Anda di halaman 1dari 5

Hal pertama yang dilakukan yaitu percobaan dry lab atau menggunakan komputer.

Percobaan dry lab dilakukan untuk mengetahui pengaruh insulin pada diabetes tipe I. Diabetes tipe I disebut juga Insulin Depent Diabetes Mellitus (IDDM). Penderita IDDM ini senantiasa membutuhkan insulin disebabkan karena terjadi destruksi sel beta pancreas, sehingga tidak dihasilkan insulin akibatnya sel-sel tidak bisa menyerap glukosa dari darah. Pada percobaan dry lab ini dilakukan dua perlakuan yaitu yang pertama pembuatan kurva standar glukosa dan yang kedua yaitu membandingkan kadar glukosa sebelum dan sesudah injeksi insulin. Pada percobaan pembuatan dry lab tentang pembuatan kurva standar glukosa dengan menggunakan komputer yang memiliki software tentang pengujian diabetes dan antidiabetes. Langkah pertama yang dilakukan adalah dibuat kurva baku dari standar glukosa yang bertujuan untuk perhitungan kadar glukosa sebelum dan sesudah injeksi insulin pada mencit. Pertama-tama disiapkan tabung 1 5, yaitu dengan cara klik dan drag tabung ke dalam slot inkubator sesuai nomor yang telah disediakan. Tabung ini digunakan sebagai wadah untuk mencampurkan bahanbahan yang akan digunakan untuk mengetahui kadar glukosa. Kemudian tambahkan larutan glukosa pada tabung 1 5. Tiap tabung otomatis akan mendapat larutan standar glukosa satu tetes lebih banyak, maka tube 1 (1 tetes), tube 2 (2 tetes), tube 3 (3 tetes), tube 4 (4 tetes), tube 5 (5 tetes) glukosa. Ini dilakukan karena untuk membuat kurva standar harus digunakan variasi konsentrasi glukosa minimal 5 buah konsentrasi. Lalu tambahkan Deionized Water (air deionisasi) untuk mengencerkan larutan glukosa pada tabung 1 5 yang otomatis akan mendapat satu tetes lebih sedikit sehingga jumlah keseluruhannya sama. Air deionisasi adalah air murni dimana ion mineralnya telah dihilangkan. Ion-ion mineral tersebut adalah Na, K, Fe, Cu, Cl dan Br. Air deionisasi dibuat dengan cara mengikat dan menghilangkan ionnya menggunakan muatan listrik dimana ion akan tertarik dan berikatan dengan garam yang kemudian dihilangkan dari air. Pada air biasa terdapat banyak mineral sedangkan pada air deionisasi adalah murni tidak mengandung ion mineral, tetapi masih mengandung sejumlah bakteri dan virus, dimana bakteri dan virus ini tidak bermuatan sehingga tidak tertarik oleh listrik. Kemudian larutan glukosa standar dan air deionisasi dicampurkan sampai homogen dalam inkubator. Lalu disentrifugasi yang bertujuan untuk memisahkan partikel dari fluida oleh gaya sentrifugasi yang dikenakan pada partikel, sehingga partikel akan mengendap di bagian bawah tabung yang disebut pellet. Prinsip sentrifugasi ini adalah dimana objek diputar secara

horizontal pada jarak radial dari titik dimana titik tersebut dikenakan gaya. Objek yang diputar secara horizontal dan konstan merubah arah dan percepatan walaupun kecepatan rotasi konstan. Gaya sentrifugal ini bekerja menuju pusat dari rotasi. Adanya gaya sentrifugal yang ditimbulkan akibat sentrifugasi menyebabkan campuran terpisah antara bagian yang padat (pelet) dan bagian yang cair (plasma). Pellet yang terbentuk dibuang. Kemudian masing-masing tabung yang berisi larutan hasil sentrifugasi diteteskan Enzyme-Color Reagent dan diinkubasikan. Tekan Set Up pada spektrofotometer untuk memanaskan alat dan mengkalibrasinya sehingga siap digunakan dalam pengukuran. Setelah itu dianalisis dengan cara melihat nilai Optical Density dan Glukosa. Optical Density (OD) adalah ukuran dari sejumlah cahaya yang diabsorpsi oleh suatu larutan molekul organik dengan menggunakan kolorimeter atau spektrofotometer. OD ini dapat digunakan untuk memperkirakan konsentrasi molekul seperti protein. OD selalu ditunjukkan sebagai negatif logaritma dari transmisi. Setelah itu klik tombol Graph dan akan diperoleh kurva yang dapat digunakan untuk percobaan II. No Tabung Optical Density Kadar Glukosa 1 2 3 4 5 0.3 0.5 0.6 0.8 1 30 60 90 120 150

Dari data di atas dibuat kurva,dihasilkan kurva garis lurus.Kadar glukosa semakin meningkat sejalan dengan penambahan glukosa pada tiap tabung, sehingga di dapat garis yang semakin menanjak dari kiri ke kanan. Langkah kedua setelah pembuatan kurva standar glukosa , maka hal selanjutnya yang dilakukan adalah membandingkan kadar glukosa sebelum dan sesudah injeksi. Pada komputer telah disiapkan due ekor tikus , yaitu tikus yang dijadikan sebagai kontrol dan tikus percobaan. Pada tikus kontrol disuntikkan saline atau garam dengan cara mengklik dan drag alat suntik saline pada tikus kontrol dan tombol mouse dilepaskan untuk menginjeksi hewan tersebut. Saline merupakan suatu zat yang berfungsi atau menyerupai dari cairan fisiologis tubuh tikus.

Saline merupakan larutan steril dari NaCl dalam air yang digunakan untuk infus intravena, mencuci contact lense dan irigasi nasal. Kemudian pada tikus percobaan diberi Alloxan dengan cara mengklik dan drag alat suntik saline Alloxan dan tombol dilepaskan untuk menginjeksi hewan uji tersebut. Alloxan merupakan suatu zat yang memiliki efek destruksi pada sel beta pankreas, sehingga hal ini menyebabkan insulin yang dikeluarkan sel beta pankreas menjadi lebih sedikit dan dapat menyebabkan terjadinya hiperglikemi pada tikus. Setelah itu siapkan tabung baru dan klik dan drag pada ekor tikus kontrol, kemudian lepaskan sehingga 3 tetes darah dari ekor hewan kontrol akan masuk ke tabung kemudian tabung tersebut ditempatkan pada no. 1 inkubator. Hal yang serupa pada perlakuan sebelumnya dilakukan juga pada hewan percobaan dan ditempatkan pada inkubator no. 2. kemudian masing masing tabung dimasukkan insulin. Kemudian ke dalam masing-masing tube ditambahkan 5 tetes air deionisasi dan 5 tetes larutan barium hidroksida yang berfungsi untuk menghilangkan protein yang terkandung di dalam darah. Perlakuan sama ke dalam masing-masing tube ditambahkan heparin yang berfungsi sebagai antikoagulan sehingga dapat mencegah terjadinya penggumpalan darah selama pengujian. Kemudian larutan darah dicampurkan dan disentrifugasi. Sebelum penambahan color reagent dipastikan endapan yang terbentuk dibuang. Tiap-tiap tube ditambahkan enzim color reagent dan diinkubasikan. Setelah itu masing-masing cairan darah dari tiap-tiap tube ke-1 sampai ke-4 dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer. Kadar glukosa untuk masingmasing tube didapat ketika moveable ruler yang timbul saat pembacaan cairan oleh spektrofotometer digeser sehingga garis ini memotong garis pada kurva kalibrasi yang ada. Setelah ditemukan titik potong antara kedua garis tersebut kemudian klik tombol record data dan data yang dihasilkan dicatat. Pada prosedur kali ini kami melakukan uji coba terhadap 3 kelompok mencit uji. Mencit yang pertama yaitu mencit kontrol, mencit kontrol negatif ini diberikan larutan PGA 2%, mencit uji yang kedua adalah mencit uji yang diberikan larutan Glibensilamid sebagai antidiabetes dengan dosis I 1,3 mg/kg BB. Mencit uji yang kedua adalah mencit uji yang

diberikan larutan Glibensilamid sebagai antidiabetes dengan dosis II 0,65 mg/kg BB. Larutan PGA2% dijadikan sebagai larutan kontrol negatif karena larutan ini tidak memberikan efek farmakologis terhadap hewan percobaan, sedangkan larutan Glibensilamid memberikan efek farmakologis, yaitu dengan menurunkan kadar gula darah pada hewan percobaan. Pada praktikum ini digunakan hewan uji yaitu mencit jantan, hal ini disebabkan karena mencit betina mengalami fase estrus dimana pada fase ini terjadi peningkatan hormone estrogen dan hormone pertumbuhan yang akan mempengaruhi sekresi insulin. Sebelum perlakuan mencit dipuasakan terlebih dahulu dipuasakan untuk menghilangkan faktor makanan. Walaupun demikian faktor variasi biologis dari hewan tidak dapat dihilangkan sehingga faktor ini relatif dapat mempengaruhi hasil. Setelah ditimbang, kelompok kontrol diberi PGA 2% dan kelompok uji diberi glibensilamid dosis I dan dosis II sebagai obat hipoglikemia. Hewan uji kemudian diukur kadar glukosa normalnya (t=0). Pengukuran kadar glukosa normal dapat dilakukan setelah pemberian obat karena obat hipoglikemia ini tidak mempengaruhi kadar glukosa normal dalam darah, tetapi bekerja saat kadar glukosa darah tinggi. Pengukuran kadar gula darah normal dilakukan dengan cara meletakkan mencit pada alat yang memungkinkan pengambilan darah melalui ekor dengan mudah, yaitu tanpa adanya perlawanan dari mencit. Bagian ekor mencit diiris dengan pisau cutter, kemudian darah yang keluar diteteskan ke dalam glucose test strips. Darah diambil pada bagian ekor tujuannya yaitu agar lebih mudah membuat luka tanpa terlalu menyakiti hewan percobaan. Di samping itu, akan lebih mudah membuat beberapa luka, karena darahnya diambil dalam rentang waktu tertentu. Alat ini akan mengidentifikasi nilai glukosa darah hewan

percobaan dalam mg per desiliter. Kadar gula darah normal ini selanjutnya akan dijadikan pembanding terhadap kadar gula darah yang akan diukur setelah pemberian glukosa. Setelah pengukuran kadar gula darah normal dilakukan, kemudian masing-masing mencit diberikan larutan glukosa 1g / kg BB. Larutan glukosa diberikan setelah 30 menit, tujuannya yaitu agar obat yang diberikan sudah terabsorpsi ke dalam tubuh mencit. Pengukuran kadar gula darah dilakukan yaitu pada t=15, t=30 dan t=60 setelah pemberian larutan glukosa. Prosedur yang dilakukan pun sama dengan pengukuran kadar gula darah normal sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai