Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I PENDAHULUAN

1.Latar belakang

Kelompok tani yang ada di Kota Binjai merupakan produsen terbesar ikan lele di Sumatera Utara. Per harinya mencapai 15 ton yang diperuntukkan buat konsumsi rumah tangga, rumah makan, dll. Kota Binjai merupakan pemasok lele terbesar yang ada ke berbagai daerah di Sumatera Utara. Untuk pengembangan bibit ikan lele dibutuhkan 4 juta ekor per harinya. Namun yang dapat terpenuhi hanya sebanyak 2 juta ekor. Sedangkan yang 2 juta ekor lagi harus di datangkan dari luar daerah. Dan usaha budidaya pengembangan lele in dilakukan oleh kelompok tani yang ada di kota Binjai. Media yang digunakan dalam pembudidayaan ikan lele di kota ini

menggunakan media kolam. Sumber daya alam di riau cukup melimpah dan luas termasuk dalam bidang kelautan dan perikanan, namun dalam pemanfaatan dan pengelolaan yang kurang optimal mengakibatkan banyak penangkapan dan penjaraan secara liar. Potensi perairan diwilayah Sumatera Utara jika di ambil terus-manerus,maka lama-kelamaan akan habis. Pembudidayaan perairan di Negara kita pemanfaatan sumber daya perairan yang optimal sangat di perlukan. Ikan lele dapat dipelihara dikolam terpal dan dapat di jalani dengan dua tujuan yaitu sebagai pembibitan dan juga sebagai konsumsi. Bila kita

memilih budidaya ikan lele sebagai pembibitan merupakan pilihan yang sangat tepat, sebab kebutuhan akan bibit ikan lele semakin meningkat setiap saat. Selain itu budidaya ikan lele dengan tujuan konsumsi juga merupakan pilihan yang tidak salah, sebab kebutuhan akan ikan lele untuk bahan konsumsi juga semakin hari semakin meningkat pula. ikan lele dapat dibudidayakan secara monokultur atau polikultur dan terpadu dengan ternak.P e r m i n t a a n ikan dunia terus meningkat dari tahun ke

t a h u n , sebagai akibat pertambahan penduduk dan perubahan konsumi masyarakat kea r a h p r o t e i n h e w a n i ya n g l e b i h s e h a t .

1.2Tujuan mahasiswa mampu membudidayakan lele Agar mahasiswa mampu menerapkan ke masyarakat

1.3 Manfaat Supaya mahasiswa menerapkan budidaya in i di tempat yang belum

bermanfaat dan bisa menge mbangkan budidaya air tawar ini k masyarakat supaya masyarakat mendapatkan Keun tungan daalam budidaya ini. dan menjadi

komonditas pangsa pasar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan Lele Berikut adalah klasifikasi ikan lele : Kingdom : Animalia Filum Kelas Ordo Family Genus : Chordata : Actinopterygii : Siluriformes : Claridae : Clarias Lele adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin agak pipih memanjang serta memiliki sungut yang panjang yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. 2.2 Habitat ikan Lele Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali lele laut yang tergolong kedalam marga dan suku yang berbeda. Habitatnya sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar. Misalkan di got -got dan selokan pembuangan. 2.3 Perkembangbiakan Lele local mulai dewasa umur 6-8 bulan dengan ukuran tubuh 100g, sedangkan lele dumbo pada umur tersebut bobotnya 200-300g . Pada kondisi itu lele sudah mulai dapat bertelur. Semakin tua

umurnya dan semakin besar ukuran tubuhnya maka jumlah telur yang dihasilkan juga semakin banyak. Untuk di jadikan induk sebaiknya dipilih lele yang sudah mencapai berat 0,5 kg atau lebih agar hasilnya banyak dan benih yang dihasilkan lebih kuat/sehat. Lele berkelamin berkelamin terpisah jadi ada istilah jantan dan betina. Perbedaan jantan dan betina dapat di lihat pada alat kelaminnya yang terletak dibelakang lubang dubur. Induk Jantan Alat kelamin tampak jelas, meruncing Perut tetap ramping jika perut diurut (sambil di tekan pela-pelan) akan keluar sperma Tulang kepala lebih mendatar (pipih) di banding induk betina Warna dasarnya hitam

