Anda di halaman 1dari 2

Ujikeamanandanketoksikanpraklinik Dr.dr.EMSutrisna,MKes 1.

Uji Ketoksikan akut Dilakukan uji pendahuluan dengan membagi tikus dalam 5 kelompok dengan masing masing 5 ekor tikus untuk mendapatkan kisaran LD50-nya. Setelah didapatkan hasil kisaran LD-50, dilakukan uji definitive untuk menentukan LD-50. Caranya sebagai berikut: tikus dikelompokkan menjadi 5 dengan masing masing kelompok 10 ekor. Kemudian ditimbang. Berdasar hasil uji pendahuluan ditentukan 5 peringkat dosis pada masing masing kelompok. Masing masing kelompok diberi ekstrak etanol Jaka Tua, dengan konsentrasi sesuai peringkat dosisnya secara intra peritoneal. Sesaat setelah diberi pajanan obat , maka dilakukan pengamatan hewan uji tersebut selama 14 hari yang meliputi: a. gejala klinis (perilaku, gerakan, kepekaan terhadap rangsang,ukuran pupil, pernafasan, vulva, kelenjar mama, konjungtiva,kelopak mata, bola mata, diare, dan keadaan umum) b. perubahan berat badan c. jumlah hewan yang mati masing masing kelompok d. pemeriksaan hematlogi dan biokimia e. histopatologi organ hati, ginjal, lambung, jantung, paru, uterus & ovarium (Loomis, 1978). 2.Uji ketoksikan subkronis Hewan uji dikelompokkan dalam 1 kelompok. dengan 10 ekor tikus. Semua tikus ditimbang. Kemudian masing masing kelompok diberikan ekstrak etanol P. angulata Linn. Konsentrasi sesuai kelompok peringkat dosis secara oral selama 3 bulan (90 hari). Pengamatan hewan uji dilakukan pada hari ke nol (sebelum pemberian ekstrak uji) dan pada akhir pemberian obat. Perubahan yang diamati pada tikus tersebut yang meliputi: a. Berat badan b. Gejala klinis umum melalui pengamatan fisik c. Pemeriksaan hematologi (jumlah eritrosit, lekosit, hemoglobin, SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, gula darah, protein total, albumin, globulin).

d. Pada akhir masa uji beberapa hewan uji pada masing masing kelompok dikorbankan lalu diambil organnya (hati, lambung, jantung, ginjal, uterus dan ovarium) (Loomis, 1978).

Anda mungkin juga menyukai