Anda di halaman 1dari 11

Modul Pendidikan Agama Islam 3 SMA Negeri 10 Samarinda

21








Standar Kompetensi :
2. Meningkatkan keimanan kepada Qadha dan Qadar.

Kompetensi Dasar:
2.1 Menjelaskan pengertian qadha dan qadar
2.2 Menjelaskan takdir, Iktiar dan tawakkal
2.3 Menjelaskan pentingnya manusia beriman kepada qadha dan qadar
2.4 Menunjukkan prilaku beriman kepada qadha dan qadar
2.3 Menerapkan hikmah beriman kepada qadha dan qadar

Tujuan Pembelajaran:
Dengan mempelajari materi iman kepada qadha dan qadar ini diharapkan siswa dapat:
(1) Menjelaskan pengertian Iman kepada qadha dan qadar
(2) Menjelaskan takdir, Iktiar dan tawakkal
(3) Menjelaskan pentingnya manusia beriman kepada qadha dan qadar
(4) Menunjukkan prilaku beriman kepada qadha dan qadar
(5) Menerapkan hikmah beriman kepada qadha dan qadar





Modul Pendidikan Agama Islam 3 SMA Negeri 10 Samarinda

22






a. Berniatlah mempelajari materi ini untuk meningkatkan keimanan khususnya iman
kepada qadha dan qadar
b. Berdoalah agar Allah yang maha memiliki ilmu membukakan pemahaman dan
membimbing kita untuk beriman kepada qadha dan qadar, dan memberikan
hidayahNya.
c. Bacalah Quran surah Al Hadiid [57] ayat 22-24 berikut dan cermati terjemahnya,
semoga mendapatkan keberkahan dari kemuliaan Al quran
!. ,!. _. ,,.. _ _ _ >.. | _ .. _. _, !>.
| .l: _ls < ,. __ ,>l .!. _ls !. >.! `>. !.,
.., < > _ _!.>: `> __ _.] _l>,, '.!, _!.l
_>,l!, _. _., | < > _.-l .,.>' __
22. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan Telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum
kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah.
23. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita
terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira
terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu dan Allah tidak menyukai setiap
orang yang sombong lagi membanggakan diri,
24. (yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir dan
barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya
Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

d. Sebelum mempelajari materi iman kepada qadha dan qadar ini setiap siswa perlu
menyimak pertanyaan dan jawaban berikut sebagai pengetahuan dasar, yaitu;
(1) Apakah yang disebut iman ?
Jawab: Iman artinya yakin atau percaya
(2) Bagaimana kedudukan iman dalam agama?
Jawab:
Dalam ajaran Islam, keiislaman berbicara masalah lahir (ibdah ritual),
sedangkan keimanan berbicara masalah batin (keyakinan). Keislaman
Kegiatan Pendahuluan
Modul Pendidikan Agama Islam 3 SMA Negeri 10 Samarinda

23

seseorang dianggap tidak sempurna apabila tidak ada iman dalam hatinya,
demikian juga sebaliknya iman tidak sempurna apabila tidak ada Islam yang
ditunjukkan dengan ibadah ritualnya. Namun demikian keimanan memiliki
kedudukan yang lebih tinggi dari keislaman
(3) Apa sajakah yang perlu diimani dalam agama Islam ?
Jawab: Rasulullah saw menetapkannya dalam hadits Jibril,

.
Engkau beriman kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para
rasulNya, kepada Qadha dan qadar dan engkau beriman kepada takdir, yang
baik maupun yang buruk. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)





































Modul Pendidikan Agama Islam 3 SMA Negeri 10 Samarinda

24






Ada beberapa pengertian qadha
menurut bahasa, dalam Al Quran kata qadha
diulang dengan pengertian yang berbeda, yaitu:
a. Hukum atau keputusan terdapat dalam Al Quran surah An Nisa [4] ayat 65
. .> _ .. l>> !.. ,. .l. !.,l`.
Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap
putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.

