Anda di halaman 1dari 4

PAJAK DAN RETRIBUSI A.

Pajak
Pengertian pajak menurut UU No. 28 Tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Kontribusi wajib kepada negara (daerah) yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan lansung dan digunakan untuk keperluan negara (daerah) bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Berdasarkan pengertian tersebut, pajak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Iuran wajib dikenakan kepada masyarakat wajib pajak. 2. Bersifat memaksa. 3. Digunakan untuk membiayai kepentingan umum/bersama. 4. Bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 5. Balas jasanya tidak diterima secara langsung. Uraian di atas telah menyiratkan bahwa pajak sifatnya wajib dan dapat dipaksakan, yang lalai akan kewajiban membayar pajak dapat dikenakan sanksi. Dalam pemungutannya, pajak diatur dengan undang-undang dan peraturanperaturan yang memberikan rasa keadilan sekaligus kepastian hukum. PAJAK PROVINSI : a. Pajak Kendaraan Bermotor; b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; d. Pajak Air Permukaan; dan e. Pajak Rokok. PAJAK KABUPATEN/KOTA : a. Pajak Hotel; b. Pajak Restoran; c. Pajak Hiburan; d. Pajak Reklame; e. Pajak Penerangan Jalan; f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g. Pajak Parkir; h. Pajak Air Tanah; i. Pajak Sarang Burung Walet; j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

B.

Retribusi Retribusi adalah pungutan yang dikenakan kepada masyarakat yang menggunakan fasilitas yang disediakan oleh negara. Di sini terlihat bahwa bagi mereka yang membayar retribusi akan menerima balas jasanya secara langsung berupa fasilitas negara yang digunakannya. Pungutan ini juga diatur oleh undang-

undang negara, yaitu Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi. C. Perbedaan Pajak dan Retribusi Pajak : 1. Masyarakat tidak menerima balas jasa secara langsung atas pungutan yang dibayarnya. 2. Pemungutannya dapat dipaksakan dan bagi mereka yang tidak membayar pajak dikenakan sanksi hukum yang berlaku. 3. Setiap warna negara sesuai ketetapan peraturan merupakan objek pajak. 4. Dipungut oleh pemerintah pusat. Retribusi : 1. Masyarakat menerima balas jasa secara langsung atas pungutan yang dibayarnya. 2. Pemungutannya hanya dapat dipaksakan kepada mereka yang menggunakan fasilitas negara. 3. Objek retribusi hanya mereka yang menggunakan fasilitas negara. 4. Dipungut oleh pemerintah daerah. Retribusi jasa umum menurut UU 28/2009 adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Retribusi Pelayanan Kesehatan Retribusi Persampahan/Kebersihan Retribusi KTP dan Akte Capil Retribusi Pemakaman/Pengabuan Mayat Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum Retribusi Pelayanan Pasar Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor 13. 14. 10. 11. 12. 8. 9. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang Retribusi Penyedotan Kakus Retribusi Pengolahan Limbah Cair Retribusi Pelayanan Pendidikan Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi

Kasus pajak reklame, disuap Rp250 juta MEDAN - Dari hasil perkara dan pendalaman penyidikan Kejatisu terhadap kasus pengemplangan pajak dari kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Medan sebesar, Rp 18,5 miliar. Penemuan tunggakan pajak itu, berdasarkan surat Dinas Pertamanan Pemko Medan No.510.12/20634 tanggal 11 Desember 2009 perihal temuan BPK RI. Sementara itu, untuk kasus penggelapan dan suap hanya mencapai Rp250 juta. Meskipun kasus penunggakan pajak itu diserahkan sepenuhnya ke Direktorat Jenderal Pajak, namun Kejatisu tetap akan melakukan pengawasan penyidikan. Sebab, dalam proses persidangan nantinya kejaksaan juga terlibat, ungkap humas Kejatisu, Edi Irsan Tarigan kepada Waspada Online, tadi siang. Dikatakan, hasil analisis pihak Kejatisu jumlah kerugian negara dari perbuatan pidana korupsinya kecil, bila dibandingkan perbuatan pelanggaran pajak. Nilainya hanya sekitar Rp250 juta, karena ada juga yang sudah dikembalikan. Meskipun, proses pengembalian sudah dilakukan, namun tetap saja unsur pidananya bisa dikenakan. Bentuk perbuatannya yaitu unsur suap, dan penggelapan. Kita lihat nanti, belum bisa disampaikan siapa yang terlibat. Apakah dari Dinas Pertamanan atau pihak swasta, imbuhnya. Sebelumnya, beredar rumor kalau pihak Kejatisu berupaya mengalihkan kasus ini ke peraturan daerah (Perda), demi menyelamatkan oknum-oknum pengusaha pengemplang pajak yang telah melakukan `pendekatan` ke Kejatisu namun hal itu dibantah oleh Edi Irsan Tarigan. Kalau masih isu jangan diberitakan, ungkap Edi Irsan Tarigan. Ada dugaan pelaku penggelapan pajak reklame terbesar di kota Medan, yakni PT Star Indonesia pimpinan Iskandar ST dan PT Multigrafindo Advertising, pimpinan Albert Khang. Kedua pengusaha itu pernah dimintai keterangan oleh Kejatisu, tentang hal ini. Begitu juga dengan 3 mantan kepala Dinas Pertamanan Medan yakni Randiman Tarigan, Charulsyah dan Idaham. Total dugaan kerugian negara sesuai temuan BPK, sebesar Rp18,5 miliar, namun diminimalisir Kejatisu menjadi Rp250 juta.

Daftar Pustaka
Sesi 7 & 9 PAJAK-DAN-RETRIBUSI-DAERAH.II_.ppt oleh M. Haykal,SE,M.Si,Ak http://eddiwahyudi.com/perspektif-pajak-sebagai-sarana-pendukungpembangunan/ http://wandylee.wordpress.com/2012/04/23/pengertian-pajak-dan-retribusi/ http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=136254:k asus-pajak-reklame-disuap-rp250-juta&catid=14:medan&Itemid=27

Anda mungkin juga menyukai