Anda di halaman 1dari 3

A. Faktor resiko 1.

Konsumsi alkohol oleh ibu hamil Konsumsi alkohol oleh ibu hamil bisa menyebabkan sindroma alkohol pada janin dan obatobat tertentu yang diminum oleh ibu hamil juga bisa menyebabkan kelainan bawaan seperti atresia ani. 2. Ibu dan bayi yang memiliki resus yang berbeda memiliki resiko yang tinggi terhadap kejadian atresia ani. 3. Teratogenik Teratogen adalah setiap faktor atau bahan yang bisa menyebabkan atau meningkatkan resiko suatu kelainan bawaan seperti atresia ani ini. Teratogenik ini dapat berupa radiasi, racun, dan obat-obatan yang dikonsumsi ibu pada saat prenatal. 4. Kekurangan konsumsi zat gizi yang penting untuk pertumbuhan bayi yaitu asam folat. 5. Semakin tua usia seorang wanita ketika hamil (terutama diatas 35 tahun) maka semakin besar kemungkinan terjadinya kelainan atresia ani pada janin yang dikandungnya (Hidayat, 2005). 6. Ras Kaukasia dan kulit berwarna memiliki resiko yang lebih tinggi. Pada ras negro memiliki resiko yang paling rendah (Masrochah, 2011).

B. Klasifikasi Klasifikasi secara fungsional: 1. Tanpa anus dengan dekompresi adekuat traktus gastrointestinalis dicapai melalui saluran fistula eksterna. Kelompok ini terutama terjadi pada perempuan dengan fistula rektovagina yang relatf besar. Fistula ini sering diintervensi dengan cara dilatasi, sehingga mendapatkan dekompresi usus yang adekuat sementara waktu. 2. Tanpa anus dan tanpa fistula traktus yang tidak adekuat untuk jalan keluarnya feses. Pada kelompok ini tidak ada mekanisme apapun untuk menghasilkan dekompresi spontan kolon, sehingga memerlukan intervensi bedah (Suriadi dan Yuliani, 2001).

Klasifikasi Atresia ani berdasarkan letaknya: 1. Letak tinggi,apabila rektum berakhir diatas muskulus levator ani (muskulus pubokoksigeus) 2. Letak intermediet, apabila akhiran rektum terletak di muskulus levator ani

3. Letak rendah, apabila akhiran rektum berakhir di bawah muscular levator ani. (Faradila, 2009) Perempuan Letak Tinggi 1. Agenesis anorektal: Dengan fistula rektovagina Tanpa fistula rektovagina 1. Agenesis anorektal: Dengan fistula rektoprostatik uretral Tanpa fistula Laki-laki

1. Atresia rektal 2. Malformasi kloaka Letak Intermediet 1. Fistula rektovestibuler 2. Fistula rektovaginal 3. Agenesis ani tanpa fistula Letak Rendah 1. Fistula anovestibuler 2. Fistula anokutaneus 3. Stenosis ani 4. Malformasi lain (jarang) (Wahid, 2009)

2. Atresia rektal

1. Fistula rektobulbar uretral 2. Agenesis ani tanpa fistula

1. Fistula anokutaneus 2. Stenosis ani 3. Malformasi lain (jarang)

C. Komplikasi Komplikasi pada penderita atresia ani antara lain: 1. Asidosis hiperkloremia 2. Infeksi saluran kemih yang berkepanjangan 3. Kerusakan uretra (diakibatkan oleh prosedur bedah) 4. Konstipasi 5. Penurunan permeabilitas usus 6. Komplikasi jangka panjang: Eversi mukosa anal Stenosis (akibat kontriksi jaringan perut dianastomosis

7. Inkontinensia (akibat stenosis awal atau impaksi) 8. Prolaps mukosa anorektal (Sari, 2012)

Sumber Pustaka: Hidayat, A. Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 2. Jakarta : Salemba Medika www.fkui.co.id Suriadi dan yuliani, Rita. 2001. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi I. Jakarta: Fajar Interpratama Masrochah, Siti. 2011. Modul TRL II Atresia Ani Sari, Ratna Eka Puspita. 2012. Presentasi Kasus Atresia Ani Faradila, Nova dkk. 2009. Anestesi pada Tindakan Posterosagital Anorektoplasti pada Kasus Malformasi Anorektal Wahid, Odih Rhomdani. 2009. Evaluasi Posterosagital Anorektoplasty pada Atresia Ani di Sub Bagian Bedah Anak RS Dr Sardjito Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai