Anda di halaman 1dari 39

PETUNJUK PELAKSANAAN DANA TUGAS PEMBANTUAN PROGRAM PERLUASAN DAN PENGEMBANGAN KESEMPATAN KERJA TAHUN 2009

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA


Jl. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 4 Blok A Telpon. 021-5250991,5228440 Fax. 021-5227588 JAKARTA SELATAN

KATA PENGANTAR

Dana Tugas Pembantuan Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja tahun anggaran 2009 diprioritaskan untuk kegiatan Padat Karya Produktif,

Pengembangan kewirausahaan dalam pelaksanaan kegiatan Terapan Teknologi Tepat Guna, Informasi Pasar Kerja dan Bursa Kerja yang bertujuan untuk mengurangi tingkat penganguran, memperluas kesempatan Kerja dan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat di pedesaan khususnya.

Untuk itu diharapkan para pengguna dana tugas pembantuan yang ada di dinas membidangi ketenagakerjaan di Kabupaten/Kota dapat mempedomani Juklak ini dalam melaksanakan kegiatan, sehingga kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan.

Terlepas dari segala kekurangannya, karena Juklak ini merupakan acuan maka hendaknya benar-benar dijadikan dasar dan pedoman dalam pelaksanaan

kegiatan bagi para Kuasa Penguna Anggaran Dana Tugas Pembantuan.

Semoga Juklak ini dapat bermanfaat bagi kelancaran pelaksanaan kegiatan dana tugas pembantuan tahun anggaran 2009.

Jakarta,

Januari 2009

Direktur Jenderal

I Gusti Made Arka NIP. 160012999

DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar.................................................................................. Daftar Isi............................................................................................. Bab I Pendahuluan................................................................. A. Latar Belakang.......................................................... B. Tujuan....................................................................... C. Dasar Hukum............................................................ Kegiatan Pokok Dana Tugas Pembantuan Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan kerja Tahun 2009................................... Lokasi dan Anggaran Dana Tugas Pembantuan Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja Tahun 2009.................................... Organisasi Pelaksana Kegiatan................................... A. Tingkat Pusat............................................................. B. Tingkat Provinsi......................................................... C. Tingkat Kabupaten/Kota............................................ Pelaporan...................................................................... Monitoring dan Evaluasi.............................................. Penutup......................................................................... i ii 1 1 3 4

Bab

II

Bab

III

13 25 25 26 26 32 35 36

Bab

IV

Bab Bab Bab

V VI VII

ii

BAB I PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG Kondisi ketenagakerjaan Indonesia pada saat ini telah menunjukan perkembangan yang baik. Dimana lapangan kerja yang tercipta antara Agustus 2006 - Agustus 2007 meningkat sangat tinggi yaitu hampir 4,5 juta lapangan pekerjaan baru. Pada kurun waktu yang sama angkatan kerja meningkat dari 106,4 juta menjadi 109,9 juta atau meningkat sekitar 3,5 juta orang.

Selanjutnya, pada Agustus 2007 proporsi lapangan kerja formal terhadap seluruh lapangan kerja yang menyerap tenaga kerja masih rendah, yaitu hanya 30,95 persen atau hanya sekitar 30,9 juta orang. Daya serap lapangan kerja masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang mencapai 41,24 persen dan diikuti oleh sektor

perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi yang 20,57 persen, sememtara daya serap lapangan kerja di sektor industri pengolahan hanya 12, 38 persen. Serapan lapangan kerja pun didominasi oleh pekerja yang tidak terampil. Pada Agustus 2007, pekerja tidak terampil di pedesaan ( yang digambarkan sebagai tenaga usaha pertanian, kehutanan,

perkebunan dan perikanan) mencapai 36,4 juta orang atau 60,57 persen dari seluruh tenaga kerja di pedesaan. Di sisi lain, lapangan untuk tenaga profesional dan teknisi hanya 4,7 juta orang atau sekitar 4,72 persen dari seluruh lapangan kerja, padahal sebagian besar dari seluruh tenaga profesional dan teknisi ini berpendidikan diploma/Universitas.

Kondisi di atas menunjukan bahwa dengan jumlah penganggur yang secara absolut masih banyak, masalah yang dihadapai adalah masih adanya kendala-kendala dalam penciptaan kesempatan kerja seluas-luasnya,

khususnya kesempatan kerja formal. Kesempatan kerja formal diupayakan untuk digerakan oleh sektor riil melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif. Salah satu hal yang dapat memberikan harapan bagi upaya penciptaan kesempatan kerja adalah dengan diterbitkannya UndangUndang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Diharapkan investasi akan dapat dapat tumbuh dan kesempatan kerja dapat tercipta. Dengan demikian, pelaksanaan peraturan ketenagakerjaan terus

diupayakan untuk disempurnakan. Terkait dengan upaya mengurangi ketidakluwesan pasar kerja tersebut, Pemerintah telah menyusun

Rancangan Peraturan Pemerintah tentang program Jaminan Pemutusan Hubungan Kerja pada tahun 2007 sebagai aturan pelaksana dari UndangUndang Ketenagakerjaan.

Pemerintah pusat maupun daerah memiliki peran yang sangat sentral dalam penciptan kesempatan kerja. Untuk itu pemerintah harus

memberikan iklim usaha yang kondusif, baik dari sisi peraturan, perijinan maupun pelaksanaannya dilapangan, para pengusaha dan calon

pengusaha dapat mengembangan inisiatif dan kreativitas berusaha. Masalah mengatasi pengangguran/penciptaan kesempatan kerja bukan menjadi tanggung jawab semata-mata pemerintah dalam hal ini

Departemen Tenaga kerja dan Transmigrasi, namun merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat terutama instansi pemerintah baik pembina sektor maupun bukan pembina.

