Anda di halaman 1dari 24

......

meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

KAJIAN INDEKS BIAYA KONSTRUKSI PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN BAJA UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Oleh Wahyu Wuryanti ABSTRAK Bagian pertama dalam makalah ini menjelaskan indeks biaya yang digunakan dalam pengajuan biaya langsung pada pekerjaan beton dan pekerjaan baja. Tujuan dari pengkajian nilai indeks ini adalah untuk mengevaluasi berapa nilai indeks yang diaplikasikan oleh para estimator di lapangan. Selain dievaluasi untuk dianalis nilai indeks biaya sebenarya, juga untuk mengeathui apakah masih tetap menggunakan salah satu acuan yang ada yaitu acuan BOW atau berdasarkan SNI tentang Kumpulan Analisa Biaya yang dtebitkan tahun 2002, atau acuan lain. Bagian kedua akan menjelaskan pengaruh learningeffect pada pelaksanaan pembuatan balok, kolom dan pelat beton bertulang. Hal ini dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran para tukang dalam melaksanaan pekerjaan sama yang berulang. Pengamatan dilakukan dengan mengukur jumlah waktu yang diperlukan mulai dari pekerjaan bekesting, perakitan tulangan sampai pengecoran beton pada kelompok tukang yang sarna. Sementara bagian terakhir mendiskusikan tentang nilai produktivitas kerja pembuatan komponen komposit. 1. PENDAHULUAN Estimasi biaya merupakan hal penting dalam dunia industri konstruksi. Ketidak-akuratan dalam estimasi dapat memberikan efek negatif pada seluruh proses konstruksi dan semua pihak yang terlibat. Menurut Pratt (1995) fungsi dari estimasi biaya dalam industri konstruksi adalah: a) Untuk melihat apakah perkiraan biaya konstruksi dapat terpenuhi dengan biaya yang ada b) Untuk mengatur aliran dana ketika pelaksanaan konstruksi sedang berjalan c) Untuk kompentesi pada saat proses penawaran. Estimasi biaya berdasarkan spesifikasi dan gambar kerja yang disiapkan owner harus menjamin bahwa pekerjaan akan terlaksana dengan tepat dan kontraktor dapat menerima keuntungan yang layak Estimasi biaya konstruksi dikerjakan sebelum pelaksanaan fisik dilakukan dan memerlukan analisis detail dan kompilasi dokumen penawaran dan lainnya. Estimasi biaya mempunyai dampak pada kesuksesan proyek dan perusahaan. Keakuratan dalam estimasi biaya tergantung pada keahlian dan kerajinan estimator dalam mengikuti seluruh proses pekerjaan dan sesuai dengan infomasi terbaru. Secara umum komponen biaya yang tercantum dalam estumasi biaya konstruksi meliputi : 1) Estimasi biaya langsung (material, labor & peralatan) 2) Estimasi biaya tak langsung 3) Biaya tak terduga 4) Keuntungan (profit) Proses analisis biaya konstruksi adalah suatu proses untuk mengestimasi biaya langsung yang secara umum digunakan sebagai dasar penawaran. Salah satu metoda yang digunakan untuk melakukan estimasi biaya penawaran konstruksi adalah menghitung secara detail harga satuan pekerjaan berdasarkan nilai indeks atau koefisien untuk analisis biaya bahan dan upah ketja. Saat ini para estimator di Indonesia masih banyak mengacu pada BOW (Burgerlijke Open bare Werken) yang ditetapkan tanggal 28 Pebruari 1921 pada jaman pemerintah Belanda. Sudah ada upaya yang dilakukan oleh Puslitbang Pemukiman,
Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Departemen Kimpraswil untuk memperbaharui BOW tersebut dengan membuat Standar Nasional Indonesia (SNI), meskipun belum mencakup seluruh jenis pekerjaan. Pada kedua acuan tersebut yang dicantumkan adalah nilai-nilai indeks atau koefisien yang didefinisikan sebagai faktor pengali pada perhitungan biaya bahan dan upah ketja tukang pada setiap satuan jenis pekerjaan. Metoda ini dapat dilakukan apabila rencana gambar teknis dan persyaratan teknis telah tersedia sehingga volume pekerjaan dapat dihitung. Pada awalnya estimasi biaya penawaran yang menggunakan panduan tersebut adalah untuk menstandarkan harga bangunan berdasarkan kualitas bangunan yang sarna. Hal ini sangat membatasi para estimator apabila harus memperhitungkan berbagai faktor resiko yang berbeda pada setiap daerah. Resiko ketidak-seragaman ketrampilan tukang, bervariasinya mutu bahan di setiap daerah, kendala-kendala teknis lainnya yang mempengaruhi pemilihan metoda konstruks clan lain sebagainya adalah merupakan faktor yang berpengaruh secara signifikan pada estimasi biaya penawaran. Faktor resiko tersebut yang menyebabkan nilai indeks juga berbeda. Padahal nilai indeks yang tercantum dalam SNI maupun BOW masih menganut nilai tunggal. Perbedaan-perbedaan inilah yang selanjutnya akan dikaji lebih dalam dalam studi ini. Atas dasar inilah yang menjadi pertimbangan mengapa pengkajian indeks biaya perlu dilakukan, khususnya untuk pekerjaan beton clan pekerjaan baja. Hal ini venting untuk dipelajari guna untuk melihat sejauhmana aplikasi penggunaan SNI Analisa Biaya Kontruksi Untuk Bangunan Gedung dan apabila terdapat perbedaan berapa besar perbedaan tersebut. Hal lain yang perlu dipelajari pula dalam kegiatan ini adalah pengaruh produktivitas kerja dari para tukang yang melakukan pekerjaan sama yang berulang. Hal ini sangat penting mengingat bahwa efisiensi pekerjaan juga dipengaruhi dengan faktor pembelajaran atau learning effect sehingga kebutuhan waktu pelaksanaan pekerjaan pada waktu pertama kali pekerjaan dilakukan akan berbeda dengan pelaksanaan yang kedua dan seterusnya. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi jumlah biaya konstruksi yang diperlukan apabila tingkat ketrampilan tukang dan kebiasaan tukang berbeda. Selain kedua hal tersebut diatas, pada studi ini juga akan membahas produktivitas kerja yang dperlukan untuk melaksanakan pekerjaan komposit yaitu kombinasi baja dan beton dengan membuat model kolom pada konstruksi rumah. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan mengamati kendala-kendala teknis dalam pelaksanaan pekerjaan komposit sehingga dapat diukur faktor pengaruh lain yang harus diperhitungkan pada estimasi biaya pekerjaan komposit. 2. METODOLOGI Metoda yang digunakan dalam studi meliputi dua metoda. Pertama pada pengkajian indeks biaya dilakukan dengan menginvetaris data sekunder pada proyek konstruksi yang telah lalu. Hal ini dilakukan dengan mengkaji dokumen analisa harga satuan pada dokumen penawaran. Sebagai panduan dilakukan dengan menyusun kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur. lnventarisasi data sekunder dilakukan di 4 kota yaitu Jakarta, Makasar, Samarinda dan Semarang melalui wawancara ke kontraktor, konsultan perencana, intansi pemerintah atau pelaksana konstruksi lainnya yang dipilih secara acak. Metoda kedua yang digunakan adalah metoda eksperimental yang dilakukan di laboratorium dan di lapangan. Sementara dalam untuk mengkaji faktor pengaruh dari learning effect dan produktivitas kerja pekerjaan komposit dilakukan dengan metoda eksperimental. Spesimen untuk pengujian di laboratorium terdiri dari balok, kolom dan pelat beton bertulang masing-masing lima buah spesiemen. Sementara untuk mengkaji produktivitas kerja pekerjaan komposit dilakukan dengan membuat model kolom komposit yang digunakan sebagai struktur utama konstruksi rumah.

Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

2.2. Langkah Kerja Pengujian Di Laboratorium Pengujian di laboratorium dilakukan dengan membuat spesimen skala penuh untuk pekerjaan pembuatan beton bertulang. Spesimen terdiri dari balok, kolom dan pelat berjumlah lima buah untuk masing-masing jenis. Analisis dilakukan untuk menetukan faktor learning effect, yaitu faktor yang tergantung pada pengalaman kerja dari pekerja akibat dari proses pembelajaran.

Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

3. TINJAUAN PUSTAKA Analisa biaya konstruksi adalah suatu tahap yang selalu dilakukan pada saat seorang estimator akan mengestimasi biaya konstruksi yang selanjutnya akan dicantumkan dalam dikumen penawaran. Secara umum dalam dokumen penawaran biaya konstruksi antara pihak konsultan, owner dan kontraktor mempunyai pendetailan yang berbeda. Tetapi perincian biaya yang dicantumkan meliputi dari biaya-biaya sebagai berikut : 1. Biaya langsung (material, tukang dan peralatan) 2. Biaya tak langsung 3. Biaya tak terduga 4. Biaya overhead, keuntungan Bagaimana para estimator mengestimasi biaya suatu proyek konstruksi bangunan, untuk mereka yang tidak terbiasa melakukan estimasi, proses yang harus dijalani terlihat rumit. Seperti memperkirakan jumlah pekerja, jumlah bahan yang diperlukan,jumlah waktu pelaksanaan dan sebagainya.

Selain kesulitan akibat parameter-parameter langsung yang berhubungan dengan biaya konstruksi, terdapat beberapa hal yang juga turut mempengaruhi keakuratan biaya estimasi yaitu waktu dan pengalaman dari estimator seperti pada gambar 6.

Mengapa selalu terjadi perbedaan perhitungan antara biaya estimasi dengan biaya aktual? Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal yaitu: 1) Perhitungan jumlah 2) Harga material 3) Upah tenaga kerja 4) Perkiraan produktivitas pekerja 5) Metoda kerja 6) Biaya peralatan konstruksi

Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

7) Biaya pekerjaan tak langsung 8) Bayaran untuk sub-kontraktor 9) Bayaran untuk supplier material 10) Ketidak-pahaman kondisi lokasi 11) Faktor-faktor yang bersifat lokal 12) Biaya yang berkaitan dengan waktu pelaksanaan konstruksi 13) Biaya-biaya awal pelaksanaan 14) Overhead 15) Pertimbangan keuntungan 16) Alokasi resiko dan biaya tak terduga 17) Kesalahan dalam rumusan estimasi 18) Informasi dasar yang biasa digunakan untuk perumusan estimasi biaya 19) Tekanan pasar Alasan-alasan tersebutlah yang menjadi tugas estimator untuk meminimasi perbedaan tersebut dengan cara memahami rencana proyek, kondisi setempat, dan beberapa faktor resiko lainnya. 3.1 Jenis Estimasi Biaya Konstruksi Ada beberapa metoda dalam melakukan estimasi biaya konstruksi yaitu (1) Estimasi harga-pasti (fixed-price) a. Metoda lumpsum (lumpsum estimate) Metoda ini umumnya dilakukan bila jenis pekerjaan dan jumlahnya telah diketahui dan dikenal benar. Kontraktor berani mengambil resiko. Bila ketidakpastian terjadi di lapangan, maka tingkat resiko yang dipikul kontraktor lebih besar. Keuntungan bagi owner adalah bahwa harga konstruksi diketahui dengan baik sehingga memudahkan untuk menentukan anggaran. b. Metoda harga satuan (unit-price estimate) Metoda harga satuan biasanya berdasarkan harga satuan setiap jenis pekerjaan. Dalam penawaran juga dicantumkan juga estimasi jumlah setiap jenis pekerjaan untuk mendapatkan total biaya yang mana volume jumlah hanya berdasarkan pada gambar rencana arsitektur yang belum tentu dijamin keakuratannya. Seperti halnya pacta cara estimasi lump sum, survey jumlah dibuat untuk setiap jenis penawaran. Biaya total proyek dihitung meliputi tenaga kerja, material, peralatan, sub-kontrator, overhead, markup, dsb. (2) Estimasi harga-perkiraan (approximate estimate) Metoda ini didasarkan pacta perincian biaya dari proyek sebelumnya. Ada beberapa metoda yang termasuk kategori ini yaitu : Harga per fungsi, metoda ini didasarkan pada estimasi biaya setiap jenis penggunaan Harga luas, metoda ini menggunakan harga per luas lantai Harga volume kubik, metoda ini didasarkan pada volume bangunan Modular takeoff, metoda ini mengacll pada konsep modul dan kemudian dikalikan untuk selllruh proyek Partial takeoff, metoda ini merupakan jumlah dari gabungan jenis-jenis pekerjaan yang diperkirakan menggunakan harga satuan. Harga satuan panel, metoda ini dilakukan dengan mengasumsikan harga satuan per luas lantai, keliling, dinding, atap, dan sebagainya Harga parameter, metoda ini menggunakan harga satuan dari komponen bangunan yang berbeda seperti site work, pondasi, lantai, dinding, dan sebagainya.
Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

