Ada seorang pemuda dari desa hendak melangsungkan pernikahan dengan seorang gadi s tetangga desanya.

Namun, pemuda itu tiba-tiba mengurungkan niatnya karena tida k percaya diri karena dia memiliki kekurangan yaitu kakinya selalu bau tidak sed ap. Dia tidak ingin nantinya dalam rumah tangga tidak harmonis gara-gara bau kak i tersebut. Lalu sang ayah pemuda tersbut menasehati dengan bijak bahwa cinta ti dak hanya dilandasi hal-hal fisik, tetapi dari kesungguhan, ketulusan, dan tangg ung jawab. Lalu sang Ayah memiliki ide agar bau kaki itu tidak masalah yaitu den gan selalu mengenakan kaus kaki, dengan alasan dingin dan terhindar dari kutu ai r. "Wah ide brilian itu", kata pemuda itu. Sementara itu, di pihak mempelai wanita juga mengalami hal serupa yaitu tiba-tib a calon istri pemuda tadi juga ingin mngurungkan niatnya untuk menikah hanya kar ena mulutnya mengeluarkan bau tidak sedap, sangat kebetulan sekali mirip dengan si pemuda tadi. Sang ibu gadis itu memberi nasehat bahwa menikah itu tidak hanya mengenai hal fisik saja tetapi juga pengertian dan kasih sayang, Lalu sang ibu memberi resep kepada anak gadisnya yaitu setiap pagi-pagi sekali harus berkumur dengan obat kumur agar bau mulutnya hilang dan nafasnya menjadi segar. Mendengar hal itu sang gadis akhirnya setuju dengan saran ibunya. Beberapa hari kemudian, pernikahan mereka pun dilangsungkan dan berjalan sangat lancar. Mereka hidup bahagia dengan menutupi kekurangannya masing-masing agar ta k diketahui. Hingga di suatu pagi pada bulan keenam pernikahan mereka, tiba-tiba sang suami bangun karena mencium bau busuk. Betapa kagetnya ia melihat sebelah kaus kakinya terlepas. Ia pun mencari kesana kemari, membolak-balikkan sprei ban tal kasur kursi dan sebagainya. Mendengar kegaduhan tersebut akhirnya sang istri pun terbangun dan berteriak hingga lupa "resep" ibunya,"Ada apa ini koq ribut ba nget?!! Lagi nyari apa, Mas?". Mendengar bentakan sang isteri, sang suamipun ber teriak lebih keras, "Oalah, Dek. Kenapa kaus kakiku kamu makan?!!"