Anda di halaman 1dari 21

BAB 45 INTERAKSI ENDOTELIAL MONOSIT-TROMBOSIT

Klaus Ley

Interaksi antara monosit, trombosit, dan sel endotel saling terlibat erat dengan dan dari kepentingan kunci untuk regulasi hemostasis, thrombosis, inflamasi, dan atherosklerosis. Meskipun sel-sel lain seperti neutrofil dan limfosit T juga berpartisipasi, aksis sel endotel-trombosit-monosit muncul sebagai faktor utama dalam penyakit vaskuler dan trombosis. Bab ini memperkenalkan dasar molekuler utuk interaksi penempelan di antara tiga jenis sel; menyelidiki hubungan antara homeostasis, trombosis, dan inflamasi; dan membahas signifikansi patologis dari interaksi sel-sel ini dengan penekanan pada penyakit vaskuler.

DASAR SELULER DAN MOLEKULER Monosit Monosit adalah sel myeloid yang dihasilkan di sumsum tulang. Meskipun dahulu dianggap sebagai populasi homogen, telah jelas bahwa pada darah manusia dan tikus, setidaknya terdapat dua atau kemungkinan lebih subpopulasi dari monosit (1,2). Satu jenis dicirikan dengan fenotipe yang lebih inflamatorik, sedangkan jenis lainnya dapat merupakan prekursor untuk makrofag jaringan yang menetap dan sel dendritik, yang merupakan sel penghadir antigen yang paling penting dalam sistem imun. Tidak diketahui apakah hanya monosit inflamasi atau monosit jenis menetap, atau keduanya yang berinteraksi dengan trombosit dan sel endotelial, tetapi kedua jenis monosit ini mengekspresikan molekul yang akan mendukung interaksi tersebut (lihat Tabel 45-1). Monosit berkomunikasi dengan sel endotelial dan trombosit melalui penguncian dari molekul adhesi, reseptor kemokin, dan reseptor sitokin. Kebanyakan molekul adhesi merupakan molekul permukaan sel transmembran integral yang dapat mengikat molekul permukaan (heterotipik) sel lain atau sel yang sama (homotipik) atau molekul dalam matriks ekstraseluler. Kebanyakan molekul adhesi memberikan kekuatan mekanis kepada interaksi antar sel dengan secara mekanis menghubungkan lingkungan ekstraseluler ke sitoskeleton

intraseuler melalui interaksi reversibel. Banyak, jika tidak semuanya, molekul adhesi sel juga transduce sinyak ke dalam sel melalui penguncian oleh ligand ekstraseluler.

Molekul Adhesi Monosit Integrin. Integrin merupakan heterodimer transmembran yang mengikat banyak protein matriks ekstraseluler dan molekul adhesi seperti imunoglobulin tertentu pada sel-sel lain (3,4). Kebanyakan integrin emmerlukan aktivasi konformasional untuk mendukung ikatan. Mekanisme dari aktivasi integrin telah dipelajari secara rinci oleh v3 (5), sebuah integrin yang juga diekspresikan pada monosit, dan antigen terkait fungsi limfosit (LFA)-1 (6), sebuah integrin yang banyak diekspresikan pada monosit dan leukosit lain. Aktivasi integrin kemungkinan dimulai dengan emnempatkan domain kepala dari molekul adaptor sitoskeletal intraseluler talin di antara rantai integrin dan (7), yang menyebabkan pembukaan seperti mata pedang dari domain ekstraseluler yang menampakkan tempat perikatan ligand (lihat Gbr. 45-1A). Proses ini dinamakan pensinyalan dari dalam ke luar, karena perubahan dalam domain ekstraseluler dari integrin yang dihasilkan oleh proses intraseluler. Mekanisme aktivasi yang diinduksi perubahan konformasional dipikrikan berlaku secara umum ke banyak, jika tidak semua, integrin. Selain itu, integrin juga dapat menyusun kembalimenjadi gugus di membran plasma dan membentuk potongan kecil, yang menyebabkan terbentuknya ikatan (Gbr. 45-1B). Penyusunan kembali ini dan pengelompokkan gugus menyebabkan bertambahnya ikatan ligan dan disebut perubahan aviditas. Ia tidak menyebabkan meningkatnya afinitas untuk ligan monovalen (8). Pada kondisi in vivo, aktivasi sel kemungkinan menghasilkan kombinasi afinitas integrin dan penignakatan aviditas. Meskipun hal ini dapat siuji dengan melihat ikatan ligan monovalen versus pilivalen, peran aviditasn dan regulasi afinitas masih kontroversial (4,8,9). Kemungkinan ketiga menunjukkan bahwa integrin dapat menjalani beberapa perubahan konfomasional memlalui pensinyalan dalam ke luar, diikuti oleh ikatan ligan, yang kemudian

menyebabkan pensinyalan dari luar ke dalam yang menyebabkan aktivasi penuh dan ikatan yang kuat (9,10) (Gbr. 45-1C). Dari 24 integrin yang diketahui, monosit darah matang mengekspresikan hanya sedikt. Integrin monosit yang paling berlimpah adalah integrin 41, atau VLA-4 (CD49d/CD29). Ia tersusun dari rantai 150-kDa 4 yang dapat mengalami pemotongan proteolitik dan rantai 130-kDa 1 nonkovalen yang berkaitan. Integrin 41 lebih banyak diekspresikan di proyeksi permukaan sel yang sering disebut mikrovili tetapi lebih menyerupai gerigi daripada prosesus villosa (11). Posisi ini dipercaya memfasilitasi interaksi dari integrin 41 dengan ligannya di bawah kondisi yang mengalir. Ligan terpenting untuk integrin 41meliputi molekul adhesi sel vaskuler (vascular cell adhesion molecule-1 ;VCAM-1) pada sel endotel dan sel lain (lihat Tabel 45-2) dan daerah pengikat hepariin dari fibronektin yang secara alternatif terbelah yang diekspresikan di matriks ekstraseluler dan pada permukaan luminal dari sel endotel yang inflamasi (12). Seperti integrin lain, integrin 41 kemungkinan dapat mengalami aktivasi konformasional (13). Proses regulasi afinitas ini dapat dipicu oleh aktivasi monosit, sebagai contoh, melalui kemokin. Tikus bersasaran gen yang kekurangan baik 4 (14) atau 1 (15) tidak dapat hidup. Memblok 41 dengan antibodi monoklonal atau peptida berdasarkan potongan fibronektin ILDV mengurangi aterosklerosis pada tikus (16), menunjukkan bahwa 41 penting dalam pemasukan monosit ke lesi aterosklerotik. Integrin M2 (CD11b/CD18) juga dikenal sebagai Makrofag-1 atau Mac1. Antibosi mac-1 merupakan sejenis antibodi spesifik makrofag-monosit terdahulu yang dijelaskan. Meskipun Mac01 juga diekspresikan di neutrofil, kebanyakan fungsinya tampaknya berhubungan dengan monosit-makrofag. Pertama, mac-1 berpartisipasi dalam adhesi monosti kepada berbagai substrat, termasuk sel endotelial. Kedua, Mac-1 adalah reseptor penting untuk komplemen dan juga dikenal sebagai komplemen reseptor 3 (CR3). Mac-1 mengikat komplemen C3bi dan secara kritis teribat dalam fagositosis dari bakteri berlapis komplemen dan partikel. Penguncian Mac-1 mendorong respon proinflamasi, termasuk meledaknya pernafasandengan produksi oksigen radikal yang

