Anda di halaman 1dari 5

Aliy bin Abi Thaalib berbaiat kepada Abu Bakr radliyallaahu anhu

http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/07/aliy-bin-abi-thaalib-berbaiat-kepada.html

Di antara syubhat orang Syiah adalah pernyataan Aliy bin Abi Thaalib tidak pernah ridlaa dalam baiatnya kepada Abu Bakr radliyallaahu anhumaa. Mereka juga mereka-reka bahwa Aliy menunda pembaiatannya Aliy sampai anhu, lewat blog beberapa ini bulan.[1] Tentang klaim ketidakridlaan tentangnya.[2] radliyallaahu membuat bahasan tersendiri

Kali ini, saya akan bawakan bukti ketidakbenaran klaim bahwa Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu anhu menunda baiatnya kepada Abu Bakr hingga beberapa bulan lamanya. Berikut riwayatnya :


Telah menceritakan kepadaku Ubaidullah bin Umar Al -Qawaariiriy : Telah menceritakan kepada kami Abdul-Alaa bin Abdil-Alaa : Telah menceritakan kepada kami Daawud bin Abi Hind, dari Abu Nadlrah, ia berkata : Ketika orang-orang berkumpul (berbaiat) kepada Abu Bakr radliyallaahu anhu, ia (Abu Bakr) berkata : Ada apa denganku, (mengapa) aku tidak melihat Aliy ?. Maka pergilah beberapa orang dari kalangan Anshaar yang kemudian kembali bersamanya (Aliy). Lalu Abu Bakr berkata kepadanya : Wahai Aliy, engkau katakan engkau anak paman Rasulullah shalallaahu alaihi wa sallam dan sekaligus menantu beliau. Aliy radliyallaahu anhu berkata : Janganlah engkau mencela/marah wahai khalifah Rasulullah. Bentangkanlah tanganmu !. Lalu ia membentangkan tangannya dan

[1] [2]

Ada yang mengatakan 6 bulan. Silakan baca artikel : 'Aliy Berbaiat dan Ridlaa terhadap Kekhalifahan Abu Bakr dan 'Umar radliyallaahu 'anhum.

kemudian berbaiat kepadanya. Kemudian Abu Bakr pun berkata : Ada apa denganku, (mengapa) aku tidak melihat Az-Zubair ?. Maka pergilan beberapa orang dari kalangan Anshaar yang kemudian kembali bersamanya (Az-Zubair). Abu Bakr berkata : Wahai Zubair, engkau katakan engkau anak bibi Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam dan sekaligus hawariy beliau. Az-Zubair berkata : Janganlah engkau mencela/marah wahai khalifah Rasulullah. Bentangkanlah tanganmu !. Lalu ia membentangk an tangannya dan kemudian berbaiat kepadanya [Diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad dalam As-Sunnah no. 1292]. Ubaidullah bin Umar Al-Qawaaririy, seorang yang tsiqah lagi tsabt. Abdul-Alaa bin AbdilAlaa bin Muhammad Al-Qurasyiy, seorang yang tsiqah. Daawud bin Abi Hind, seorang yang tsiqah lagi mutqin.[3] Abu Nadlrah, namanya adalah Al-Mundzir bin Maalik, seorang yang tsiqah juga. Abu Nadlrah tidak bertemu dengan Abu Bakr radliyallaahu anhu, sehingga riwayat ini mursal. Namun Al-Haakim menyambung kemursalannya dalam Al-Mustadrak 3/76, dan dari jalannya Al-Baihaqiy dalam Al-Kabiir 8/143 dan dalam Al-Itiqaad wal-Hidaayah ilaa SabiilirRasyaad hal. 490. Al-Baihaqiy berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu Abdillah Al Haafidh dan Abu Muhammad Abdurrahmaan bin Abi Haamid Al-Muqri dengan qiraaat kepadanya, mereka berdua berkata : Telah menceritakan kepada kami Abul-Abbaas Muhammad bin Yaquub : Telah menceritakan kepada kami Jafar bin Muhammad bin Syaakir : telah menceritakan kepada kami Affaan bin Muslim : Telah menceritakan kepada kami Wuhaib : Telah menceritakan kepada kami Daawud bin Abi Hind : Telah menceritakan kepada kami Abu Nadlrah, dari Abu Saiid Al -Khudriy : ..(al-atsar yang padanya ada kisah yang lebih panjang dari riwayat di atas). Riwayat ini shahih, para perawinya tsiqaat. Affaan bin Muslim mempunyai mutabaah dari Abu Hisyaam Al-Makhzuumiy sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam Al-Kubraa 8/143 dan dalam Al-Itiqaad hal. 492, serta Ibnu Asaakir 30/276-277.[4]

