Anda di halaman 1dari 5

Mahabbah menurut arti bahasa adalah saling cinta mencintai.

Dalam kajian tasawuf, mahabbah berarti mencintai Allah dan mengandung arti patuh kepada-Nya dan membenci sikap yang melawan kepada-Nya, mengosongkan hati dari segala-galanya kecuali Allah SWT serta menyerahkan seluruh diri kepada-Nya. Kaum Sufi menganggap mahabbah sebagai modal utama sekaligus mauhibah dari Allah Swt, untuk menuju kejenjang ahwl yang lebih tinggi. Konsep al-hub (cinta) pertama kali dicetuskan oleh seorang sufi wanita terkenal Rabiatul Adawiyah (96 H 185 H), menyempurnakan dan meningkatkan versi zuhud, al khauf war raja dari tokoh sufi Hasan Al Basri. Cinta yang suci murni adalah lebih tinggi dan lebih sempurna daripada al khauf war raja (takut dan pengharapan), karena cinta yang suci murni tidak mengharapkan apa-apa dari Allah kecuali ridla-Nya. Menurut Rabiatul Adawiyah, al hub itu merupakan cetusan dari perasaan rindu dan pasrah kepada-Nya. Perasaan cinta yang menyelinap dalam lubuk hati Rabiatul Adawiyah, menyebabkan dia mengorbankan seluruh hidupnya untuk mencintai Allah SWT. Cinta Rabiah kepada Allah SWT begitu memenuhi seluruh jiwanya, sehingga dia menolak seluruh tawaran untuk menikah. Dia mengatakan dirinya adalah milik Allah yang dicintainya, karenanya siapa yang ingin menikahinya harus minta izin dahulu kepada-Nya. Pernah ditanyakan kepada Rabiah, apakah engkau benci kepada syetan ? Dia menjawab, Tidak, cintaku kepada Allah tidak meninggalkan ruang kosong dalam diriku, untuk tempat rasa benci kepada syetan. Ditanyakan apakah dia cinta kepada Nabi Muhammad SAW ? Dia menjawab, Saya cinta kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi cintaku kepada khalik memalingkan diriku dari cinta kepada makhluk. Banyak sekali syair dan gubahan dari Rabiah menggambarkan cintanya kepada Allah SWT. Adalah Imam al Qusyairi, pengarang Rislah al Qusyairiyyah mendefinisikan cinta (mahabbah) Allah kepada hamba sebagai kehendak untuk memberikan nikmat khusus kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Apabila kehendak tersebut tidak diperuntukkan khusus melainkan umum untuk semua hambaNyamenurut Qusyairidinamakan Rahmat; kemudian jika irdah tersebut berkaitan dengan adzab disebut dengan murka(ghadlab). Masih dalam konteks yang sama, lebih jauh al Qusyairi memaparkan definisi mahabbah tersebut versi kaum salaf; mereka mengartikan cinta sebagai salah satu sifat khabariyyah lantas menjadikannya sebagai sesuatu yang mutlak, tidak dapat diartikulasikan sebagaimana rupa seperti halnya mereka cenderung tidak memberikan pentafsiran yang lebih dalam lagi, sebab apabila cinta diidentikkan dengan kecenderungan pada sesuatu ataupun sikap ketergantungan, alias cinta antara dua manusia, maka mereka menganggap hal itu sangatlah mustahil untuk Allah Swt. Interprestasi yang demikian ini memang lebih cenderung berhati-hati seperti halnya mereka (baca:kaum salaf) sangat menekankan metode tafwdl dalam permasalahan yang bersifat ilhiyah. Al Junaidi Al Baghdadi menyebutkan, mahabbah itu sebagai suatu kecenderungan hati, artinya, hati seseorang cenderung kepada Allah SWT dan kepada segala sesuatu yang datang daripadaNya tanpa usaha.

Abu Nasr as Sarraj at-Tusi seorang tokoh sufi terkenal membagi mahabbah kepada tiga tingkat : (1) Mahabbah orang biasa, yaitu orang yang selalu mengingat Allah SWT dengan zikir dan memperoleh kesenangan dalam berdialog dengan-Nya serta senantiasa memuji-Nya, (2) Mahabbah orang siddik (orang jujur, orang benar) yaitu orang yang mengenal Allah tentang kebesaran-Nya, kekuasaan-Nya dan ilmu-Nya. Mahabbah orang siddik ini dapat menghilangkan hijab, sehingga dia menjadi kasysyaf, terbuka tabir yang memisahkan diri seseorang dari Allah SWT. Mahabbah tingkat kedua ini sanggup menghilangkan kehendak dan sifatnya sendiri, sebab hatinya penuh dengan rindu dan cinta kepada Allah, (3) Mahabbah orang arif, yaitu cintanya orang yang telah penuh sempurna makrifatnya dengan Allah SWT. Mahabbah orang arif ini, yang dilihat dan dirasakannya bukan lagi cinta, tetapi diri yang dicintai. Pada akhirnya sifat-sifat yang dicintai masuk ke dalam diri yang mencintai. Cinta pada tingkat ketiga inilah yang menyebabkan mahabbah orang arif ini dapat berdialog dan menyatu dengan kehendak Allah SWT. Banyak sekali dalil naqli, Al Quran dan Al Hadis yang menjadi dasar adanya mahabbah antara makhluk dengan khalik-Nya. Firman Allah SWT, Artinya : Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mumin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui (Q.S. Al Maidah 5 : 54). Firman Allah SWT, Artinya : Katakanlah, Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Ali Imran 3 : 31). Sabda Rasulullah SAW, Diriwayatkan oleh Abu Hurayrah bahwa Rasulullah SAW telah bersabda, Barangsiapa yang senang bertemu dengan Allah, maka Allah akan senang bertemu dengannya. Dan barangsiapa yang tidak senang bertemu dengan Allah, maka Allah pun tidak akan senang bertemu dengannya (H.R. Bukhari). Sabda Rasulullah SAW: Diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Rasulullah SAW menuturkan bahwa Jibril a.s memberitahukan bahwa Tuhan Allah SWT telah berfirman, Barangsiapa yang menyakiti salah seorang wali-Ku, berarti telah memaklumkan perang kepada-Ku. Dan tidaklah Aku merasa ragu- ragu dalam melakukan sesuatu pun sebagaimana keraguan-Ku untuk mencabut nyawa hamba- Ku yang beriman, karena dia membenci kematian dan Aku tak suka menyakitinya, namun tidak ada jalan darinya. Cara yang paling baik bagi seorang hamba untuk mendekati-Ku adalah dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban yang telah Ku-perintahkan kepadanya, dan senantiasa dia mendekat kepada-Ku dengan melakukan ibadat-ibadat sunnah sampai Aku mencintainya. Dan bagi barangsiapa yang Ku-cintai, maka Aku menjadi telinganya, matanya, tangannya dan tiang penopangnya.(H.R. Ibnu Abidunya, Al Hakim, Ibnu Mardawih dan Abu Naim).

