Anda di halaman 1dari 7

Alat Ukur Diabetes

Alat ukur adalah hal penting yang kita perlukan guna mencapai tujuan. Dalam konteks penyakit diabetes, kita akan menggabungkan beberapa alat ukur yang lazim kita jumpai saat pemeriksaan lab, dan juga alat ukur yang lazim dipakai di klub kebugaran.

Alat Ukur Pertama: Kadar Gula Stabil atau tidaknya gula darah hanya dapat dilihat dari hasil pemeriksaan laboratorium. Anda akan diminta dokter untuk memeriksakan gula darah setelah Anda mengeluhkan gejala klasik yang terjadi sering buang air kecil, cepat lelah, dan lain-lain. Meskipun, Anda tidak mengalami gejala klasik, saya sarankan jika Anda sudah berusia lebih dari 40 tahun, lakukanlah pengecekan gula darah. Ini disebabkan tidak semua diabetes menunjukkan gejala klasik. Tiap orang memilikr gejala-gejala yang berbeda saat mengalami diabetes. Mengecek kondisi tubuh, jelas mutlak dilakukan. Kadar lemak dalam darah yang dijumpai pada penderita diabetes terkait erat dengan kandungan kadar kolesterol dan trigliserida. Kedua penanda inilah yang wajib diperiksa. Kolesterol sendiri terbagi atas kolesterol total, koleterol baik (HDL), dan kolesterol jahat (LDL). Oalam keadaan normal kedua kolesterol ini seimbang, tetapi pada kondisi diabetes, kadar kolesterol HDL turun. Kadar gula darah bagi penderita diabetes adalah 72-126 mg/dl saat sebelum makan dan 162 mg/dl pada 1,5-2 jam selesai makan.

Alat Ukur Kedua: HbA1c dan A1c Kepastian diabetes hanya bisa dilihat dari hasil pemeriksaan dokter/S berdasarkan hasil tes laboratorium. Dari tes ini kita bisa mengetahui kondisi hemoglobin terglikasi (HbA1c) atau disebut juga glycohemoglobin disingkat sebagai A1c. Pemeriksaan darah Ini untuk mengevaluasi kadar gula darah yang ada dalam tubuh kita. Hasil pemeriksaan ini berdasarkan kisaran rata-rata gula darah dalam periode 6-12 minggu. Pemeriksaan HbA1c merupakan evaluasi gula darah yang TIDAK BISA BERBOHONG. Jika selama tiga bulan terakhir gula darah kita tidak terkontrol walaupun dalam hasil laboratorium tampak baikmaka hasil HbA1c akan tampak tidak stabil. Tes hemoglobin Alc ini memudahkan Anda untuk memantau gula darah. Tes ini juga memudahkan Anda untuk melihat apakah pengobatan yang diambil berhasil atau tidak. Karena sekecil apa pun efek dari pengobatan akan terlihat dari tes ini. Berikut adalah tabel bagaimana Anda melihat hasil tes Alc, apakah kadar gula darah Anda berada di titik normal atau malah semakin berbahaya. Tabel ini adalah tabel konversi yang menunjukkan kadar gula darah Anda sesungguhnya secara rata-rata dengan petunjuk HbAlc

Level HbAlc(%) 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5

Rata-rata Gula Darah(mg/dL) 360 333 300 270 240 210 180 150 120 80

Arti dari tabel tersebut adalah, jika HbA1c Anda 8% artinya selama tiga bulan terakhir kadar rata-rata gula darah Anda adalah 180 mg/dL. Jika kadar HbAlc Anda adalah 10% artinya selama 3 bulan terakhir kada rata-rata gula darah Anda adalah 240 mg/dl. Jadi, Anda dapat melihat status kesehatan selama tiga bulan terakhir menggunakan tabel tersebut.

Bagaimana cara kerja hemoglobin A1c? Hemoglobin adalah protein yang mengangkut oksigen ke dalam tubuh dan menyebarkannya ke mana pun bagian tubuh memerlukannya. Hemoglobin ini terikat dengan sel-sel darah merah, yang hidup dalam jaringan darah selama 60-90 hari. Saat darah melakukan sirkulasi, glukosa dalam darah mengikat hemoglobin. Nah, hemoglobin yang mengikat glukosa ini dinamakan glycohaemoglobin atau disingkat Alc. Glycohaemoglobin ini akan tinggal di saluran darah selama 2-3 bulan. Ini memudahkan Anda untuk memantau kadar gula darah dalam tubuh.

