Anda di halaman 1dari 4

TUGAS FISIOLOGI VETERINER I (Sistem Kerja Otot)

DISUSUN OLEH
DZUL HAERAH LILIS SURYANI H ANDI NOOR WARISAH A. MUH.ISRA NUR RAHMAT O11110272 O11110273 O11110274 O11110275

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

1. Hubungan kontraksi otot dengan system saraf, system hormonal dan metabolisme energi Otot bekerja dengan kontraksi dan relaksasi.Pada otot lurik terdapat aktin dan myosin yang mempunyai daya kerut yang membentuk aktomiosin. Jika aktin mendekati myosin maka terjadi kontraksi otot dan jika aktin menjauh dari myosin maka terjadi relaksasi. Dalam fungsi tubuh normal, serabut-serabut otot rangka di rangsang oleh serabut-serabut saraf besar bermielin. Serabut-serabut saraf ini melekat pada serabut-serabut otot otot rangka dalam hubungan saraf otot (neuromuscular junction) yang terletak di pertengahan otot. Ketika potential aksi sampai pada neuromuscular junction, terjadi depolarisai dari membrane saraf, menyebabkan dilepasskan acethylcholin, kemudian akan terikat pada motor and plate membrane, menyebabkan terjadinya pelepasan ion kalsium yang menyebabkan terjadinya ikatan actinmyosin yang akhirnya menyebabkan kontraksai otot. Oleh karena itu, potensial aksi menyebar dari tengah serabut kearah kedua ujungnya, sehingga kontraksi hampir bersamaan terjadi diseluruh sakromer otot. Bila sebuah otot berkontraksi, timbul satu kerja yang memerlukan energy. Sejumlah ATP dipecah membentuk ADP selama proses berkontraksi. Selanjutnya semakin hebat kerja yang dilakukan semakin besar Jumlah ATP yang dipecahkan. Proses ini akan berlangsung terus-menerus sampai filament aktin menarik membrane menyentuh ujung akhur filament myosin atau sampai beban pada otot menjadi terlalu besar untuk terjadinya tarikan lebih lanjut.Bila suatu otot berkontraksimelawan beban dikatakan melakukan kerja, berarti hal ini berarti ada energy yang dipindahkan dari otot ke beban eksternal, dalam

perhitungan dapat dilihat: W=LxD Ket:W: Hasil kerja L: beban D: jarak gerakan terhadap beban Saat terjadi kontraski otot yang dipengaruhi oleh system saraf, otot tersebut akan memnerikan impuls balik ke sistem saraf yang akan diterima neuron sensorik dan disampaikan ke otak. Di otak impuls tersebut diolah lalu kemudian disampaikan ke hipotalamus lalu ke RF atau IF yang akan dibawa ke hipotis anterior. Dari hipotisis anterior dibawa ke hormone pengatur yang akan dibawa ke kelenjar endokrin yang akan menstimulus hormon. Salah satu kerja hormon

akan mempengaruhi darah, yang akan mengalirkan oksigen ke dalam tubuh melalui darah sehingga otot juga dapat berkontraksi.

2. Perbedaan otot-otot vertebrata dengan invertebrata Jaringan otot terdiri atas sel-sel panjang yang disebut serabut otot yang mampu berkontraksi ketika dirangsang oleh impuls saraf. Tersusun atas susunan pararel di dalam sitoplasma, serabut otot adalah sejumlah besar mikrofilamen yang terbuat daru protein kontraktil aktin dan myosin. Otot adalah jaringan yang paling banyak terdapat pada sebagian besar hewan, dan kontraksi otot merupakan bagian besar dari kerja seluler yang memerlukan energy dalam suatu hewan yang aktif. Dalam tubuh hewan vertebrata, seperti halnya pada manusia, otot-otot yang menyusun tubuhnya terdiri atas otot rangka (otot skelet), otot polos dan otot jantung. Fungsi sistem otot pada hewan vertebrata juga serupa seperti halnya pada manusia sebagai alat gerak aktif melalui kontraksinya. Pada invertebrata sistem otot tidak serupa dengan hewan-hewan vertebrata, pada hewanhewan tingkat rendah seperti protozoa, porifera, dan coelenterate tidak memiliki sistem tersebut. Pada platyheminthes terdapat sistem otot yang juga berfungsi sebagai alat gerak aktif terutama berfungsi dalam mengatur gerakan tubuhnya. Pada nemathelminthes kita mengenal adanya otototot longitudinal yang mengontrol gerakan tubuh membengkok. Sementara pada annelid kita bisa menemukan adanya otot longitudinal dan otot melingkar pada dinding tubuh dan saluran pencernaannya. Otot-otot inilah yang berperan dalam mengatur gerakan pada cacing tanah, misalnya ketika memendek, memanjang, dan merayap bekerja sama dengan setae. Otot rangka antrophoda hamper identik dengan otot rangka vertebrata, akan tetapi, otot terbang pada serangga mampu melakukan kontraksi independen dan ritmik, sehingga sayap beberapa serangga sesungguhnya dapat mengibas lebih cepat dari potensial aksi yang tiba di sistem saraf pusat. Mollusca, pada kelompok hewan ini sudah memiliki jenis otot bergaris melintang.