berlebihanm polimerisasi aktin, induksi sintase nitrat oksida (nitric oxide synthase- iNOS), dan perubahan bentuk. Menariknya, di bawah kondisi mengalir seperti yang didapat pada ruangan aliruangran in vitro, atau perfusi pembuluh darah terisolasi ex vivo, Mac-1 tampaknya tidak berkontribusi terhadap adhesi monosit ke sel endotelial (17). Mac-1 telah terbukti menurunkan kecepatan neutrofil 918), tetapi peran Mac-1 pada monosit belum diteliti. Tikus yang kekurangan Mac-1, disiapkan dengan menarget gen untuk M, dapat hidup, subur, dan sehat pada kondisi vivarium (19). Tidak terdapat bukti bahwa tikus ini terlindungi dari sterosklerosis, tetapi respon mereka terhadap kerusakan vaskuler tumpul (20). Seperti integrin 2, Mac-1 memiliki domain dengan homolog ke faktor von Willebrand (VWF). Sebuah domain dimasukkan dalam subunit -nya, yang berisi tempat ikatan ligan. Mac-1 mengikat banyak ligan lain, termasuk fibrinogen dan faktor koagulasi X (Tabel 45-2). Mac-1 dipikirkan terlibat dalam pembuatan protrombinase pada permukaan monosit dan dapat mendukung ikatan trombosit ke monosit melalui jembatan fibrinogen antara IIb3 pada trombosit dan Mac-1 pada monosit (12). Meskipun tikus yang kekurangan Mac-1 memiliki defek yang jelas pada homeostasis, Mac-1 dapat berpartisipasi dalam aktivasi monosit dan pengiriman faktor jaringan ke tempat trombosis (22). Monosit manusia, tetapi tidak monosit tikus, juga mengekspresikan integrin yang berhubungan dekat, x2, yang juga merupakan reseptor kompplemen dan diketahui secara alternatif sebagai CR4. Ekspresi x yang berkelimpahan ditemukan pada sel dendritik. Seperti Mac-1, x2 mengikat C3bi dan protein terdenaturasi (23). Fungsi limfosit yang berhubungan dengan antigen LFA-1, atau integrin 12 (CD11a/CD18), diekspresikan pada semua leukosit, termasuk monosit. Meskipun LFA-1 bertanggungjawab untuk penghentian limfosit dan pemberhentian tiba-tiba dari sel yang sedang mengalir pada aktivasi (24), dan berpartisipasi pada berhentinya neutrofil pada aliran, sedikit yang diketahui tetnang fungsinya pada monosit. LFA-1 berikatan dengan imunoglobulin permukaan sel, termasuk molekul adhesi interseluler ICAM-1 dan -2, dan tidak memiliki matriks ekstraseluler ligan yang diketahui. Tikus yang kekurangan LFA-

1 disiapkan dengan menargetkan gen untuk L (25) dan dapat hidup, sehat, dan subur pada kondisi vivarium. Tidak terdapat laporan dari tikus ini yang memiliki trombosis yang terganggu, hemostasis, atau aterosklerosis. Seperti integrin 2 lainnya, LFA-1 memiliki I-domain dan mengalami perubahan konformasional luas dari domain ekstraseluler pada aktivasi (6). Integrin V3 diekspresikan di monosit darah dalam jumlah yang kecil. Ekspresinya meningkat pada diferensiasi terhadap sel osteoklas. Integrin ini swalnya disebut integrin respon leukosit (26) karena ia berpartisipasi dalam menginduksi ledakan respirasi yang berhubungan dengan aktivasi oksidase nicotinamide adenine dinucleotide phosphate (NADPH) dan produksi rasdikal bebas bebas oksigen di neutrofil. Ligan untuk V3 meliputi vitronectin, entactin, dan kemungkinan molekul adhesi seperti imuoglobulin L1. Tikus bertarget gen yang kekurangan V tidak dapat hidup, sedangkan tikus yang kekurangan 3 memiliki defek baik pada monosit V3, neutrofil, dans el endotel yang berproliferasi dan IIb3 pada trombosit, yang membagi subunit 3 yang sama. Fenotipe dari tikus ini didominasi oleh defek trombosit (thrombastenia seperti Glanzmann), dan tikus ini juga menderita osteosklerosis, menunjukkan fungsi osteoklas yang terganggu (27). Monosit darah mengekspresikan kadar yang rendah dari integrin V5 , reseptor kolagen, pada mRNA dan kadar protein. 51 ,sebuah reseptor fibronektin, 101 , sebuah reseptor kolagen, dan E7 , reseptor untuk E-cadherin, ditemukan pada tingkat pesan, tetapi data fungsional belum dipublikasikan. Imunoglobulin. Monosit darah mengekspresikan banyak molekul imunoglobulin. Kepentingan bab ini adalah ICAM-1, karena ia mendukung agregasi homotipik dari monosit oleh LFA-1 dan Mac-1 dan karena ia dapat mengikat fibrinogen (28). Tikus dengan mutasi hipomorfik pada gen ICAM-1 atau kekurangan ICAM-1 secara keseluruhan tidak memiliki defek yang terlihat jelas dalam hemostasis atau trombosis, tetapi sedikit terlindungi dari sterosklerosis pada C57BL/6 dan model knockout apolipoprotein E (29). Akan tetapi, tikus ini juga kekurangan ICAM-1 pada sel endotel, sel otot polos, limfosit, dan banyak sel

lainnya. ICAM-2 dan ICAM-3 ditemukan di monosit pada tingkat pesan tetapi mereka tidak diektahui fungsinya di monosit. PECAM-1 (CD31) merupakan molekul adhesi homotipik yang