PARASIR AQIDAH
Allah berfirman: "Tidak akan rela orang Yahudi dan Nashrani kepada engkau (Muhammad) sehingga engkau turuti faham ajaran mereka". Dari Abi Sa'id Al-Khudry R.A. bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Kamu sekalian akan mengikuti jejak orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal sehasta demi sehasta, sehingga walau pun mereka masuk ke lobang biawak pun niscaya kamu menuruti jejaknya." Kami bertanya, "Ya Rasulullah, orang Yahudi dan Nashranikah?" Jawab Nabi, "Siapa lagi?" Dari ayat serta hadits di atas jelas bahwa kebanyakan dari umat Islam banyak yang mengikuti ajaran-ajaran Yahudi, walau kebanyakan dari mereka tidak merasa bahwa mereka telah mengikuti ajaran Yahudi tersebut, bahkan sebagiannya menyakini bahwa itu adalah dari ajaran Islam. Sedangkan Nabi Muhammad SAW melarang keras umatnya untuk mengikuti ajaran faham Yahudi, walaupun hanya dalam bab keduniaan. Sebagai contoh, ketika orang Yahudi berpuasa pada tanggal 10 Muharram maka Nabi Muhammad menganjurkan ummatnya untuk puasa pada tanggal 9 dan 10 nya, atau tanggal 10 dan 11 nya. Ketika Yahudi shalat menghadap Baitul Maqdis Nabi segera meminta kepada Allah untuk shalat menghadap ke Baitullah di Mekkah, ketika Yahudi memelihara kumis dan mencukur jenggot Nabi justru memelihara jenggot dan mencukur kumis dan lain sebagainya. Nabi selalu berusaha untuk berbeda dengan Yahudi bahkan dalam masalah memakai sandal pun Nabi berbeda dengan Yahudi. Sabdanya: "Berbedalah kalian dengan Yahudi, berbedalah kalian dengan Yahudi. Dan barang siapa menyerupai suatu kaum maka ia bagian dari kaum itu!!" Maka di sini akan kami uraikan sebagian dari ajaran-ajaran dari Yahudi yang masuk kedalam Agama Islam yang menurut sebagian Ummat Islam ini ajaran dari Nabinya. Membangun kuburan Kuburan dibangun ada kalanya berbentuk sebuah gedung berkubah dan mewah dengan kelambu yang berhias, lalu mereka (Yahudi) mengadakan upacara dzikir yang kemudian diikuti oleh orang Islam dengan membaca Qur'an, Shalawat dan menyajikan sajian-sajian yang khas dalan kuburan yang mirip gedung itu. Sehingga kuburan berubah menyerupai sebuah Mesjid. Seperti Mesjid Tajmahal misalnya yang dibangun untuk kuburan seorang istri raja. Orang-orang jauh pun berdatangan menziarahi kuburan itu untuk meminta berkah, ada kalanya membakar kemenyan atau mereka berthawaf mengelilingi kuburan itu. Sabda Rasulullah SAW: "Allah melaknat Yahudi dan Nashroni karena mereka menjadikan kuburan Nabi-Nabi mereka sebagai masjid."(H.R. Bukhari dan Muslim). Sabda Nabi SAW: "Janganlah kamu shalat di atas kuburan dan jangan duduk di atasnya." (H.R. Muslim). Sebagian umat Islam membangun Batu Nisan berukir di atas kuburuan dengan tulisan nama dan tanggal kematiannya, dan ada kalanya dilengkapi dengan doa-doa bagi si mayit. Dari Jabir R.A. "Sesungguhnya Nabi SAW. melarang melabur putih kuburan atau menuliskan di atasnya ataupun menambah-nambah di atasnya." (H.R. Abu Daud). Sebagian dari orang Yahudi Farsi, menuruti upacara jahiliyyah dengan menyembelih kurban di kuburan imamnya, lalu jejaknya itu, diikuti oleh sebagian umat Islam sebagai pengantar pahala. Dari Anas R.A. Sabda Rasulullah SAW. "Tidak ada sembelihan di kuburan dalam Islam." (H.R. Abu Daud). MENJUAL BARANG HARAM Orang Yahudi telah mengakui keharaman binatang-binatang yang tercantum dalam Taurat tetapi mereka memakan hasil penjualannya, lalu sebagian umat Islam menuruti jejaknya dengan jual beli barang-barang yang haram. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW. bersabda: "Allah melaknat orang Yahudi karena diharamkan lemak atas mereka, tetapi mereka menjualnya dan memakan hasil penjualannya. Dan sesungguhnya, jika Allah mengharamkan atas satu kaum suatu barang maka Dia mengharamkan pula harganya." (H.R. Ahmad dan Abu Daud).

DONGENG ISRAILIYAT Kebanyakan dongeng-dongeng Israiliyat di bawa oleh orang Yahudi yang masuk Islam. Dongeng Israiliyat itu terbagi dua: 1. Dongeng-dongeng dari luar Bani Israil yang disadur jadi dongeng Israil. 2. Dongeng tentang Nabi-Nabi yang berlebih-lebihan atau ada kalanya menghina Nabi sendiri. Sebagai contoh: Dongeng Bumi Bumi itu berbentuk semacam benda pipih dikelilingi oleh gunung Qol, bumi mengambang di atas air, air terletak di atas batu karang yang besar dan cekung yang berada di atas tanduk sapi betina dan sapi betina berdiri di atas punggung ikan Nun, ikan Nun di atas titik hitam lalu pada titik hitam itulah berhenti segala makhluk. Dongeng Nabi-Nabi: Nabi Sulaiman ingin menunjukkan kekayaan lalu ia bermaksud menjamu seluruh ikan di samudra, setelah makanan terkumpul datanglah ikan Nun yang menghabiskan semua jamuan itu sehingga Nabi Sulaiman menginsafi dirinya. Nabi Idris mendoakan malaikat penghela matahari dengan rantai besar yang tampak letih. Doa Nabi Idris dikabulkan Allah, sehingga pekerjaan malaikar jadi lebih ringan, malaikat berterima kasih pada Nabi Idris lalu dibawanya meninjau surga, Nabi Idris masuk surga dan tidak mau kembali. Bersumpah dengan menjunjung Al-Qur'an Semula orang-orang Yahudi bersumpah dengan menjunjung Taurat lalu orang-orang Islam yang terpengaruh Nasraniyah dan memasuki gerakan itu bersumpah dengan menjunjung Al-Qur'an dan akhirnya tersebar cara penyembahan ini. Dalam Islam, bersumpah dengan menjunjung AlQur'an tidak pernah dilakukan pada masa sahabat, tabi'in atau tabi'ut tabi'in. Tidak ada dalil yang menyuruh bersumpah dengan menjunjung Al-Qur'an. Mengadakan ulang tahun untuk peristiwa yang dianggap penting Dulu ada seorang Yahudi pernah datang pada Umar bin Khattab lalu berkata: "Wahai Amirul mukminin ada satu ayat dalam Al-Qur'an yang kalian biasa membacanya, jika sekiranya ayat itu turun pada kami bangsa Yahudi, niscaya kami jadikan hari turunnya itu, bagian dari hari besar kami." (HSR Bukhari). Kini sebagian Umat Islam merayakan segala sesuatu yang dianggap penting yang semuanya tidak ada contohnya dari Nabi saw dan para sahabatnya. Seperti 17 Agustus, Nuzulul Qur'an, Isra' mi'raj, perayaan satu muharram, milad partai dsb. SEPENGGAL TENTANG FIRQAH-FIRQAH YAHUDI FREEMASONRY Freemasonry menurut bahasa adalah: berarti tukang-tukang batu tebal. Ia adalah sebuah organisasi Yahudi Internasional bawah tanah yang sangat sulit untuk dilacak karena organisasinya teratur dan rapih. Konon presiden Indonesia ke empat Abdurrahman Wahid adalah satu anggota freemasonry sebagai kader elitnya (lihat buku Abdul Qadir Jaelani dengan judul "membuka kedok Gus Dur"). Menurut buku "Kabut-Kabut Freemasonry" salah seorang yang disebut pendirinya ialah: Herodes Agrida I meninggal 44 M. ia dibantu dua orang Yahudi Heram Abioud dan Moab Leomi. Dalam gerakannya Freemasonry menggunakan tangan-tangan cendikiawan dan hartawan Goim (sebutan dari bangsa lain diluar Yahudi) tetapi di bawah kontrol orang Yahudi pilihan. Freemansory terbagi dalam tiga tingkatan: 1. Majelis rendah atau Freemansory Simbolis 2. Fremansory Majelis Menengah 3. Fremansory Majelis Tinggi Dalam penerimaan keanggotaan Freemasonry tidak mempersoalkan agama calon anggota bahkan calon anggota disumpah sesuai dengan agama yang dianutnya. Freemasonry dibuat dan diadakan kenaikan pangkat sampai pangkat 33 bagi Groyun. Orang-orang terkenal dibujuk rayu

agar menjadi anggota dan diberi tugas menyebarkan faham Freemasonry. Mereka tertarik pada Freemasonry, karena mereka menganggap bahwa organisasi itu bergerak dibidang kemanusiaan, dibalik itu mereka mananamkan "Pengembangan Agama" atau "Polotisme" yang mengatakan semua agama itu sama, baik dan benar. Lebih jauh Freemasonry dengan secara halus membawa anggotanya memahami Atheisme. Pada abad ke XVII M. Freemasonry timbul ke permukaan di Eropa mereka punya gedung pertemuan badan penerbitan majalah sendiri "Suara Fremasonry" di Inggris dan Prancis, mereka mengadakan seminar resmi dan diundangnya pejabat-pejabat dan orang-orang ternama. Dari Eropa mereka meluaskan gerakannya ke seluruh dunia hingga mudah diterima, Sekulerisme, Komunisme, Sosialisme, Darwinisme, Freedisme, Kapitalisme bahkan sekte agama yang disimpangkan dari induknya, misal: Bahairah, Ahmadiyah, Gerakan persatuan agama Sun Mon, Gerakan anak tuhan, Mor mon, Saksi Yehova, Gerakan Satan Nudisme dsb. Di samping mereka menciptakan aliran-aliran faham yang saling bertentangan. Dengan menaiki tangga Freemasonry itu bangsa Yahudi berusaha menguasai seluruh dunia dan bangsa lain tunduk di telapak kakinya. Dikutip dari buku "PARASIT AQIDAH" Oleh ADELMAZEDER, hal 316-330.

Anda mungkin juga menyukai