3.2 Permasalan Dalam Estimasi Biaya Konstruksi Seorang estimator akan berusaha melakukan estimasi biaya sedekat mungkin dengan kebutuhan biaya aktual. Untuk melakukan estimasi biaya suatu pekerjaan sering dijumpai beberapa kesulitan yaitu : Masalah 1: Memilih metoda keria Dalam setiap jenis pekerjaan mungkin terdiri dari beberapa metoda kerja. Sebagai contoh seorang estimator harus mengasumsikan terIebih dahulu berapa tukang yang diperIukan dalam melakukan pekerjaan dinding pasangan bata, apakah diperlukan pekerja 3 orang atau 4 orang untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik? Bagaimana mengawali pekerjaan? Apa saja kendala yang dihadapi? Semua pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dicari solusinya dan dipilih yang paling ekonomis. Masalah 2: Kebutuhan tenaga kerja Untuk mengasumsikan kebutuhan tenaga kerja, biasanya didasarkan pada hasil kinerja pekerjaan sebelumnya untuk satu jenis pekerjaan yang sama. Dengan demikian dokumentasi pekerjaan di lapangan sangat berguna untuk membantu para estimator dalam menganalisa proyek berikutnya. Manipulasi data mungkin tetap diperlukan, misalnya karena terjadi penurunan kondisi pekerjaan. Masalah 3: Upah tenaga kerja Berapa biaya yang diperlukan untuk tukang? Seorang estimator harus memperkirakan biaya tersebut. Biaya tukang akan bervariasi tergantung pada pekerjaan, keahlian, peraturan upah minimum, kondisi pasar, dan sebagainya Masalah 4: Biaya material (yang terpakai clan terbuang) Hal ini dapat diperkirakan dengan tepat apabila material tersedia dan banyak dijual di pasaran. Jumlah material yang diperlukan harus dihitung berdasarkan gambar kerja dan tidak tergantung pada kinerja tukang atau metoda kerja. Akan tetapi seorang estimator tidak hanya mempertimbangkan material yang diperlukan dalam perkejaan, tetapi juga perkiraan material yang terbuang. Faktor ini sangat bervariasi dan tergantung pada kinerja dan prosedur kerja yang dipakai oleh tukang. Masalah 5: Biaya overhead dan keuntungan Jumlah ini akan tergantung pada kebijakan perusahaan, kondisi pasar, dan banyak variable lainnya 3.3 Pengaruh Lokasi Proyek Perhitungan estimasi biaya konstruksi sangat dipengaruhi oleh lokasi. Seorang estimator harus sadar betul bahwa suatu harga di lokasi A yang berada di pusat kola akan berbeda dengan dengan lokasi B yang berada di daerah pegunungan. Faktor lokasi muncul karena terdapat beberapa perbedaan yang menimbulkan kesulitan, seperti : ( l) Keterpencilan kawasan (remoteness) (2) Keterbatasan lokasi (confined sites) (3) Ketersediaan tukang (labor availability) (4) Cuaca (weather) (5) Pertimbangan desain (design consideration) (6) Kerawanan dan keamanan lokasi (vandalism and site security) (1) Keterpencilan Kawasan (Remoteness) Daerah yang terpencil akan mengalami beberapa kesulitan, yaitu Masalah komunikasi. Jika kesulitan komunikasi seperti tidak adanya jaringan telepon, maka diperlukan alat komunikasi lainnya. Kesulitan komunikasi dalam melaksanakan proyek adalah masalah
Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

besar sehingga memerlukan biaya tambahan. Masalah transportasi Semula material dan tenaga kerja perlu diangkut ke lokasi. Jika rote jalan buruk bisa terjadi keterlambatan pengiriman material; mendatangkan kendaraan berat bisa merusak jembatan sempit sehingga diperlukan biaya perbaikan. Harga material berfluktuasi. Harga material naik biasanya karena naiknya biaya transportasi seperti karena jarak jauh atau kesulitan transportasi. Sumber listrik dan air Tenaga listrik dan sumber air selalu diperlukan pada saat pelaksanaan konstruksi. Air diperlukan untuk pengceoran beton, membersihkan dan banyak perkerjaan lainnya. Air yang mengandung garam tidak diperkenankan pada persyaratan pekerjaan beton, atau plesteran. Sehingga perlu didatangkan air pada lokasi. Hal ini tentunya akan menambah biaya konstruksi. Demikian juga untuk kebutuhan tenaga listrik. Bila tidak ada sumber listrik, maka perlu disediakan generator listrik. (2) Keterbatasan Lokasi (Confined Sites) Lokasi yang terkurung umumnya disebabkan karena kemacetan atau sebab lainnya sehingga lokasi tersebut tidak bebas. Hal ini bisa berakibat produktivitas pekerja dan alat rendah. Lebih jauh lagi karena keterbatasan lokasi dapat membatasi pemilihan metoda kerja, jenis alat yang digunakan dan jumlah pekerja yang bisa dikaryakan. Dengan keterbatasan ruang gerak, pada awal proyek perIu kehati-hatian dalam menentukan utilitas agar tetap menghasilkan keuntungan yang maksimum dengan menghasilkan produktivitas kerja yang tetap baik. Keterbatasan ruang gerak dapat menimbulkan masalah logistik. Pengangkutan material tidak dapat dilakukan sekaligus, sehingga setiap jenis material perlu diangkut setiap waktu tertentu. Kondisi ini akan memerlukan biaya tambahan. Seorang estimator perlu memahami masalah-masalah logistik di setiap lokasi. Masalah tersebut dapat terjadi karena jalan masuk terbatas, penimbunan material terbatas, penyimpanan peralatan terbatas, kendaraan trailer tidak dapat digunakan. Semua keterbatasan tersebut menyebabkan pembatasan penggunaan jenis peralatan, pengaruh pada efektivitas manajemen pekerjaan, produktivitas pekerja, pembatasan jumlah pekerja. Hal tersebut dapat menimbulkan penambahan biaya konstruksi. (3) Ketersediaan tukang (labor availability) Setiap lokasi mempunyai beragam ketersediaan jumlah pekerja yang terampil dan tidak terampil, tergantung pada kondisi ekonomi lokal. Jika di lokasi setempat pekerja yang terampil tidak tersedia maka perlu didatangkan pekerja dari luar lokasi. Mendatangkan tenaga kerja dari satu lokasi ke lokasi lainnya akan memerlukan biaya insentif. Besamya biaya insentif tergantung pada kondisi pasar. Jika mendatangkan tenaga kerja dari luar harus disediakan juga akomodasinya. (4) Cuaca (weather) Kondisi cuaca sangat mempengaruhi hasil kualitas kerja yang nantinya berpengaruh juga pada biaya konstruksi. Sebagai contoh pelaksanaan konstruksi yang dilakukan pada tempat tinggi dengan kecepatan angin kencang, akan mempengaruhi penggunaan keran (crane) dan perIu pengontrolan debu, tambahan perancang sementara untuk menahan dari hempasan angin.

Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

(5) Pertimbangan desain (design consideration) Lokasi suatu proyek mempunyai beberapa aspek yang harus dipertimbangkan oleh perencana. Sebagai contoh konstruksi bangunan sejarah, seluruh desainnya harus harmonis dengan bangunan sejarah yang ada di lokasi setempat. Pertimbangan penggunaan material dan konfigurasi bangunan perlu disesuaikan dengan kondisi lokal. Pertimbangan-pertimbangan ini dapat menimbulkan masalah tersendiri. Seorang estimator harus paham apakah ada persyaratan khusus untuk material, apakah tersedia tenaga kerja lokal dengan keahlian yang direncanakan, jika tidak maka perIu didatangkan spesialis. (6) Kerawanan dan keamanan lokasi (vandalism and site securily) Keamanan dan kerawanan di lokasi perIu juga diperhitungkan. Misalnya perIu penjagaan selama 24 jam. Tingkat keamanan akan mempengaruhi tingkat resiko pelaksanaan proyek, sehingga kadang kala keamanan setempat perlu dilibatkan. 3.4 Analisis Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton 3.4.1 Biaya Pada pekerjaan pembuatan beton bertulang, total biaya yang diperlukan digunakan untuk pekerjaanpekerjaan: (1) Bekesting (2) Penulangan (3) Beton (4) Finishing, jika diperlukan (5) Curing (perawatan) Bila perincian biaya digunakan untuk setiap unit kerja, maka satuan yang digunakan untuk setiap jenis pekerjaan adalah: Bekesting, satuan: luas permukaan Penulangan, satuan: berat Beton, satuan: volume Finishing dan curing, satuan : luas 3.4.2 Bekesting Biaya cetakan tergantung pada kerumitan dari bentuknya, jadi bentuk sederhana lebih murah daripada yang rumit karena ekstra material dan keahlian tukang yang diperlukan berbeda. Bekesting yang dapat digunakan ulang (reuse material) juga dapat mengurangi biaya cetakan. Oleh karena biaya keseluruhan pekerjaan beton tergantung juga pada biaya cetakan (bekesting) maka para perancang (designer) harus memperhitungkan pengaruh daripada bentuk struktur. Umumnya bahan yang digunakan untuk membuat cetakan adalah dari kayu, plywood, baja, almunium dan kombinasinya atau bahan komposit lainnya. Jika cetakan hanya digunakan sekali atau dua kali, maka bahan kayu masih lebih ekonomis dibandingkan denngan bahan baja atau almunium. Akan tetapi apabila cetakan dapat difabrikasi menjadi bentuk-bentuk panel atau bentuk lainnya seperti bentuk kolom bulat, yang dapat digunakan berulang ka!i, maka bahan baja atau almunium jauh lebih ekonomis daripada kayu. Penggunaan material untuk cetakan perlu diseleksi agar didapat biaya yang termurah. Perlu dipertimbangkan juga biaya finishing untuk permukaan beton apabila cetakan telah dibuka. Pada penggunaan kayu biasanya setelah cetakannya dibuka akan meninggalkan bekas-bekas, sehingga perlu dibersihkan atau dipoles, yang berakibat pada penambahan biaya. Dengan demikian penggunaan plywood yang permukaannya mulus atau logam dapat mengurangi biaya pemolesan tersebut. Pada prakteknya lebih baik mengeluarkan ekstra uang
Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

untuk menggunakan material cetakan yang berkualitas bagus daripada untuk membayar tukang guna memperkerjakan finishing beton. Faktor pengaruh dalam pekerjaan bekesting meliputi : (i) Material yang dibutuhkan untuk membuat cetakan bekesting Plywood. Kayu / kaso-kaso Paku Minyak pelumas Pengait (form ties) Penggaris (form liners) (ii) Tukang yang diperlukan untuk membuat cetakan. Jumlah tukang yang diperlukan untuk pembuatan bekesting tergantung pada 1. Ukuran bekesting 2. Jenis material yang digunakan. Lembaran plywood yang lebar memerlukan jumlah tukang lebih banyak dari pada kayu 3. Bentuk struktur. Bentuk yang kompleks memerlukan keahlian tukang lebih banyak 4. Lokasi bekesting. Bekesting yang dibuat di alas lebih banyak daripada dibuat di bawah 5. Berapa kali penggunaan panel cetakan fabrikasi atau potongan 6. Kekakuan dari persyaratan bekesting 7. Cetakan yang difabrikasi sebelumnya di bengkel kemudian diangkut ke lokasi Jika bekesting terdiri dari panel-panel atau penampang fabrikasi, kebutuhan tukang diperlukan untuk melakukan pekerjaan merakit, memakai, memindahkan, clan menggunakan ulang. Sedangkan bila bekesting dibuat di tempat maka tenaga tukang diperlukan untuk membuat, merakit, memindahkan dan membersihkan. Urutan kerja para tukang tersebut tentunya juga mempengaruhi biaya pekerjaan bekesting secara keseluruhan. 3.4.3 Penulangan Penulangan untuk beton biasanya terdiri dari batang tulangan baik ulir maupun polos, dan kawat beton. Biaya untuk pekerjaan tulangan dihitung dalam satuan berat. Tahap pekerjaan tulangan biasanya meliputi, pemotongan sesuai panjang yang diperlukan dan pembekokan kedalam beberapa bentuk. Untuk pembentukan khusus yang memerlukan mesin pernbekokan dilakukan di bengkel untuk kemudian dibawa ke lokasi. Hal tersebut lebih ekonomis dibandingkan apabila dikerjakan di lapangan. Apabila penulangan terdiri dari beberapa ukuran diameter maupun panjangnya, maka dibuatkan daftar untuk tiap diameter dan ukurannya seperti contoh berikut.

Untuk menentukan biaya pekerjaan tulangan pertama kali perlu menentukan berat dari tualangan berdasarkan panjang dan ukuran diameter. Jika ingin mengestimasi biaya maka perlu dibuatkan dulu daftar tualangan. Biaya pekerjaan tulangan meliputi:

Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

10

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

(i) Biaya bahan dari tulangan (ii) Biaya untuk persiapan shop drawing (iii) Biaya pengangkutan, pemotongan, bending, dsb (iv) Biaya overhead taka dan keuntungan (v) Biaya transportasi dari toko ke lokasi (vi) Biaya spesialis seperti spacers, saddles, chairs, dsb, jika digunakan Jumlah tukang yang diperlukan untuk pekerjaan tulangan tergantung pada beberapa faktor: a. ukuran dan panjang tulangan b. bentuk tulangan c. kerumitan struktur d. jarak dan panjang tulangan yang harus dibawa e. toleransi yang diijinkan untuk bentang tulangan f. pengikatan yang diperlukan g. keahlian pekerja

3.4.4 Coran Beton Biaya pekerjaan beton meliputi biaya pasir. agregrat, semen, air, admixture, pencampuran, transportasi dan penuangan. Mencampur beton di lapangan masih banyak dilakukan. Sementara itu penggunaan beton raedy-mix lebih sering dilakukan untuk proyek-proyek konstruksi yang dibangun di kota-kota besar. Biaya pekerjaan beton akan bertambah untuk pengiriman coran beton ke lokasi yang nilainya beraviasi tergantung ukuran pekerjaan, lokasi, dan kualitas beton. Hal ini dapat dilihat dari tahap-tahap pekerjaan yang diperlukan dalam pekrjan pembuatan coran beton yang meliputi: (i) Pengukuran bahan dasar beton, pasir, semen, batu split, air, dsb (ii) Pengadukan (iii) Pengiriman (transportasi) (iv) Penuangan Biaya untuk menempatkan beton di lokasi juga tergantung pada peralatan yang digunakan. Sebagi contoh, campuran beton bisa ditempatkan langsung di cetakan secara manual, atau dituangkan menggunakan crane atau dipompa menggunakan truk pompa. Jumlah material yang diperlukan untuk pekerjaan beton harus ditambahkan 10% untuk proyek kecil dan 5% untuk proyek besar.

3.5 Analisis Biaya Konstruksi Pekerjaan Baja 3.5.1 Material Sampai sejauh ini pekerjaan baja yang digunakan untuk struktur baja didirikan berdasarkan komponen bentuk fabrikasi yang sudah standar, seperti lWF, C, T, L, pipa, pelat, dan sebagainya. Satuan untuk bahan baja adalah satuan berat. Dalam memperkirakan berat struktur baja harus dihitung berdasarkan dari gambar proyek. Manual produser baja biasanya sudah mencantumkan berat setiap penampang baja. Akan tetapi berat tersebut bervariasi sekitar 2%. 3.5.2 Biaya estimasi Dalam mengestimasi biaya struktur baja, kontraktor akan menyerahkan satu set rencana dan spesifikasinya. Supplier akan menentukan jumlah yang diperlukan termasuk komponen utama, detail sambungan, dan jenis lainnya. Kemudian ditambahkan dengan biasa fabrikasi untuk
Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

11

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

pemotongan, punching, pengeboran, pengelasan, overhead dan keuntungan. Kadangkala juga ditambahkan biaya pengecatan sebelum baja dikirim ke lokasi. Macam-macam biaya yang diperlukan untuk estimasi biaya pekerjaan baja meliputi : 1. Biaya standar bentuk structural dari supplier baja 2. Biaya persiapan gambar pelaksanaan fabrikasi 3. Biaya fabrikasi bentuk baja menjadi komponen jadi 4. Biaya transportasi baja ke lokasi 5. Biaya mendirikan baja termasuk peralatan, tukang, baut atau pengelasan 6. Biaya pengecatan struktur baja di lapangan 7. Biaya overhead, pajak dan keuntungan. 4. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Indeks Biaya Pekerjaan Beton Dan Pekerjaan Baja lndeks biaya adalah koefisien pengali yang digunakan dalam analisa perhitungan estimasi dengan metoda harga satuan. Harga satuan perkerjaan sesuai dengan definisinya adalah harga yang harus dibayar untuk menyelesaikan suatu pekerjaan konstruksi. Langkah-Iangkah kerja yang umum dilakukan dalam menerapkan indeks biaya pada estimasi biaya konstruksi adalah seperti Gambar 7.

Persiapan yang harus dilakukan adalah mempersiapkan gambar teknis secara detail dari konstruksi bangunan yang akan dihitung. Persyaratan teknis juga diperlukan untuk mengathui secara detail mutu bahan dan metoda kerja yang akan direncanakan. Selanjutnya dengan memahami sedikit kondisi rencana proyek, diperlukan daftar harga yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan. Pada setiap jenis pekerjaan mempunyai harga satuan pekerjaan yang merupakan penjumlahan dari harga satuan masing-masing variable pembentuknya dengan masing-masing indeks biaya. Variabel pembentuknya !erdiri dari material (M), tukang (L) dan peralatan (E).

Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

12

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Sementara indeksnya adalah x, y dan z, sesuai dengan persamaan berikut :

Untuk menganalisis indeks biaya berdasarkan data sekunder basil survey lapangan sangat sulit dilakukan. Hal ini terjadi karena tidak semua responden atau instansi yang dikunjungi mall memberikan dokumen analisis biaya suatu proyek karena menyangkut "kerahasiaan" suatu penawaran proyek kerja. Dari data yang terkumpul tentang analisis biaya proyek kadangkala sulit untuk memilahmilah biaya pekerjaan mumi, karena dalam analisis biaya sudah dimasukan biaya markup, overhead, pajak, keuntungan maupun biaya lainnya. Dari basil data survey yang terkumpul terdapat perbedaan nyata dalam format perincian analisis biaya. Hal ini dibedakan berdasarkan kedudukan daripada perusahaan tersebut, apakah sebagai owner, konsultan perencana atau kontraktor. Format yang digunakan oleh owner maupun konsultan perencana umumnya mempunyai format sama, karena perincian kerja disusun berdasarkan kebutuhan perencanaan pekerjaan konstruksi. Sementara format yang digunakan kontraktor sedikit berbeda formatnya karena perincian analisis biaya lebih digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan. Pada dukumen data analisis biaya yang disusun oleh kontraktor karena nantinya akan disampaikan pada owner untuk digunakan penawaran ataupun negosiasi, maka analisis biaya yang sebelumnya dimodifikasi formatnya disesuaikan dengan format yang dibutuhkan oleh owner. Kondisi-kondisi itulah yang menyebabkan beberapa kesulitan dalam menentukan indeks biaya yang mumi diperlukan dalam analisis satuan pekerjaan beton dan pekerjaan baja. Daram perincian biaya digunakan format yang berbeda antara konsultan dan kontraktor. Khusus untuk uraian bahan dasar beton mempunyai format yang sama, tetapi untuk biaya tukang dan peralatan digunakan format berbeda. Estimasi dari konsultan jenis pekerja dibedakan sesuai dengan tingkat keahlian dan satuan yang digunakan adalah oh (orang hari), sementara estimasi dari kontraktor kadangkala digunakan satu kelompok tenaga kerja dengan satuan m3 atau disesuaikan dengan produktivitas kerja dalam menyelesaikan satu m3 unit pekerjaan beton, sehingga satuan yang digunakan adalah jam. Demikian juga perincian peralatan yang digunakan, pada konsultan digunakan satuan LS (lumpsum) sedangkan kontraktor dibedakan jenis alatnya dan produktivitas kerja alat pada setiap satu satuan volume Perbedaan tersebut di atas menerangkan bahwa : (i) Pengumpulan data perlu memperhatikan penggunaan format analisis harga satuan perlu dibedakan antara format konsultan dan format kontraktor (ii) Umumnya indeks biaya untuk material mempunyai nilai sama untuk semua pelaku pekerjaan, baik konsultan maupun kontraktor. Tetapi indeks biaya untuk upah tukang dan peralatan mempunyai nilai dan format yang berbeda diseuaikan dengan metoda analisis dan prosedur konstruksi yang digunakan. Hasil kompilasi data-data yang diperoleh di lapangan untuk pekerjaan beton dan pekerjaan baja, masing-masing diuraikan secara terpisah untuk indeks biaya material dan indeks biaya tukang.

Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

13

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

14

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

15

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Sementara itu untuk pekerjaan baja, baik baja tulangan pada pekerjaan beton bertulang maupun pekerjaan baja profil, selisih indeks untuk bahan baja yang digunakan meskipun masih

Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

16

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

bervariasi tetapi tidak sebesar pada pekerjaan beton bertulang. Hal ini teIjadi karena indeks atau koefisien pengali reIatif sama kerena mutu bahan baja yang digunakan relatif sarna dan hanya ditambah dengan bahan yang terbuang. Sedangkan untuk indeks untuk tukang seperti halnya pada pekerjaan beton selisih indeks yang digunakan juga bervariasi meskipun selisihnya tidak besar, seperti pada Tabel 9.

4.2 ESTIMASI BIAYA PENAW ARAN OLEH KONTRAKTOR Format penawaran biaya yang disusun oleh konsultan, owner dan kontraktor tentunya akan sangat berbeda. Sementara itu bentuk format penawaran antar kontraktor satu dengan yang lainnya juga berbeda tergantung pada pola pelaksanaan pekerjaan, apakah seluruh pekerjaan akan dikerjakan sendiri seperti halnya kontraktor kecil atau beberapa jenis pekeIjaan akan disubkan pada kontraktor lainnya. Berdasarkan basil wawancara dengan responden dapat dijelaskan bahwa dalam tahap estimasi biaya perlu dibedakan terlebih dahulu peruntukannya. Apakah estimasi biaya tersebut dilakukan oleh owner ataupun konsultan perencanaan ataukah oleh kontraktor. Ada sedikit perbedaan dalam format analisisnya, yaitu bahwa pada kontraktor sebelum analisis biaya periu menganalisis teknis pelaksanaan karena kontraktor barns mampu memperkirakan lamanya pelaksanaan, sehingga setiap peralatan dan tenaga tukang perlu dianalisis produktivitas kerjanya. Langkah-Iangkah yang umum digunakan oleh kontraktor dalam melalukan analisis teknis pelaksanaan adalah, (1) menentukan metoda pelaksanaan (2) memperkirakan waktu pelaksanaan (3) menghitung keperluan tenaga kerja, bahan dan peralatan (4) menetapkan apakah peralatan yang diperlukan perlu dibeli atau disewa Pada kedua format perincian biaya antara konsultan dan kontraktor tersebut di atas jelas terlihat bahwa (i) Dalam pendetailan di pekerjaan persiapan, kontraktor perlu memperinci lebih jelas semua jenis peralatan yang diperlukan dan berbagai keperluan. Hal ini terkait erat dengan perhitungan faktor resiko di lapangan selama pelaksanaan proyek. Sementara pada estimasi biaya yang dikeluarkan oleh konsultan tidak mendetailkan semua jenis peralatan ataupun keperluan laiinya. Hal ini terjadi karena ruang lingkup pekerjaan konsultan dan kontraktor berbeda sehingga format dalam estimasi biaya berbeda. (ii) Format estimasi yang digunakan konsultan dapat dikategorikan sebagai estimasi disain (design estimate), karena metoda analisis harga satuannya diuraikan dalam sistem struktur
Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

17

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

major seperti harga satuan seluruh lantai atau diuraikan lebih detail yaitu harga komponen major seperti

(iii) Rencana Anggaran Biaya yang disusun kontraktor format estimasi yang digunakan dikategorikan sebagai estimasi penawaran, yaitu pendetailan dilakukan untuk memudahkan dalam penyerahan pekejaan pada sub-kontraktor.