Tanggung jawab penciptaan kesempatan kerja tersebut bukan sematamata berada di tangan pemerintah, akan tetapi seluruh jajaran, dunia usaha, dunia pendidikan, serta masyarakat di seluruh Indonesia ikut bertanggung jawab. Untuk penciaptaan kesempatan kerja, Pemerintah melalui Departemen Tenaga dan Transmigrasi R.I c.q Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri 2009, telah mengalokasikan dana tahun anggaran Program

Tugas Pembantuan

Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja kepada Kantor Dinas yang menangani ketenagakerjaan yang ada di 184 Kabupaten dan Kota.

Agar pelaksanan kegiatan Dana Tugas Pembantuan Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja dapat berjalan dengan baik, maka para Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dana tugas pembantuan harus dibekali dengan Petunjuk Pelaksana (Juklak) yang bisa dijadikan acuan didalam melaksanakan kegiatannya.

B. TUJUAN Tujuan penyusunan Juklak dana tugas pembantuan Program Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja Tahun 2009 adalah sebagai berikut : 1. Sebagai acuan yang harus dipedomani oleh masing-masing pengguna dana tugas pembantuan yang ada di dinas membidangi ketenagakerjaan di Kabupaten dan Kota dalam melaksanakan kegiatan. 2. Sebagai alat kontrol yang bisa dijadikan untuk mengukur keberhasilan kegiatan-kegiatan Dana Tugas Pembantuan yang dilaksanakan di dinas yang membidangi ketenagakerjaan di Kabupaten dan Kota. 3. Terciptanya koordinasi yang baik antara Ditjen Binapenta sebagai pembuat kebijakan dengan Dinas membidangi ketenagakerjaan Kabupaten dan Kota sebagai pelaksanaan kegiatan Dana Tugas Pembantuan Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja.

C.

DASAR HUKUM Dasar hukum pelaksanaan penyusunan Petunjuk Pelaksana Dana Tugas Pembantuan Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja tahun 2009 adalah: 1. Undang-Undang R.I Nomor : 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 2. Keputusan Presiden Nomor 72 tahun 2004 tentang perubahan atas Keppres Nomor.42 tahun 2002 tentang pelaksanaan Anggaran

Pendapatan belanja Negara; 3. Keputusan Presiden nomor 61 tahun 2004 tentang perubahan atas Keppres Nomor.80 tahun 2003 dan Perpres 8 tahun 2006 tentang Pengadaan Barang /Jasa Instansi Pemerintah: 4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 tahun 2008 tentang Dekosentrasi dan Tugas Pembantuan; 5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor : KEP. 05/MEN/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI; 6. Daftar Isian Pelaksanaan Kegiatan (DIPA) Setditjen Binapenta

Depnakertrans 2008.

Nomor. 0191.0/026-04.0/-/2009

tanggal 31 Desember

7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor. PER-24/PB/2006 tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. 8. Peraturan Menteri Tenaga tentang Kerja Pedoman dan Transmigrasi Pelaporan Nomor Bidang

33.A/MEN/XII/2006

Sistem

KetenagaKerjaan dan Ketransmigrasian.

9. Daftar Isian Pelaksanaan Kegiatan (DIPA) Dana Tugas Pembantuan Program PPKK di masing-masing daerah tahun 2009.

BAB II KEGIATAN POKOK DANA TUGAS PEMBANTUAN PROGRAM PERLUASAN DAN PENGEMBANGAN KESEMPATAN KERJA TAHUN 2009

Kegiatan pokok Dana Tugas Pembantuan Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja tahun angaran 2009, sebagai mana yang tercantum dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran sebagai berikut : A. Administrasi Kegiatan Administrasi kegiatan digunakan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan Program Perluasan dan Pengembangan kesempatan Kerja yang dilaksanakan melalui anggaran Dana Tugas Pembantuan, perlu adanya aktivitas dalam bentuk supporting yaitu kegiatan administrasi kegiatan yang merupakan pendukung pelaksanaan operasional. meliputi : a. Honor Yang Terkait Dengan Operasional Satuan kerja Honor yang terkait dengan operasioal satuan kerja digunakan untuk membayar honor kepada pejabat dan staf yang ditunjuk oleh kepala Dinas kabupaten dan Kota yang melaksanakan kegiatan di bidang Komponen biayanya

ketenagakerjaan yaitu Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penguji Tagihan dan Penandatanganan SPM,

Bendahara Pengeluaran/Pemegang dan

staf yang membantu dalam

pelaksanaan kegiatan sesuai yang tertera didalam DIPA dana tugas pembantuan di dinas yang membidangi ketenagakerjaan tenaga kerja

Kabupaten dan kota masing-masing.

b. Belanja Bahan Belanja bahan terdiri dari pengadaan alat tulis kantor dan bahan komputer, disediakan untuk 12 bulan. Besarnya biaya yang dibutuhkan untuk bahanbahan disesuaikan dengan dana yang tercantum dalam DIPA.

c. Belanja Barang Non Operasional Lainnya Belanja barang non operasional lainnya digunakan untuk kegiatan operasional seperti rapat-rapat persiapan, dokumentasi, pengandaan, foto copy, pengiriman, penyusunan laporan dan evaluasi dan lain-lain.

d. Belanja Perjalanan Lainnya (Dalam Negeri) Belanja perjalanan lainnya digunakan untuk keperluan perjalanan dinas lokal dengan unit teknis terkait maupun konsultasi dan koordinasi ke

pusat, Belanja perjalanan lainya seperti biaya konsultasi, uang harian, biaya penginapan hotel, transport local, transport rekonsiliasi SAI, transport dalam rangka rakor dan transport konsiyansi SAI.

