Anda di halaman 1dari 2

Rasanya sukar untuk mengkaitkan jembatan tua dengan politisi tapi di masa kampanye, politisi selalu punya cara

mengkaitkan jembatan rusak dengan popularitasnya di mata calon pemilih. Tanpa jembatan, ekonomi masyarakat tidak akan pernah maju. Maka dari itu, akan kita bangun jembatan yang baru di kampung ini Begitulah isi kampanye sepasang calon bupati untuk menarik simpati orang-orang kampung. Berlangsung di lapangan sepakbola yang dihadiri ribuan masyarakat yang tak tahu-menahu bahwa mereka semua sedang dibuat melayang dengan janji-janji muluk. Gemuruh tepuk tangan membahana di setiap sudut lapangan ketika sang calon bupati dengan gaya bicara yang tegas, menukik akan memperbarui jembatan di kampung tersebut. Jembatan tua itu selalu disebut-sebut pada saat nafas jembatan itu sudah terongoh-ongoh karena puluhan tahun menanggung beban orang-orang yang melintasinya. Kondisi jembatan sekarat dan mesti secepatnya direnovasi atau dibangun yang lain. Masa kampanye dilewati. Pasangan tu pun kini terpilih. Memimpin lima tahun daerah dan duduk di kursi empuk dan basah. Bisa jadi kursi basah dan empuk ini salah satu penyebab pejabat mudah lupa. kekuasaan membuat orang lupa diri dan ingkar janji.

Lalu apa hubungan dengan Amnesia? Mendengar celoteh para politis semasa kampanye layaknya mengikuti cerita percintaan sinetron yang sering dipertontonkan oleh telivisi tanah air. Saat pemeran utamanya berjanji menjumpai kekasihnya dan berjalan melewati perempatan. Lalu tiba-tiba datang mobil dengan kecepatan tinggi dari arah yang berlawanan menghantam pemeran utama itu hingga terpelanting puluhan meter dan kemudian lupa ingatan. Lupa ingatan dalam istilah ilmu kedokteran sering disebut dengan amnesia. Janji-janji manis yang dulu pernah di ucapkan kepada sang pacar pun punah seketika. Pemeran utama yang tadinya bersifat baik, tiba-tiba berubah drastis menjadi buruk. Benar kata Ahmad Albar dunia ini panggung sandiwara.

Amnensia tidak hanya menjadi trend di sinetron Indonesia, Penyakit ini juga acap menyerang para politisi. Dulu pada rakyat diminta dukungan setelah jabatan diraih rakyat terlupakan. Seperti pemain sinetron tadi, pejabat tiba-tiba rame-rame terkena amnesia.

Begitulah siklus pemimpin negri ini. Sangat mudah, sebelum terpilih obral janji. Setelah dipilih lupa diri. * Seiring dengan berjalannya waktu, jembatan yang dulu pernah di janjikan kepada warga kampung untuk di bangun itu pun kian rapuh. Tubuhnya tenggelam bersama buih ombak yang memecah di tepi lautan. Tak ada yang peduli, tak ada yang melirik. Di tempat yang lain pada musim kampaye ke sekian, para calon pejabat dengan penuh gelora dan berapi-api membicarakan janji dan harapan tentang jembatan-jembatan yang lain yang hendak dibangun. susoh, 1 februari 2013 - photo by @alfaaaath & @MustaizarSaputra

Anda mungkin juga menyukai