[3]

Al-Mizziy menyebutkan bahwa Muslim mengambil riwayat Abdul -Alaa mengambil riwayatnya dalam kitab Shahih-nya.

[4]

Diriwayatkan juga oleh Ahmad 5/185-186 no. 21617, Ath-Thayaalisiy 1/49-496 no. 603, dan AthThabaraaniy dalam Al-Kabiir 4/114-115 no. 4785; semuanya dari jalan Wuhaib bin Khaalid, dari Daawud bin Abi Hind, dari Abu Nadlrah, dari Abu Saiid Al -Khudriy secara ringkas tanpa menyebutkan pembaiatan Aliy dn Az-Zubair radliyallaahu anhumaa.

Daawud bin Abi Hind juga mempunyai mutabaah dari Al-Jurairiy sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Asaakir 30/278-279. Ibnu Katsiir dalam Al-Bidaayah 8/92 menshahihkan riwayat ini yang mahfuudh dari hadits Abu Nadlrah dari Abu Saiid Al-Khudriy radliyallaahu anhu. Ada syaahid yang menguatkan riwayat ini :

: " : : " : . "


Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bisyr : Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Umar : Telah menceritakan kepada kami Zaid bin Aslam, dari ayahnya yang bernama Aslam, ia berkata : Ketika baiat telah diberikan kepada Abu Bakar sepeninggal Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam, Aliy dan Az-Zubair masuk menemui Faathimah binti Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam, mereka bermusyawarah dengannya mengenai urusan mereka. Ketika berita itu sampai kepada Umar bin Al -Khaththaab, ia bergegas keluar menemui Fatimah dan berkata : Wahai putri Rasul ullah shallallaahu alaihi wa sallam, demi Allah tidak ada seorangpun yang lebih kami cintai daripada ayahmu, dan setelah ayahmu tidak ada yang lebih kami cintai dibanding dirimu. Akan tetapi demi Allah, hal itu tidak akan mencegahku jika mereka berkumpul di sisimu untuk kuperintahkan agar membakar rumah ini tempat mereka berkumpul. Ketika Umar pergi, mereka (Aliy dan Az Zubair) datang dan Faathimah berkata : Tahukah kalian bahwa Umar telah datang kepadaku dan bersumpah jika kalian kembali ia akan membakar rumah ini tempat kalian berkumpul. Demi Allah, ia akan melakukan apa yang ia telah bersumpah atasnya jadi pergilah dengan damai, simpan pandangan kalian dan janganlah kalian kembali menemuiku. Maka mereka pergi darinya dan tidak kembali menemuinya sa mpai mereka membaiat Abu Bakar [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 14/567; shahih].

Riwayat ini secara jelas menunjukkan pada kita bahwa 'Aliy, berikut Az-Zubair, segera berbaiat kepada Abu Bakr pada hari itu setelah kedatangan 'Umar ke rumah Faathimah radliyallaahu 'anhum. Dan ini sangat logis melihat seluruh rangkaian peristiwa yang dibawakan dalam riwayat sebelumnya. Justru sangat tidak logis seandainya 'Aliy pergi dan tidak segera berbaiat kepada Abu Bakr radliyallaahu 'anhumaa, karena - tentu saja - ia akan segera kembali ke rumah Faahimah untuk menemani keluarganya. Riwayat ini menunjukan pada kita bahwa : 1. Aliy dan Az-Zubair radliyallaahu anhumaa memang sedikit menunda baiat mereka tidak bersama kaum muslimin lainnya. Akan tetapi dhahir riwayat ini menjelaskan bahwa mereka kemudian bersegera memberikan baiatnya kepada Abu Bakr pada hari itu juga tidak lama setelah kaum muslimin memberikan baiatnya. 2. Kekhalifahan Abu Bakr radliyallaahu anhu adalah sah menurut kaum muslimin secara aklamasi, tidak terkecuali Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu anhu. Tidak ada wasiat atau warisan kepemimpinan dari Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam kepada Aliy sebagaimana klaim orang-orang Syiah, karena Aliy sendiri menyatakan demikian.[5] Telah menceritakan kepada kami Abu Mamar Ismaaiil bin Ibraahiim : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Ulayyah, dari Yuunus, dari Al -Hasan, dari Qais bin Ubaad, ia berkata : Aku bertanya kepada Aliy radliyallaahu anhu : Apakah perjalananmu ini merupakan wasiat yang telah Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam wasiatkan kepadamu atau itu hanyalah pendapatmu saja ?. Aliy berkata : Apa yang engkau maksudkan tentang hal ini ?. Aku menjawab : Agama kami, agama kami. Aliy berkata : Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam tidak mewasiatkan sesuatupun kepadaku. Akan tetapi ini adalah pendapatku saja [Diriwayatkan oleh Abdullah dalam tambahannya terhadap Al-Musnad 1/148 no. 1271 dan dalam As-Sunnah no. 1266]. Diriwayatkan juga oleh Abu Daawud no. 4666. Dishahihkan oleh Ahmad Syaakir, Al-Albaaniy, dan Al-Arnauth rahimahumullah.

: .... Telah menceritakan kepada kami Yahyaa : Telah menceritakan kepada kami Saiid bin Abi Aruubah, dari Qataadah, dari Al-Hasan, dari Qais bin Ubaad, ia berkata : Aku dan Al Asytar berangkat menuju Aliy radliyallaahu anhu. Kami bertanya : Apakah Nabi shallallaahu alaihi wa sallam berwasiat kepadamu sesuatu yang tidak beliau wasiatkan kepada orang-orang secara umum ?. Ia berkata : Tidak, kecual i apa yang terdapat dalam kitabku ini.. [Diriwayatkan oleh Ahmad 1/122; dishahihkan oleh Ahmad Syaakir dan AlArnauth]. : : : " : ..... Telah menceritakan kepada kami Khalaf bin Khaliifah, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Sufyaan bin Uyainah, dari Ismaaiil, dari Asy-Syabiy, dari Abu Juhaifah, ia berkata : Aku bertanya kepada Aliy bin Abi Thaalib : Apakah Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam berwasiat sesuatu kepadamu yang tidak beliau wasiatkan kepada manusia ?. Ia berkata : Tidak, kecuali apa-apa yang ada dalam lembaran-lembaran ini.... [Diriwayatkan oleh Al-Bazzaar dalam Al-Bahr no. 468]. Penyebutan Ismaaiil dalam riwayat di atas keliru , yang benar adalah Mutharrif. Khalaf dalam periwayatan dari Ibnu Uyainah telah menyelisihi Wakii, Asy -Syaafiiy, Abu Khaitsamah, dan yang lainnya; yang semuanya meriwayatkan dari Ibnu Uyainah, dari Mutharrif, dari Asy-Syabiy. Khalaf adalah seorang yang shaduuq, namun berubah hapalannya di akhir hayatnya. Akan tetapi riwayatnya di sini menjadi hasan dengan hadits sebelumnya, dan bahkan shahih dengan keseluruhan jalannya. Dari manakah sumber adanya wasiat atau amanat kepemimpinan dari Nabi shallallaahu alaihi wa sallam kepada Aliy radliyallaahu anhu ?. Saya sendiri tidak tahu, tapi yang jelas bukan bersumber dari Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu anhu. Wallaahu alam. [abul-jauzaa 1432 H revised : 4-8-2011, 17:24 WIB].

Anda mungkin juga menyukai