diekspresikan pad monosit darah dan memiliki peran penting dalam migrasi transendotelial dan dalam aktivasi monosit (30,31). Monosit PECAM-1 berinteraksi dengan PECAM-1 pada sel endotelial selama transmigrasi. Tikus dengan defisiensi PECAM-1 C57BL/6 tidak memiliki defek yang terlihat dalam leukosit dan transmigrasi monosit, membuktikan bahwa jalur transmigrasi independen PECAM-1 ada (32). Akan tetapi, tikus dengan defisiensi PECAM-1 menunjukkan rekombinan monosit yang berkurang ketika disilangkan dengan latar belakang lain (33). Imunoglobulin lain yang diekspresikan pada monosit termasuk kompleks histokompatibilitas mayor (MHC) kelas II, yang penting dalam presentasi antigen tetapi tidak terinduksi penuh sampai monosit berdiferensiasi ke makrofag. CD8 dan CD83 juga diekspresikan tetpai tidak diketahui fungsinya pada monosit. Selektin dan Ligannya. L selectin (CD62L) diekspresikan pada monosit darah inflamasi dan kebanyakan leukosit lainnya. Fungsi penting lainnya adalah pengembalian limfosit ke organ limfatik sekunder (34), tetpai ia juga memiliki fungsi tambahan dalam inflamasi (35). Seperti selectin lainnya, l selectin dapat memdiasi perputaran leukosit, pergerakan pasif leukosit menuruni dinding pembuluh darah yang diatur oleh aliran darah dan gaya yang diberikan sel yang berdekatan dengan longgar. Selama perputaran, ikatan molekuler yang terbentuk pada tepi awal dan terus terputus pada tepi akhir sel, membiarkan leukosit tetap berhubungan dengan endotel tanpa benar-benar berhenti (36) (lihat Gbr. 45-2). Perputaran dianggap berufungsi untuk memindai stimuli inflamasi, dan perputaran sel dapat berhenti (arrest) sebagai respon terhadap stimuli yang sesuai (9, 24, 37). Pada neutrofil, L selectin diekspresikan pada ujung microvili (38) dan dapat dengan cepat dicurahkan dengan aktivasi sel oleh mekanisme tergantung protease yang melibatkan TACE (ADAM-17) (39). Meskipun L selectin telah terbukti mendukung perputaaran monosit pada ligan L selectin pada aliran ruang, tidak diketahui apakah L selectin memediasi perputaran monosit pada sel

endotelial yang berfungsi fisiologis. Terdapat kemungkinan untuk berspekulasi bahwa monosit L selectin dapat mendorong masuknya monosit ke lesi aterosklerosis dengan menengahkan interaksi monosit-monosit melalui ikatan dengan P selectin glikoprotein ligand-1 (PSGL-1, CD162, lihat teks selanjutnya) dalam sebuah proses yang disebut gambaran sekunder (40) (lihat Gbr. 45-3). Gambaran sekunder dimulai ketika sebuah monosit yang melekat ke dinding pembuluh darah atau mikropartikel yang berasal dari monosit memaparkan PSGL-1 ke monosit lain yang lewat dalam aliran bebas tersebut. Sel-sel ini dapat sementara berikatan dengan monosit berdekatan melalui L selectind an kemudian menempel ke endotel di aliran setelahnya dari tempat nukleasi. Meskipun proses ini baru dapat diterima dan telah diamati terjadi pada aorta tikus (41), tidak terdapat bukti langsung yang terbukti mendukung kepentingannya dalam aterosklerosis, thrombosis, atau hemostasis. Ligan selectin terpenting pada monosit adalah PSGL-1, CD162. PSGL-1 adalah sedikit dari misnomer, karena PSGL-1 juga mengikat L dan E selectin dengan afinitas yang sama dengan P selectin (42). Semua monosit, seperti kebanyakan monosit, mengekspresikan protein PSGL-1 pada permukaan sel, tetapi tidak semua permukaan sel yang diekspresikan PSGL-1 dapat mengikat selectin. PSGL-1 yang berikatan dengan selectin diregulasi oleh serangkaian glikosiltransferase dan sulfotransferase yang dibutuhkan untuk membuatnya ligan selectin fungsional (lihat Tabel 45-3), Monosit darah mengekspresikan fucosylreansferase VII, inti 2N-acetylglusaminy-transferase-1 dan setidaknya satu sialyltransferase. Dengan demikian, PSGl-1 pada monosit secara konstitutif aktif dan dapat mengikat ketiga selectin. PSGL-1 merupakan homodimer kovalen dan, seperti VLA-4 dan l selectin, diekspresikan pada mikrovili (43). Akhri-akhir ini, PSGL-1 telah terbukti menjadi kunci penting untuk pengiriman faktor jaringan ke tempat thrombosis (45,46). PSGL-1

mengekspresikan mikropartikel, terutama berasal dari monosit, mengirimkan faktor jaringan ke tempat thrombosis pada PSGL-1 dan proses tergantung Pselectin. Tampaknyam generasi mikroparikel ini dapat diinduksi oleh P selectin terlarut (47) dalam sebuah proses yang membutuhkan ekspresi PSGL-1.

Dirangkum bersama, PSGl-1 merupakan salah satu molekul terpenting yang menghubungkan inflamasi degnan hemostasis dan thrombosis. Tikus defisiensi PSGL-1 menunjukkan respon inflamasi yang berkurang pada banyak model dan memiliki defek yang jelas pada masuknya faktor jaringan ke tempat kerusakan vaskuler dan thrombosis (45,46). Akhir-akhir ini, P selectin juga ditemukan diekspresikan pada makrofag peritoneal (48) dan pada sel busa yang ditemukan dalam neointima yang terbentuk setelah kerusakan vaskuler pada tikus dengan aterosklerosis (Sarembock, tidak dipublikasikan). Tidak terdapat bukti untuk ekspresi P selcectin pada monosit darah. Molekul terkait integrin. Urokinase plasminogen activator receptor (UPAR) diekspresikan pada monosit darah dan sangat ditingkatkan oleh aktivasinya. UPAR berhubungan dengan 12, M2, dan berbagai integrin lainnya. Koekspresi UPAR meningkatkan afinitas integrin dan dapat mengubah spesifisitas ligan (49). Tetraspanin juga telah dilaporkan berhubugnan dengan integrinj dan mengubah status aktivasi mereka (50). Molekul terkait integriin ketiga adalah CD47, yang berhubungan dengan aktivasi leukosit dan migrasi transendotelial (51). Glikoprotein permukaan sel terkait integrin ini dapat mengubah afinitas integrin untuk ligan, dapat mengubah spesifisitas ligan, dan dapat berfungsi sebagai pensinyal (52,53).

Kemokin Monosit Kemokin merupakan peptida kecil yang berikatan dengan G-protein-coupled receptors (GPCRs) pada monosit, limfosit, neutrofil, trombosit, dan banyak sel lainnya (54). Sebagian besar kemokin diklasifikasikan menurut lokasi dari dua pasangan sistein yang memiliki (CXC) atau tidak memiliki (CC) asam amino di antaranya. Kemokin dinamakan menurut kemampuannya menginduksi respon kemokin, yang, mengawali migrasi sel yang menghasilkan reseptor dari daerah dengan konsentrasi rendah ke daerah dengan konsentrasi tinggi dari kemokin. Akan tetapi, kemokin memiliki fungsi penting lainnya. Beberapa, tapi tidak semua, dapat menginduksi aktivasi integrin cepat dengan menginduksi perubahan

konformasional dan/ atau mengelompokkan integrin (lihat teks sebelumnya). Ketika kemokin bekerja pada leukosit yang berputar, aktivais integrin seperti itu sering menghasilkan pergerakan yang terhenti dan terjaga seperti itu untuk memperkuat perlekatan (37,55). Kemokin inflamasi seperti inerleukin-8 (CXCL8) juga menginduksi degranulasi granula sekunder dan tersier pada neutrofil dan monosit, dan menginduksi ledakan respirasi yang menghasilkan produksi radikal bebas yang berasal dari oksigen. Faktor yang berasal dari stroma 1 (SDF-1, CXCL12) memiliki fungsi homeostatik pada sumsum tulang dimana ia mendukung sel progenitor dan hematopoesis. Kemokin lain berpartisipasi dalam organogenesis oragn limfatik. Dalam konteks bab ini, kami mendiskusikan kemokin yang diuraikan oleh monosit, trombosit, dan sel endotelial. Kemokin ini dapat memiliki autokrin, parakrin, dan efek jauh. Monosit mengekspresikan kadar yang rendah dari CCL2, 3, 4, dan 20 dan CXCL8, yang sangat dan segera ditingkatkan pada aktivasi. CCL7 dan 8 seperti juga CXCL9 dan 10 menunjukkan hanya sedikit peningkatan. Berbeda dengan hal tersebut, CCL5 dikurangi pada monosit teraktivasi. CCL22 [kemokin yang berasal dari makrofag (MDC)] merupakan kemokin inflamasi yang menunjukkan ekspresi rendah pada monosit tetapi diinduksi oleh deferensiasi makrofag. CCL2 [protein kemoatraktan monosit (MCP-1], CCL3 [protein inflamasi makrofag (MIP)-1], CCL4 (MIP-1), CCL7 (MCP-3), CCL8 (MCP-3), dan CXCL8 (interleukin-8) dianggap sebagai kemokin proinflamasi karena mereka dapat mengaktivasi neutrofil dan monosit. Injeksi dari kemokin ini pada binatang percobaan menyebabkan akumulasi yang cepat dan banyak dari monosit dan/ atau neutrofil. CCL20 (LARC, MIP-3) dianggap sebagai kemokin pengganti yang pertama kali dijelaskan diekspresikan dalam usus halus dan kulit. Fungsinya pada monosit tidak diketahui. CXCL9 (Mig) dan CXCL10 (IP-10) dianggap sebagai kemokin T-helper 1 klasik yang merupakan proinflamasi dan dapat menarik efektor limfosit T dengan berikatan ke reseptor CXCR3 mereka. Meskipun CCL5 dianggap sebagai kemokin inflamasi, ia secara konstitutif diekspresikan pada banyak organ, termasuk paru-paru, dan pada beberapa sel

darah, terutama trombosit (56). Secara keseluruhan, jelas bahwa monosit menghasilkan kemokin inflamasi yang dapat memungkinkan dan meningkatkan inflamasi, dan menarik leibh banyak monosit, neutrofil, dan sel T inflamasi. Dalam konteks bab ini, adalah menarik untuk memikirkan bahwa monosit dapat menghaislkan beberapa kemokin, termasuk MIP-1, yang diregulasi pada aktivasi, sel T normal yang diekspresikan dan disekresi (RANTES), dan MDC, yang dapat membantu mengaktifkan trombosit dan mendorong agregasi trombosit dalam keberadaan konsentrasi suboptimal dari agonis. Trombosit

mengekspresikan reseptor kemokin yang sesuai (CCR) 1, 3, dan 4 (lihat Tabel 454).

Reseptor Kemokin Monosit Reseptor kemokin adalah GPCR yang mentransduksi sinyal oleh fosfolipase C (PLC) dan fosfatidilinositol-3-kinase (PI 3-K). CCR2 merupakan reseptor utama untuk CCL2 (MCP-1) dan dianggap sebagai resseptor kemokin monosit yang paling penting. MCP1 merupakan kemoatraktan spesifik monosit pertama yang ditemukan. Tikus rentan aterosklerosis yang kekurangan MCP-1 (57) atau CCR2 (58) sekitar 50% terlindungi dari aterosklerosis pada semua model yang diuji. Di luar CCR2, monosit mengekspresikan banyak reseptor kemokin lain, termasuk CCR1 dan 5 dan CXCR1, 2, dan 4. CXCR1 dan 2 sangat menarik karena mereka tidak mendatangkan respon kemotaktik pada monosit tetapi dapat dengan dangat efektif mengaktivasi integrin monosit untuk mendorong arrest (17). Sebenarnya, CXCR2 pada monosit merupakan contoh pertama dari pemberhentian murni reseptor kemokin, karena ia menginduksi pemberhentian hanya pada monosit yang berjalan, tidak dari respon lain seperti kemotaksis. CCR1 ditingkatkan pada monosit teraktivasi dan tetap diekspresikan dalam makrofag, yang emnunjukkan efek autokrin yang mungkin dari kemokin CCR1 seperti MIP-1 dan RANTES, yang juga dihasilkan oleh monosit. CCR1 merupakan reseptor yang

bertanggungjawab untuk penghentian monosit yang diinduksi RANTES (59). CCR5 juga diekspresikan pada monosit, reseptor lain untuk kemokin RANTES, MIP-1, dan MIP-1. RANTES telah terbukti menginduksi monosit-trombosit

dan interaksi endotel-monosit (56,60). CCR7 tidak banyak diekspresikan pada monosit, tetapi menginduksi diferensiasi makrofag. CCR7 berikatan dan berespon terhadap jaringan limfoid sekunder yang diekspresikan- kemokin CCL19 dan CCL21, menarik makrofag (dan sel dendritik) ke kelenjar limfe dan plaque Peyeri. CXCR4 sangat banyak diekspresikan pada monosit yang diam dan dikurangi saat aktivasi. Jumlahnya tetap rendah pada makrofag. CXCR4 dipercaya terlibat dalam monosit yang tersisa di sumsum tulang, tetapi ia juga sangat efektif dalam menghentikan kemokin (61) (Tabel 45-1).

Sel Endotelial
Sel endotelial melapisi semua pembuluh darah dan limfe. Sel endotelial dikhususkan oleh organ dan bahkan oleh ukuran pembuluh (arteri besaer, areriol) atau posisi dalam sistem sirkulasi (arteriol, kapiler, venula). Sifat sel endotelial dan molekul yang dibahas dalam teks berikut ini berlaku untuk sel-sel endotelial secara umum. Sebagian besar data berasal dari sistem percobaan menggunakan kultur sel endotelial vena umbilicalis manusia.

Molekul Adhesi Sel Endotelial Sel endotelial mengekspresikan sejumlah molekul adhesi konstitutif dan dapat diinduksi, beberapa kemokin dan beberapa reseptor kemokin (lihat Tabel 45-5). P selectin. Dalam konteks bab ini, P selectin kemungkinan merupakan molekul adhesi endotelial yang paling penting. Sebagai anggota kelas selectin dari molekul adhesi, ia memediasi peerputran leukosit (Gbr. 45-2). P selectin dikemas dalam badan Weibel-Palade dari sel-sel endotelial, dimana ia berhubungan erat dengan VWF (46). Dari badan Weibel-Palade, P selectin dapat ditransporkan ke permukaan luminal dengan eksositosis yang diinduksi oleh stimuli inflamasi ringan. P selectin endotelial, sekali diekspresikan di permukaan, juga dapat mendukung interaksi trombosit dengan endotel (62). Ketika trombosit sudah diaktivasi, adalah trombosit, bukan P selectin endotel, yang bertanggungjawab terhadap interaksi trombosit-endotelial (56,60). Tikus yang kekurangan P selectin sekitar 50% terlindungi dari aterosklerosis (63) dan menunjukkan hampir tidak

ada pembentukan neointima sebagai respon terhadap kerusakan vaskuler (64). Percobaan pada sumsum tulang tikus percobaan menunjukkan bahwa baik pada aterosklerosis spontan (65) dan pembentukan neointima yang dipercepat oleh kerusakan (66), terutama trombosit, bukan P selectin endotel, yang

bertanggungjawab untuk masuknya sel inflamasi dan pertumbuhan neointima. Selain ekspresi permukaan sel, baik endotel dan P selectin juga dapat dilepaskan ke dalam plasma dengan pemecahan alternatif dan dengan mekanisme proteolitik yang belum dipahami dengan baik (67). Sebagian besar pengetahuan tentang fungsi P selectin endotel berasal dari percobaant ikus. Akan tetapi, regulasi dari ekspresi P selectin endotel berbeda pada tikus dan primata, dimana P selectin menunjukkan ekspresi yang kurang dapat dipertahankan selama inflamasi (68). Kemungkinan bahwa fungsi P selectin manusia tidak sepenting pada tikus. Terdapat beberapa bukti bahwa E selectin penting untuk aterosklerosis pada manusia (69), tetapi tidak begitu penting apda tikus (29). Monosit manusia bergulir pada sel endotelial melalui P selectin yang bergeser. PSGL-1 manusia, seperti pasangannya pad tikus, dapat mengirimkan sinyal proinflamasi dan protrombotik ke dalam monosit (70,71). E selectin. Sel endotelial yang teraktivasi mengekspresikan E selectin, yang mengikat PSGL-1 (72,73), tetapi yang lebih penting, ligan lain yang belum diketahui (74). Seperti PSGL-1, ligan lain ini sangat bergantung pada glikosilasi oleh fucosyl-transferase-VII dan setidaknya satu sialiltransferase (75), tetapi tidak seperti ikatan PSGL-1 ke P selectin, tampaknya tidak membutuhkan inti 2GlcNAcT-1 (76) atau sulfiltransferase. Seperti selectin lain, E selectin mendukung perputaran monosit dan leukosit pada sel endotel inflamasi in vitro dan in vivo. Perputaran E-selectin yang dependen biasanya leibh lama dari perputaran P atau L selectin, menunjukkan bahwa perputaran sel melalui E selectin dapat lebih dekat memindai permukaan endotel untuk mencari sinyal pengaktif. E selctin endotel tidak mendukung interaksi trombosit, tetapi sangat efisien mengikat neutrofil dan monosit. E selctin dibuuthkan untuk sinyal pengaktif tambahan (77) yang dapat menghentikan pergerakan neutrofil (78) dan kemungkinan monosit. Sinyal ini tidak tergantung dari reseptor pasangan G1

seperti reseptor kemokin dan kemungkinan tidak ditransduksi secara langsung melalui molekul ligand E selectin, karena koimobilisasi E selectin dengan ICAM1 tidak mendukung penghentian neutrofil. Tikus dengan defisiensi E selectin tidak memiliki defek spontan pada inflamasi, agregasi trombosit, atau formasi trombus, menunjukkan bahwa fungsi E selectin pada tikus saling melengkapi dengan molekul yang berputar dan aktivasi lain. Memang, tikus yang kekurangan baik P dan E selectin memiliki defek berat dalam masuknya neutrofil ke tempat inflamasi dan menunjukkan patologi spontan dan perubahan hematopoesis (79,80). Pada manusia, polimorfisme hiperadhesive dalam gen E selectin berhubungan dengan peningkatan insidnsi infark myokardial (69), emnunjukkan bahwa E selectin dapat terlibat dalam aterosklerosis pada primata. ICAM-1. Sel endotelial secara konstitutif mengekspresikan ICAM-1 (lihat teks sebelumnya). Ekspresi ICAM-1 endotel meningkat dengan sitokin inflamasi seperti IL-1 dan tumor necrosis factor (TNF)- dan lebih lanjut mendorong keberadaan IFN-. ICAM-1 endotelial dianggaps ebagai ligand utama yang mendukung ikatan integrin 2 LFA-1 dan Mac-1, tetapi terdapat ligand lain (18). Salah satu ligand lain ini adalah ICAM-2, sebuah molekul dengan dua domain imunoglobulin ekstraseluler, yang secara konstitutif diekspresikan pada permukaan endotelial dan trombosit, dan tidak ditingkatkan oleh mediator inflamasi. VCAM-1. Sebagian besar sel endotelial mengekspresikan vascular cell adhesion molecule-1 (VCAM-1) atas stimulasi sitokin. VCAM-1 merupakan sebuah sel molekul adhesi seperti imunoglobulin dengan enam sampai tujuh domain imunoglobulin. VCAN-1 merupakan ligand endotelial terpenting untuk VLA-4 (integrin 41) dan dengan sangat erat terlibat dalam pemasukan monosit ke tempat inflamasi dan aterosklerosis. Tikus dengan defisiensi VCAM-1 tidak dapat hidup, tetapi tikus knockout spesifik sel endotel dan tikus yang mengekspresikan kadar rendah VCAM-1 termutasi yang kekurangan satu tempat ikatan VLA-4 nya telah disiapkan. Tikus hipomorfik VCAM-1 ini sangat dijaga dari aterosklerosis dalams emua model tikus yang diuji (81,82).