Induk Betina Tonjolan alat kelamin membulat dan kemerahan, lubangnya agak besar sebagai jalan keluarnya telur Tulanng kepala agak cembung Gerakan lambat Warna badannya lebih cerah Induk-induk lele biasanya tidak memijah serentak. Olek karena itu calon-calon induk yang telah terpilih dikumpulkan beberapa pasang di dalam satu kolam sehingga masing-masing dapat memilih sendiri pasangannya yang cocok dan siap memijah. Pemilihan (perkawinan) lele secara alamiah dapat terjadi sepangjang tahun tetapi paling banyak dan sering terjadi mulai awal musim hujan, sepanjang musim hujan sampai peralihan musim kemarau. Jika sudah memasuki masa perkembangbiakan akan menetas.

Selama seminggu sampai 10 hari larva di jaga oleh induknya sampai cukup kuat mencari makanan sendiri dan meninggalkan sarangnya. Biasanya lele memijah sore hari pada musim hujan. Namun, bila di pelihara di dalam kolam, lel dapar memijah sepanjang tahun. Hal ini mungkin disebabkan oleh keadaan kolam yang dapat dialiri air baru setiap saat. Adanya aliran air baru inilah yang merangsang lele yang sudah matang gonad untuk memijah. Tanpa aliran airpun lele dapat memijah dalam kolam meskipun frekuensinya tidak sering. Lain halnya dengan lele dumbo, karena lele ini untuk dapat memijah harus di suntik dengan hormone yang dapat di ambil dari hipofisa atau hormone sintetis seperti ovaprim.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Hal yang perlu diketahui bila ingin membudidayakan ikan lele, khusus pada bidang pembibitan adalah saat pemijahan dan penetasan telur lele. Setelah menetas bibit ikan lele dapat dijual kepada peternak lain untuk dibesarkan atau dipelihara kembali hingga besar. Karena bibit lele langsung bisa dijual ketika menetas, sehingga merupakan salah satu peluang usaha yang menjanjikan. Penyediaan bibit ikan lele dengan ukuran 2 -3 cm dapat tercapai ketika usia penetasan sudah menccapai sebulan. Umumnya pemeliharaan bibit dilakukan di kolam berlumpur atau sawah yang memerlukan lahan yang relative lebih luas. Tetapi pemeliharaan bibit ikan lele juga sebenarnya bisa dilakukan di kolam terpal, meski hal ini tidak bisa dilakukan dalam jumlah populasi bibit yang terlalu besar. Pada kolam terpal yang sudah tersedia kemudian diisi dengan air yang tidak terlau dalam terlebih dahulu. Untuk bibit ikan lele yang berukuran 5-7 cm bisa diisi dengan air 40 cm. Hal ini dilakukan agar anakan ikan tidak merasa capek naik turun dari dasar kolam untuk mengambil oksigen. Seiring dengan prtambahan usia dan juga ukuran tubuh ikan lele, maka kedalaman air kolam juga bisa dilakukan. Perlu disediakan pula rumpan atau pelindung untuk lele. Karena lele merupakan ikan yang senang bersembunyi di daerah tertutup. Pemberian pakan pelet dilakukan 2 kali sehari. Lebih bagus dilakukan pemberian makanan lebih dari dua kali sehari, tetapi dengan jumlah yang lebih sedikit. Bila lingkungan