b. Ketetapan terdapat dalam Al Quran surah Al Isra [17] ayat 4
!.,. _|| _., _,,`.| _ ..>l
Dan Telah kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu .
c. Perintah, terdapat dalam Al Quran surah Al Isra [17] ayat 23
_. ,, .,-. | :!`,| _.]l!, !...>|
Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya.

d. Mewujudkan atau menjadikan, terdapat dalam Al Quran surah Fusilat [41]
ayat 12
_..1 _,. ,... _ _,.,
Maka dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa.
e. Kehendak, terdapat dalam Al Quran surah Ali Imran [3] ayat 47
:| _. . !..| `_1, .l _ `>, __
. apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, Maka Allah Hanya cukup
Berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia.

Menurut istilah qadha adalah perkara yang Allah tetapkan pada makhlukNya
dalam bentuk penciptaan, peniadaan atau perubahan sejak azali.

(ditetapkan dalam
Kegiatan Inti
A. Bacalah uraian berikut, untuk dapat memahami dengan baik keimanan
pada qadha dan qadar!
1. Pengertian qadha

Modul Pendidikan Agama Islam 3 SMA Negeri 10 Samarinda

25

lauhul mahfudz, sebelum terciptanya langit dan bumi). Diantara contoh qadha adalah
hadis berikut yang artinya:
Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam
bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging,
kemudian Allah mengutus malaekat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan
empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan
hidupnya) sengsara atau bahagia. (HR.Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin
Masud).

Ada beberapa pengertian qadar menurut
bahasa, dalam Al Quran kata qadha diulang dengan
pengertian yang berbeda, yaitu:
1. Kekuasaan atau kemampuan, terdapat dalam Al Quran surah Al baqarah [2]
ayat 236
_>`-.. _ls _.. .:'. _ls .1.l .:'. !-... .'-.l!,
. orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang miskin
menurut kemampuannya (pula) .

2. Ketentuan atau kepastian, terdapat dalam Al Quran surah Al Mursalat [77]
ayat 23
!..1 -. '..1l
Lalu kami tentukan (bentuknya), Maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan

3. Ukuran, terdapat dalam Al Quran surah Ar raad [13] ayat 17
_. _. ,!..l ,!. l!. ,: !>.1,
Allah Telah menurunkan air (hujan) dari langit, Maka mengalirlah air di
lembah-lembah menurut ukurannya .

4. Mengatur dan menentukan sesuatu menurut batas-batasnya, terdapat dalam Al
Quran surah Fusilat [41] ayat 10
. !, !: _ -, ,!`,
. dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam
empat masa .
Menurut istilah qadar adalah perkara yang Allah tetapkan sesuai ukuran atau
kadar tertentu pada waktu terjadinya.

2. Pengertian qadar

Modul Pendidikan Agama Islam 3 SMA Negeri 10 Samarinda

26

Meskipun ada ulama yang
memandang qadha dan qadar adalah
kesatuan makna yang tidak dapat dipisahkan, namun sebagian ulama lain berpandangan
bahwa qadha dan qadar adalah dua istilah berbeda. Menurut ulama Asyariyah
(diantara tokoh utamanya Abu Hasan Al Asyari) qada merupakan kehendak Allah
dalam azalnya mengenai segala hal dan keadaan baik atau buruk, sedangkan qadar
merupakan perwujudan kehendak Allah terhadap semua makhluk-makhluknya. Jadi
qadha bersifat qadim (lebih dahulu ada) dan qadar bersifat hudus (baru).
Demikian pula menurut Imam Nawawi bahwa qadar atau takdir adalah semua
perkara atau benda yang ada di alam ini telah ditentukan dan ditetapkan menurut garisan
yang dibuat oleh Allah swt sebelum sesuatu itu berlaku dan terjadi.