B. Pelayanan Antar kerja Melalui Peningkatan Efektivitas IPK dan Bursa Kerja Online.

Dalam rangka mengoptimalkan

fungsi dari pelayanan antar kerja maka

diperlukan upaya-upaya peningkatan melalui pelayanan fungsi-fungsi ; Antar Kerja, Informasi Pasar Kerja, Penyuluhan dan Bimbingan Jabatan serta bursa kerja on line, yang mana kompenen biayanya meliputi :

a. Honor Yang terkait Dengan Operasional Satuan Kerja Honor yang terkait dengan operasional satuan kerja disediakan untuk membiayai honor penanggung jawab, honor pengolah data AK 1 sampai dengan AK V, , IPK dan bursa Kerja, honor penyusun laporan bulanan AK 1 samapai dengan AK V, IPK dan bursa kerja, honor penyusun laporan

bulanan AKAD/AKL, TKA, AKSUS dan honor tim teknis/operator bursa kerja online.

b. Belanja Bahan Belanja bahan diperuntukkan untuk pembelian computer suplies. Alat tulis kantor dan

c. Belanja Barang Non Operasional Lainnya Belanja barang non operasional lainnya disediakan untuk pembayaran pencetakan/pengagadaan AK 1 sampai dengan AK V, pengiriman laporan ke pusat, rekruitmen dan seleksi tenaga kerja AKAD/AKL, penemp[atan tenaga kerja AKA/AKL, orientasi dan penyuluhan penempatan tenaga kerja, pencetakan leaflet dan stiker, pencetakan kuesioner data lowongan, penggandaan formulir pencaker, administrasi, surat menyurat, rapat-rapat dan lain-lain.

d. Belanja Perjalanan Lainnya (Dalam Negeri) Biaya perjalanan lainnya digunakan untuk, transport pengumpulan data lowongan ke perusahaan (ob canvasing) dan monitoring/evaluasi

penempatan.

C. Pengembangan Kewirausahaan Melalui Kegiatan Terapan Teknologi Tepat Guna (TTG)

Tujuan dari kegiatan pengembangan usaha ekonomi adalah

membangun

dan mengembangkan kemampuan inisiatif/aspirasi masyarakat khususnya penganggur agar mau dan mampu mengelola potensi sumberdaya

lingkungannya guna menciptakan kesempatan kerja/usaha berbasis tehnologi tepat guna/lokal. Komponen biayanya meliputi :

a. Honor Yang Terkait Dengan Operasional Satuan kerja Honor yang terkait dengan operasional satuan kerja dipergunakan untuk membayar honor pengarah, Honor Penanggung jawab kegiatan, honor pelaksana, honor tenaga pendamping/LSM/Ordes/Petugas TTG, honor penyusun kurikulum dan meteri, honor pengajar dan uang saku peserta.

b. Belanja Barang Non Operasional Lainnya Belanja barang non operasional lainya diperuntukan untuk membiayai pembelian ATK dan bahan computer, perlengkapan peserta, pengadaan bahan dan alat praktek TTG, konsumsi rapat koordinasi, surat menyurat, laporan, adm dan foto copy, identifikasi potensi dan jenis TTG, Akomodasi dan konsumsi, rekruitmen dan seleksi, pembukaan dan penutupan, kesehatan dan obat-obatan, sertifikat dan tanda pengenal, sewa ruangan, bantuan sarana usaha awal usaha dan dokumentasi.

c. Belanja Perjalanan Lainnya (Dalam Negeri) Belanja perjalanan lainnya dipergunakan untuk transport Pembinaan dan panduan, transport peserta, transport pengajar/instruktur, transport

penyelenggara dan transport pendamping/LSM/PL/TTG.

D. Padat Karya Produktif Padat karya produktif adalah merupakan suatu kegiatan produktif yang dapat memberikan nilai tambah ekonomi baik bagi masyarakat khususnya tenaga kerja penganggur dan setengah penganggur yang dapat mempekerjakan atau menyerap tenaga kerja yang relatif banyak. Tujuan dilaksanakan kegiatan padat karya Produktif adalah : 1. Menyediakan lapangan kerja produktif dan berkelanjutan bagi

penganggur dan setengah pengangur di perkotaan dan perdesaan; 2. Mendayagunakan tenaga kerja penganggur dan setengah penganggur di pedesaan dan perkotaan;

3.

Memberdayakan ekonomi masyarakat di pedesaan dan perkotaan sehingga dapat meredam dampak negatif dari tingginya jumlah pengangguran dan mempercepat pemulihan perekonomian daerah dan perekonomian nasional;

Jenis kegiatan yang dikembangkan dan dilaksanakan bersifat produktif dan berkelanjutan seperti : 1. Pemanfaatan lahan tidur untuk meningkatkan produksi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. 2. Pembuatan embung, waduk, tambak untuk budi daya ikan, kepitign dan lain-lain. 3. Pembuatan kolam ikan untuk budi daya akan air tawar dan budidaya lainnya. 4. 5. 6. Pembuatan keramba dan jaring apung untuk budi daya ikan. Budi daya rumput laut, rumpon dan lain-lain diperairan daerah pantai. Kegiatan-kegiatan lain bersifat produktif dan berkelanjutan.

Kriteria Padat Karya Produktif : 1. Dilaksanakan secara berkelompok dengan jumlah peserta 10 sampai dengan 30 orang. 2. Jenis usaha yanh dilakukan bersifat produktif dan berkelanjutan, cepat menghasilkan dan mempunyai peluang pasar yang baik. 3. Sarana usaha dikerjakan oleh kelompok paling lama selama 20 hari kerja, dan kepada pekerja diberikan upah kerja yang besarnya disesuaikan dengan dana yang tersedia. Upak pekerja dibayarakan dan diterima langsung kepada para pekerja. 4. Bantuan modal usaha yang diberikan harus bersifat stimulan (pancingan atau perangsang) dan dapat dikembangkan sehingga kegiatan dapat dikembangkan.

