Anda di halaman 1dari 11

Analisa Data

NO 1. MASALAH KESEHATAN Tingginya penyakit Diare dan ISPA FAKTOR YG BERHUBUNGAN 1. 2. RASIONA L DATA

Lingkungan yang kotor Kurangnya kesadaran b. masyarakat dalam pembuangan sampah

2.

Balita dengan gizi kurang berhubungan dengan kurang pengetahuan ibu tentang pemberian nutrisi yang baik

a.

b. 60 % c. d. 10 % e. Balita (1-5 thn) sehat 60%, caries gigi 20 %, Gigis 20 % f. Anak umur 6 12 thn sehat 50%, sariawan 21%, caries gigi 29 %

Penampungan air yang terbuka 6 KK (25 %) c. Kondisi air berbau 4 KK (16,6 %), berasa 1KK (4,1 %), berwarna 1 KK (4,1 %) d. Tempat penampungan sampah yang kondisinya terbuka 5KK (21 %) e. Tidak ada tempat penampungan sampah 1 KK (4,1%) f. Sistem pembuangan air limbah dalam kondisi tergenang (ada got) 2KK (8,3 %) dan keadaan lingkungan sering banjir 6 KK (25%) g. Sumber air minum sumur gali 6 KK (25 %) h. Kebiasaan cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja (.... %) Diare 8 (9,1 %), ispa 10 (11,4 %). Punya KMS 100 %, tidak mengerti isi KMS Kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengenal deteksi tumbuh kembang pada balita dan anak serta kesehatan mulut, gigi. Balita yang tidak teratur timbang BB 60 % Balita yang diimunisasi 90 %., tidak lengkap

3.

Resiko komplikasi pada penyakit lansia ( DM & HT) berhubungan dengan banyaknya lansia yang tidak aktif mengikuti posyandu lansia

a.

Ibu hamil tanpa a. melakukan ANC yang berhubungan dengan kurang pengetahuan,

b. Jumlah lansia 8 Orang. Usia 60-65 tahun 4 Kurangnya kemampuan masyarakat dalam merawat warga usila orang, > 65 tahun 4 orang c. Jumlah lansia yang sakit 7 orang DM 3 orang (37%) Hipertensi 3 orang ( 37%) Lain-lain 2 orang d. Ada posyandu lansia, tetapi para lansia tidak pernah datang b. Kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengetahui pentingnya Ibu hamil 3 (100%), yang ANC : 33 %, yang tidak ANC selama masa kehamilan melakukan ANC : 67 % c.

5.

jarak rumah dg pelayanan kesehatan relatif jauh. Tingginya penyimpangan perilaku remaja di RW 3 Angker yang berhubungan dengan kurangnya pemahaman pengetahuan tentang efek atau akibat pemakaian NAPZA, merokok, miras dan ketidakikutsertaan dalam kegiatan karang taruna di masyarakat.

Yang mendapat imunisasi TT : 33%, yang tidak : 67 a. b. c. d. e. f. Merokok 36 % (4) Miras 36 % (4) Napza 18 % (2 ) Bolos sekolah 36 % (4) Ada Karang Taruna yang aktif Kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengenal akibat dari perilaku remaja yang kurang sehat.

Prioritas Masalah No Masalah Kesehatan


Sesuai dengan peran perawat komunitas Resiko terjadi Resiko parah Potensi untuk pendidikan kesehatan

Kriteria Penapisan
Relevan dengan program Tersedia sumber fasilitas Kemungkinan diatasi Tersedia sumber tempat Tersedia sumber waktu Interes komunitas Tersedia sumber SDM Tersedia sumber dana

Jumlah

1.

Tingginya penyakit diare dan ISPA akibat lingkungan yang kurang sehat berhubungan dengan kurangnya kemampuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan Balita dengan gizi kurang berhubungan dengan kurang pengetahuan ibu tentang pemberian nutrisi yang baik Resiko komplikasi pada

55

2.

51

3.

5.

penyakit lansia ( DM & HT) berhubungan dengan banyaknya lansia yang tidak aktif mengikuti posyandu lansia Ibu hamil tanpa melakukan ANC yang berhubungan dengan kurang pengetahuan, jarak rumah dg pelayanan kesehatan relatif jauh. Tingginya penyimpangan perilaku remaja di RW 3 Angker yang berhubungan dengan kurangnya pemahaman pengetahuan tentang efek atau akibat pemakaian NAPZA, merokok, miras dan ketidakikutsertaan dalam kegiatan karang taruna di masyarakat.