Goal Setting A1c Sehubungan dengan 'kondisi terkontrol', dalam praktik sehari-hari, angka yang diajukan oleh dokter pada umumnya adalah angka rujukan 'standar*' alias rata-rata. Menurut saya, jika angka rata-rata ini dibiarkan pada penderita diabetes maka keadaan fisik penderita diabetes akan memburuk seiring dengan perjalanan waktu. Umumnya, dokter akan mengatakan bahwa diabetes yang diderita seseorang berada dalam kondisi terkontrol jika Alc mendekat angka 7% dengan kadar gula darah rata-rata 170 mg/dl. Saya beri Anda informasi terbaru berdasarkan atas penelitian yang dilakukan ilmuwan di RS John Hopkins (2003) dan Mayo Clinic (2006) ditemukan bahwa neuropati diabetes (kerusakan pada saraf) justru terjadi saat kadar gula darah di angka 140 mg/dl. Sebuah penelitian yang dilakukan dr. James Krinsley dari Mayo Clinic dinilai berhasil menurunkan angka kematian pada sebuah kelompok diabetes yang berada dalam kondisi kritis hingga 29,3%. Caranya, ia berupaya menjaga kadar gula darah pasien untuk selalu berada di bawah 140 mg/dl dengan menggunakan insulin. Intervensi ini juga mengurangi kejadian gagal ginjal dan memendekkan masa opname pasien di rumah sakit, khususnya di bagian IGD (Instalasi Gawat Darurat). Berdasarkan berbagai penelitian tersebut, saya membantu Mami untuk mengontrol gula darahnya hingga di posisi 120 mg/dl 2 jam pp. Kalau meleset pun, saya minta maksimal tetap berada di angka 140 mg/dl 2 jam pp. Hasil ini juga bisa kita kontrol dari pemeriksaan tes Alc tersebut. Terkait standardisasi batas normal gula darah berdasarkan tes Alc, saya mulai berpikir. Bagaimana kalau penderita diabetes memiliki kadar Alc berada di angka 5%. Apakah ini mungkin? Saya percaya, keinginan saya ini tentu diragukan banyak dokter yang lebih senang menggunakan angka konservatif. Penderita diabetes dianggap berada dalam kondisi 'normal' bila memiliki Alc 7%. Bila dikonversi maka Alc 5% berarti setara dengan gula darah 97 mg/dl atau 5,4 mmol/L. Seandainya bisa mencapai 5% maka apakah akan ada keuntungannya bagi diabetisi? Ternyata ada, lho, dan malah ada penelitian yang mendukung hal ini. I Salah satu keuntungannya adalah mengurangi risiko serangan jantung. Sebuah penelitian EPIC Norfolk menjumpai bahwa risiko serangan jantung hanya terjadi setengahnya bila Alc seseorang berada di bawah angka 5%. Memang bagi diabetisi, risiko

komplikasi klasik seperti kerusakan saraf, kebutaan, dan gagal ginjal tetap rendah jika kadar Alc-nya berada di bawah 6%. Angka ini bila dikonversi adalah rata-rata gula darah 125 mg/dl atau 7 mmol/L. Jadi, target yang saya berikan pada Mami (dan juga Anda) adalah kadar Alc harus di angka 5%. Yah..., kalau meleset boleh deh di angka 6%. Apakah ini sulit? Nggak kok, selama Anda memiliki goal setting: KUALITAS HIDUP LEBIH PANJANG. Saat Anda menginginkan sesuatu dengan spesifik maka bagian dari sel otak yang dinamakan sistem aktivasi retikular akan langsung bekerja secara otomatis. Dengan begitu, otak akan memerintahkan tubuh untuk mewujudkan apa yang Anda kehendaki. Anda adalah apa yang Anda inginkan. Jadi, kalau Anda menginginkan gula darah untuk stabil. Itu pasti terjadi. Sebaliknya, Jika Anda menyatakaftitidak mungkin gula darah Anda bisa stabil. Itu pun pasti terjadi. Intinya, apa pun yang Anda kehendaki, otak akan membantu mencari cara untuk mewujudkannya. Melalui buku ini, saya ingin Anda menentukan goal setting, yakni membuafe gula darah stabil, berada di posisi normal. Inilah goal setting yang juga dilakukam oleh ibu saya. Setiap keinginan memang memerlukan waktu dan yang paling penting adalah tindakan. Untuk mewujudkan tindakan itu pun dibutuhkara afirmasi. Pakar pengembangan pribadi, Anthony Robbins pernah berkata, "Afirmasi tanpa disiplin adalah Ilusi. Sedangkan, afirmasi dengan disiplini menciptakan keajaiban."

Alat Ukur Ketiga: Persentase Lemak Pemeriksaan ketiga saran saya adalah pemeriksaan komposisi lemak tubuh. Alat ukur ini membantu menentukan seberapa jauh keberhasilan gaya hidup yang telah Anda jalankan. Seperti yang sudah saya sampaikan di bagian sebelumnya, penyebab utama diabetes tipe 2 adalah kegemukan. Ini tidak lain datang dari kandungan lemak dalam tubuh. Tentu saja faktor lain yang menjadi penentu seseorang terkena diabetes atau tidak adalah adalah genetika (keturunan). Insulin yang diproduksi oleh pankreas adalah fatstorage hormone. Artinya, insulin berfungsi memasukkan atau menimbun (storage artinya menimbun) gula ke dalam otot dan hati. Apabila tubuh menerima asupan gula melalui makanan*; tubuh dengan segera akan meresponsnya. Caranya adalah memproduksi hormon. insulin. Produksi hormon ini pun tergantung dari jenis dan jumlah karbohidrat, yang Anda konsumsi. Logika sederhananya adalah: semakin banyak karbohidrat dan semakin sederhana bentuknya maka semakin banyak produksi insulin. Semakin kompleks jenis karbohidratnya, semakin sedikit produksi insulin. Insulin bekerja memasukkan karbohidrat ke dalam sel otot dan sel hati. Apabila tempat penyimpanan tersebut menjadi penuh maka insulin akan memasukkan karbohidrat ke dalam sel lemak. Di dalam sel

