Anda di halaman 1dari 4

PENGERTIAN DAS Daerah Aliran Sungai (catchment area, watershed) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu

kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas dilaut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAS dapat dikelompokkan menjadi 4 satuan morfologi : a. Morfologi pedataran tinggi terletak pada elevasi antara 600 1300 m dpl, kemiringan lereng kurang dari 8% akan tetapi pada lembah sungai kemiringannya lebih terjal (Suhari et al. 1991). Batuan penyusunnya terutama tufa dan breksi hasil erupsi gunung berapi yang ada d sekitar dengan aliran sungai dendritik-paralel (Suhari et al. 1991). b. Morfologi bergelombang landai berada pada elevasi 1000 m sampai 1500 m dari muka laut, umumnya merupakan kaki Gunung, dengan kemiringan lereng antara 8-45% (Ditjen Penataan Ruang Depkimpraswil 2003). Batuan penyusun morfologi bergelombang landai adalah tufa dan breksi, dengan sungai berpola dendritik-paralalel (Ditjen Penataan Ruang Depkimpraswil 2003). c. Morfologi perbukitan terjal terdapat dibagian hulu DAS Ciliwung hulu, dengan kemiringan lereng berkisar antar 25% sampai lebih dari 70%, tersusun dari satuan breksi dan tufa hasil erupsi gunung api sekitar (Suhari et al.1991). Elevasi terendah pada morfologi perbukitan terjal adalah 1400 m dari muka laut dan elevasi tertinggi 1950 m dari muka laut. Sungai-sungai yang mengalir berpola subradial-subparalel (Ditjen Penataan Ruang Depkimpraswil 2003). d. Morfologi pegunungan merupakan bagian lereng daerah pegunungan, dengan daerah dibagian puncakpuncaknya. Elevasi di kawasan ini berkisar antara 1.015 m dan 3.019 m dpl. dan kemiringan lereng >40%. Satuan morfologi tersusun dari endapan volkanik, yaitu lava dan breksi, dengan sungai berpola dendritik (Suhari et al. 1991).

PENGERTIAN SUNGAI Sungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju Samudera, Danau atau laut, atau ke sungai yang lain. Sungai sering kita jumpai disekitar kita. Keberadaan sungai memiliki banyak manfaat bagi kehidupan alam disekitar kita. Air sungai mengalir dari hulu sampai hilir, aliran sungai biasanya berbatasan dengan dasar dan tebing disebelah kiri dan kanan. Awal sungai berada di pegunungan sebagai hulu dan berpenghujung di laut sebagai muara sungai. Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai. Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es / salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan. Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai. Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS). Ditinjau dari konsep ekohidrologi pada kesepakatan dunia pada KTT Bumi (Earth Summit) di Johannesburg pada September 2002 sodetan sungai (river diversion) digolongkan sebagai pembangunan berkelanjutan. Jenis sungai Sungai menurut jumlah airnya dibedakan : 1. Sungai Permanen yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera. 2. Sungai Periodik yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.

3. sungai intermittent/ sungai episodik yaitu sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba. 4. Sungai Ephemeral yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak. Sungai menurut genetiknya dibedakan menjadi : 1. sungai konsekwen yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lereng 2. sungai subsekwen yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekwen 3. sungai obsekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya berlawanan arah dengan sungai konsekwen 4. sungai insekwen yaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh lereng daratan 5. sungai resekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya searah dengan sungai konsekwen. KARAKTERISTIK SUNGAI Karakteristik sungai yang satu dengan yang lainnya berbeda. Faktor utama yang membedakannya adalah : a. Volume Air Besarnya volume air sungai tergantung daerah aliran sungai yang dialirinya dan juga jumlah curah yang turun pada daerah aliran sungai tersebut. Volume air atau debit air sungai dapat dihitung dalam satuan cfs, atau meter kubik per detik (m3/det). Mengetahui volume air sangatlah penting untuk memperhitungkan tingkat kesulitan sehingga dapat memperkirakan resiko yang akan dihadapi dalam pengarungan. Umumnya, jika volume air meningkat maka akan berbanding lurus dengan tingkat kesulitannya., begitu juga sebaliknya. b. Tingkat kemiringan atau kecuraman Biasanya disebut juga dengan gradien yaitu menunjukan rata-rata penurunan dalam suatu jarak tertentu. Setiap sungai pada jarak tertentu mempunyai tingkat kecuraman yang berbeda, gradien dapat dihitung dari peta topografi. Besarnya dinyatakan dala m/km. Umumnya gradien sungai untuk kegiatan arung jeram berkisar antara 10 20 m/km. Kecuraman atau kemiringan sungai dapat dianggap sebagai petunjuk kasar tingkat kecepatan dan kesulitan alur aliran sungai. c. Tonjolan dasar sungai (Roughness)

Letak batuan atau tonjolan didasar sungai yang tidak beraturan mengakibatkan turbulensi aliran sungai. Semakin tidak beraturan letak batu didasar sungai semakin besar pusaran airnya. Terjadinya sebuah jeram sangat ditentukan oleh bentuk dan ukuran serta tata letak dari batuan yang berada dibawah permukaan air sungai. d. Penyempitan lebar penampang sungai (Constriction) Penampang sungai tidak selalu sama lebarnya. Semakin sempit penampang sungai, semakin deras arusnya. Biasanya setelah penyempitan maka akan terbentuk ombak beruntun

Anda mungkin juga menyukai