Taqdir adalah istilah lain dari qadar, sebagaimana Firman
Allah surah Al-Furqaan [25] ayat 2
_l> _ ,`_: .:.1 ,.1. _
dan dia Telah menciptakan segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya
(takdirnya)

Takdir dibedakan menjadi dua;
a. Taqdir Mubram, yaitu ketentuan Allah swt yang pasti terjadi dan tidak dapat diubah
oleh manusia. Pengertian ini sesuai dengan Al Quran surah Yunus [10] ayat 49

_ ,l. _..l . !-. | !. ,!: < _>l . _> :| ,l> `l>
`>:.`., s!. `..1.`.
Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula)
kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah". tiap-tiap umat
mempunyai ajal apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).

b. Taqdir Muallaq, yaitu taqdir yang di dalamnya terlibat usaha manusia. Pengertian
ini sesuai dengan Al Quran surah Ar Raad [13] ayat 11;
_| < ,-`, !. ,1, _.> ,-`, !. ..!,
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.


3. Keterkaitan Qadha dan Qadar
4. Takdir
Modul Pendidikan Agama Islam 3 SMA Negeri 10 Samarinda

27

Ikhtiar adalah usaha manusia untuk mendapatkan rahmad
Allah antara lain berupa kesenangan, kebahagiaan, kesejahtraan.
Menurut Ibnu Sina, ikhtiar diartikan sebagai kekuatan untuk memilih (power of choice).
Kekuatan memilih ini berdasarkan atas daya dan pengetahuan yang diberikan Allah
SWT melalui upaya dan intelek manusia, sehingga ia dapat memilih sesuatu yang akan
dikerjakan atau tidak dikerjakan.
Ikhtiar diperintahkan Allah pada manusia dan setiap ikhtiar yang dilakukan
manusia dinilai sebagai sebuah kebaikan atau amal sholeh yang akan mendapatkan
pahala. Demikian pula Allah amat murka terhadap orang yang tidak mau berikhtiar atau
berputus asa mengharapkan rahmad Allah, orang seperti ini sama dengan kafir. Allah
berfirman dalam Al Quran surah Yusuf [12] ayat 87
.:,!. _. _ < ..| _:,!, _. _ < | `1l `.>l
. dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".

Ikhtiar dapat dalam bentuk mengatasi masalah, menjadikan kehidupan lebih
baik, menghindarkan diri dari kemudharatan termasuk berdoa kepada Allah. Diantara
contoh ikhtiar dapat disimak dari hadits dan peristiwa berikut:
1. Pada suatu hari Nabi Muhammad saw melihat seorang pengemis yang meminta
sedekah, meskipun pengemis tersebut berhak menerima sedekah dari Baitul Mal
akan tetapi Nabi ingin agar pengemis tersebut mengubah nasibnya. Nabi
memanggil pengemis itu dan bertanya: adakah sesuatu yang kamu miliki di
rumah? pengemis itu menjawab: ya, saya memiliki permadani dan sebuah
nampan. Nabi berkata: bawa kemari barang tersebut! kemudian nabi
menawarkannya kepada sahabat yang lain dan terjual seharga limabelas dinar,
lalu nabi menyerahkan uang tersebut pada pengemis dan menasehatkannya
agar separuh untuk dijadikan modal usaha dan separuhnya untuk mencukupi
kebutuhan keluarga
2. Suatu ketika khalifah Umar bin Khattab ra dan para sahabat berada dalam
perjalanan menuju suatu daerah untuk mengadakan inspeksi, kemudian beluai
mendapat laporan bahwa daerah yang akan dikunjungi sedang terjangkit
penyakit taun (sampar) yang menular. Mendengar berita tersebut khalifah
Umar dan rombingan mengurungkan niatnya untuk kembali ke Madinah,
seorang sahabat bernama Abu Ubaidillah bin Jarroh bertanya: wahai khalifah
5. Ikhtiar
Modul Pendidikan Agama Islam 3 SMA Negeri 10 Samarinda

