Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PERANAN BANK INDONESIA SERTA CIRI-CIRI KEASLIAN UANG RUPIAH

Disusun oleh : Nama : Fitri Setyowati NRP : 2110100077

Jurusan : S1 Teknik Mesin

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Peranan Bank Indonesia Serta Ciri-Ciri Keaslian Uang Rupiah yang merupakan salah satu tugas dari Bank Indonesia dalam penerimaan beasiswa Program Sosial Bank Indonesia. Dalam makalah ini penulis membahas mengenai bagaimana ciri-ciri uang rupiah asli, bagaimana mengidentifikasikan adanya pemalsuan uang rupiah, bagaimana cara menanggulangi pemalsuan uang rupiah, serta bagaimana peranan kantor perwakilan Bank Indonesia dalam makalah. Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Pihak Bank Indonesia yang telah memberikan kesempatan penulis untuk mendapatkan beasiswa Bank Indonesia periode Januari-Desember 2012 serta telah memberikan tugas mengenai makalah ini sehingga pengetahuan penulis dalam kebanksentralan makin bertambah dan hal itu sangat bermanfaat bagi penulis di kemudian hari. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono, DEA selaku Rektor Intitut Teknologi Sepuluh Nopember yang telah memberikan kesempatan penulis untuk mengikuti Program Sosial Bank Indonesia sehingga pengetahuan penulis makin bertambah. 3. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah turut membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dalam waktu yang tepat. Penulis menyadari bahwa penyusunan karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi penulis. Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat menbangun akan penulis terima dengan senang hati.

Surabaya, 24 Januari 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . DAFTAR ISI .... BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ... I.2 Rumusan Masalah I.3 Tujuan Penulisan.... I.4 Manfaat Penulisan BAB II DASAR TEORI II.1 Bank Sentral ...... II.2 Fungsi Bank Sentral . II.3 Bank Indonesia...................... II.4 Tujuan Bank Indonesia..... II.5 Peran Bank Sentral Dalam Perbankan....................................... II.6 Status dan Kedudukan Bank Indonesia II.7 Tugas Bank Indonesia. II.8 Kewenangan Pengaturan dan Pengawasan Bank II.9 Ciri-Ciri Keaslian Uang Rupiah... II.10Hal-Hal Yang Dilakukan Jika Menemukan Uang Rupiah Palsu BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan .. III.2 Saran

i ii 1 1 2 2 3 3 4 4 5 6 7 8 9 12 14 14

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Dewasa ini masyarakat mulai meragukan keslian uang rupiah yang beredar di kalangan masyarakat secara umum. Hal tersebut dikarenakan adanya banyak kasus-kasus pemalsuan uang rupiah yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Pemalsuan uang rupiah dilakukan untuk merugikan masyarakat, negara, serta pihak bank Indonesia selaku pencetak uang rupiah asli karena akan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap uang rupiah asli. Berbagai motif pelaku pemalsuan uang rupiah kini mulai terlacak secara tepat oleh pihak Bank Indonesia. Bank Indonesia telah mempunyai standarisasi uang rupiah asli sehingga apabila masyarakat tidak yakin uang ang dimilikinya asli ataukah palsu, dapat diketahui dari standarisasi tersebut atau langsung ditanyakan ke pihak Bank Indonesia. Dengan adanya standarisasi keaslian uang rupiah maka pihak Bank Indonesia mengadakan sosialisai ke berbagai kalangan yang bertujuan untuk memberikan penjelasan serta pemahaman kepada masyarakat bagaimana cirri-ciri uang rupiah asli. Untuk itu, dalam makalah ini memberikan penjelasan tentang bagaimana mengidentifikasi ciri-ciri keaslian uang rupiah, bagaimana mengenali uang palsu, bagaiman cara penanggulangan yang dilakukan untuk pemalsuan uang rupiah, bagaimana penyikapan yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat apabila terjadi kasus pemalsuan uang rupiah, memberikan penjelasan bagaimana tujuan, wewenang, fungsi, tugas dari Bank Indonesia, serta bagaimana peranan kantor perwakilan Bank Indonesia yang ada di daerah.

