Laporan Limno Biologi Lola
Laporan Limno Biologi Lola
I. PENDAHULUAN
Kualitas air secara luas diartikan setiap faktor fisika, kimiawi dan biologi yang mempengaruhi manfaat penggunaan air bagi manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.
Secara umum, parameter kualitas air dapat digolongkan kedalam 3 faktor besar yaitu : 1) Faktor fisika seperti suhu, kecepatan arus, dan kekeruhan. 2) Faktor kimia seperti pH, CO 2, dan alkalinitas. 3) Faktor biologi seperti keberadaan plankton, benthos, dan makrofita.
Air merupakan bagian yang sangat penting bagi kelangsungan hidup organisme, jika dikaitkan dengan habitat perairan, maka air merupakan media perantara keluar maupun kedalam habitat itu. (Odum, 1971).
Kualitas suatu perairan sangat berpengaruh terhadap kemampuan produktifitas fitoplankton, penurunan kualitas perairan akan mnyebabkan penurunan kelimpahan fitoplankton yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kelayakan suatu perairan untuk kegiatan perikanan (Emilawati, 2001).
Zonneveld, Huisman dan Boon (1991) mengemukakan bahwa kualitas air mempengaruhi seluruh komunitas perairan (bakteri, tanaman, ikan, zoopankton dan sebagainya).
Tujuan dari dilaksanakan praktikum Parameter Biologi ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis plankton (fitoplankton dan zooplankton),menghitung kepadatan dari masing-masing jenis fitoplankton dan zooplankton, dan agar mahasiswa mampu menghitung lebih lanjut
mengenai beberapa indeks yang biasa dipakai untuk mendeskripsikan mutu perairan secara cepat, seperti indeks keragaman, dan indeks dominasi.
Sedangkan manfaat dari praktikum ini adalah agar setiap mahasiswa dapat mengetahui keberadaan plankton (fitoplankton dan zooplankton) di perairan umum khususnya waduk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru.
III.
METODOLOGI PRAKTIKUM
Praktikum Limnoligi ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 November 2010 pada pukul 10.30 WIB s/d selesai di Laboratorium Limnologi jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah lugol, alkohol, label, dan botol sample/film. Sedangkan alat yang digunakan adalah planktonet, pipet tetes, dan mikroskop.
Metode yang digunakan dalam praktikum Limnologi yang berjudul plankton dan benthos adalah pengamatan secara langsung ke lapangan, yang tetap berpedoman kepada buku penuntun dan didukung dengan beberapa literatur tertentu dimana objek yang diamati adalah organisme plankton dan informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cara mengamati secara langsung di Laboratorium Limnologi.
Prosedur praktikum yang dilakukan oleh praktikan adalah berdasarkan atas petunjuk asisten dosen, yaitu :
Organisme plankton umumnya diambil dengan cara pemekatan air contoh. Pemekatan ini dimaksudkan agar organisme-organisme plankton yang tertangkap benar-benar mewakili kamunitas plankton dalam air. Teknik pemekatan air contoh dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu penyaringan dengan plankton net, pengendapan air contoh dan centrifuge.
IV.
4.1. Hasil
Dari hasil pengamatan dibawah mikroskop maka diperoleh data mengenai jenis plankton yang ditemukan selama praktikum sebagai berikut :
No 1. 2. 3. 4. 5.
Jenis plankton Rhizoaolenia alata Tilfina Ileonema cralata Lacrimata clor Niteschia sigmayar
Jumlah ditemukan 1 1 1 1 1
Gambar
A : 22 mm x 22 mm = 484 mm2
C : 50 ml
D : 0,06 x 5 = 0,3ml
: 30 L
1.
Rhizoaolenia alata
= 1 x 268,90
= 268,90 sel/L
2.
Tilfina
= 1 x 268,90
= 268,90 sel/L
3.
Ileonema cralata
= 1 x 268,90
= 268,90 sel/L
4.
Lacrimarta clor
= 1 x 268,90
= 268,90 sel/L
5.
Niteschia sigmayar
= 1 x 268,90
= 268,90 sel/L
4.2. Pembahasan Plankton sebagai jasad renik yang hidupnya melayang-layang di dalam air dapat dikelompokkan dua macam : fitoplankton yang merupakan tumbuhan dan zooplankton yang merupakan hewan. ( penuntun praktikum limnologi 2010 ) Plankton adalah semua organime renik yang hidupnya melayang-layang di dalam air yang bergerak pasif atau daya geraknya sangat terbatas untuk menentang arus. (Sachlan, 1980) Menurut (Matthew) dalam (akmal, 1996) bahwa seringkali kepadatan zooplankton dan fitoplankton saling mempengaruhi, dimana pada saat jumlah fitoplankton berubah meningkat atau menurun, maka zooplankton berubah pula. Keberadaan zooplankton dijumpai hampir di seluruh habitat aquatic tetapi kelimpahan dan komposisinya bervariasi tergantung keadaan lingkungan dan terkait dengan perubahan musim. (Arinardi et al, 1994)
Organisme plankton umumnya diambil dengan cara pemekatan air contoh. Pemekatan bertujuan agar organisme plankton yang tertangkap bener-benar mewakili komunitas plankton diperairan.
V.
5.1. Kesimpulan Dari hasil praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa plankton sebagai organisme hanyut yang hidup dalam zona pelagik (bagian atas) samudra, laut, dan badan air tawar.
5.2. Saran Agar praktikum ini dapat berjalan dengan lancar maka alat yang digunakan hendaknya dilengkapi agar tidak saling pinjam dan para praktikan mengerti dengan alat yang digunakan selama praktikum. Kemudian setiap praktikan diharapkan serius dalam pengambilan data.
DAFTAR PUSTAKA
Adriman, 2009. Penuntun pratikum ekologi perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Akmal, E. 1996. Dinamika Populasi Zoocladocera Sehubungan Dengan Beberapa Parameter Kualitas Air di Danau Baru Desa Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru. 78 hal (tidak diterbitkan)
Arinardi, O. H., Trimaningsih dan Suirdjo. 1994. Pengantar Tentang Plankton Serta Kisaran Kelimpahan dan Plankton Predominan di Sekitar Pulau Jawa dan Bali. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. UPI-Jakarta. 108 hal.
Secara umum keberadaan plankton diperairan dipengaruhi oleh tipe perairan (mengalir atau tergenang), kuaitas perairan (fisika-kimia) contoh suhu, kecerahan, kekeruhan, arus, pH, dan lain-lain. (Penuntun praktikum Limnologi 2010)
Nybakken (1992) menyatakan bahwa plankton merupakan organisme yang kemampuan renangnya demikian lemah sehingga pergerakannya dipengaruhi gerakan air.
Plankton adalah semua organime renik yang hidupnya melayang-layang di dalam air yang bergerak pasif atau daya geraknya sangat terbatas untuk menentang arus. (Sachlan, 1980)
Menurut (Matthew) dalam (akmal, 1996) bahwa seringkali kepadatan zooplankton dan fitoplankton saling mempengaruhi, dimana pada saat jumlah fitoplankton berubah meningkat atau menurun, maka zooplankton berubah pula.
Kualitas suatu perairan sangat berpengaruh terhadap kemampuan produktifitas fitoplankton, penurunan kualitas perairan akan mnyebabkan penurunan kelimpahan fitoplankton yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kelayakan suatu perairan untuk kegiatan perikanan. (Emilawati, 2001).