5. Seleksi tenaga kerja yang akan menjadi anggota kelompok usaha diutamakan pencari nafkah utama dalam keluarga, penganggur dan setengah penganggur. 6. Dilarang mempekerjakan anak-anak atau bukan angkatan kerja sebagai pekerja padat karya. 7. Mempunyai dampak positif terhadap pemberdayaan tenaga kerja dan lembaga ekonomi masyarakat sebagai pendamping. 8. Menggunakan peralatan dan teknologi yang sederhana.

Sedangkan kriteria kelompok sasaran adalah : 1. Laki-laki dan perempuan dewasa yang mampu melaksanakan pekerjaan. 2. Pencari nafkah utama dalam keluarga dan dihindarkan dari pengerahan tenaga kerja dibawah usia kerja. 3. Tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan atau ter PHK. 4. Kelompok penganggur akibat dampak bencana alam (kekeringan, gunung meletus, banjir, gempa bumi dan sebagainya).

Kriteria Penetapan Lokasi Padat karya Produktif adalah : 1. Lokasi kegiatan adalah kecamatan/Desa yang padat penduduk dan banyak tenaga kerja penganggur dan setengah penganggur. 2. Daerah yang terisolir. 3. Kantong-kantong kemiskinan. 4. Daerah rawan bencana alam dan atau rawan sosial. 5. serta daerah yang memiliki potensi sumberdaya ekonomi yang dapat dikembangkan. Komponen biaya padat karya produktif meliputi : a. Honor Yang Terkait dengan Operasional Satuan Kerja Honor yang terkait dengan operasional satuan kerja diperuntukan untuk membayar honor pengarah, honor penanggung jawab kegiatan, honor koordinator, honor staf administrasi, honor petugas lapangan, honor juru bayar, honor narasumber pembekalan dan honor pengawas teknis.

b. Belanja Bahan Belanja bahan dipergunakan untuk pembelian ATK dan bahan komputer, pengadaan bahan dan formulir, bahan bangunan fisik, peralatan kerja, pembuatan gambar desain, pembuatan papan nama prasasti dan dokumentasi, bantuan sarana usaha.

c. Honor Yang Terkait Dengan Ouput Kegiatan Honor yang terkait dengan ouput kegiatan dipergunakan untuk membiayai honor pengawas lapangan, honor kepala pengawas, honor tenaga kerja pekerja, honor tukang dan uang saku peserta pembekalan wirausaha.

d. Belanja Barang Non Operasional Lainnya Belanja barang non operasional lainya diperuntukan untuk membiayai pengiriman surat menyurat, adm dan fax, rapat persiapan, sosialisasi dan penyuluhan, identifikasi potensi, kesehatan dan konsumsi pembekalan.

e. Belanja Perjalanan Lainnya (Dalam Negeri) Belanja perjalanan lainnya dipergunakan untuk membiayai kegiatan Transportasi identifikasi, persiapan dan perencanaan, transport nara

sumber pembekalan, penyuluhan dan sosialisasi, transport petugas lapangan, transport juru bayar dan biaya monitoring.

BAB III LOKASI DAN ANGGARAN DANA TUGAS PEMBANTUAN PROGRAM PERLUASAN DAN PENGEMBANGAN KESEMPATAN KERJA TAHUN 2009 Tahun anggaran 2009 Dana Tugas Pembantuan Program Perluasan dan
Pengembangan Kesempatan Kerja tersebar di 184 Dinas membidangi ketenagakerjaan di Kabupaten dan Kota, dengan jumlah keseluruhan anggaran

sebesar Rp.216.774.000.000 yang lokasinya sebagai berikut : I. Provinsi Jawa Barat terdapat di 17 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten /Kota dengan total anggaran Rp.56.269.735.000,- lokasinya : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bogor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukabumi Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Purwakarta Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Subang Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bandung Dinas Tenaga Kerja d Transmigrasi Kabupaten Sumedang Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Garut Dinas Kependudukan, Tenaga Kerja dan KB Kabupaten Tasikmalaya Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Ciamis

10. Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Kuningan 11. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Indramayu 12. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Majalengka 13. Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung 14. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Bogor 15. Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Depok

16. Dinas Tenaga Kerja Kota Tasikmalaya 17. Dinas Tenaga Kerja Kota Banjar

II. Provinsi Jawa Tengah terdapat di 19 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota dengan total anggaran Rp. 70.652.002.000,- lokasinya : 1. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Semarang 2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Grobongan 3. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kudus 4. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Blora 5. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Banyumas 6. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Cilacap 7. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Purbalingga 8. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kesejahteraan Sosial Kabupaten Banjarnegara 9. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Temanggung 10. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Wonosobo 11. Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi Kabupaten Purworejo 12. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kebumen 13. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sragen 14. Dinas Tenaga Kerja dan Mobduk Kabupaten Sukoharjo 15. Dinas Kependudukan Tenaga Kerja danTransmigrasi Kabupaten Karanganyar 16. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Wonogiri 17. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang 18. Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Salatiga 19. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Pekalongan

20. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Magelang 21. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta

III.

Provinsi DI. Yogyakarta terdapat di 4 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota dengan total anggaran Rp.16.400.000.000,- Lokasinya : 1. Dinas Tenaga Kerja dan Tranmigrasi Kabupaten Bantul 2. Dinas Tenaga Kerja dan Tranmigrasi Kabupaten Gunung Kidul 3. Dinas Tenaga Kerja dan Tranmigrasi Kabupaten Kulonprogo 4. Dinas Tenaga Kerja Kota Yogyakarta

IV.