tesedia pakan alami seperti bekicot, kerang, keong emas, rayap, dll, dapat dilakukan untuk menambah makanan alami untuk lele. Makanan alami ini selain menghemat pengeluaran juga bisa member kandungan protein yang tinggi sehingga pertumbuhan lele akan lebih cepat. Penggantian air terpal juga perlu dilakukan 10-30 persen setiap minggu. Meskipun ikan lele dianggap tahan terhadap kondisi air, tetapi bila air kolam terpal tidak diganti akan membuat kondisi air yang berbau akan membuat ikan lele mudah diserang penyakit. Penyakit pada ikan lele mudah menyerang, pada air dengan kondisi yang kotor. Pada usia 1 bulan atau lebih, maka jika diperlukan perlu dilakukan seleksi dan pemisahan lele yang memiliki ukuran yang berbeda. Biasanya lele mengalami pertumbuhan yang tidak sama, sehingga jika tidak dipisahkan lele dengan ukuran kecil akan kalah bersaing dalam berebut makanan. Selain itu pisahkan jika ada ikan yang terindikasi terserang penyakit agar tidak menular. 3.2 Pembahasan Untuk mendapatkan ikan lele berkualitas baik, perlu di persiapkan kolam yang baik pula, sebab dangan kolam yang baik, Ikan merasa sesuai dengan kehidupannya, sehingga akan cepat pertumbuhannya. Beberapa kegiatan yang perlu di lakukan untuk menciptakan kondisi tersebut adalah sebagai berikut :3.2.1. Persiapan KolamDalam mempersiapkan kolam pembesaran kita perlu melakukan sebagai batikutA ) Pengeringan Dasar kolamPengeringan d asar kolam di lakukan selama 3 7 h a r i s a m p a i d a s a r kolam menjadi retakretak. Pengeringan ini bertujuan untuk : Menghilangkan senyawa beracun, dan membasmi hama penyakit Memperbaiki struktur tanah menjadi gembur sehingga dapat membuatkolam tersebut menjadi subur.B)Perbaikan Pematang dan pengelolahan tanah dasar kolam P e r b a i k a n

pematang kemudian dilakukan

apabila di

ada

pematang dengan

yang

rusak

atau

ada

ya n g b o c o r , tanah dasar, ini

lanjutkan cara

kegiatan atau

pengolahan m e n ya n g k u l .

dengan

membajak

Kegiatan

b e r t u j u a n untuk M e m p e r b a i k i b a g i a n k o l a m ya n g r u s a k s e h i n g g a d a p a t b e r f u n g s i sebagai mana mestinya. Menggemburkan dasar kolam sehingga mudah membentuk Lumpur Membenamkan bahan organic yang ada kolam

C) .Pemupukan dan pengapuranPemupukan dan pengapuran bertujuan untuk bagi ikan. Menyediakan tempat tumbuhnya pakan alami Membunuh hama penyakit dan parasit ikan Menaikan pH tanah yang ada.Pemupukan di lakukan sesuai dengan ketentuan,.

Cara pemberian pupuk kandang biasa ditebar secara merata didasar kolam dengan dosis 250g/m2 .Sedangkan untuk pupuk TSP dengan disis 10 g/m2 dan UREA dengan dosis 15g/m 2 disebar pada dasar kolam.D). Pengairan Kolam Pengairan kolam ikan dilakukan setelah bagian di atas selesai. Ketinggian a i r yang diperlukan antara 45-75cm.

s e t e l a h k o l a m d i i s i a i r k e m u d i a n dibiarkan selama 5-7 hari agar kolam ditumbuhi plankton . tandatanda3.2.2. Penebaran benih Benih ikan lele di tebar setelah kondisi kolam benar-benar telah memenuhi syarat. Penebaran ikan di lakukan pada pagi atau sore hari di waktu

suhu rendah sehingga ikan tidak terjadi stres Benih ikan dapat di tebar di kolam jika kondisi kolam telah memenuhi syarat sebagai berikut: K e d a l a m a n a i r d a p a t d i pertahankan 6075cm. A i r s u d a h d i t u m b u h i p l a n k t o n a t a u m a k a n a l a m i kualitas airnya baik dengan kriteria kandungan oksigen terlarut minimal 4 ppm pH air 68, suhu air 2330cm. p e n e b a r a n i k a n d i l a k u k a n d e n g a n c a r a aklimatisasi yaitu Penyesuaian suhu air pada wadah benih dengan suhu kolam.Aklimatisasi dilakukan selama 1530 menit sampai suhu air pada wadah benihs a m a d e n g a n s u h u d i k o l a m . Pelepasan benih di lakukan dengan c a r a memiringkan wadah

benih hingga benih keluar sendiri dari wadahnya.3.3.3. Pemeliharaan

Pemberian pakan Pada prinsipnya pemberian pakan memiliki dua tujuan yaitu sebagai makanan