47

38

Perumusan diagnosa Keperawatan komunitas Berdasarkan penapisan tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah keperawatan dan prioritas sebagai berikut: 1. Tingginya penyakit diare dan ISPA akibat lingkungan yang kurang sehat berhubungan dengan kurangnya kemampuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan ditandai dengan: a. Penampungan air yang terbuka 6 KK (25 %) b. Kondisi air berbau 4 KK (16,6 %), berasa 1KK (4,1 %), berwarna 1 KK (4,1 %) c. Tempat penampungan sampah yang kondisinya terbuka 5KK (21 %) d. Tidak ada tempat penampungan sampah 1 KK (4,1%) e. Sistem pembuangan air limbah dalam kondisi tergenang (ada got) 2KK (8,3 %) dan keadaan lingkungan sering banjir 6 KK (25%) f. Kebiasaan bila batuk, pilek tidak ada yang menutup mulut (22,8 %) g. Kebiasaan anak cuci tangan tanpa menggunakan sabun (3,9 %) h. Diare 8 (9,1 %), ISPA 10 (11,4 %) 2. Tingginya Balita dengan gizi kurang berhubungan dengan kurang pengetahuan ibu tentang pemberian nutrisi yang baik, yang ditandai dengan : a. Balita yang sulit makan (4,2 %) b. Balita dengan BB dibawah garis merah (4,2 %) dan kuning (2,6 %) c. Balita kurus, rambut merah dan tipis, perut agak buncit, LLA < 10
3. Resiko komplikasi pada penyakit lansia ( DM & HT) berhubungan dengan banyaknya lansia yang tidak aktif mengikuti posyandu lansia

dengan: a. Jumlah lansia 8 Orang. Usia 60-65 tahun 4 orang, > 65 tahun 4 orang b. Jumlah lansia yang sakit 7 orang DM 3 orang (37%) Hipertensi 3 orang ( 37%) Lain-lain 2 orang c. Ada posyandu lansia, tetapi para lansia tidak pernah datang 4. Ibu hamil tanpa melakukan ANC yang berhubungan dengan kurang pengetahuan, jarak rumah dg pelayanan kesehatan relatif jauh yang ditandai : a. Ibu hamil 3 (100%), yang ANC : 33 %, yang tidak melakukan ANC : 67 % b. Yang mendapat imunisasi TT : 33%, yang tidak : 67 % c. Jarak rumah dengan pelayanan jauh 5. Resiko kenakalan remaja di RW IV Angker berhubungan dengan Kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengenal akibat dari perilaku remaja yang kurang sehat ditandai dengan: a. Merokok 36 % (4) b. Miras 36 % (4) c. Napza 18 % (2 ) d. Bolos sekolah 36 % (4) e. Ada Karang Taruna yang aktif Adapun rencana intervensi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan komunitas Tingginya penyakit diare dan ISPA akibat lingkungan yang kurang sehat berhubungan dengan kurangnya kemampuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan, yang ditandai dengan kasus diare 8 orang, ISPA 12 orang Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Hari/ tgl Sabtu, 13 April 2013 Tempat Kriteria Verbal Evaluasi Standar Warga mampu menyebutkan, menjelaskan tentang arti lingkungan yang sehat, pencegahan, penanganan dan dampak bila tidak diatasi. Pelaksanaan kerja bakti sesuai jadwal yang direncanakan. Genangan air tidak ada. Warga mampu mendemonstras ikan cara mencuci tangan yang benar.

Evaluator

1.

Angka Diare dan ISPA menurun setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2 bulan dengan kriteria : - Kasus diare turun < ....% - Kasus ISPA turun ...% - Bak tempat sampah tertutup - Bak air bersih tertutup. - Warga mampu mengelola sampah dengan baik

Bayi, Balita dan orang tua/warga setempat

KIE Posyandu Kerja bakti/ gotong royong Puskesmas

1.

2.

3. 4.

5.

6.