lemak, insulin dan karbohidrat diubah menjadi lemak. Salah satu tempat favorit penimbunan gula menjadi lemak adalah liver. Sel lemak yang terlalu penuh akan menyebabkan ketidakmampuan kinerja dari hormon insulin. Inilah yang akhirnya menyebabkan resistensi insulin yang berdampak pada timbulnya diabetes tipe 2. Oleh sebab itu, misi pertama yang ingin saya bagi pada Anda, dan tentu saja sudah berhasil diterapkan pada Mami adalah: MENGURANGI LEMAK DALAM TUBUH. Secara umum, komposisi tubuh manusia terdiri atas tulang belakang dan organ dalam (jantung, hati, limpa, usus, ginjal, dan lainnya) yang mana beratnya relatif tetap. Selain itu, tubuh manusia juga terdiri dari lemak dan otot, yang mana beratnya bisa diubah atau dimodifikasi dengan cara mengatur gaya hidup. Mengurangi lemak berarti mengubah komposisi tubuh. Ini salah satu kunci mengontrol diabetes. Kita juga dapat memodifikasi tubuh dengan cara menambah otot dan mengurangi lemak. Inilah esensi dari fat-loss not weight-loss. Gemuk tapi ramping. Untuk mengetahui persentase lemak dalam tubuh dengan pasti diperlukan sebuah alat. Memang sih ada cara konvensional seperti perhitungan antara berat badan dan tinggi badan. Tapi, menurut saya, ini kurang efektif. Sering kali orang yang tampak tidak gemuk, ternyata memiliki kandungan lemak tubuh yang tinggi. Jadi, sebaiknya adalah Anda mengukur persentase lemak dengan alat pengukur yang tepat. Body Mass lndex atau BMI bukan menjadi jaminan apakah komposisi lemak Anda sudah ideal atau belum.

Anda harus mencapai kondisi "Fair" untuk menghindari sakit. Namun, jika Anda ingin memiliki kualitas hidup lebih baik maka Anda harus memilih memiliki persentase lemak dalam kondisi "Excellent". Persentase lemak ini artinya persentase lemak dibandingkan dengan berat badan Anda. Misalnya, berat badan Anda 70 kg, persentase lemak 30%, dan Anda berusia 30 tahun. Maka, lemak yang ada di tubuh adalah 30% x 70 kg alias Anda memiliki 21 kg lemak dalam tubuh. Kadar lemak yang tinggi inilah yang akhirnya membuat reseptor insulin di tubuh tidak sensitif. Satu hal yang perlu diingat pula adalah tidak semua orang gemuk akan mengidap diabetes. Mereka yang memang sudah dari sananya memiliki faktor genetik jauh lebih berisiko daripada yang tidak memiliki riwayat diabetes dalam garis keturunan.

Alat Ukur Keempat: Kadar Hormon Setelah usia 30-an, hampir semua hormon mengalami penurunan, termasuk pada diabetisi. Jadi, yang berpengaruh dan memiliki peranan dalam kesehatan seseorang termasuk pada mereka penderita diabetes tidak hanya insulin semata.

Penurunan growth hormone menyebabkan penurunan massa otot. Salah satu akibat dari penuaan adalah penurunan massa otot secara progresif yang disebut sarcopenia. Ini berakibat pada penurunan kekuatan dan penambahan massa lemak alias kegemukan. Jika kita tidak melakukan latihan beban secara regular, kita akan kehilangan 2-5 kg otot per dekade. Otot merupakan mesin tubuh kita. Penurunan massa otot akan memberikan kemampuan besar terhadap kemampuan fisik. Kalori yang sebelumnya digunakan untuk memelihara jaringan otot lalu ditimbun menjadi lemak akan membawa dampak terhadap kegemukan. Penurunan testosteron pada pria menyebabkan sindroma yang sering disebut andropause. Seperti diketahui, aktivitas biologis testosteron bersifat androgenik (memberikan efek pada organ reproduksi) dan anabolik (efek pada organ somatik). Dengan begitu, penurunan kadar testosteron akan memengaruhi semua metabolisme yang terkait, antara lain otot, tulang, susunan saraf pusat, prostat, sumsum tulang, dan fungsi seksual. Istilah andropause sendiri, secara biologis, dianggap tidak tepat karena tidak terjadi penghentian (pause) fungsi dalam arti sesungguhnya. Produksi spermatozoa terus berlangsung walaupun dalam jumlah lebih sedikit. Fungsi seksual maupun fertilitas masih terjadi, kendati mengalami penurunan. Penurunan hormon progesteron membawa banyak dampak pada perempuan. Peningkatan risiko kanker akibat dominasi estrogen, mood yang jelek, kegemukan, dan gangguan metabolisme gula.

[dr. Phaidon]

Anda mungkin juga menyukai