakar bensin. Berdasarkan estimasi, jumlah CO dari sumber buatan diperkirakan mendekati 60 juta Ton per tahun. Separuh dari jumlah ini berasal dari kendaraan bermotor yang menggunakan bakan bakar bensin dan sepertiganya berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan minyak dari industri dan pembakaran sampah domestik. Didalam laporan WHO (1992) dinyatakan paling tidak 90% dari CO diudara perkotaan berasal dari emisi kendaraan bermotor. Selain itu asap rokok juga mengandung CO, sehingga para perokok dapat memajan dirinya sendiri dari asap rokok yang sedang dihisapnya. Sumber lain CO adalah gas arang batu yang mengandung kurang lebih 5% CO, alat pemanas berbahan bakar gas, lemari es gas, kompor gas, dan cerobong asap yang bekerja tidak baik.

2.4 Pengaruh Gas Karbonmonoksida ( CO ) Gas karbon monoksida atau CO merupakan pencemar udara yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia maupun hewan dan tumbuhan. Bahaya gas CO bagi manusia sendiri dapat menyebabkan kematian apabila menghirup gas CO dengan konsentrasi yang tinggi. Dan gas CO pada konsentrasi rendah juga dapat mengganggu kesehatan pada manusia. Dampak terhadap kesehatan yang ditimbulkan dari emisi gas buang adalah peningkatan kadar CO pada darah yang akan menghambat fungsi hemoglobin dalam membawa O2 dari paru-paru ke seluruh tubuh, hal ini disebabkan oleh emisi gas CO bereaksi dengan hemoglobin (Hb) di dalam darah sehingga menghasilkan karboksihemoglobin: O2Hb + CO COHb + O2

sehingga dapat mengurangi suplai oksigen yang akan diangkut oleh hemoglobin ke sel sel tubuh yang membutuhkan oksigen itu sendiri. Selain itu, CO dalam kadar 10 ppm dapat mengganggu ketajaman penglihatan, CO dalam kadar 100 ppm menimbulkan sakit kepala dan gelisah, 250 ppm menimbulkan kehilangan kesadaran, 750 ppm menyebabkan kematian setelah pinsan, 1000 ppm menyebabkan mati seketika (Needlemen dan Gatsonis, 1996). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Tandjung (2002), menyimpulkan bahwa wanita hamil yang tinggal di sekitar lalu lintas padat sehingga terpajan gas CO dan ozon dengan level tinggi mempunyai kemungkinan melahirkan bayi cacat jantung 3 kali lipat dibandingkan dengan wanita hamil yang berada dalam lingkungan udara bersih. Menurut evaluasi WHO (1978), kelompok penduduk yang peka (penderita penyakit jantung atau paru-paru) tidak boleh terpajan oleh CO dengan kadar yang dapat membentuk COHb di atas 2,5%. Kondisi ini ekivalen dengan pajanan oleh CO dengan kadar sebesar 35 mg/m3 selama 1 jam, dan 20 mg/mg selama 8 jam. Oleh karena itu, untuk menghindari tercapainya kadar COHb 2,5-3,0 % WHO menyarankan pajanan CO tidak boleh melampaui 25 ppm (29 mg/m3) untuk waktu 1 jam dan 10 ppm (11,5 mg/mg3) untuk waktu 8 jam

2.5 Solusi Alternatif Untuk Menangani Pencemaran Karbonmonoksida Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini dapat kita ambil pelajaran dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya yaitu dengan cara : 1. Menghilangkan polutan Pb pada BBM, dengan mengendalikan bahan bakar yang akan digunakan oleh kendaraan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggantikan TEL (Tetra Ethil Lead) dengan anti knocing lain yang tidak mengandung Pb (Santi, 2001).

2. Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.

3.

Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.

4.

Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi emisi kendaraan yang dihasilkan.

5.

Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering diistilahkan dengan polisi tidur justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan memperlambat laju sehingga memperbanyak emisi gas buang yang dihasilkan

. 6. Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.

7. Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi efek pencemaran akibat emisi gas buang kendaraan.

8. Pemerintah harus Memastikan bahan bakar yang di pasarkan adalah bahan bakar yang berkualitas sehingga dapat terbakar sempurna dalam proses pembakaran sehingga tidak menghasilkan emisi gas yang membahayakan lingkungan

10

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Gas CO (karbonmonoksida) merupakan gas yang sangat berbahaya bagi manusia. CO dapat terbentuk secara alamiah, tetapi sumber utamanya adalah dari kegiatan manusia. Karbonmonoksida yang berasal dari alam termasuk dari lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan badai listrik alam. Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan bakar bensin Gas ini muncul karena reaksi pembakaran yang kurang sempurna pada kendaraan bermotor. Di seluruh dunia diperkirakan 1500 orang mati setiap tahunnya karena gas CO ini. Hal ini dikarenakan gas CO memiliki afinitas terhadap hemoglobin 250 300 kali lebih kuat daripada afinitas oksigen, sehingga apabila gas CO masuk kedalam tubuh manusia maka akan lebih mudah untuk membentuk ikatan karbooksihemoglobin daripada ikatan oksihemoglobin yang berfungsi untuk mengangkut oksigen, sehingga dengan terbentuknya ikatan

karbooksihemoglobin akan menghambat distribusi oksigen ke jaringan tubuh, sehingga organ yang sangat sensitif terhadap keracunan karbon monoksida adalah organ-organ yang memerlukan oksigen dalam jumlah banyak salah satunya adalah jantung.

3.2 Saran

Gas CO merupakan gas yang amat berbahaya dan dapat membahayakan manusia. Gas CO merupakan hasil sampingan dari pembakaran kendaraan bermotor yang tidak sempurna, apabila seseorang terpajaan gas CO dalam jumlah yang banyak maka dapat mengganggu kesehatannya ,
11

sehingga perlu adanya tindak lanjut dalam menghadapi efek negatif tersebut baik itu dari Pemerintah maupun dari masyarakat, seperti memastikan bensin atau bahan bakar lain yang terdapat dipasaran merupakan bahan bakar yang berkualitas sehingga hasil sampingan seperti gas CO yang merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna tidak tercipta. Sedangkan masyarakat juga dapat ikut memberikan kontribusi dalam mengurangi pencemaran gas CO itu dengan cara menanam pohon dilingkungan sekitarnya untuk mengurangi dampak negatif dari emisi gas itu sendiri dan tidak menebangi pohon- pohon yang telah ada.

12

DAFTAR PUSTAKA

Needlemen and Gatsonis. 1996. Healts Effects Outdoor Air Pollution. American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine. Pertiwi, Dianing. 2007. Pengaruh Emisi Gas Buang Terhadap Tingkat Pencemaran Udara Di Jalan Raya Subah (Ruas Jalan Antara Semarang Pekalongan).

http://etd.eprints.ums.ac.id/10899/1/a)_cover.pdf diakses pukul 16.34 WIB, tanggal 18 Desember 2012. Santi, Devi N. 2001. Pencemaran Udara Oleh Timbal (Pb) Serta Penanggulangannya. http://library.usu.ac.id/download/fk/fk-Devi3.pdf diakses pada tanggal 17 Maret 2012. Thandjung. 2002 . Polusi Emisi Gas Buang Bahayakan Kesehatan . Yogyakarta : Kanisius World Health Organization . 1978 . Environmental Health Criteria No. 7.Photochemical oxidants. Geneva

13

Anda mungkin juga menyukai