3. perbedaan otot adductor dan extensor Adductor merupakan pergerakan otot mendekati sumbu tubuh. Extensor merupkan pergerakan meluruskan atau relaksasi. Menurut sifat kerja otot, baik adductor maupun extensor tergolong dalam jenis kerja antagonis yaitu kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek kerja

yang berlawanan. Lawan dari adductor (mendekati badan) adalah abductor (menjauhi badan), sedangkan lawan dari extensor (meluruskan) adalah flexor (membengkokkan).

4. Jantung tetap berdetak walau telah diisolasi Pada dasarnya jantung otot yang bersifat otonom. Di jantung ada namanya sinaps listrik untuk menyebabkannya tetap berdetak. Selain itu, jantung juga dialiri oleh pembuluh darah koroner tersendiri yang mensuplai oksigen untuk jantung agar tetap berdetak.

5. Penyebab kejang pada otot bangkai/tidak dipotong Kekejangan pada otot bangkai disebabkan terjadinya perubahan struktur serat-serat protein.Protein dalam daging yaitu protein aktin dan miosin mengalami cross-linking. Kekakuan yang terjadi juga dipicu terhentinya respirasi sehingga terjadi perubahan dalam struktur jaringan otot hewan, serta menurunnya jumlah adenosin triphosphat (ATP) dan kreatin phosphat sebagai penghasil energi. Jika penurunan konsentrasi ATP dalam jaringan daging mencapai 1 mikro mol/gram dan pH mencapai 5,9 maka kondisi tersebut sudah dapat menyebabkan penurunan kelenturan otot. Pada tingkat ATP dibawah 1 mikro mol/gram, energi yang dihasilkan tidak mampu mempertahankan fungsi retikulum sarkoplasma sebagai pompa kalsium, yaitu menjaga konsentrasi ion Ca disekitar miofilamen serendah mungkin. Akibatnya terjadi pembebasan ionion Ca yang kemudian berikatan dengan protein troponin. Kondisi ini menyebabkan terjadinya ikatan elektrostatik antara filamen aktin dan miosin (aktomiosin). Proses ini ditandai dengan terjadinya pengekerutan atau kontraksi serabut otot yang tidak dapat balik (irreversible). Penurunan kelenturan otot terus berlangsung seiring dengan semakin sedikitnya jumlah ATP. Bila konsentrasi ATP lebih kecil dari 0,1 mikro mol/gram, terjadi proses rigor mortis sempurna. Daging menjadi keras dan kaku.

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan Praktikum Fisiologi
    Laporan Praktikum Fisiologi
    Dokumen12 halaman
    Laporan Praktikum Fisiologi
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Tugas Sap 1 PSKH FK Unhas
    Tugas Sap 1 PSKH FK Unhas
    Dokumen2 halaman
    Tugas Sap 1 PSKH FK Unhas
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Sampul
    Sampul
    Dokumen1 halaman
    Sampul
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Pankreas
    Pankreas
    Dokumen6 halaman
    Pankreas
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen6 halaman
    Daftar Pustaka
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Klinik
    Daftar Isi Klinik
    Dokumen4 halaman
    Daftar Isi Klinik
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Tugas Akhir Bahasa Indonesia
    Tugas Akhir Bahasa Indonesia
    Dokumen9 halaman
    Tugas Akhir Bahasa Indonesia
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • IB
    IB
    Dokumen17 halaman
    IB
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen5 halaman
    Bab Iii
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen6 halaman
    Daftar Pustaka
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Olahan Roti
    Olahan Roti
    Dokumen34 halaman
    Olahan Roti
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Resep (Lgi)
    Resep (Lgi)
    Dokumen15 halaman
    Resep (Lgi)
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Alamat Situs
    Alamat Situs
    Dokumen1 halaman
    Alamat Situs
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Buku Bacaan
    Buku Bacaan
    Dokumen18 halaman
    Buku Bacaan
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Kata Mutiaraa
    Kata Mutiaraa
    Dokumen2 halaman
    Kata Mutiaraa
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Aku Kamu
    Aku Kamu
    Dokumen17 halaman
    Aku Kamu
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Reseep
    Reseep
    Dokumen2 halaman
    Reseep
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Olahan Roti
    Olahan Roti
    Dokumen34 halaman
    Olahan Roti
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Hidup
    Hidup
    Dokumen1 halaman
    Hidup
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Tahu Saus
    Tahu Saus
    Dokumen6 halaman
    Tahu Saus
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Tabel Komposisi Darah
    Tabel Komposisi Darah
    Dokumen2 halaman
    Tabel Komposisi Darah
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Hidup
    Hidup
    Dokumen1 halaman
    Hidup
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Tahu Saus
    Tahu Saus
    Dokumen6 halaman
    Tahu Saus
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • DAFTAR PUSTAKA Tugas 1
    DAFTAR PUSTAKA Tugas 1
    Dokumen1 halaman
    DAFTAR PUSTAKA Tugas 1
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat
  • Alamat Situs
    Alamat Situs
    Dokumen1 halaman
    Alamat Situs
    Hera Ira Khaerah
    Belum ada peringkat