Pendetailan yang dilakukan dapat bervariasi tergantung pada keinginan kontraktor utama clan ketersediaan data. Dalam penyimpulkan jenis perkerjaan yang dapat di-sub-kan sebelumnya juga dianalisis sesuai dengan jumlah kuantitas clan prosedur konstruksinya, seperti contoh berikut:

Secara umum total biaya untuk pelaksanaan proyek konstruksi terdiri dari beberapa pekerjaan yang masing-masing terbentuk berdasarkan perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk bahan, tenaga kerja dan peralatan yang digunakan. (1) Jika suatu proyek dapat diuraikan ke dalam n jumlah jenis pekeIjaan dengan kuantitas Qi dengan harga satuan setiap elemen Ui maka total biaya dari proyek adalah :

(2) Jika suatu proyek dapat diraikan lebih detail sehingga dapat diperinci biayanya dari masing- masing material, tukang dan peralatan maka total biaya dari proyek adalah:
Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

18

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Dimana n adalah adalah jumlah jenis pekerjaan, Qi adalah kuantitas dari masing-masing pekerjaa, Mi adalah harga satuan material, Ei adalah harga satuan peralatan, Li adalah jumlah tukang yang diperlukan, dan Wi adalah upah tukang. 4.2 Produktivitas Kerja Dalam menganalisis produktivitas kerja tergantung pada beberapa faktor yaitu tingkat kesulitan kerja. Sebagai contoh, dalam melaksanakan pekerjaan beton bertulang pacta lantai pertama akan lebih cepat dibandingkan dengan pelaksanaan yang dilakukan di lantai sepuluh. Semakin tinggi lantai semakin berkurang produktivitas kerjanya. Tingkat pengulangan juga mempengaruhi produktivitas kerja, yaitu pada saat pekerjaan dilakukan pertama kali oleh sekelompok tukang umumnya akan memakan waktu lebih lama dibandingkan pekerjaan serupa yang dilakukan kedua kalinya, ketiga kalinya dan seterusnya. Semakin sering perkerjaan dilakukan, seorang tukang akan semakin memahami tingkat kesulitan sehingga pekerjaan tersebut semakin cepat diselesaikan. Berbagai alasan yang bisa disampaikan akibat fenomena ini adalah bahwa tukang semakin ahli dalam pekerjaannya dan kemudian tukang menjadi jenuh atau bosan akibat pekerjaan sama. Konsep tersebutlah yang dikenal dengan istilah faktor.pembelajaran (learning effect). Akan tetapi hubungan antara jumlah pengulangan dan waktu produktivitas tidak selalu linear, terdapat titik optimum, dimana pada pengulangan tertentu mempuyai produktivitas kerja tinggi. Berdasarkan basil pengukuran di laboratorium, diperoleh gambaran seperti pada tabel 10 dan Gambar 8.

Berdasarkan analisis pekerjaan ke-3 komponen pelat, balok dan kolom, perlu dianalisis berdasarkan jenis pekerjaan untuk pembuatan ketiga komponen. Hal ini dilakukan karena pelaksanaan pekerjaan dibuat berdasarkan jenis pekerjaannya yaitu pekerjaan pembuatan bekesting dilakukan seluruhnya untuk ketiga komponen masing-masing sebanyak 5 benda uji, kemudian disambung dengan pekerjaan penulangan dan selanjutnya pengecoran. Hal ini menjadi sulit mengukur produktivitas pembuatan pelat atau balok atau kolom secara utuh. Karena tahap pekerjaan berdasarkan jenis pekerjaannya maka berikut ini akan dibandingkan produktivitas kerja untuk setiap jenis pekerjaan pacta masing-masing pembuatan komponen. Berikut ini digambarkan grafik produktivitas untuk masing-masing pekerjaan penulangan, bekesting dan pengecoran.

Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

19

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Berdasarkan analisis produktiitas kerja terlihat bahwa pada pekerjaan pembuatan balok mempunyai nilai produktivitas terendah arti waktu yang dibutuhkan lebih singkat dibandingkan dengan pada pembuatan pelat dan kolom. Pada pekerjaan penulangan bila diamati antara pembuatan pelat, balok dan kolom, pada pembuatan kolom lebih tinggi karena waktu yang dibutuhkan lebih lama dibandingkan pada pelat dan balok. Sementara pada pekerjaan bekesting, produktivitas kerja pada pembuatan pelat lebih rendah atau waktu pembuatan lebih lama. Pengkajian dan analisis Learning Effect dapat pada pelaksanaan pembuatan pelat dan balok, dan kolom perlu dipahami bahwa pada pengukuran produktivitas kerja perlu memasukan factor Learning Effect tersebut. Analisis pekerjaan pembuatan kolom komposit (baja beton) di lapangan. Pada pekerjaan ini yang akan diukur adalah produktivitas kerja di lapangan, sehingga berdasarkan pengukuran ini dapat dilihat jumlah waktu efektif yang digunakan untuk pekerjaan struktur utama pada pembuatan satu rumah.
Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