28

mengapa tuan lari dari taqdir Allah? Khalifah Umar menjawab:betul kita
lari dari takdir Allah, dan pergi menuju takdir Allah pula.
3. Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab, seorang pencuri tertangkap dan
dibawa kehadapan Khalifah Umar. Mengapa engkau mencuri? tanya
Khalifah. Pencuri itu menjawab, Memang Allah sudah mentakdirkan saya
menjadi pencuri. Mendengar jawaban demikian, Khalifah Umar marah, lalu
berkata, Pukul saja orang ini dengan cemeti, setelah itu potonglah
tangannya!. Orang-orang yang ada disitu bertanya, Mengapa hukumnya
diberatkan seperti itu?Khalifah Umar menjawab, Ya, itulah yang setimpal. Ia
wajib dipotong tangannya sebab mencuri dan wajib dipukul karena berdusta
atas nama Allah.
4. Bersabda Rasulullah shollallahu alaih wa sallam: Tidak ada yang dapat
menolak taqdir (ketentuan) Allah taala selain doa. Dan Tidak ada yang dapat
menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik. (HR
Tirmidzi 2065)

Setiap yang ditakdirkan Allah pada manusia adalah baik sekalipun ada taqdir
dalam pandangan manusia buruk karena sesungguhnya Allah adalah sumber kebaikan
bukan sumber keburukan, hadis nabi: Dan keburukan tidak dinisbatkan kepadaNya.
(HR. Muslim). Diantara taqdir baik yang dapat dipandang manusia sebagai takdir buruk
seperti yang tergambar dalam firman Allah surah Ar rum ayat 41, Telah nampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka.

Secara sederhana tawakkal berarti menyerahkan segala
urusan atau keputusan kepada Allah (berserah diri). Beberapa
pengertian tawakkal menurut para ulama, antara lain:
a. Ibnu Abbas berpendapat tawakkal adalah percaya sepenuhnya kepada Allah
Taala.
b. Al Hasan Al Bashri berpendapat tawakkal adalah Ridho kepada Alloh Taala.
c. Ibnu Rojab Al Hanbali berpendapat tawakkal adalah bersandarnya hati dengan
sebenarnya kepada Allah Taala dalam memperoleh kemashlahatan dan menolak
bahaya, baik urusan dunia maupun akhirat secara keseluruhan.
5. Tawakkal
Modul Pendidikan Agama Islam 3 SMA Negeri 10 Samarinda

29

Tawakkal kepada Allah merupakan perintah Allah sebagaimana terdapat dalam
Al Quran surah Ali Imran [3] ayat 159
:| .s _. _ls < | < > _..l
Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Demikian pula Nabi Muhammad saw mengajarkan untuk bertawakkal, seperti
yang diceritakan dalam hadis berikut:
Pada zaman nabi Muhammad SAW pernah terjadi bahwa seorang Arab Badui datang
menghadap nabi. Orang itu datang dengan menunggang kuda setelah sampai ia turun
dari kudanya dan langsung menghadap nabi tanpa terlebih dahulu mengikat kudanya.
Nabi menegur orang itu, Kenapa kuda itu tidak engkau ikat?. Orang Arab Badui itu
menjawab, Biarlah, saya bertawakkal kepada Allah. Nabi pun bersabda, Ikatlah
kudamu, setelah itu bertawakkalah kepada Allah.
Tawakkal kepada Allah penting bagi setiap mukmin kerena akan
menjauhkannya dari perbuatan syirik, firman Allah surah At Taghaabun [64] ayat 13
< .l| | > _ls < _.,l _`...l
(Dia-lah) Allah tidak ada Tuhan selain Dia. dan hendaklah orang-orang mukmin
bertawakkal kepada Allah saja.
Dalam Al Quran Allah menjelaskan balasan di dunia bagi orang yang tawakkal,
yaitu surah Ath Thalaq [65] ayat 3
_. _., _ls < .,`.>
dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya.
dalam sebuah hadis Nabi juga menjelaskan keutamaan orang yang tawakkal:
Rasulullah saw bersabda: Sungguh seandainya kalian bertawakal kepada Allah
dengan sebenar-benarnya niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana burung-
burung, mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam
keadaan kenyang. (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hakim)

Selain itu juga bagi yang bertawakkal akan mendapatkan balasan akhirat, dalam
sebuah hadis Nabi bersabda:
Wahai Abdul Qais aku ingin mengajarmu suatu kalimat yang merupakan kekayaan
surga, yaitu lahaula wala quwata illa billah(tidak ada upaya dan kekuatan kecuali
dengan pertolongan Allah. (Hr. Mutafaqqun alaihi)



Modul Pendidikan Agama Islam 3 SMA Negeri 10 Samarinda

30




Beriman kepada qadha dan qadar merupakan salah satu rukun iman, yang mana
iman seseorang tidaklah sempurna dan sah kecuali beriman kepadanya. Ibnu Abbas
pernah berkata, "Qadar adalah nidzam (aturan) tauhid. Barangsiapa yang mentauhidkan
Allah dan beriman kepada qadar, maka tauhidnya sempurna. Dan barangsiapa yang
mentauhidkan Allah dan mendustakan qadar, maka dustanya merusakkan tauhidnya"
(Majmu' Fataawa Syeikh Al-Islam, 8/258).
Oleh karena itu, iman kepada qadha dan qadar ini merupakan faridhah dan
kewajiban yang harus dilakukan setiap muslim dan mukmin. Hal ini berdasarkan
beberapa hadits berikut ini:
1. Sekiranya Allah swt. menyiksa penduduk langit dan bumi, maka Dia sungguh
melakukannya tanpa menzalimi mereka. Dan sekiranya Dia mengasihi mereka,
maka rahmat-Nya lebih baik daripada amal mereka. Dan sekiranya kamu
memiliki emas seperti Gunung Uhud atau semisalnya, lalu kamu infakkan di
jalan Allah, maka Dia tidak akan menerimanya sehingga kamu beriman
terhadap qadar dan kamu mengetahui bahwa apa yang ditakdirkan menimpamu
tidak akan meleset darimu dan apa yang ditakdirkan bukan bagianmu tidak
akan mengenaimu, dan sesungguhnya jika kamu mati atas (aqidah) selain ini,
maka niscaya kamu masuk neraka. (HR. Ahmad, dari Zaid bin Tsabit)
2. Siapa yang tidak ridha dengan qadja-Ku dan qadar-Ku dan tidak sabar
terhadap bencana-Ku yang aku timpakan atasnya, maka hendaklah mencari
Tuhan selain Aku. (H.R.Tabrani)





Untuk mengetahui prilaku yang mencerminkan keimanan pada qadha dan qadar
dapat disimak beberapa ayat Al Quran dan hadis berikut:

1. QS. An-Nahl [16] ayat 53

!. >, _. .-. _. < . :| `>.. .l ,l| `:>
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya),
dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, Maka Hanya kepada-Nya-lah kamu
meminta pertolongan.
6. Pentingnya beriman kepada qadha dan qadar

7. Prilaku yang mencerminkan beriman Kepada Qadha dan Qadar
Modul Pendidikan Agama Islam 3 SMA Negeri 10 Samarinda

31


2. Hadis Nabi Muhammad saw.:
"Adam dan Musa berbantah-bantahan. Musa berkata, 'Wahai, Adam, Anda
adalah bapak kami yang telah mengecewakan dan mengeluarkan kami dari
surga. Lalu Adam menjawab, 'Kamu, wahai Musa yang telah dipilih Allah
dengan Kalam-Nya dan menuliskan untkmu dengan Tangan-Nya, apakah kamu
mencela kepadamu atas suatu perkara yang mana Allah telah menakdirkan
kepadaku sebelum aku diciptakan empat puluh tahun?' Maka Nabi bersabda,
'Maka, Adam telah membantah Musa, Adam telah membantah Musa.'" (HR.
Muslim)


Dengan beriman
kepada qadha dan
qadar, banyak hikmah yang penting untuk kehidupan dunia dan akhirat, antara lain:
a. Menjadi orang yang bersyukur dan bersabar
b. Tidak memiliki sifat sombong
c. Tidak mudah putus asa (selalu optimis dan giat bekerja)
d. Menjadikan jiwanya tenang




7. Hikmah Beriman kepada Qada dan qadar

Anda mungkin juga menyukai