1.2. Rumusan Masalah Masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini adalah: 1. Bagaimana mengidentifikasi ciri-ciri keaslian uang rupiah? 2. Bagaimana mengenali uang palsu? 3. Bagaimana cara penanggulangan yang dilakukan untuk pemalsuan uang rupiah? 4. Bagaimana penyikapan yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat apabila terjadi kasus pemalsuan uang rupiah? 5. Bagaimana mengetahui tujuan, wewenang, fungsi, tugas dari Bank Indonesia? 6. Bagaimana peranan kantor perwakilan Bank Indonesia yang ada di daerah?

1.3. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk: 1. Mengetahui cara mengidentifikasi ciri-ciri keaslian uang rupiah. 2. Mengetahui mengenali uang palsu. 3. Mengetahui cara penanggulangan yang dilakukan untuk pemalsuan uang rupiah. 4. Mengetahui penyikapan yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat apabila terjadi kasus pemalsuan uang rupiah. 5. Mengetahui tujuan, wewenang, fungsi, tugas dari Bank Indonesia. 6. Mengetahui peranan kantor perwakilan Bank Indonesia yang ada di daerah.

1.4. Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan makalah ini adalah: 1. Melatih kreatifitas dalam menuangkan gagasan pemikirannya (ide-idenya) tentang suatu kajian atau topik dari ilmu-ilmu yang sudah didalami yang secara tidak langsung penulis juga dilatih untuk menerapkan kemampuan berpikir secara logis-sistematis, kemampuan membahasakan, kemampuan menganalisis-kritik, dan lain-lain. 2. Makalah ini berguna bagi penulis juga sebagai bahan referensi ilmiah dan sumbangan pengetahuan bagi sekolah, bagi para pembaca tentang apa yang disumbangkan lewat ide penulis melalui makalah tersebut. 3. Memberikan pengetahuan serta pemahaman tentang mengidentifikasi ciri-ciri keaslian uang rupiah, mengenali uang palsu, cara penanggulangan yang dilakukan untuk pemalsuan uang rupiah, penyikapan yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat apabila terjadi kasus pemalsuan uang rupiah, memberikan penjelasan bagaimana tujuan, wewenang, fungsi, tugas dari Bank Indonesia, serta peranan kantor perwakilan Bank Indonesia yang ada di daerah bagi penulis, pembaca, serta masyarakat pada umumnya.

BAB II DASAR TEORI

2.1. Bank Sentral Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Bank Sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan. Di Indonesia, fungsi Bank Sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Bank sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga yang dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi. Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi terkendali, dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak maka Bank Sentral dengan menggunakan instrumen antara lain namun tidak terbatas pada base money, suku bunga, giro wajib minimum mencoba menyesuaikan jumlah uang beredar sehingga tidak berlebihan dan cukup untuk menggerakkan roda perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas yang dimilikinya.

2.2. Fungsi Bank Sentral Bank Sentral adalah bank yang merupakan pusat struktur moneter dan perbankan di negara yang bersangkutan dan yang melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut melaksanakan kebijakan moneter dan keuangan. Kebijaksanaan Moneter adalah kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah, yang berkenaan dengan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. 1. Memberi nasehat kepada Pemerintah untuk soal-soal moneter dan keuangan a. mengadministrasi dan mengelola hutang nasional b. memberikan jasa pembayaran bunga atas hutang c. memberikan saran dan informasi mengenai keadaan pasar uang dan modal 2. Memelihara cadangan / cash reverse bank umum 3. Memelihara manajemen cadangan devisa negara - Internal reverse : Untuk keperluan jumlah uang yang beredar - External reverse : Untuk keperluan alat pembayaran international 4. Mengawasi kredit 5. Sebagai Bankers Bank atau Lender of Last Resort 6. Memelihara stabilitas moneter

7. Melancarkan pembiayaan pembangunan ekonomi 8. Mendorong pengembangan perbankan dan sistem keuangan yang sehat

2.3. Bank Indonesia Bank Indonesia (BI, dulu disebut De Javasche Bank) adalah bank sentral Republik Indonesia. Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Hal ini mengandung dua aspek yakni kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap barang dan jasa yang tercermin pada laju inflasi; serta kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang negara lain yang tercermin pada perkembangan nilai tukar. Hal ini mengandung dua aspek yakni kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap barang dan jasa yang tercermin pada laju inflasi; serta kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang negara lain yang tercermin pada perkembangan nilai tukar. Dari segi pelaksanaan tugas dan wewenang, Bank Indonesia menerapkan prinsip akuntabilitas dan transparansi melalui penyampaian informasi kepada masyarakat luas secara terbuka melalui media massa setiap awal tahun mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan moneter, dan serta rencana kebijakan moneter dan penetapan sasaran-sasaran moneter pada tahun yang akan datang. Informasi tersebut juga disampaikan secara tertulis kepada Presiden dan DPR sesuai dengan amanat Undang-Undang. Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. BI juga menjadi satu-satunya lembaga yang memiliki hak untuk mengedarkan uang di Indonesia. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya BI dipimpin oleh Dewan Gubernur. Untuk periode 2008-2013, Darmin Nasution menjabat posisi sebagai Gubernur BI menggantikan Boediono yang menjadi Wakil Presiden.

2.4. Tujuan Bank Indonesia Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.

2.5.Peran Bank Sentral (Bank Indonesia) Dalam Perbankan di Indonesia Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas utama Bank Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan (perbankan dan sistem pembayaran). Keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter tanpa diikuti oleh stabilitas sistem keuangan, tidak akan banyak artinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas moneter dan stabilitas keuangan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Kebijakan moneter memiliki dampak yang signifikan terhadap stabilitas keuangan begitu pula sebaliknya, stabilitas keuangan merupakan pilar yang mendasari efektivitas kebijakan moneter. Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Kelima peran utama yang mencakup kebijakan dan instrumen dalam menjaga stabilitas sistem keuangan itu adalah: Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti itu dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi. Seperti halnya di negara-negara lain, sektor perbankan memiliki pangsa yang dominan dalam sistem keuangan. Oleh sebab itu, kegagalan di sektor ini dapat menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan mengganggu perekonomian. Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada salah satu peserta dalam sistem sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial yang cukup serius dan mengganggu kelancaran sistem pembayaran. Kegagalan tersebut dapat menimbulkan risiko yang bersifat menular (contagion risk) sehingga menimbulkan gangguan yang bersifat sistemik. Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk mengurangi risiko dalam sistem pembayaran yang cenderung semakin meningkat. Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia

dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Melalui pemantauan secara macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor keuangan dan mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas sistem keuangan. Melalui riset, Bank Indonesia dapat mengembangkan instrumen dan indikator macroprudential untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan. Hasil riset dan pemantauan tersebut, selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi otoritas terkait dalam mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meredam gangguan dalam sektor keuangan. Kelima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis guna menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi normal maupun krisis. Fungsi ini hanya diberikan kepada bank yang menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi memicu terjadinya krisis yang bersifat sistemik.

2.6.Status dan Kedudukan Bank Indonesia 1. Sebagai Lembaga Negara yang Independen Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999. Undangundang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara independen dan bebas dari campur tangan pemerintah ataupun pihak lainnya. Sebagai suatu lembaga negara yang independen, Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga. Untuk lebih menjamin independensi tersebut, undang-undang ini telah memberikan kedudukan khusus kepada Bank Indonesia dalam struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. Sebagai Lembaga negara yang independen kedudukan Bank Indonesia tidak sejajar dengan Lembaga Tinggi Negara. Disamping itu, kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama dengan Departemen, karena kedudukan Bank Indonesia berada diluar Pemerintah. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien. 2. Sebagai Badan Hukum Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan

hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan.