PECAM-1. Sel endotel secara konstitutif mengekspresikan CD31 (PECAM-1) dan CD99, keduanya telah disangkutkan dengan transmigrasi monosit (83). Tikus C57BL/6 yang kekurangan CD31 tidak memiliki defek transmigrasi, tetapi pada latar belakang genetik lain, defek migrasi terbukti (33). Molekul adhesi yang diekspresikan endotel lain di antaranya adalah JAM-1, JAM2, dan JAM-3 (84).Mereka mungkin berfungsi pada transmigrasi leukosit dan monosit. Molekul Adhesi Lain. Beberapa sel endotel khusus mengekspresikan molekul adhesi dengan cara spesifik organ. Hal ini meliputi MAdCAM-1 yang diekspresikan oleh high endothelial venules (HEV) dari nodus limfatikus mesenterika dan plaque Peyeri (85), E selectin yang diekspresikan pada sel endotel kulit yang beristirahat (86), dan PNAd yang diekspresikan dalam HEV pada nodus limfatikus perifer (87). Molekul adhesi spesifik organ dan spesifik daerah ini tidak dibahas lebih lanjut, karena mereka belum dilaporkan terlibat dalam interaksi trombosit-monosit-endotel. Interaksi mediasi molekul adhesi endotel dengan trombosit belum diketahui dengan baik. P selectin yang diekspresikan endotel dapat mendukung perputaran trombosit (88), tetapi interaksi dari trombosit teraktivasi dengan sel endotel tergantung dari P selectin trombosit (60). Reseptor adhesi endotel yang bertanggung jawab untuk mengikat P selectin tidak diketahui. Sel endotel teraktivasi mensekresi VWF sebagai multimer yang sangat besar (VWF ultralarge), ayng dapat membentuk pengikat perlekatan panjang yang dapat menangkap trombosit dengan berikatan ke trombosit GP Ib (89). Gaya pergeseran cairan pada trombosit yang melekat meregangkan multimer VWF, memperlihatkan tempat pemutusan yang membiarkan protease plasma,

ADAMTS-13, untuk memutus multimer menjadi oligomer yang lebih pendek dari VWF yang dilepaskan ke dalam plasma (90). Hal ini tampaknya menjadi sumber penting untuk VWF plasma.

Kemokin Sel Endotel dan Reseptor Kemokin

Sel endotel dapat mengekspresikan sejumlah kemokin proinflamasi, terutama dari famili IL-8 (91). Isoform endotel IL-8 sedikti berbeda dari isoform yang diekspresikan monosit (92), tetapi tidak diketahui perbedaan fungsionalnya. IL-8 diimobilisasi pada permukaans el endotelial, dimana ia berada pada posisi strategis untuk mengaktivasi dan menghentikan monosit dan neutrofil yang kemungkinan melewatinya. Meskipun sel endotelial menghasilkan sedikit MCP-1 atau RANTES, RANTES dapat dikirimkan oleh trombosit yang berputar dan dapat diimobilisasi dengan kurang efisien dan memacu penghantian monosit pada bebrapa (93), tetapi tidak semua, vascular bed (60). Kemampuan sel endotel untuk menghasilkan kemokin lain belum diuji secara sistematis. Sel endotel mengekspresikan reseptor kemokin Duffy antigen/ receptor for chemokines (DARC), yang kemungkinan melemahkan imobilisasi kemokin dan degnan demikian membantu transmigrasi. Sel endotel juga dapat mengekspresikan CCR2, reseptor utama untuk MCP-1 (94).

Trombosit
Trombosit merupakan sel berbentuk cakram tanpa inti sel (2 x 0,5 m) yang berasal dari megakariosit. Terdapat berkelimpahan dalam darah (sekitar 300.000 per L) dan terutama bertanggungjawab untuk hemostasis.

Molekul Adhesi Trombosit P selectin. Trombosit mengekspresikan sejumlah besar P selectin, yang disimpan dalma granula sekretorik (Tabel 45-4). Pada aktivasi, P selectin trombosit ditranslokasi ke permukaan sel oleh eksositosis. Sebenarnya, P selectin permukaan trombosit merupakan tanda aktivasi trombosit. Trombosit yang mengekspresikan P selectin ditemukan pada pasien dengan angina pectoris stabil dan tak stabil, infark myocard, dan penyakit-penyakit vaskuler lainnya (95). P selectin juga ditemukan pada permukaan trombosit darah pada tikus defisiensi apolipoprotein (60), model standar dari aterosklerosis. P selectin tombosit bukan hanya penanda, tetapi juga partisipan aktif dalam penyakit vaskuler. Menyuntikkan trombosit teraktivasi ke dalam tikus defisiensi apolipoprotein E

