Anda di halaman 1dari 5

SURFACE PLASMON RESONANCE

Pribadi Mumpuni Adhi, Rahmat Mukti Ibrahim, Panji Achmari, Almas Hilman Muhtadi,
Zamzam Ibnu Sina
10208069, 10208043, 10208040, 10208068, 10208098
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Email : cometmetalics@gmail.com
Asisten : (Putu Eka Pramudita/10207048)
Tanggal Praktikum : (23-04-2011)
Abstrak
Surface Plasmon Resonance (SPR) adalah osilasi yang terkuantisasi dari elektron-elektron dari medium
konduktif. Apabila suatu logam disinari dengan gelombang cahaya, bila kondisi k
x
= k
sp
maka fenomena SPR
dapat terjadi dan dapat diamati. Pada praktikum ini digunakan prisma agar SPR dapat diamati, sehingga
dapat ditentukan kurva dispersinya. Untuk bahan metal didapatkan nilai konstanta dielektrik ( ) bernilai
negatif karena <
p.
Kata Kunci : Dielektrik, Konfigurasi Kretschmann, Prisma
I. Pendahuluan
SPR (Surface Plasmon Resonance) merupakan
fenomena resonansi antara gelombang cahaya dan
elektron-elektron pada permukaan logam yang
menghasilkan osilasi elektron-elektron di
permukaan logam yang terkuantisasi. SPR dapat
terjadi pada bidang batas metal/dielektrik ketika
sebuah berkas sinar datang dari medium dielektrik
dengan sudut datang yang lebih besar dari sudut
kritis. Dalam kondisi seperti itu, di bidang batas
persambungan dielektrik/logam akan terbentuk
gelombang evanesen yang menembus masuk ke
dalam medium logam. Jika kondisi resonansi
terpenuhi akan terjadi resonansi antara gelombang
evanesen dan elektron-elektron bebas di
permukaan yang menghasilkan medan listrik lokal
dan penetrasi gelombang evanesen yang jauh lebih
besar.
Gambar 1. Pemantulan Cahaya Pada Dua Material
yang berbeda
[1]
Syarat kondisi terjadinya SPR yakni apabila K
ix
= K
sp
atau vektor gelombang cahaya yang merambat
sepanjang bidang batas sama dengan vektor
gelombang plasmon permukaan (SP). Vektor
gelombang SP hanya ditentukan oleh tetapan
dielrktrik dari metal dan bahan dielektriknya yang
mempunyai hungungan
K
sp
=
o
c
.
e
d
e
m
e
d
+e
m
=(
2n
\
)
.
e
d
e
m
e
d
+e
m
(1)
Gambar 2. Kurva Dispersi
[2]
Dari kurva terlihat bahwa kondisi K
ix
= K
sp
tidak
pernah terpenuhi. Fenomena SPR tidak dapat
teramati hanya dengan menyinari suatu bidang
batas metal/dielektrik. Digunakan prisma sehingga
kurva dispersi gelombang cahaya dapat diubah
kemiringannya dan menghasilkan suatu
perpotongan dengan kurva dispersi gelombang SPR.
Ada uda cara yang umum digunakan untuk
membangkitkan SPR. Cara yang pertama
menggunakan konfigurasi Otto dan cara yang kedua
menggunakan konfigurasi Kretschmann. Pada
konfigurasi Otto, lapisan dielektrik berada di antara
prisma dan lapisan metal. Sedangkan pada
konfigurasi Kretschmann, lapisan logam berada
kontak langsung dengan prisma sedangkan lapisan
dielektriknya menutupi lapisan logam tersebut.
Pada praktikum ini digunakan konfigurasi
Kretschmann.
Gambar 3. Konfigurasi Otto dan Kretschmann
Kx dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut
k
x
=(
o
c
.
e
p
)sin (0
i
) (2)
Hal ini terjadi karena gelombang cahaya yang
datang mengalami pemantulan internal total. Agar
terjadi perpotongan kurva dispersi, sudut datang
cahaya haruslah mememnuhi persamaan berikut
sin(0
i
)=
1
.
e
p
.
c
m
c
u
c
m
+c
u
(3)
atau dapat juga ditulis menjadi
1
c
p
sin
2
(0
i
)
=
1
c
m
+
1
c
d
(4)
dengan
i
dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan berikut
0
i
=45
0
arcsin
(
(sin (45
0
0
p
))
n
p
)
(5)
n
p
merupakan indeks bias prisma yang bernilai
1.505.
Permisivitas bahan metal yang digunakan dapat
ditentukan dengan menggunakan model Drude
[3]
sehingga didapatkan persamaan
c
m
(o)=1
(
o
p
o
)
2
(6)
Dimana
p
merupakan frekuensi angular dari bahan
yang digunakan (dalam kasus ini dari perak atau
emas).
II. Metode Percobaan
Disusun alat percobaan seperti pada gambar
berikut ini
Gambar 4. Susunan Alat
Digunakan dua bahan metal yaitu perak dan
emas. Konfigurasi yang digunakan adalah
konfigurasi Kretschmann. Kemudian dengan
menggunaka bantuan software komputer bisa
didapatkan spektrum dari SPR dengan
mengkombinasikan sudut prisma yang berbeda-
beda.
III. Data dan Pengolahan
Menggunakan bahan perak:

p
= (2.321 x 2) x 10
15

min
(nm)
p

i
830.53 42.50 43.34
735.85 43.00 43.67
677.56 43.50 44.00
632.79 44.00 44.34
599.52 44.50 44.67
575.01 45.00 45.00
553.48 45.50 45.33
535.02 46.00 45.66
508.19 47.00 46.33
487.65 48.00 46.99
470.61 49.00 47.66
457.51 50.00 48.32
435.56 52.00 49.64
421.96 54.00 50.97
410.52 56.00 52.28
Tabel 1. Data Praktikum dengan Bahan Perak
Panjang gelombang minimum dapat ditentukan
dengan mencari di saat nilai intensitasnya
minimum, seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 5. Cara Mencari Panjang Gelombang
Minimum
Dengan memplot antara vektor gelombang k
x
dengan maka dapat dihasilkan kurva dispersi yang
tersaji pada gambar (6).
Gambar 6. Kurva Dispersi Bahan Perak
Dengan menggunakan persamaan (4) dapat
ditentukan permisivitas bahan dielektrik dalam
kasus ini adalah udara. Sehingga didapatkan nilai

udara
= 1/1.021 = 0.979
Gambar 7 . Grafik untuk Menentukan
d
pada
Percobaan dengan Bahan Perak.
Menggunakan bahan emas

p
= (2.068 x 2) x 10
15

min
(nm)
p

i
883.14 42 43.01
824.81 42.25 43.17
786.93 42.5 43.34
752.35 42.75 43.51
729.22 43 43.67
706.88 43.25 43.84
691.08 43.5 44.00
675.53 43.75 44.17
662.61 44 44.34
652.37 44.25 44.50
634.52 44.75 44.83
618.98 45.25 45.17
596.73 46.25 45.83
571.14 48 46.99
541.78 52 49.64
Tabel 2. Data Praktikum dengan Bahan Emas
Dengan memplot antara vektor gelombang k
x
dengan maka dapat dihasilkan kurva dispersi yang
tersaji pada gambar (8).
5.00E+006 1.00E+007 1.50E+007 2.00E+007
0.00E+000
5.00E+014
1.00E+015
1.50E+015
2.00E+015
2.50E+015
3.00E+015
3.50E+015
4.00E+015
4.50E+015
5.00E+015
k

500 550 600 650 700 750 800


0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Gambar 8 . Kurva Dispersi Bahan Emas
Dengan menggunakan persamaan (4) dapat
ditentukan permisivitas bahan dielektrik dalam
kasus ini adalah udara. Sehingga didapatkan nilai

udara
= 1/0.284 = 3.521
Gambar 9. Grafik untuk Menentukan
d
pada
Percobaan dengan Bahan Emas
IV. Analisis
Bentuk kurva dispersi terlihat pada gambar (6)
dan (8). Bentuknya memang tidak persis seperti
pada referensi gambar (2), tetapi melihat dari
bentuknya dapat dianalisis bahwa kurva dispersi
yang didapatkan hanya sebagian kecil tidak secara
keseluruhan. Bentuk grafiknya melengkung seperti
itu karena grafiknya tidak linear. Apabila linear
maka gradien garis adalah kecepatan cahaya (c),
sedangkan pada SPR nilai verktor gelombang (k
x
)
dipengaruhi oleh sin (
i
) seperti pada persamaan
(2).
Nilai permisivitas udara yang didapatkan baik
dengan menggunakan bahan perak maupun emas
tidak sesuai dengan referensi. Pada referensi nilai
permisivitas udara adalah 1. Hal ini disebabkan
karena bentuk dari grafik yang dihasilkan tidak
linear. Gradien garis juga apabila sesuai dengan
persamaan (4) nilainya harusnya adalah 1, tetapi
niali yang didapatkan tidak sama dengan 1. Oleh
karena itu nilai permisivitas yang didapatkan tidak
sesuai. Bila dibandingkan antara gambar (7) dan
gambar (9), maka gambar (7) bentuknya lebih linear
dibandingkan dengan gambar (9). Oleh karena itu
hasil yang didapatkan pada percobaan dengan
perak lebih mendekati referensi.
Ketika medium 2 adalah bahan metal. Pada
bahan metal mengandung banyak elektron bebas
sehingga konsekuensinya frekuensi angular <
p
dan konstanta dielektriknya
m
nilainya menjadi
negatif. Secara umum hal ini mengimplikasikan
ketika <
p
maka tidak ada medan
elektromagnetik yang dapat merambat pada bahan
meta
[2]
l.
V. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat daiambil kesimpulan :
1. SPR dapat terjadi apabila k
x
= k
sp
2. Prisma digunakan agar kurva gelombang
SPR dapat berpotongan dengan kurva
gelombang cahaya
3. Hasil yang didapatkan untuk permisivitas
udara tidak tepat karena bentuk kurva yang
dihasilkan tidak linear.
4. Pada bahan metal didapatkan nilai
konstanta dielektrik bernilai negatif.
Pustaka
[1]Schasfoort and Tudos (editor). 2008.Handbook of
Surface Plasmon Resonance. RSC Publishing
[2] Raether, H. 1986. Surface Plasmons on Smooth
and Rough Surfaces and On Gratings . Springer
[3] Yeh, Pochi. Optical Waves in Layered Media.
John Wiley & Sons, Inc
6000000 8000000 10000000 12000000 14000000
0.00E+00
5.00E+14
1.00E+15
1.50E+15
2.00E+15
2.50E+15
3.00E+15
3.50E+15
4.00E+15
k

Anda mungkin juga menyukai