2.7. Tugas Bank Indonesia 1. Tugas Menetapkan Dan Melaksanakan Kebijakan Moneter Untuk mencapai tujuan Bank Indonesia dalam menjaga kestabilan nilai rupiah Pasal 10 UUBI menegaskan bahwa Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melaksanakan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi serta melakukan pengendalian moneter melalui berbagai cara antara lain : operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing penetapan tingkat diskonto; penetapan cadangan wajib minimum; pengaturan kredit atau pembiayaan 2. Tugas Mengatur Dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran Kewenangan Bank Indonesia dalam mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran diatur dalam Pasal 15 sampai dengan Pasal 23 UU-BI. Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, Bank Indonesia berwenang untuk melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran, mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan kegiatannya serta menetapkan penggunaan alat pembayaran. Persetujuan terhadap penyelenggaraan jasa sistem pembayaran dimaksudkan agar penyelenggaraan jasa sistem pembayaran oleh pihak lain memenuhi persyaratan, khususnya persyaratan keamanan dan efisiensi. Kewajiban penyampaian laporan berlaku bagi setiap penyelenggara jasa sistem pembayaran. Hal ini dimaksudkan agar Bank Indonesia dapat memantau penyelenggaraan sistem pembayaran. Penetapan alat pembayaran dimaksudkan agar alat pembayaran yang digunakan dalam masyarakat memenuhi persyaratan keamanan bagi pengguna. Termasuk dalam wewenang ini adalah membatasi penggunaan alat pembayaran tertentu dalam rangka prinsip kehati-hatian. Dalam rangka pelaksanaan kewenangan tersebut di atas, Bank Indonesia dapat melakukan pemeriksaan terhadap penyelenggara jasa. 3. Tugas Mengatur Dan Mengawasi Bank

Pengaturan dan Pengawasan Bank merupakan salah satu tugas Bank Indonesia sebagaimana ditentukan dalam Pasal 8 UUBI. Dalam rangka mel aksanakan tugas ini, Bank Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu bank, melaksanakan pengawasan bank, serta mengenakan sanksi terhadap bank . Selain itu, Bank Indonesia berwenang menetapkan ketentuanketentuan perbankan yang memuat prinsip kehatihatian.Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, Bank Indonesia : a. memberikan dan mencabut izin usaha bank b. memberikan izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank c. memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank d. memberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiatankegiatan usaha tertentu Pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia meliputi pengawasan langsung dan tidak langsung. Bank Indonesia berwenang mewajibkan bank untuk menyampaikan laporan, keterangan, dan penjelasan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, dimana hal ini dapat dilakukan terhadap per usahaan induk, perusahaan anak, pihak terkait dan pihak terafiliasi dari bank apabila diperlukan (Psl. 28). Pemeriksaan terhadap bank dilakukan secara berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan dan dapat dilakukan terhadap perusahaan induk, perusahaan anak, pihak terkait dan pihak terafiliasi dari bank apabila diperlukan. Bank dan pihak lain tersebut wajib memberikan kepada pemeriksa: keterangan dan data yang diminta; kesempatan untuk melihat semua pembukuan, dokumen, dan sarana fisik yang berkaitan dengan kegiatan usahanya; Bank Indonesia dapat menugasi pihak lain untuk dan atas nama Bank Indonesia melaksanakan pemeriksaaan terhadap bank (Psl. 30) Bank Indonesia dapat memerintahkan bank untuk menghentikan sementara sebagian atau seluruh kegiatan transaksi tertentu apabila menurut penilaian Bank Indonesia transaksi tersebut diduga merupakan tindak pidana di bidang perbankan (Psl. 31). Dalam hal keadaan suatu bank menurut penilaian Bank Indonesia membahayakan kelangsungan usaha bank yang bersangkutan dan/atau membahayakan sistem perbankan atau terjadi kesulitan perbankan yang membahayakan perekonomian nasional, Bank Indonesia dapat melakukan tindakan sebagaimana diaturdalam undangundang tentang Perb ankan yang berlaku (Psl. 33).