memperberat ukuran lesi aterosklerotik (60). Hampir sama dengan hal tersebut, mencegah trombosit dari interaksi dengan endotel vaskuler mengurangi ukuran lesi aterosklerotik (96). Pada sebuah laporan (97), trombosit ditemukan juga mengekspresikan PSGL-1, tetapi hal ini dapat disebabkan oleh kontaminasi persiapan trombosit yang digunakan dengan mikroparitkel yang berasla dari monosit (98). Tidak terdapat bukti untuk ekspresi L dan E selectin pada trombosit. Integrin Trombosit. Trombosit mengekspresikan beberapa molekul adhesi integrin. Yang terpenting, paling banyak, dan paling diketahui dari antaranya adalah integrin IIb3 (GP IIb/IIIa). Bahkan dalma keadaan istirahat, GP IIb/IIIa dapat mengikat fibrinogen terimobilisasi dan fibrin. Integrin ini dengan cepat memperoleh aktivitas pengikat ligannya pada aktivasi platelet (99). IIb3 didokumentasikand egnan baik untuk berubah konformasinya dan mengekspresikan neoepitop yang berhubungan dengan tempat ikatan ligand 910,100). Trombosit dari pasien atau tikus yang tidak mengekspresikan GP IIb/IIIa (Glanzmann trombastenia) menunjukkan defek pada agregasi trombosit dan retraksi gumpalan (27,101). VWF, vitronectin, dan fibronectin berikatan melalui AGDV, dan ligand CD40 terlarut (sCD40L) menggunakan sekuens KGD. Dalam konteks bab ini, GP IIb/IIIa berikatan ke fibrinogen menjdai minat khusus, karena dapat memberikan cara untuk mempromosikan interaksi trombositmonosit melalui Mac-1, yang juga dapat mengikat fibronogen (102). Memblok GP IIb/IIIa dengan antibodi atau moleul kecil merupakan pengobatan klinis yang berhasil dari penyakit arteri koroner (103). Selain menginhibisi adhesi trombosit dan agregasinya, berbagao antagonis GP IIb/IIIa juga mengurangi formasi proinflamasi sCD40L dari trombosit. Menariknya, defisiensi pada GP IIb/IIIa tidak memberikan proteksi dari aterosklerosis (104). Integrin trombosit lain termasuk 51, mengikat fibronectin, dan reseptor kolagen 21 (GP Ia/IIa). Tikus knockout telah disiapkan untuk kedua integrin ini tetapi menunjukkan tidak terdapat defek trombosit yang terdeteksi. Manusia yang kekurangan 21 memiliki kecenderungan perdarahan ringan dan adhesi trombosit yang berkurang ke subendotel (105). 21 tampaknya diaktivasi oleh pensintalan dari dalam ke luar sekunder terhadap ikatan GP VI (lihat teks selanjutnya).

Reseptor Kolagen. Reseptor kolagen trombosit utama adalah GP VI, sebuah reseptor kolagen asam amino 339 seperti imunoglobulin yang hampir sama dengan reseptor natural killer (106). Ligasi GP VI menyebabkan aktivasi trombosit dan dengan demikian memulai hemostasis. Ia berhubungan melalui domain transmembrannya dengan rantai FcR, yang memiliki domain ITAM (107) untuk pensinyalan. Terdapat beberapa bukti bahwa GP VI terletak istimewa dalam apa yang dinamakan lipid raft, domain membran trombosit yang kaya sphingolipid dan kolesterol (108). Lipid raft dapat menyatu dan kemungkinan memberikan peningkatan terhadap mikropartikel yang berasal dari trombosit (lihat teks selanjutna). Defek kongenital pada GP VI menyebabkan kecenderungan perdarahan ringan (109). Tidak terdapat bukti apakah GP VI terlibat dalam interaksi trombosit dengan sel lain. GP Ib, reseptor trombosit utama untuk VWF, berhubungan dengan GP V dan IX dalam kompleks GP Ib/Ib/V/IX (110), juga dikenal dengan CD42b/CD42b/CD42d/CD42a. Keempat glikoprotein termasuk dalam famili ulangan kaya leukin. GP Ib/V/IX memediasi adhesi trombosit ke VWF dalam kondisi pergeseran tinggi. GP Ib juga memiliki tempat berikatan untuk P selectin, Mac-1, thrombin, dan faktor koagulasi XI dan XIIa. Defisiensi GP Ib/V/IX pada manusia menyebabkan sindrom Bernard-Soulier, sebuah kelainan perdarahan berat. GP Ib/V/IX yang berikatan ke VWF memacu sinyal intraseluler yang menyebabkan aktivasi GP Iib/Iia. Menginjeksi tikus apoE-/- dengan antibosi terhadap GP Ib mengurangi ukuran lesi aterosklerosis (96), menunjukkan bahwa interaksi GP Ib dengan VWF endotel dapat memiliki konsekuensi proinflamasi. Reseptor Fc. Trombosit mengekspresikan sati reseptor Fc-gamma, FcRIIa. Pada persilangan oleh IgG intak, FcRIIa pindah ke lipid raft dan mengaktivasi trombosit melalui kinase famili src dan protein adapter. FcRIIa berhubungan dengan GP Ib (108). Von Willebrand Factor. Trombosit -granula mengandung VWF, yang dengan cepat disekresi atas aktivasi dan membentuk ikatan panjang yang dapat berlabuh ke trombosit oleh P selectin. VWF trombosit sangat besar dan sangat trombogenik. Defisiensi dalam VWF menjaga dari aterosklerosis pada tikus (111).

Kemokin Trombosit dan Reseptor G-protein berpasangan Kemokin Trombosit. Trombosit secara konstitutif dan berlimpah mengekspresikan kemokin CXCL4 (faktor trombosit 4, PF4) dan RANTES (CCL5). Keduanya penting dalam memediasi interaksi sel endotel-trombositmonosit. RANTES disimpan oleh trombosit yang berinteraksi sementara pada endotel yang inflamasi in vitro (56) dan pada endotel aterosklertoik dan monosit in vivo (60), dimana ia mendorong penghentian monosit dan aktivasi, kemungkinan besar melalui CCR1 (59). PF4 sangat penting dalam diferensiasi makrofag. Ia berikatan ke dan mengaktivasi variant sambungan dari CXCR3 (112). Reseptor kemokin Trombosit. Trombosit mengekspresikan reseptor kemokin CCR1, 3, dan 4, dan CXCR 4 (Tabel 45-4). Reseptor ini mengikat sitokin proinflamasi dan SDF-1, secara berurutan. Ligasi reseptor kemokin dapat melemahkan respon trombosit terhadap agonis dosis rendah (114). Reseptor kemokin ini lebih berperan sebagai pemodifikasi daripada inisiator respon tetapi tetap penting dalam hubungan antara inflamasi, agregasi trombosit, hemostasis, dan thrombosis (lihat teks selanjutnya). Reseptor G-Protein Berpasangan Lain. GPCR aktivasi terpenting pada trombosit adalah milik protease-activated receptor (PAR) dan famili reseptor (P2Y) adenosin 5 diphosphate (ADP). Dari empat reseptor PAR yang diketahui, trombosit mengekspresikan PAR-1 dan -4 pada manusia, dan PAR-3 dan -4 pada tikus. Reseptor-reseptor ini bertanggungjawab untuk aktivasi trombosit yang diinduksi thrombin, kejadian penting yang memulai agregasi trombosit. Reseptor PAR menghasilkan ligand yang ditahan, yang terseedia untuk berikatan dengan dan mengaktivasi reseptor setelah pemutusan oleh protase khusus seperti thrombin (114). Rincian dari reseptor PAR pada trombosit dibahas dalam Bab 33. Trombosit juga mengekspresikan GPCR untuk ADP, yang paling penting, P2Y1 yang berpasangan dengan Gq, dan P2Y12 yang berpasangan dengan Gi. P2Y12 merupakan target molekuler dari inhibitor agregasi trombosit dari jenis clopidogrel. Dalam konteks atherotrombosis dan penyakti vaskuler, ADP dapat

dilepaskan dari sel darah merah dan sel darah lainnya, memacu agregasi trombosit. Pada hakekatnya, ADP tidak merupakan stiumulus yang sangat kuat untuk aktivasi trombosit, tetapi ia dapat bersinergi dengan stimuli lain seperti thrombin dosis rendahatau kemokin. Memblok P2Y12 juga mengurangi formasi CD40L. Trombosit lain GPCR meliputi reseptor untuk epinefrin dan thromboxane A2, hasil siklooksigenase yang memperkuat agregasi trombosit. Beberapa GPCR, termasuk PAR-1, lebih seirng ditemukan pada lipid raft (108).

Sitokin Trombosit Sitokin terpenting yang diproduksi oleh trombosit adalah ligand CD-40 seperti TNF (CD40L) , yang memiliki efek protrombotik dan proinflamasi (99). CD40L merupakan protein transmembran tipe II yang mengikat CD40 pada antigen presenting cell dan GP IIb/IIIa pada trombosit. Ikatan GP IIb/IIIa mendorong pemutusan CD40L (pengguguran) oleh metalloproteinase yang tidak diketahui sebagai respon terhadap aktivasi oleh kolagen atau thrombin. sCD40L juga memiliki efek proinflamasi dan protrombotik. Hmapir semua CD40L dalam darah adalah pada trombosit, meskipun beberapa limfosit juga mengekspresikan CD40L. Tikus yang kekurangan CD40L memiliki defek trombosis dan terjaga dari aterosklerosis. sCD40L terakumulasi dalam konsentrasi trombosit yang tersiimpan, dan kadar yang meningkat dari serum sCD40L berhubungan dengan penyakit thrombosis, sindrom koroner akut, arthritis rheumatoid, lupus, dan penyakit inflamasi lain. Trombosit juga mengandung platelet-derived growth factor (PDGF), sebuah faktor pertumbuhan seperti sitokin untuk otot polos dan sel-sel lain.

Molekul Kecil yang Disekresi oleh Trombosit Thromboxane A2 (TxA2) dan serotonin merupakan vasokonstriktor kuat yang dilepaskan oleh trombosit teraktivasi. Keduanya berikatan ke reseptor pada otot polos dan sele ndotelial. TxA2 juga mendorong agregasi trombosit. TxA2 merupakan produk siklooksigenase, sebuah enzim yang dihambat oleh aspirin.

Molekul kecil yang disekresi oleh trombosit dibahas lebih rinci pada Bab 36 sampai 38.

Mikropartikel
Darah mengandung sejumlah mikropartikel dengan diameter antara 50 nm dan 1 m yang dapat mendukung interaksi trombosit-monosit-endotel (115). Kebanyakan (sekitar 90%) mikropartikel pada plasma manusia normal berasal dari trombosit (116), tetapi yang lain datang dari monosit, sel endotel, sel otot polos, dan sel-sel lain. Mikropartikel yang berasal dari trombosit sangat protrombotik dengan menyediakan permukaan kaya fosfatidilserin dimana faktor koagulasi dapat berkumpul (117). Mikropartikel yang berasal dari monosit merupakan sumber utama faktor jaringan, yang mengawali koagulasi

intravaskuler selama pembentukan thrombus (115). Molekul adhesi yang digunakan oleh mikropartikel utuk berinteraksi dengan sel endotel, monosit, dan trombosit kemungkinan besar berasal dari sel-sel dimana mikropartikel dihasilkan. Memang, pengiriman faktor jaringan ke agregasi trombosit telah terbukti membutuhkan PSGL-1 pada mikropartikel yang berasal dari monosit dan membutuhkan P selectin pada trombosit teraktivasi (45,46).

Matriks Protein Ekstraseluler dan Plasma yang Relevan dengan Interaksi Sel ke Sel Meskipun interaksi trombosit-monosit-sel endotel sering diteliti pada media kultur jaringan, interaksi perlekatan ini terjadi secara alami dalam darah, yang dengan sendriinya merupakan sumber yang kaya dari protein perlekatan lain. Fibrinogen plasma dapat beriaktan dengan banyak reseptor adhesi sel, termasuk Mac-1, integrin V3, dan ICAM-1 pada monosit, GP IIb/IIIa pada trombosit, dan ICAM1 pada sel endotel. Fibrinogen memiliki banyak tempat ikatan per molekul yang dapat menjembatani antara trombosit, sel endotel, dan monosit. Tikus dengan defisiensi fibrinogen dengan mengejutkanmemiliki defek perdarahan ringan (118) dan menunjukkan bahwa fibrinogen tidak sangat diperlukan untuk hemostasis.

Plasma mengandung VWF, yang sebagian besar terdapat sebagai dimer dan oligomer. VWF dibutuhkan untuk adhesi trombosit dalam keadaan tekanan pergeseran yang tinggi. Tikus dengan defisiensi VWF (119), dan manusia memiliki kelainan perdarahan yang signifikan (penyakit von Willebrand). Dengan berikatan ke trombosit GP Ib/V/IX, VWF mendorong interaksi trombosit-enotel. Plasma juga mengandung fibronektin, sebuah protein adhesif yang dapat berikatan dengan integrin 51 dan V3 pada sel endotel dan mendukung interaksi sel endotel dengan monosit (mellaui ikatan dari 41) dan trombosit (melalui ikatan dengan IIb3). Tikus yang kekurangan fibronectin tidakd apat hidup (120). Pada koagulasi, fibrin dibentuk dari fibrinogen, membentuk jala yang dapat menangkap semua jenis sel darah, termasuk sel darah merah yang perlekatannya buruk. Fibrin membagi beberapa dari sifat melekatnya dengan fibrinogen, dan fibrin terimobilisasi dapat mengikat GP IIb/IIIa bahkan dalam keadaan nonaktifnya. Ketika dalam perjalanan kerusakan vaskuler matriks subendotel terbuka, berbagai kolagen, laminin, fibronectin, VWF, dan molekul adhesif lain menjadi terbuka. Kolagen dan VWF sangat penting untuk ikatan trombosit. Interaksi ini dibahas dalam Bab 46 dan 47.

INTERAKSI SEL KE SEL Angka Pergeseran dan Tekanan Pergeseran

Anda mungkin juga menyukai