Anda di halaman 1dari 1

1.

Rangkuman Karya tulisan dibangi menjadi dua genus yakni, fiksi yang terdiri atas cerpen, novel, drama, dan puisi. Lalu, genus nonfiksi yang terdiri atas berita, kritik, esai, dan kolom. Pada dasarnya modal menulis adalah memiliki kemauan, harus menjadi dirinya sendiri beserta plus minusnya, menyadari bahwa membaca adalah belajar, terbuka menerima lintasan pengaruh. Diingatkan pula, pada saatnya nanti seorang penulis mesti berani menerjang bahasa baku berkaitan dengan gaya yang personal dan visi yang individual. Keberanian menerjang bahasa baku meliputi ejaan-ejaannya dalam kasad gaya yang personal dan visi yang individual ujungnya bertumpu pada apresiasi tentang kebebasa, istilahnya licentia poetica yang merupakan suatu apresiasi atas kebebasan mencipta karya tulis. Ada duabelas pengetahuan tentang gaya bahasa yang hendak kita cantumkan di sini sebagai kekayaan bahasa kita, yaitu: 1) Aliterasi 2) Antanaklasis 3) Antitesis 4 )Khiasma 5) Eufisme 6) Metafora 7) Oksimoron 8) Paraleipsis 9) Paronomasia 10) Silepsis 11) Similis 12) Zeugma. Dasarnya, jangan lupa, tulisan harus memberikan sesuatu yang membuat kita tahu atas segala hal. Apa yang kita puas karena mengetahui pelbagai hal dari tulisan yang kit abaca itu secara asasi kita sebagai pengetahuan. Pada hakikatnya semua pengetahuan yang kita peroleh dari membaca atas hal-hal yang ingin kita ketahui karena belum sepenuhnya tahu. Kalau menilik sejarah bahasa Indonesia, yang berpangkal pad abahasa Melayu, di situ didapatkan sejumlah kosakata yang berkembang dari antara konfusi dan kontaminasi, tetapi sah menurut widya etimologi seperti: 1) Aferesis 2) Apokop 3) Epentesis 4) Metatesis 5) Paragog 6) Parotri 7) Prototeis 8) Poikilos 9) Sinkop 10) Varian.

Anda mungkin juga menyukai