2.8. Kewenangan Pengaturan dan Pengawasan Bank

Pengaturan dan pengawasan bank oleh BI meliputi wewenang sebagai berikut: 1. Kewenangan memberikan izin (right to license), yaitu kewenangan untuk menetapkan tata cara perizinan dan pendirian suatu bank. Cakupan pemberian izin oleh BI meliputi pemberian izin dan pencabutan izin usaha bank, pemberian izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, pemberian persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank, pemberian izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu. 2. Kewenangan untuk mengatur (right to regulate), yaitu kewenangan untuk menetapkan ketentuan yang menyangkut aspek usaha dan kegiatan perbankan dalam rangka menciptakan perbankan sehat yang mampu memenuhi jasa perbankan yang diinginkan 3. Kewenangan untuk mengawasi (right to control), yaitu kewenangan melakukan pengawasan bank melalui pengawasan langsung (on-site supervision) dan pengawasan tidak langsung (off-site supervision). Pengawasan langsung dapat berupa pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus,yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan keuangan bank dan untuk memantau tingkat kepatuhan bank terhadap peraturan yang berlaku serta untuk mengetahui apakah terdapat praktik-praktik yang tidak sehat yang membahayakan kelangsungan usaha bank. Pengawasan tidak langsung yaitu pengawasan melalui alat pemantauan seperti laporan berkala yang disampaikan bank,laporan hasil pemeriksaan dan informasi lainnya. Dalam pelaksanaannya, apabila diperlukan BI dapat melakukan pemeriksaan terhadap bank termasuk pihak lain yang meliputi perusahaan induk, perusahaan anak, pihak terkait, pihak terafiliasi dan debitur bank. BI dapat menugasi pihak lain untuk dan atas nama BI melaksanakan tugas pemeriksaan. 4. Kewenangan untuk mengenakan sanksi (right to impose sanction), yaitu kewenangan untuk menjatuhkan sanksi sesuai dengan ketentuan perundangundangan terhadap bank apabila suatu bank kurang atau tidak memenuhi ketentuan. Tindakan ini mengandung unsur pembinaan agar bank beroperasi sesuai dengan asas perbankan.

2.9. Ciri-Ciri Keaslian Uang Rupiah Pasal 20 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 memberikan mandat bagi Bank Indonesia untuk mengeluarkan dan mengedarkan Uang Rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dimaksud dari peredaran. Dalam rangka menjaga kualitas uang beredar di masyarakat, Bank Indonesia menerapkan kebijakan untuk mengganti uang tidak layak edar dengan uang yang layak edar. Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga uang rupiah yang

beredar berada dalam kualitas yang baik sehingga mudah dikenali ciri-ciri keasliannya. Tujuan dari ciri-ciri keaslian dan standar kualitas uang rupiah adalah untuk memberikan panduan kepada perbankan, perusahaan Cash In Transit (CIT), retailer, dan masyarakat dalam melakukan sortasi/pemilahan dan mengenali ciriciri keaslian uang rupiah serta memahami prosedur penyelesaian lebih lanjut apabila ditemukan uang yang diragukan keasliannya, uang yg dicabut/ditarik dari peredaran, dan uang rusak. Uang rupiah memiliki ciri-ciri berupa tanda-tanda tertentu yang bertujuan mengamankan uang rupiah dari upaya pemalsuan. Secara umum, ciri-ciri keaslian uang Rupiah dapat dikenali dari unsur pengaman yang tertanam pada bahan uang dan teknik cetak yang digunakan, yaitu: 1.Unsur Pengaman Yang Tertanam Pada Bahan Uang a. Tanda air (Watermark) dan Electrotype Pada kertas uang terdapat tanda air berupa gambar yg akan terlihat apabila diterawangkan ke arah cahaya. b. Benang Pengaman (Security Thread) Ditanam di tengah ketebalan kertas atau terlihat seperti dianyam sehingga tampak sebagai garis melintang dari atas ke bawah, dpt dibuat tidak memendar maupun memendar dibawah sinar ultraviolet dgn satu warna atau beberapa warna. 2. Unsur Pengaman Yang Dihasilkan Melalui Teknik Cetak a. Cetak Intaglio Cetakan yang terasa kasar apabila diraba. b. Tinta Berubah Warna (Optical Variable Ink) Hasil cetak mengkilap (glittering) yang berubah-ubah warnanya bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda. c. Gambar Saling Isi (Rectoverso) Pencetakan suatu ragam bentuk yang menghasilkan cetakan pada bagian muka dan belakang beradu tepat dan saling mengisi jika diterawangkan ke arah cahaya. d. Gambar Tersembunyi (Latent Image) Teknik cetak dimana terdapat tulisan tersembunyi yang dapat dilihat dari sudut pandang tertentu. e. Tulisan Mikro (Micro Text) Tulisan berukuran sangat kecil yang hanya dapat dibaca dengan menggunakan kaca pembesar. f. Tinta Tidak Tampak (Invisible Ink)

Hasil cetak tidak kasat mata yang akan memendar di bawah sinar ultraviolet. UANG KERTAS PECAHAN Rp. 100.000 TAHUN EMISI 2004 : Ukuran: panjang 151 mm, lebar 65 mm Bahan: serat kapas Warna dominan: merah Tanggal pengeluaran: 29 Desember 2004 Gambar utama bagian muka : gambar pahlawan proklamator Dr. Ir. Soekarno dan Dr. H. Mohammad Hatta Bagian belakang: gambar gedung MPR dan DPR RI