Provinsi Jawa Timur terdapat di 15 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten dan Kota dengan total anggaran Rp. 33.288.496.000,- Lokasinya : 1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Mojokerto 2. Dinas Kependudukan, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bangkalan 3. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pasuruan 4. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Probolinggo 5. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lumajang 6. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Nganjuk 7. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Trenggalek 8. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Blitar 9. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Madiun 10. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Ngawi 11. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Magetan 12. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ponorogo 13. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pacitan

14. Dinas Tenaga Kerja Kota Mojokerto 15. Dinas Tenaga Kerja Kota Malang

VI.

Nangroe Aceh Darussalam terdapat di 5 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten dan kota dengan total anggaran Rp. 1.606.519.000,Lokasinya : 1. Dinas Kependudukan Keluarga Sejahtera dan Tenaga Kerja Kabupaten Pidie 2. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Aceh Tengah 3. Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan kota Banda Aceh 4. Dinas Tenaga Kerja Kota Sabang 5. Dinas Tenaga Kerja Kota Lhokseumawe

VII.

Provinsi Sumatera Utara terdapat di 7 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten dan Kota dengan total anggaran Rp. 2.215.409.000,- Lokasinya: 1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat 2. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tapanuli Tengah 3. Dinas Koperasi, PKM dan Tenaga Kerja Kabupaten Simalungun 4. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Labuahanbatu 5. Dinas Kependudukan Tenaga Kerja Kabupaten Asahan 6. Dinas Tenaga Kerja Kota Pematang Siantar 7. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Humbang Hasundutan

VIII.

Provinsi Sumatera Barat terdapat di 7 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten dan Kota dengan total anggaran Rp. 2.191.469.000,- Lokasinya : 1. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pesisir Selatan 2. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tanah Datar

3. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pasaman Barat 4. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sijunjung 5. Dinas Tenaga Kerja Kota Padang Panjang 6. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Padang 7. Dinas Kebersihan, Lingkungan Hidup dan Tenaga Kerja Kota Pariaman

IX.

Provinsi Riau terdapat di 1 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten dan Kota dengan total anggaran Rp. 313.107.000,- Lokasinya: 1. Dinas Tenaga Kerja Kota Pekanbaru

X.

Provinsi Jambi terdapat di 3 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota dengan total anggaran Rp. 930.621.000,- Lokasinya : 1. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Batang Hari 2. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tanjung Jabung Barat 3. Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Jambi

XI.

Provinsi Sumatera Selatan terdapat di 9 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten /Kota dengan total anggaran Rp. 2.693.430.000,- Lokasinya : 1. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Musi Banyu Asin 2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Muara Enim 3. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lahat 4. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Musi Rawas 5. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Banyuasin 6. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten OKU Selatan 7. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ogan Ilir 8. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Prabumulih

9. Dinas Tenaga Kerja Kota Pagar Alam XII. Provinsi Lampung terdapat di 7 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota dengan total anggaran Rp. 2.141.105.000,- Lokasinya : 1. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Selatan 2. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tengah Kabupaten Lampung Kabupaten Lampung

3. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Lampung Utara 4. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lampung Timur 5. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Way Kanan 6. Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung 7. Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Metro

XIII.

Provinsi Kalimantan Barat terdapat di 5 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten /Kota dengan total anggaran Rp. 1.555.910.000,- Lokasinya : 1. Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Pontianak 2. Dinas Kependudukan dan Kesejahteraan Sosial Kabupaten Ketapang 3. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Landak 4. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sekadau 5. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Metro

XIV. Provinsi Kalimantan Tengah terdapat di 4 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota dengan total anggaran Rp. 1.250.002.000.Lokasinya : 1. Dinas Tenaga Kerja,Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Kapuas 2. Dinas SosialTenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Barito Utara 3. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kotawaringin Barat 4. Dinas Kependudukan dan Tenaga Kerja Kota Palangkaraya

XV.

Provinsi Kalimantan Selatan terdapat di 7 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten dan Kota dengan total anggaran Rp.2.190.594.000,Lokasinya : 1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Banjar 2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tanah Laut 3. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Tengah Kabupaten Hulu Sungai

4. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Barito Kuala 5. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tabalong 6. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Hulu Sungai Utara 7. Dinas Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja Kota Banjarmasin

XVI. Provinsi Kalimantan Timur terdapat di 3 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota dengan total anggaran sebesar Rp. 947.136.000.- Lokasinya : 1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Timur 2. Dinas Tenaga Kerja Kota Samarinda 3. Dinas Tenaga Kerja Kota Balikpapan

XVII. Provinsi Sulawesi Utara terdapat di 5 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota dengan total anggaran Rp. 1.630.785.000,- Lokasinya: 1. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Minahasa 2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bolaang Mongondow 3. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Minahasa Utara 4. Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi Kota Manado 5. Dinas Tenaga Kerja Kota Tomohon

XVIII. Provinsi Sulawesi Tengah terdapat di 3 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota dengan total anggaran Rp. 959.991.000,- Lokasinya : 1. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Morowali 2. Dinas Tenaga Kerja Penanaman Modal Kabupaten Banggai Kepulauan 3. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Palu

XIX. Provinsi Sulawesi Selatan terdapat di 12 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/ Kota dengan total anggaran Rp. 3.804.805.000,- Lokasinya : 1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pinrang 2. Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan dan Transmigrasi Kabupaten Gowa 3. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bone 4. Kantor Sosial dan Tenaga kerja Kabupaten Sinjai 5. Dinas Sosial, Tenaga kerja dan Linmas Kabupaten Bulukumba 6. Dinas Tenaga Kerja kabupaten Jeneponto 7. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Selayar 8. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi Kabupaten Takalar 9. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Barru 10. Dinas Pertambangan dan Tenaga Kerja Kepulauan Kabupaten Pangkajene dan Kependudukan dan Capil

11. Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan dan Cacatan Sipil Kota Pare-Pare 12. Dinas Tenaga Kerja Kota Palopo

XX.