Beri HE pada masyarakat RW III tentang arti lingkungan yang sehat dan penyuluhan tentang beberapa penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat: pencegahan, penanganan, dan dampak bila tidak diatasi. Koordinasi dengan tokoh masyarakat untuk menyelenggarakan kerja bakti. Demontsrasikan cara mencuci tangan yang benar. Kerja bakti dengan warga untuk membersihkan lingkungan dan bagikan tutup tempat sampah. Rujuk segera apabila ada anggota masyarakat yang menunjukkan gejala dari penyakit Evaluasi tentang keadaan kebersihan lingkungan dan keberadaan tempat

Balai RW

Psikomot or Minggu, 14 April 2013 Sekitar tempat sampah dan selokan

Jumat, 26 April 2013

2.

Balita, dengan gizi kurang berhubungan dengan kurang pengetahuan ibu tentang pemberian nutrisi yang baik, ketepatan cara penyajian yang ditandai dengan: BB balita dibawah garis merah: 10%, bawah garis kuning: 20%, normal: 70%. Balita kurus, rambut merah dan tipis perut agak buncit, LLA <10cm: 3 anak.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan masyarakat, terjadi peningkatan gizi balita. Jangka Pendek (2 bulan) - Kenaikan berat badan 100 gr/2 minggu. - Ibu-ibu dapat mengerti dan dapat menyediakan makanan sehat dan seimbang bagi balitanya. - Grafik pada KMS meningkat pada 100% balita. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 bulan diharapkan tidak terjadi

Balita dan orang tua/warga setempat

KIE Posyandu & Puskesmas

1.

2. 3.

4.

sampah, serta angka kejadiab diare dan ISPA. Berikan penyuluhan kepada masyarakat dengan topik: upaya pemenuhan kebutuhan gizi seimbang pada balita. Ajarkan cara pembuatan makanan sehat dan puding modisco Kolaborasi dengan pihak Puskesmas dalam pemberian makanan tambahan pada balita yang menderita gizi buruk. Timbang berat badan pada balita yang mengalami gizi kurang setiap 1 minggu/x.

Minggu, 21 April 2013

Verbal

Psikomot or

Ibu mampu menyebutkan tentang menu makanan dengan gizi seimbang dan cara pengolahannya. - Ibu dapat mempraktekkan cara membuat puding modisco - Grafik KMS balita meningkat.

3.

Resiko komplikasi pada penyakit lansia (DM & HT) berhubungan dengan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 bulan: a. Keluarga dan lansia

KIE Posyandu lansia

1.

Berikan HE pada masyarakat RW III tentang pentingnya memperhatikan dan mengenal masalah kesehatan lansia.

Gedung RW III Kecamat An Angker

Verbal

Lansia dan keluarga mampu mengenal gejala penyakit, cara perawatan dan mencegah terjadinya

banyaknya lansia yang tidak aktif mengikuti posyandu lansia.

komplikasi penyakit DM dan HT

4.

Resiko kenakalan remaja di RW IV berhubungan dengan Kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengenal akibat dari

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 minggu diharapkan masyarakat mampu mengenal akibat dari perilaku remaja yang kurang

mendapatkan informasi tentang masalah kesehatan lansia dan cara mencegah terjadinya komplikasi dari penyakit b. Lansia di RW III dapat aktif dalam kegiatan posyandu lansia c. Tidak ditemukan komplikasi penyakit DM dan HT seperti stroke, hipoglikemia dan hiperglikemi a Setelah dilakukan tindakan keperawatan: a. Masyarakat RW IV mampu mengenal masalah kenakalan remaja seperti

2.

Beri HE pada lansia dan keluarga tentang: - Gejala penyakit - Cara perawatan di rumah dan cara mencegah terjadinya komplikasi (DM & HT) 3. Lakukan senam lansia. 4. Lakukan pemeriksaan gula darah dan tekanan darah pada lansia. 5. Evaluasi angka kejadian komplikasi DM dan HT.

komplikasi. Psikomot or Lansia mau dan mampu untuk mengikuti senam lansia.

KIEMS

1.

Berikan HE pada masyarakat RW IV tentang masalah kenakalan remaja seperti merokok Miras maupun Narkoba. 2. Koordinasikan dengan tokoh masyarakat tentang pembentukan Kelompok Karang

Verbal Psikomot or

Masyarakat mampu mengenal akibat dari kenakalan remaja. Remaja yang berperilaku kurang sehat seperti Miras maupun Narkoba mengubah perilaku menjadi sehat.

perilaku remaja yang kurang sehat..

sehat di wilayah RW IV.

merokok Miras maupun Narkoba b. Masyarakat RW IV mampu mengubah perilaku remaja yang kurang seht. c. Terbentuk Karang taruna/kelomp ok remaja di RW IV sebagai wadah kegiatan bagi remaja.

taruna. Beri HE pada remaja tentang: - Akibat buruk dari kebiasaan merokok. - Pentingnya pembentukan kelompok remaja/Karang taruna. 4. Kolaborasi dengan pihak puskesmas untuk kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan bagi remaja yang berperilaku kurang sehat. 3.

Psikomot or

Verbal

Masyarakat dan remaja mampu membentuk kelompok remaja/ Karang taruna. Masyarakat dan remaja mampu merencanakan kegiatan bagi remaja. Masyarakat dan remaja mampu mengelola kelompok remaja/ Karang taruna yang telah terbentuk. Remaja mampu mengubah perilaku kurang sehat seperti Miras maupun Narkoba menjadi perilaku sehat. Remaja mampu mengenal akibat buruk dari merokok, Miras maupun Narkoba. Remaja mampu menjelaskan pentingnya pembentukan kelompok remaja/Karang Taruna. Verbal Ibu dan anak mampu menjelaskan penting nya

Resiko Tingginya angka

Setelah dilakukan tindakan

Ibu/orang tua, anak

KIE Simulasi

Berikan HE pada ibu, anak usia sekolah dan ibu guru dalam

Sabtu, 11/5/2013

Sekola h SD

karies gigi dan gigis gigi, serta kebersihan mulut yang kurang berhubungan dengan ibu kurang sabar dan kurang telaten dalam mengajari anaknya tentang kebersihan mulut dan anak-anak belum benar tentang cara menggosok gigi. Ibu hamil tanpa melakukan ANC yang berhubungan dengan kurang pengetahuan, jarak rumah dg pelayanan kesehatan relatif jauh.

keperawatan 1 bulan, : ibu memahami pentingnya kebersihan gigi & mulut anak-anak mulai rajin melakukan kebersihan mulut dan gigi setiap hari dengan baik & benar

sekolah (6 12 tahun), guru sekolah

dan demonstrasi

pentingnya kesehatan & kebersihan mulut, gigi secara teratur Buat janji dengan pihak terkait dalam pengadaan dana untuk acara gosok gigi bersama. Ajari anak-anak disekolah, tentang cara menggosok gigi yg benar & kapan harus dilakukan. Libatkan ibu guru dalam proses belajar mengajar secara simulasi dan demonstrasi di sekolah.

jam 08.3010.30 Psiko motor

kesehatan, kebersihan mulut dan gigi Pengadaan alat sikat gigi, pasta gigi dan gelas kumur serta handuk kecil tersedia Anak-anak usia sekolah dapat melakukan gosok gigi secara benar dengan waktu yang tepat.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan : ibu memahami pentingnya pemeriksaan ANC scr berkala Ibu tidak mengalami komplikasi kehamilan Ibu hamil mau memeriksakan kehamilannya

Ibu hamil & para suami

KIE Kunjungan ibu hamil

Berikan penyuluhan pentingnya pemeriksaan ANC

tentang berkala

Minggu, 19/5/13 jam 08.00 11.00

Balai RW

Verbal

Ibu ANC & suami memahami pentingnya pemeriksaan ANC secara berkala. Ada kesadaran untuk para suami dalam program SIAGA JAGA ibu hamil Kunjungan kehamilan (ANC) sesuai dengan saasaran, Ibu & ayah Kehamilan ibu tidak mengalami kelainan & Ibu hamil sehat fisik, rokhani, spiritual

Libatkan para suami untuk bersamasama sesekali memeriksakan kehamilan ibu di pos kesehatan terdekat Lakukan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil, untuk mengetahui kondisi kesehatan. Kerja sama dengan pihak puskesmas, dalam rangka penggalakan pemeriksaan ANC Diskusikan dengan mengenai tanda-tanda pada kehamilan keluarga komplikasi

Psiko motor

Diskusikan dengan keluarga tentang

10

jadwal pemeriksaan kehamilan ibu Evaluasi keadaan kesehatan ibu: tekanan darah, oedem, perdarahan, BB, anemia.

11

Anda mungkin juga menyukai