UANG KERTAS PECAHAN Rp. 50.000 TAHUN EMISI 2005: Ukuran: panjang 149 mm, lebar 65 mm Bahan: serat kapas Warna dominan: biru Tanggal pengeluaran: 20 Oktober 2005 Gambar utama bagian muka : gambar pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai Bagian belakang: gambar Danau Beratan, Bedugul, Bali

UANG KERTAS PECAHAN Rp. 20.000 TAHUN EMISI 2004: Ukuran: panjang 147 mm, lebar 65 mm Bahan: serat kapas Warna dominan: hijau Tanggal pengeluaran: 29 Desember 2004 Gambar utama bagian muka : gambar pahlawan nasional Oto Iskandar Di Nata Bagian belakang: gambar pemetik teh UANG KERTAS PECAHAN Rp. 10.000 TAHUN EMISI 2005 DESAIN BARU: Ukuran: panjang 145 mm, lebar 65 mm Bahan: serat kapas Warna dominan: ungu kebiruan Tanggal pengeluaran: 03 Juni 2010 Gambar utama bagian muka : gambar pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II Bagian belakang: gambar rumah limas, Palembang

UANG KERTAS PECAHAN Rp. 10.000 TAHUN EMISI 2005 DESAIN LAMA: Ukuran: panjang 145 mm, lebar 65 mm Bahan: serat kapas Warna dominan: ungu Tanggal pengeluaran: 20 Oktober 2005 Gambar utama bagian muka : gambar pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II Bagian belakang: gambar rumah limas, Palembang UANG KERTAS PECAHAN Rp. 5.000 TAHUN EMISI 2001: Ukuran: panjang 143 mm, lebar 65 mm Bahan: serat kapas Warna dominan: hijau dan coklat Tanggal pengeluaran: 06 November 2001 Gambar utama bagian muka : gambar pahlawan nasional Tuanku Imam Bondjol Bagian belakang: gambar pengrajin tenun UANG KERTAS PECAHAN Rp. 2.000 TAHUN EMISI 2009: Ukuran: panjang 141 mm, lebar 65 mm Bahan: serat kapas Warna dominan: abu-abu Tanggal pengeluaran: 10 Juli 2009 Gambar utama bagian muka : gambar pahlawan nasional Pangeran Antasari Bagian belakang: gambar tarian adat Dayak UANG KERTAS PECAHAN Rp. 1.000 TAHUN EMISI 2000: Ukuran: panjang 141 mm, lebar 65 mm Bahan: serat kapas Warna dominan: biru dan hijau Tanggal pengeluaran: 29 November 2000 Gambar utama bagian muka : gambar pahlawan nasional Kapitan Pattimura Bagian belakang: Pulau Maitara dan Tidore

2.10. Hal-Hal Yang Perlu Dilakukan Apabila Menemukan Uang Rupiah Palsu 1. Menahan rupiah palsu yang diragukan keasliannya dan tidak diedarkan kembali.

2. Tidak merusak fisik rupiah yang diragukan keasliannya. 3. Melaporkan dan menyerahkan rupiah yang diragukan keasliannya ke Bank Indonesia setempat atau pihak kepolisian terdekat.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan 1. Ada 1 tujuan Bank Indonesia yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. 2. Ada 3 tugas Bank Indonesia yaitu: menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, dan mengatur dan mengawasi bank. 3. Ada 5 peran Bank Indonesia yaitu: menjaga stabilitas moneter, menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan, dan sebagai jaring pengaman sistim keuangan. 4. Ciri-ciri uang rupiah asli antara lain: tanda air dan electrotype, benang pengaman, cetak intaglio, tinta berubah warna, gambar saling isi, gambar tersembunyi, tulisan mikro, dan tinta tidak tampak.

3.2. Saran 1. Sosialisasi tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah lebih ditingkatkan lagi. 2. Sosialisasi tentang penanggulangan pemalsuan uang rupiah lebih ditingkatkan lagi.

DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.org diakses pada 23 Januari 2013 www.bi.go.id diakses pada 23 Januari 2013

Anda mungkin juga menyukai