Provinsi Sulawesi Tenggara terdapat di 7 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota dengan total anggaran Rp. 2.232.104.000,Lokasinya : 1. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Muna 2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Buton

3. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kolaka 4. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Konawe Selatan 5. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Konawe 6. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Kendari 7. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bau-Bau

XXI. Provinsi Maluku terdapat di 3 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan Kabupaten/Kota total anggaran Rp.984.411.000,- Lokasinya : 1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Maluku Tengah 2. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Maluku Tenggara 3. Dinas Tenaga Kerja Kota Ambon

XXII. Provinsi Bali terdapat di 3 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota dengan total anggaran Rp. 939.561.000,- Lokasinya : 1. Dinas Tenaga Kerja, Kependudukan, Capil dan KB Kabupaten Jembrana 2. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bangli 3. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, Kependudukan dan Capil Kabupaten Tabanan

XXIII. Provinsi Nusa Tengara Barat terdapat di 4 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota dengan total anggaran Rp. 1.251.648.000,Lokasinya : 1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bima 2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sumbawa 3. Dinas Tenaga Kerja Kota Mataram 4. Dinas Tenaga Kerja Kota Bima

XXIV. Provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat di 4 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota dengan total anggaran Rp.1.292.468.000,Lokasinya : 1. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kesejahteraan Sosial Kabupaten Kupang 2. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bellu 3. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sikka 4. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sumba Timur

XXV. Provinsi Papua terdapat di 5 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota dengan total anggaran Rp.1.715.070.000,- Lokasinya : 1. Dinas Tenaga Kerja, Pemukiman dan Transmigrasi Kabupaten Jayapura 2. Dinas Tenaga Kerja, Pemukiman dan Transmigrasi Kabupaten Merauke 3. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Asmat 4. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kerom 5. Dinas Tenaga Kerja Kota Jayapura

XXVI. Provinsi Bengkulu terdapat di 4 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota dengan total anggaran Rp. 1.238.780.000,- Lokasinya : 1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bengkulu Utara 2. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Rejang Lebong 3. Dinas Transmigrasi dan Tenaga kerja Kabupaten Seluma 4. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kepahiang

XXVII.Provinsi Maluku Utara terdapat di 4 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/ Kota dengan total anggaran Rp. 1.300.448.000,- Lokasinya : 1. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Halmahera Utara 2. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan PPH Kabupaten Halmahera Barat

3. Dinas Tenaga Kerja Kota Ternate 4. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Tidore Kepulauan

XXVIII. Provinsi Banten terdapat di 3 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota dengan total anggaran sebesar Rp. 916.561.000,Lokasinya : 1. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Serang 2. Dinas Tenaga Kerja an Transmigrasi Kabupaten Pandeglang 3. Dinas Tenaga Kerja an Transmigrasi Kabupaten Lebak

XXIX. Provinsi Bangka Belitung terdapat di 2 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota dengan total anggaran Rp. 617.194.000,- Lokasinya: 1. Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Bangka 2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Belitung Timur

XXX.

Provinsi Gorontalo terdapat di 3 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota dengan total anggaran sebesar Rp.976.041.000,- Lokasinya : 1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gorontalo 2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pahuwato 3. Dinas Tenaga Kerja Kota Gorontalo

XXXI. Provinsi Riau Kepulauan terdapat di 2 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota dengan total anggaran Rp. 623.164.000,- Lokasinya: 1. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bintan 2. Dinas Tenaga Kerja Kota Batam

XXXII. Provinsi Irian Jaya Barat terdapat di 4 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota dengan total anggaran sebesar Rp. 1.327.228.000,Lokasinya : 1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Manokawari 2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sorong 3. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Sorong Selatan 4. Dinas Tenaga Kerja Kota Sorong

XXXIII. Provinsi Sulawesi Barat terdapat di 1 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota dengan total anggaran Rp. 318.182.000,- Lokasinya : 1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Majene

BAB IV ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan Dana Tugas Pembantuan Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja yang dilaksanakan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten dan Kota, maka diperlukan

susunan organisasi pelaksana kegiatan sebagai berikut: A. Tingkat Pusat a). Pembina Sebagai Pembina adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I yang fungsinya adalah memberikan bimbingan dan arahan kebijaksanaan umum agar sasaran dan tujuan program dana tugas pembantuan Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan kerja dapat tercapai. b). Penanggung Jawab Program Sebagai penanggung jawab program adalah Dirjen Binapenta, melaksanakan tugas dan fungsinya memberikan petunjuk penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program dana tugas pembantuan Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja agar tujuan program dapat tercapai. c). Penanggung Jawab Teknis Sebagai penanggung jawab teknis adalah Sesditjen Binapenta, Direktur Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri, Direktur Pengembangan Pasar Kerja, Direktur Penggunaan Tenaga Kerja Asing, Direktur Pengembangan Sistem Kesempatan Kerja dan Direktur Penempatan Tenaga Kerja dalam Negeri yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya memberikan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan dana tugas pembantuan Program Perluasan dan

Pengembangan Kesempatan kerja agar tujuan tercapai.