20

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Dari analisis produktivitas kerja untuk pekerjaan 4 buah kolom komposit perlu membutuhkan waktu 573,02 menit per orang atau sekitar 10 jam per orang. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dihitung kebutuhan dana dan jumlah waktu yang diperlukan dalam pembangunan rumah tinggal dengan struktur utama kolom komposit (baja beton), balok beton, atap asbes dan dinding pasangan bata berdasarkan nilai produktivitas kerja tersebut diatas. 4.3. Pembahasan Aplikasi Penggunaan SNI Dan BOW Berdasarkan resume dari ahsil kuesioner dari empat instansi Badan Usaha Milik Negara dapat disimpukan bahwa (i) Panduan yang digunakan masih banyak yang menggunakan petunjuk BOW meskipun mereka para estimator menganggap bahwa indeks atau koefisien penggali tidak relevan lagi dengan kebutuhan analisis pekerjaan. Metoda yang digunakan untuk mengantisipasi hal ini adalah dengan melakukan modifikasi nilai indeks, tidak dijelaskan secara rinci bagaimana cara memodifikasi angka tersebut. Umumnya ketentuan indeks yang digunakan diambil berdasarkan pengalaman kerja. (ii) Standar Nasional Indonesia (SNI) analisa biaya konstruksi yang diresmikan tahun 2002, umumnya belum digunakan sebagai acuan karena dianggap belum dikenal secara umum dan belum mampu mengakomodasi semua jenis pekerjaan. (iii) Berdasarkan pengalaman dari masing-masing responden, menjelaskan bahwa diviasi yang terjadi antara biaya real dengan biaya hasil estimasi mempunyai perbedaan biaya bahan kira-kira 10 15%, upah kerja kira-kira 5 10% dan biaya peralatan kira-kira 1 15%. Nilai-nilai deviasi tersebut disebabkan karena beberapa hal yaitu : Adanya illegal fee Kondisi cuaca yang tak terduga Ketidak-lengkapan referensi data yang digunakan untuk acuan analisis

Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

21

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Kemampuan tenaga tukang setempat Kondisi setempat yang belum diperhitungkan Kondisi peralatan yang tidak sesuai dengan rencana Metoda pelaksanaan yang berubah Kenaikan harga bahan ditengah-tengah pelaksanaan konstruksi

(iv) Untuk mengantisipasi perbedaan-perbedaan biaya tersebut telah dilakukan beberapa cara antara lain : Biaya penawaran diperbesar melalui upaya negosiasi Melakukan survey harga di lapangan sedini mungkin sebelum estimasi biaya dilakukan Mencari atau mengubah metoda kerja di lapangan (v) Para responden umumnya setuju apabila menerapkan indeks biaya tidak hanya satu nilai tunggal tetapi menggunakan nilai range, tercantum nilai minimum dan maksimum, sehingga pengguna lebih leluasa menentukan nilai indeks tersebut sesuai dengan kebutuhan dan berbagai faktor resiko dan juga penetapan indeks oleh pengguna dapat menentukan tingkat keprofesionalan pelaku konstruksi. 5. (i) KESIMPULAN Penggunaan nilai tunggal sebagai nilai indeks atau koefisien pengali dalam analisis biaya kontruksi seperti yang tercantum dalam SNI kumpulan Analisa Biaya Konstruksi tahun 2002 dapat menyulitkan para estimator di lapangan. Hal ini terlihat dari hasil kompilasi data di lapangan terdapat perbedaan yang signifikan. Banyak alasan yang mendasari tindakan memodifikasi nilai indeks tersebnt antara lain karena perhitungan faktor resiko di lapangan. Secara Umum perbedaan nilai indeks yang paling mencolok adalah nilai indeks untuk perhitungan upah tukang dan biaya peralatan. Pencantuman nilai range yaitu menerapkan nilai indeks minimum dan maksimum, dianggap lebih sesuai dan lebih leluasa bagi para estimator dalam menyesuaikan dengan kebutuhan tingkat resiko di lapangan. Selain itu juga dapat menggambarkan bagaimana tingkat keprofesionalan seorang estimator dalam menganalisis biaya penawaran suatu proyek konstruksi. (ii) Acuan perhitungan analisa biaya konstruksi yang digunakan masih banyak yang menggunakan Panduan BOW meskipun mereka. para estimator menganggap bahwa indeks atau koefisien penggali tidak relevan lagi dengan kebutuhan analisis pekerjaan. Metoda yang digunakan untuk mengantisipasi hal ini adalah dengan melakukan modifikasi nilai indeks yang diambil berdasarkan pengalaman kerja. Sementara SNI Analisa Biaya Konstruksi yang diresmikan tahun 2002, umumnya belum digunakan sebagai acuan karena dianggap belum dikenal secara Umum dan belum mengakomodasi semua jenis pekerjaan. (iii) Tingkat pengulangan akan mempengaruhi produktivitas kerja, yaitu bahwa pada saat pekerjaan dilakukan pertama kali oleh sekelompok tukang umumnya akan memakan waktu lebih lama dibandingkan pekerjaan serupa yang dilakukan kedua kalinya, ketiga kalinya dan seterusnya. Semakin sering perkerjaan dilakukan, seorang tukang akan semakin ahli dan memahami tingkat kesulitan sehingga pekerjaan tersebut semakin cepat diselesaikan. Akan tetapi hubungan antara jumlah pengulangan dan waktu produktivitas tidak selalu linear, terdapat titik optimum, dimana pada pengulangan tertentu waktu pelaksanaan terendah dan kemudian pada pengulangan berikutnya waktu kerja menjadi naik kembali. 6. DAFTAR PUSTAKA Hendrickson, Chris (2003), Project Management for Construction, Department of Civil and Environmental Engineering, Carnegie Mellon University, Pittsburgh

Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

22

......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna

Peurifoy, Robert L. & Oberlender, Garold D. (2002) Estimating Construction Costs Mc Graw Hill, Fifth Edition Puslitbang Permukiman (2004) Laporan Final Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang , Baja Dan Bahan Komposit (lwlom, Lantai, Dinding) Untuk Bangunan Gedung, Laporan Proyek Pengembangan Teknologi Permukiman dan Perkotaan Tahun Anggaran 2004, Departemen Kimpraswil, Balitbang, Puslitbangkim. Sinclair, Neil, Philips Artin, Stewart Mulford (2002) Construction Cost Data Workbook, Conference on the International Comparison Program World Bank, Washington, D.C

Kajian Indeks Biaya Konstruksi Pekerjaan Beton Bertulang Dan Baja Untuk Konstruksi Bangunan Gedung

23

Anda mungkin juga menyukai