Konsumen
PEMBANGKIT
PENYALURAN
DISTRIBUSI
GENCO
TRANSCO
DISCO
Sarana untuk menyalurkan energi listrik dari Pusat Pembangkit TL sampai ke Pusat-Pusat Beban (Gardu Induk)
Busbar
Busbar
~
PP
Beban
Sal. Xmisi
MV
EHV
HV
~
345 kV s.d. 765 kV 115 kV s.d. 230 kV
2.4 kV s.d. 69 kV
MV
LV
120 / 240 V Ind Kecil s.d. Komersial 600 V Perumahan
~
PP TRA-GI
GARDU INDUK
FUNGSI : melayani perubahan level tegangan dengan trafo step up atau step down dan mengatur tegangan dengan tap trafo atau static var compensator. GI interkoneksi berfungsi untuk menghubkan dua sistem atau lebih agar terjadi pertukaran daya (kirim/terima) dan meningkatkan stabilitas sistem jaringan secara keseluruhan.
Lanjutan
Secara umum 2 type isolator : - Suspension - Pin Unt tegangan > 70 kV suspension Jumlah piringan isolator tgt level tegangan - 110 kV 4 sd 7 - 230 kV 13 sd 16 - 735 kV 4 string x 35
Type Insulator
1. SUSPENSION
Normal Type
Fog Type
DC Fog Type
T/L 380 kV
T/L 500 kV
3. PIN TYPE
Conventional
Pin Post
Lanjutan
3. Struktur Support - menjaga ketinggian kond thd tanah - menjaga jarak aman antar kond - unt sal tegangan tinggi steel tower Konstruksi Saluran Tergantung ukuran konduktortinggi dan jarak / span Sagjarak vertikal antara horizon dg ttk terendah konduktor
Persegi
Korset
Guyed
Tension
Suspension
Efek Korona
Tegangan sangat tinggi (EHV) menimbulkan ionisasi udara disekeliling saluran karena discharge muatan sekeliling konduktor Menimbukan losses sepanjang saluran High frequency noise ggn gel radio & TV Eliminasi diameter >> atau bundling konduktor (<< induktans)
Korona
Polusi
Debu, Garam, Asam dan zat polutan lainnya mengurangi kemampuan mengisolasi. Polutan pada isolator SC saat sambaran petir atau kondisi over voltage sesaat. Pemeliharaan intensif dan cermat
Zinc Sleeve
Ground Wires
Berfungsi melindungi terhadap sambaran petir Tidak menghantarkan arus Terbuat dari kawat baja (GSW 55) Terhubung solid dengan tanah setiap tower
Pengetanahan Tower
Tower umumnya solid grounded Perlu maintenance R rendah Sambaran petir flashover pada isolator outage Contoh : Sal trans 3 fase BIL 350 kV. Tahanan tanah 20 ohm, netral sal trans diketenahkan pada trafo setelah PMT. Saat terjadi sambaran petir 20 kA salah satu tower
Lanjutan contoh :
Hitung tegangan pada masing isolator pada kondisi normal Gambarkan urutan kejadian selama dan setelah sambaran petir
Line Arrester
69 kV T/L Tujuan : Batasi overvoltages selama Terjadi sambaran petir atau surja hubung
500 kV T/L
3 dst N
XC
3
2XC
N Representasi rangkaian Lumped satu fasa Pendekatan ini sesuai untuk panjang sal < 500 km R dan XL >> bila Panjang sal >>, sementara XC << Contoh : Suatu sal trans 3 fasa 230 kV panjang 50 km dengan R=0.065 ohm/km, XL=0.5 ohm/km dan XC=300 kohm/km Ditanyakan: - Rangk Ekivalen 3 fase - Rangk Ekivalen 1 fase
Regulasi Tegangan
Tegangan sal Transmisi Konstan (Load Variabel) Biasanya regulasi tegangan tidak > + 5% (kadang + 10% masih bisa diterima) Pertanyaan : Bagaimana jika terjadi kondisi temporary abnormal overload apakah masih mampu meng-handle transfer daya?
1. 2. 3. 4.
Saluran Resistive Saluran Inductive Saluran Inductive + kompensasi Saluran Inductive menghub 2 sistem besar
Saluran Resistive
R Es
Er
Es 0.95 Es Er 0.5 Es 1
Pmax = (Es)2/4R
0 0 19 P 100%
b)
Saluran Inductive
X i Er R diabaikan Es P
0 0 60 P 100%
Er
0 0 50 P 100%
Perbaikan regulasi dan kemampuan transfer daya penambahan Xc pada beban (adjust nilai Xc Es2/Xc oleh capacitor = daya reaktif I2X yang diserap saluran) Regulasi tegangan lebih baik sampai transfer daya limit Pmax=Es2/X Dua kali lebih besar kemampuan transfer daya drpd yang tidak dikompensasi dan lebih mudah pengaturan tegangan Kompensasi lebih baik jika di dua ujung
1. 2. 3.
Es dan Er se fase ; Es leading thd Er dengan sudut d ; Es lagging thd Er dengan sudut d.
Ad.1. Tidak ada arus saluran, sehingga tidak ada transfer daya Ad.2. S memasok daya ke R sebesar P = (E2/X) sin d
Ex
+ Es X i P P = aktif power (MW) E = teg L-N (kV) X = Reakt Ind per fase (ohm) d = sudut fasa antar teg ujung (0) + Er Es I d Ex Er
Kurva Stabilitas
%
P max = (E2)/X Tdk Stabil
P 50
30
P>> (0o sd 90o)
90
180
Es
P<<
(90o sd 180o)
Es Es=Er=E I d /X 100 % Ex Er
d >> maka teg drop Ex >>
0 0
P max =
E2
Ad.3. Nilai Daya aktif sama seperti pada Ad.2, hanya berbeda arahnya
Ex + Es I + Er
d
X i
P
Er
Es Es I d Ex Er Ex
Tampak aliran daya tidak tgt pada magnitude Tegangan Es dan Er, tetapi hanya tergantung pada sudut fasanya Daya aktif mengalir dari tegangan leading ke lagging
EHV
Permasalahan kebutuhan akan peralatan kompensasi untuk pengaturan tegangan & stability. Untuk pemahaman berikut contoh : Suatu sal trans 3f , 727 kV, 50 Hz, panjang 600 km. XL:0.5 ohm/km, XC:300 kohm/km. Gambar rangk ekivalennya! Tegangan sisi kirim L-N (Es) ? XL per fasa : ?; XC per fasa : ?; Ekiv XC kedua ujung? Lakukan studi kondisi no load dan full load!
Es
420 kV
Xc1
1000 ohm
Xc2
1000 ohm
Er
600 kV
Kondisi no load : resonansi seri XL & XC Tegangan Er >> 600 kV (43% Es) Solusi ?
XL
300 ohm
Xc1 Es
420 kV
G
1000 ohm
Xc2
1000 ohm
XL2
1000 ohm
Er
Reaktif power yang dihasilkan Xc2: 4202/1000 = 176 MVar diserap XL2 Reaktor 176 MVar/fase
420 kV
Diskusi : 1. Bagaimana dengan daya reaktif yang dihasilkan Xc1? 2. Bagaimana saran anda agar sistem tetap stabil?
KONDISI BERBEBAN Zo diatur Er ~ Es i
300 ohm
Z0 Er
420 kV
Es
420 kV
G
1000 ohm 1000 ohm
Untuk kasus ini Zo ~ 400 ohm Sehingga secara pendekatan SIL = EL-L2/Zo = 7272/400 = 1320 MW
Kesimpulan : 1. Bila saluran transmisi mengalirkan daya aktif sebesar SIL, artinya daya reaktif yang dihasilkan sepanjang saluran diserap oleh induktans saluran itu sendiri. 2. Bila saluran mengalirkan daya aktif lebih dari SIL maka perlu kompensasi kapasitor di ujung saluran, walaupun masih dibatasi kemampuannya sebesar 3 x 4202 / 300 = 1764 MW 3. Bila kurang dari SIL maka perlu kompensasi reaktor di ujung saluran untuk pengaturan tegangan