tambahan dan sebagai makan utama,.Sebagai makanan tambahan, pakan atau pellet hanya sebagai pelengkap dari makanan alami yang ada dikolam umumnya cara ini dilaksanakan pada budidaya ikan pada taraf semi i n t e n s i f . L a i n h a l n ya j i k a p a k a n b e t u l b e t u l m e n j a d i a n d a l a n u t a m a ya n g berperan dalam menaikan produksi, sehingga dosis, mutu, waktu dan cara pemberian pakan dikelola dengan cermat dan teliti.J a d w a l penentuan pakan juga menentukan

keberhasilan

u s a h a b u d i d a ya i k a n . S e b e l u m m e m b e r i k a n p a k a n k i t a

h a r u s m e l i h a t k e b i a s a a n makan ikan itu sendiri. Apabila ikan yang kita pelihara bersifat nocturnal,m a k a p r e s e n t a s i p a k a n p a d a m a l a m h a r i h a r u s l e b i h b e s a r

10

d a r i s i a n g h a r i . Frekuensi pemberian pakan pada budidaya ini adalah 3 kali sehari, yaitu pagi,s i a n g dari dan sore hari bobot pemberian untuk pakan 35% cara

berat

t o t a l biomassanya.S y a r a t

t e r p e n u h i n ya

p e m b e r i a n p a k a n y a n g b a i k i a l a h merata, dalam arti diusahakan agar tiap individu memperoleh bagian yang sama karena diasumsikan ukuran ikan yang dibudidaya sama/seragam, paling t i d a k p a d a s a a t p e n e b a r a n . P e m b e r i a n y a n g m e r a t a bisa menghindari terjadinya kompetisi dalam mendapatkan makanan da n

mengendalikan sifat kanibalisme. Metode yanag digunakan pada pemberian pakan ialah dengan menebar secara merata pada lapisan permukaan kolam.

Pemupukan susulan Pemupukan ulang dengan pupuk kandang dilakukan dua bulan sekali dengan takaran 250g/m2, sedangkan pemupukan ulang urea dan TSP dilakukan setiap minggu dengan takaran masing-masing 2,5g/m2 dan 1,25g/m 2 selama masa pemeliharaan. 3.3.4.Pemanenan Halhal yang berkaitan dengan pemanenan yang perlu di perhatikan agar tidak mengalami kegagalan dapat di hindari seminim mungkin, maka harus di perhatikan cara panen, waktu panen, dan metodenya harus tepat. Pemilihan macam alat yang di gunakan harus di sesuaikan, karena menggunakan alat tergantung dari ukuran ikan yang akan di panen, jumlahikan yang di panen, jumlah tenaga yang tersedia, metode yang digunakan harus efisien dan efektif. Jenis alat yang di gunakan Dalam kegiatan pemanenan ikan adalah Hapa, seser, dll.

11

1.Topografi Topografi adalah bentuk keseluruhan dari permukaan tanah (datar, bergelombang atau curam). Topografi merupakan sorotan kita yang pertama kali karena akan menentukan tipe, luas, jumlah, dan kedalaman kolam yang akan dibuat.

Tanah yang miring sekali, tidak bisa dibangun unit perkolaman karena nantinya bentuk kolamnya akan kecil dan pematangnya lebar. Pematang yang lebar ini berfungsi agar kuat menahan massa air yang besar yang terkumpul di bawahnya. Begitu juga apabila tanahnya terlalu datar, akan memakan biaya yang besar untuk menggali tanahnya. Selain itu juga akan menyulitkan pembuangan airnya (drainase). Ada enam tipe tempat yang mempunyai sifat dan kegunaan khusus untuk pembuatan kolam, yaitu lembah yang berbentuk V dan lembah yang dasarnya mendatar

Jangan pernah membuat kolam ikan di lembah ini karena harus membuat pematang yang tinggi untuk mendapatkan kolam yang ukurannya kecil. Hal ini tidak efisien karena hanya membuang biaya dan tenaga dengan percuma, sedangkan usaha yang dilakukan tidak tepat pada sasaran. Lembah yang dasarnya berbentuk V tidak begitu tajam

Lembah yang berbentuk demikian masih memungkinkan untuk dibuat kolam. Hanya saja kolam yang dibuat berukuran kecil-kecil karena dasar lembahnya sempit. Lembah yang berbentuk seperti ini lebih baik jika dibanding lembah yang pertama, karena pematang yang dibuat tidak terlalu lebar.