pembantuan tersebut dapat

B. Tingkat Provinsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi dalam hal ini Kepala Dinas yang membidangi ketenagakerjaan yang berfungsi sebagai koordinator pelaksana operasional yang berada di provinsi, secara fungsional melakukan hal-hal antara lain : a). Bersama instansi terkait mengadakan koordinasi dalam rangka sosialisasi dan pembinaan kegiatan dana pembantuan Program Perluasan dan

Pengembangan Kesempatan kerja. b). Memberikan bimbingan dan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan dana pembantuan Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan kerja. c). Melakukan pemantauan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dana pembantuan Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan kerja. C. Tingkat Kabupaten/Kota a). Kuasa Penggunaan Anggaran (KPA) Adalah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri selaku pengguna anggaran untuk melaksanakan tugas, kewewenangan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Adapun tugas kuasa pengguna anggaran adalah sebagai berikut: 1. Melakukan perencanaan penggunaan dan pengendalian anggaran pada satuan kerja yang bersangkutan. 2. Menentukan kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan dan anggaran. 3. Mencermati DIPA satua kerja yang bersangkutan.

4. Meneliti tersedianya dana yang bersangkutan. 5. Mengajukan uang persedian dan atau tambahan uang persedian untuk membiayai kegiatan operasional kantor sehari-hari; 6. Memerintahkan pembayaran atas beban anggaran pendapatan dan belanja negera (APBN). 7. Menetapakn pejabat pembuat komitmen, panitia/pejabat pengadaan barang/jasa, panitia pemeriksa dan penerima barang/jasa, petugas akuntansi keuangan dan barang milik Negara, bendahara pengeluaran pembantu (BPP), pembuat daftar gaji untuk pusat, pemegang uang muka (PUM) dilingkungan satker yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhan. 8. Membentuk unit akutansi dan barang milik negara pada satuan kerja yang bersangkutan. 9. Melakukan pengendalian atas pelaksanaan pengelolaan DIPA; 10. Menyampaikan laporan keuangan dan ekening pemerintah pada satuan kerja yang bersangkutan.

b).Pejabat Penerbit Surat Perintah membayar (SPM) Adalah pejabat yang mempunyai tugas dalam bidang keuangan yaitu untuk mengeluarkan perintah pembayaran (SPM) misalnya Kabag TU atau Kasubbag Keuangan. Adapun tugasnya : 1. 2. Mencernati DIPA satuan kerja yang bersangkutan; Memeriksa secara rinci dokumen pendukung surat permintaan

pembayaran (SPP);

3.

Memeriksa ketersedian pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran;

4.

Membuat kendali anggaran /catatan tentang pagu dan realisasi penyerapan anggaran sesuai dengan DIPA dan petunjuk Operasional Kegiatan (POK);

5.

Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut antara lain : 1) Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran yang mencakup nama orang, perusahaan, alamat, nomor rekening dan nama bank. 2) Nilai tagihan yang harus dibayar mendasarkan kesesuaian dan atau kelayakannya dengan prestasi kerja yang dicapai sesuai dengan spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak; 3) Jadual waktu pembayaran; 4) Pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan yang sesuai dengan indikator kelauaran yang tercantum dalam DIPA berkenanan dan atau spesifikasi teknis yang sudah ditetapkan dalam kontrak;

6.

Melakukan pencermatan pembebanan pajak atas tagihan yang diajukan ke kantor pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN);

7. 8.

Menerbitkan, menandatangani dan menyampaikan SPM kepada KPPN; Melakukan rekonsiliasi realisasi SPM dan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dengan KPPN;

9.

Menggandakan dan mendistribusikan SPM sesuai dengan kebutuhan;

10. Menyelenggarakan tata kearsipan atas bukti-bukti asli pengeluaran.

c). Bendaharawan Penerima Bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan kegiatan dana pembantuan, menerima, menyimpan, mencatat dan menyelenggarakan administrasi keuangan sesuai peraturan yang berlaku. Adapun tugasnya : 1. 2. Menatausahakan penerimaan negara bukan pajak (PNBP); Menerima dan menyetorkan PNBP sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 3. 4. Menatausahakan bukti-bukti sektor PNBP ke kas negara; Memproses pengajuan restitusi PNBP sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 5. Menyiapkan bahan-bahan data penerima PNBP sebagai dasar

penyusunan/penggunaan anggaran PNBP. 6. Melakukan rekonsiliasi atas penerimaan PNBP dengan instansi terkiat sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 7. 8. Meneliti rekening koran atas penerimaaan penyetoran PNBP; Membuat laporan bulanan, triwulan dan tahunan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 9. Melaporkan rekening pemerintah yang dikelolannya.

d).Bendaharawan Pengeluaran Bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan kegiatan dana pembantuan, mencairkan, membayar atas persetujuan KPA, tim penilai & bendaharawan

penerima serta menyelenggarakan administrasi keuangan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Adapun tugasnya : 1. 2. Mencermati DIPA satuan Kerja yang bersangkutan; Mengajukan SPP-UP/TUP/GUP/GUPNihil dan LS

gaji/honorarium/perjalanan dinas beserta dokumen pendukung lainnya; 3. menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam kuitansi dan dokumen pendukung; 4. 5. Menguji ketersedian dana dalam DIPA satuan kerja yang bersangkutan; Membayar UP dengan menandatangani kuitansi yang

mencantumkansetuju dan lunas dibayar tanggal...... sebagai alat kontrol kuintansi dimaksud dapat diketahui oleh pejabat struktural yang mengunakan UP/TUP/GUP/GUP Nihil dan LS gaji/honorarium/perjalanan dinas untuk membiayai kegiatan pada tugas pokok dan fungsi struktural yang bersangkutan; 6. Menolak perintah bayar apabila persyaratan pembayaran tidak terpenuhi karena bendahara bertanggung jawab secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakannnya 7. Melalukan pembukuan seluruh transaksi keuangan pada buku kas umum (BKU), buku pembantu dan buku-buku tambahan lainnnya; 8. 9. memungut pajak dan penyetoran ke rekening kas negara; Membuat lapaoran pertanggung jawabaan (LPJ) , atas uang yang dikelolanya sebagai pertanggung jawaban pengelolaan keuangan berupa laporan realisasi bulan, triwulan dan tahunan kepada KPA; 10. Menyelenggarakan tata kearsipan atas bukti pengeluaran; 11. Melaporkan rekening pemerintah yang dikelolanya;

