Anda di halaman 1dari 7

MENENTUKAN ARAH GAYA LORENTZ Arah gaya lorentz dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan.

Jari-jari tangan kanan diatur sedemikian rupa, sehingga Ibu jari tegak lurus terjadap telunjuk dan tegak lurus juga terhadap jari tengah. Bila arah medan magnet (B) diwakili oleh telunjuk dan arah arus listrik (I) diwakili oleh ibu jari, maka arah gaya lorentz (F) di tunjukkan oleh jari tengah. perhatikan gambar berikut :

Gaya lorentz pada penghantar bergantung pada faktor sebagai berikut : (1) kuat medan magnet (B) (2) besar arus listrik (I) (3) panjang penghantar sehingga dapat dirumuskan F = B.I.L keterangan : F adalah gaya lorentz (N) B adalah kuat medan magnet (Tesla) I adalah kuat arus listrik (A) L adalah panjang penghantar (m)

----------------------------------------------------------------------------------------------

Pada percobaan oersted telah dibuktikan pengaruh arus listrik terhadap kutub magnet, bagaimana pengaruh kutub magnet terhadap arus listrik akan dibuktikan dari percobaan berikut : Seutas kawat PQ ditempatkan diantara kutub-kutub magnet ladam kedalam kawat dialirkan arus listrik ternyata kawat melengkung kekiri. Gejala ini menunjukkan bahwa medan magnet mengerjakan gaya pada arus listrik, disebut Gaya Lorentz. Vektor gaya Lorentz tegak lurus pada I dan B. Arah gaya Lorentz dapat ditentukan dengan tangan kanan. Bila arah melingkar jari-jari tangan kanan sesuai dengan putaran dari I ke B, maka arah ibu jari menyatakan arah gaya Lorents. Besar Gaya Lorentz. Hasil-hasil yang diperoleh dari percobaan menyatakan bahwa besar gaya Lorentz dapat dirumuskan sebagai : F = B I sin a F = gaya Lorentz. B = induksi magnetik medan magnet. I = kuat arus. = panjang kawat dalam medan magnet. a = sudut yang diapit I dan B. Satuan Kuat Arus. Kedalam kawat P dan Q yang sejajar dialirkan arus listrik. Bila arah arus dalam kedua kawat sama, kawat itu saling menarik. Penjelasannya sebagai berikut :

Dilihat dari atas arus listrik P menuju kita digambarkan sebagai arus listrik dalam kawat P menimbulkan medan magnet. Medan magnet ini mengerjakan gaya Lorentz pada arus Q arahnya seperti dinyatakan anak panah F. Dengan cara yang sama dapat dijelaskan gaya Lorentz yang bekerja pada arus listrik dalam kawat P. Kesimpulan : Arus listrik yang sejajar dan searah tarik-menarik dan yang berlawanan arah tolak- menolak. Bila jarak kawat P dan Q adalah a, maka besar induksi magnetik arus P pada jarak a :

Besar gaya Lorentz pada arus dalam kawat Q Besar gaya Lorentz tiap satuan panjang

F tiap satuan panjang dalam N/m. Ip dan IQ dalam Ampere dan a dalam meter. Bila kuat arus dikedua kawat sama besarnya, maka :

Untuk I = 1 Ampere dan a = 1 m maka F = 2.10-7 N/m Kesimpulan : 1 Ampere adalah kuat arus dalam kawat sejajar yang jaraknya 1 meter dan menimbulkan gaya Lorentz sebesar 2.10-7 N tiap meter. Gerak Partikel Bermuatan Dalam Medan Listrik. Pertambahan energi kinetik.

Konsep Gaya Lorentz

Jika arus listrik mengalir dari A ke B ternyata pita dari alumunium foil melengkung ke atas , ini berarti ada sesuatu gaya yang berarah keatas akibat adanya medan magnet homogen dari utara ke selatan. Gaya ini selanjutnya disebut sebagai gaya magnetic atau gaya Lorentz . Jika arus listrik dibalik sehingga mengalir dari B ke A, ternyata pita dari alumunium foil melengkung ke bawah. Jika arus listrik diperbesar maka alumunium foil akan melengkung lebih besar. Ini berarti besar dan arah gaya Lorentz tergantung besar dan arah arus listrik. Karena gaya Lorentz ( FL ) , arus listrik ( I ) dan medan magnet ( B ) adalah besaran vector maka peninjauan secara matematik besar dan arah gaya Lorentz ini hasil perkalian vector ( cros-product ) dari I dan B.

FL = I x B

Besarnya gaya Lorentz dapat dihitung dengan rumus FL = I.B sin Rumus ini berlaku untuk panjang kawat 1 meter. Perhitungan diatas adalah gaya Lorentz yang mempengaruhi kawat tiap satuan panjang. Jadi jika panjang kawat = , maka besar gaya Lorentz dapat dihitung dengan rumus :

FL = I . . B . Sin

FL = gaya Lorentz dalam newton ( N )

I = kuat arus listrik dalam ampere ( A )


= panjang kawat dalam meter ( m ) B = kuat medan magnet dalam Wb/m2 atau tesla ( T ) = sudut antara arah I dan B

Dari rumus di atas ternyata jika besar sudut adalah :

=900 , arah arus listrik dan medan magnet ( I dan B ) saling tegak lurus maka FL mencapai maksimum = 00 , arah arus listrik dan medan magnet ( I dan B ) saling sejajar maka FL = 0 atau kawat tidak dipengaruhi gaya Lorentz

Hubungan antara FL , I dan B dapat lebih mudah dipelajari dengan menggunakan kaidah tangan kiri.Yaitu dengan mengangan-angankan jika ibu jari, jari telunjuk dan jari tangah kita bentangkan saling tegak lurus, maka :

Ibu jari

: menunjukan arah gaya Lorentz ( FL ) Arah gaya Lorentz

Jari telunjuk : menunjukkan arah medan magnet ( B ) Jari tengah : menunjukkan arah arus listrik ( I )

Coba sekarang kalian terapkan kaidah ini pada percobaan diatas, mengapa alumunium foil melengkung keatas ? sesuaikah dengan kaidah tangan kiri ? Catatan : Aturan ini dapat juga menggunakan kaidah tangan kanan, yaitu dengan mengangan-angankan jika Ibu jari, Jari Telunjuk dan Jari tengah kita bentangkan saling tegak lurus, maka : Jari tengah menunjuk arah gaya Lorentz, jari telunjuk menunjuk arah medan magnet dan Ibu jari menunjuk arah arus listrik.

(http://fat.net76.net/Fisika/GayaLorentz/materi2.html)

1. Gaya Lorentz pada Penghantar Berarus Gaya Lorentz merupakan kawat berarus yang diletakkan memotong garis garis medan magnetik yang dihasilkan oleh pasangan kutub utara-selatan suatu magnet tetap akan mengalami gaya magnetik. Arah Gaya Lorentz dapat ditentukan dengan telapak tangan kanan yang disebut "Kaidah telapak tangan kanan" yang berbunyi : - Buka telapak tangan kanan dengan 4 jari selain jempol dirapatkan. Arahkan keempat jari yang dirapatkan sesuai dengan arah induksi magnetik B dan arahkan jempol hingga sesuai dengan arah kuat arus listrik i, maka arah gaya Lorentz, F , yang dialami oleh konduktor akan sesuai dengan arah dorongan telapak tangan.

Adapun besar gaya Lorentz dinyatakan oleh : F = i L B sin 0 L = panjang konduktor 0 = Sudut apit terkecil antara arah arus i dan arah arus induksi magnetik B 2. Gaya Lorentz antara 2 Konduktor Lurus panjang & Sejajar Apa yang terjadi jika meletakkan 2 kawat lurus panjang & berarus aling sejajar ? tarik- menarik bila kedua arus listriknya sejajar dan tolak menolak bila kedua arus listriknya berlawanan.

Pendahuluan Latar belakang Elektron mempunyai muatan listrik negatif yang mengelilingi inti atom. Hal ini tidak jauh berbeda bila anda mengamati benda-benda langit, seperti planet-planet yang mengelilingi matahari. Elektron bergerak pada lintasannya dan terikat dengan inti atom itu sendiri. Akan tetapi elektron yang bergerak pada garis paling luar mudah lepas, dan bila lepas berarti keluar dari inti atom itu sendiri Jika elektron-elektron tersebut lepas dari lintasannya atau orbitnya maka elektron tersebut dinamakan elektron bebas. Elektron yang keluar atau terlepas dari orbitnya tersebut biasanya karena pengaruh dari luar. Elektron yang terlepas inilah yang menghasilkan energi yang disebut dengan energi atau arus listrik. Akibat gesekan ini timbul panas atau percikan bungan api seperti sepotong besi dipukul dengan palu. Percikan bunga api itulah yang disebut elektron bebas. Pada logam banyak terdapat elektron bebas, sementara pada plastik dan kayu hampir atau bahkan sama sekali tidak ada elektronnya karena elektron benda tersebut hampir terikat dengan atomnya Baterai atai aki pada ujung-ujungnya yang negatif (-) dan positif (+) apabila dipertemukan dengan seutas kawat logam, maka elektronnya bisa meloncat keluar atau terlepas dari inti atomnya. Dimana arus elektron dengan arus listrik bergerak secara berlawanan tujuan 1.mempelajari lintasan electron Kajian pustaka Pada tahun 1913 Niels Bohr mencoba menjelaskan model atom Bohr melalui konsep elektron yang mengikuti orbit mengelilingi inti atom yang mengandung proton dan neutron. Menurut Bohr, hanya terdapat orbit dalam jumlah tertentu, dan perbedaan antar orbit satu dengan yang lain adalah jarak orbit dari inti atom. Keberadaan elektron baik di orbit yang rendah maupun yang tinggi sepenuhnya tergantung oleh tingkatan energi elektron. Sehingga elektron di orbit yang rendah akan memiliki energi yang lebih kecil daripada elektron di orbit yang lebih tinggi. Bohr menghubungkan elektron yang mengorbit dan pengamatan terhadap spektrum gas melalui sebuah pemikiran bahwa sejumlah energi yang dikandung dalam elektron dapat berubah, dan karena itu elektron dapat mengubah orbitnya tergantung dari perubahan energinya. Dalam situasi pemakaian arus listrik melewati gas bertekanan rendah, elektron menjadi de-eksitasi dan berpindah ke orbit yang lebih rendah. Dalam perubahan ini, elektron kehilangan sejumlah energi yang merupakan perbedaan tingkat energi kedua orbit. Energi yang dipancarkan ini dapat dilihat dalam bentuk sebuah photon cahaya yang panjang gelombangnya berdasar pada perbedaan tingkat energi kedua orbit. Secara ringkas, Bohr mengemukakan:

1. Elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu, tidak memancarkan energi. Lintasan-lintasan elektron itu disebut kulit atau tingkat energi elektron. 2. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan yang lain. 3. Perpindahan elektron dari tingkat energi tinggi ke rendah disertai pemancaran energi. Sedang perpindahan elektron dari tingkat energi rendah ke tinggi disertai penyerapan energi. 4. Elektron yang bergerak pada lintasannya berada pada keadaan stasioner, artinya elektron tidak memancarkan atau menyerap energi. Walaupun model atom Bohr cukup untuk memodelkan spektrum hidrogen, model ini terbukti tidak cukup untuk memprediksikan spektrum elemen yang lebih kompleks Model atom yang dikemukakan oleh Joseph John Thompson mempunyai banyak kelemahan, demikian pula dengan model atom yang dikemukakan oleh Ernest Rutherford. Model atom Rutherford tidak dapat menjelaskan alasan mengapa elektron tidak dapat jatuh kedalam inti. Fisika klasik menyatakan bahwa apabila terdapat suatu partikel bermuatan yang bergerak menurut lintsan lengkung maka energinya akan hilang dalam bentuk radiasi. Pernyataan fisika klasik ini menjadi persoalan bagi model atom yang dikemukakan oleh Rutherford karena jika elektron bergerak mengelilingi inti, maka elektron akan kehilangan energinya dan energi kinetik elektron akan terus berkurang. Gaya tarik inti atom terhadap elektron akan menjadi lebih besar daripada gaya sentrifugal lintasan elektron dan menyebabkan lintasan menjadi spiral dan akhirnya elektron jatuh kedalam inti atom. Apabila elektron jatuh kedalam inti atom, maka atom menjadi tak stabil. Hal ini bententangan dengan pernyataan umum bahwa atom stabil.

Lintasan spiral elektron

Anda mungkin juga menyukai