12

Lembah

yang

dasarnya

berbentuk

membulat

Lembah ini dapat dibuat kolam yang lebih lebar dibandingkan dengan lembah yang berbentuk V tidak begitu tajam. Kesulitan utamanya adalah pada saat diadakan pengeringan, karena sistem pengairan yang terpaksa dibuat secara seri. Lembah yang dasarnya mendatar di salah satu lerengnya dengan sungai yang mengalir di dasar lereng yang lain

Daerah semacam ini relatif lebih mudah dibangun komplek perkolaman yang luas meskipun terpaksa disusun secara seri. Caranya dengan menggali saluran di kaki lereng yang pertama tadi dan membelokkan arus sungai seperlunya sehingga sungai bercabang di suatu tempat yang tinggi. Saluran buatan ini berfungsi memberikan suplai air ke kolam yang dibangun di antara kedua saluran. Lembah yang dasarnya mendatar di kaki kedua lereng dengan saluran sungai di tengah dataran Daerah ini paling ideal untuk dibangun unit perkolaman. Kolam biasanya dibangun dengan ukuran yang lebih luas di kedua sisi aliran sungai tadi. Dengan demikian selain ukuran kolamnya bisa luas, jumlahnya pun bisa banyak. Sumber air bisa diperoleh dengan jalan membendung sungai tadi dan membuat saluran air pemasukan di kedua lereng lembah tadi. Sungai berfungsi sebagai saluran pelimpahan air apabila terjadi

13

banjir besar atau debitnya bertambah sehingga kolam terbebas dari bahaya banjir yang tidak diinginkan.

Lembah

yang

dasarnya

terlalu

datar

Lembah dengan topografi datar tidak cocok untuk dibangun unit perkolaman. Selain biaya penggalian tanahnya besar, pemilik akan kesulitan untuk membuang atau mengalirkan air setelah unit perkolaman tersebut jadi. Sedangkan syarat kolam yang baik selain mudah diairijuga harus mudah dikeringkan.

Lembah yang terlalu datar akan mengalami masalah ketika hujan deras datang. karena areal perkolaman akan tergenangi air dari sekitar lembah.

sumber : Heru Susanto, Penebar Swadaya, 2009

14

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil yang kami dapatkan maka saya simpulkan : 1) Pembesaran ikan lele di pengaruhi oleh suhu , karena semakin tinggi suhu semakin cepat proses pencernaan dan semakin banyak ikan makan makaakan semakin cepat pertumbuhannya,begitu sebaliknya semakin rendah suhumaka napsu makan ikan semakin menurun. 2) Dalam melakukan pembesaran ikan maka dasar kolam harus diolah terlebihdahulu sebelum melakukan penebaran benih ikan. 3) Penebaran benih ikan, jika menebar benih ikan sebaiknya terlebih dahulu dilakukun aklimatisasi.

4.2 Saran Di dalam usaha kegiatan pembesaran ikan halhal yang perlu diperhatikan adalah 1) Dalam melakukan pembesaran sebaiknya kualitas air harus setiap hari di lakukan pengontrolan. 2) Jenis ikan yang di pelihara harus sesuai dengan lingkungan sekitar

agar berkembang dengan baik

15

DAFTAR PUSTAKA

Suyanto. H. 1998. Budidaya ikan di pekarangan . Penerbit swadaya. Jakarta.Zulkifli jangkaru. 1994. Pembesaran ikan air tawar . Penebar swadaya 2004.Jakarta. Ir abbas siregar djarijah. 2002. Budidaya ikan nila Gift.Kanisius . Yogjakarta

16

MAKALAH DASAR-DASAR BUDIDAYA PERIKANAN BUDIDAYA IKAN LELE DI KOTA BINJAI

Oleh : Liza Kanafathy 1104114693

TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU 2012

Anda mungkin juga menyukai