12. melalakukan rekonsiliasi data SPM dan SP2D dengan pejabat yang berwenang. e). Pelaksana Pengelola Barang Milik Negara Tugasnya meliputi : 1. Menatausahakan barang milik negara pada satuan kerja yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 2. Menyimpan dan mendistribusikan barang-barang persediaan; 3. Menyusun laporan secara periodik barang milik negara pada satuan kerja yang bersangkutan.

BAB V PELAPORAN

Setiap satu kerja yang mendapat alokasi anggaran Dana Tugas pembantuan Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan kerja Ditjen Binapenta tahun anggaran 2009, diwajibkan untuk membuat laporan pelaksanaan Keuangan yang mengaju pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor. PER24/PB/2006 tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Dan para Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) diwajibkan juga untuk membuat laporan yang mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 33.A/MEN/XII/2006 tentang Pedoman Sistem Pelaporan Bidang KetenagaKerjaan dan Ketransmigrasian.

Pertanggung jawaban dan pelaporan dana tugas pembantuan mencakup aspek manajerial dan aspek akutanbilitas, aspek manajerial terdiri dari perkembangan realisasi penyerapan dana, pencapaian target keluaran, kendala yang dihadapi, dan sasaran tindak lanjut. Sedangkan aspek akuntabilitas terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, catatan atas laporan keuangan , dan laporan barang.

Semua barang yang dibeli atau diperoleh dari pelaksanaan kegiatan dana tugas pembantuan merupakan barang milik negara. Untuk itu Satuan Kerja yang mendapatkan dana tugas pembantuan harus melakukan penatausahaan barang milik negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Jenis laporan yang harus dibuat dan disampaikan meliputi :

1. Laporan Bulanan Laporan bulanan dibuat oleh masing-asing KPA Dana Tugas Pembantuan, adapun materi laporan berisi perkembangan pelaksanaan kegiatan, target dan

realisasi baik keuangan maupun kegiatan fisik, laporan ini di sampaikan setiap bulan paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.

2. Laporan Paripurna Laporan Paripurna dibuat oleh masing-masing KPA Dana Tugas Pembantuan, adapun materi laporan berisi pencapaian target dan realisasi pelaksanaan kegiatan baik keuangan maupun fisik, permasalahan, laporan tersebut memuat indikator kinerja, laporan ini di sampaikan setiap akhir tahun yaitu paling lambat tanggal 1 Januari tahun berikutnya.

Sedangkan kerangka laporan bulanan dan Laporan Paripurna adalah sebagai berikut : Daftar Isi Kata Pengantar Bab I Pendahuluan b. Latar Belakang c. Maksud dan Tujuan d. Sasaran e. Landasan Operasional Bab II Pelaksanaan Kegiatan a. Realisasi Fisik Kegiatan b. Realisasi Keuangan Bab III Masalah dan Saran Pemecahan Bab IV Penutup Lampiran-Lampiran

Masing-masing laporan tersebut diatas ditujukan ke Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I dengan tembusan Sekjen Depnakertrans, Dirjen Binapenta, dan Itjen dengan alamat Jalan. Gatot Subroto Kav. 51 Jakarta Selatan. Untuk

mempermudah penyampaian laporan Dana Tugas Pembantuan Program PPKKK Ditjen Binapenta membuka layanan SMS Center Binapenta dengan SMS dan Facsimile sebagai berikut : Layanan Fax Nomor. 021-5227588 dan 021-5214564 dan SMS nomor. 081317513333

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi diperlukan untuk mengetahui hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan Dana Tugas Pembantuan Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja tahun 2009. Disamping apakah pelaksanaan kegiatan sudah dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan sasaran, serta rencana yang telah ditetapkan atau belum dilaksanakan dengan baik. Dengan evaluasi diharapkan dapat diketahui kendala dan masalah-masalah yang dihadapi selama kegiatan berlangsung, sehingga dapat dilakukan langkah-langkah pemecahan atau perbaikan untuk kegiatan pada masa mendatang.

Monitoring dapat dilakukan secara langsung dengan melihat keadaan di lapangan, sekaligus dapat memberikan saran dan pertimbangan kepada pelaksana lapangan apabila ada masalah atau hambatan yang dapat menghambat proses

pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Selain itu monitoring dan evaluasi dapat dilakukan melalui analisa dari laporan-laporan yang dibuat oleh para pelaksana kegiatan di lapangan wajib membuat laporan secara berkala, sehingga dapat diketahui perkembangannya dan kendala yang mungkin bisa terjadi.

BAB VII PENUTUP

Dengan tersusunnnya buku petunjuk pelaksana Kegiatan Dana Tugas Pembantuan Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan kerja tahun anggaran 2009 ini, kiranya dapat memberikan panduan bagi para pelaksana kegiatan dana tugas

pembantuan, sehingga tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan baik sesuai perencanaan yang telah ditetapkan.

Semoga petunjuk pelaksana ini bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan dana tugas pembantuan di dinas yang membidangi ketenagakerjaan Kabupaten dan Kota, sehingga akhirnya dapat mengurangi angka pengangguran dan memperluas kesempatan kerja di daerahnya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai