Anda di halaman 1dari 12

HARA

Oleh: Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten : Fransisca Dita Karina : B1J011064 : III :2 : Hetti

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN II

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2013

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman memerlukan unsur hara untuk hidup, tumbuh, dan

menyelesaikan siklus hidupnya. Kekurangan salah satu dari unsur hara itu akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur hara yang memiliki karakter seperti ini disebut sebagai unsur hara esensial. Gardner et al. (1991) dan Salisbury et al. (1992) menyebut 13 unsur hara esensial yang terbagi menjadi unsur hara mikro (Mo, Cu, Zn, Mn, Fe, Bo, dan Cl) dan unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, S). Selain itu, ada unsur O2,H2, dan C yang oleh Bonner and Varner (1965) juga dimasukkan sebagai unsur hara esensial. Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat terlihat dari penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan akar, batang atau daun yang terhambat (kerdil) dan klorosis pada berbagai organ tanaman. Walaupun kekurangan unsur hara dapat menyebabkan gangguan pada fungsi dan pertumbuhan akar, gejala yang umum dilaporkan adalah gejala yang tampak pada bagian tajuk tanaman, karena gejala pada tajuk ini lebih mudah diamati dan memberikan manfaat praktis bagi petani. Gejala kekurangan suatu unsur hara yang ditampakkan tanaman tidak selalu sama. Gejala tersebut dapat berbeda, tergantung spesies tanaman, tingkat keseriusan masalah, dan fase pertumbuhan tanaman. Di samping itu, tanaman dapat mengalami kekurangan dau unsur hara atau lebih pada saat yang bersamaan, sehingga gejala yang ditampakkan oleh tanaman menjadi lebih kompleks. Pada dasarnya gejala kekurangan unsur hara tergantung pada 2 hal utama, yakni: [1] fungsi dari unsur hara tersebut dan [2] kemudahan unsur hara tersebut untuk ditranslokasikan dari daun tua ke daun muda. Kemudahan suatu unsur hara untuk ditranslokasikan tergantung pada solubilitas (kelarutan) dari bentuk kimia dari unsur tersebut di dalam jaringan tanaman dan kemudahannya untuk dapat masuk ke dalam pembuluh floem (Lakitan, 2004). Rumput Teki (Cyperus rotundus) atau terkadang disebut Teki, Mota, Koreha wai, Rukut Teki, Rukut Wuta adalah rumput palsu (batang segitiga) yang

dapat hidup sepanjang tahun dengan ketinggian 10 sampai dengan 75 cm. Beberapa negara memberi nama tanaman ini: Musta, Mustaka, Mutha, Mothan, Nagamothan, Xiang Fu, Nutgrass, Tirirca, Tagernut, Hama-Suge, So Ken Chiu, Tage-Tage. Tanaman ini biasanya tumbuh liar di kebun, ladang ataupun tempat lain dengan ketinggian sampai 1000 meter dari permukaan laut. Tanaman ini mudah dikenali karena bunga-bunganya berwarna hijau kecoklatan, terletak di ujung tangkai dengan tiga tunas helm benang sari berwarna kuning jernih, membentuk bunga-bunga berbulir, mengelompok menjadi satu berupa payung. Ciri khasnya terletak pada buah-buahnya yang berbentuk kerucut besar pada pangkalnya, kadang-kadang melekuk berwarna coklat, dengan panjang 1,5 - 4,5 cm dengan diameter 5 - 10 mm. Daunnya berbentuk pita, berwarna mengkilat dan terdiri dari 4-10 helai, terdapat pada pangkal batang membentuk rozel akar, dengan pelepah daun tertutup tanah. Pada rimpangnya yang sudah tua terdapat banyak tunas yang menjadi umbi berwarna coklat atau hitam. Rasanya sepat kepahit-pahitan dan baunya wangi. Umbi-umbi ini biasanya mengumpul berupa rumpun (Ekasari, 2007).

B. TUJUAN Tujuan dari praktikum Hara ini adalah untuk mengetahui unsur-unsur hara dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman.

II. MATERI DAN METODE A. Materi Materi yang diamati pada praktikum Hara adalah tanaman rumput teki (Cyperus rotundus), larutan baku unsur hara ( Fe EDTA, FeCl3, -Ca, -S, -Mg, -K, -N, -P, -Fe, dan hara mikro) dan akuades. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah 10 botol gelap, 10 sumbat botol dari kapas, gelas ukur, penggaris, kertas label.

B. Metode 1. Rumput teki dibersihkan dari tanah. 2. Diukur panjang masing-masing rumput teki lalu dicatat panjangnya. 3. Botol gelap untuk tempat tanaman dibersihkan dari kotoran. 4. Botol ditandai dengan kertas label, masing-masing untuk larutan hara Fe EDTA, FeCl3, -Ca, -S, -Mg, -K, -N, -P, -Fe, dan hara mikro. 5. Tanaman rumput teki dimasukan ke dalam botol. 6. Botol diisi sampai batas akar dengan larutan-larutan hara tersebut sesuai dengan labelnya masing-masing dan batas permukaan hara ditandai dengan spidol. 7. Diamati batas permukaan unsur hara dan diukur tinggi tanaman setiap minggu samapai minggu kedua.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Panjang Akar Terpanjang 0.53333 FK 3 4.54666 JK Total 7 JK perlakuan 1.16 3.38666 JK Galat 7 F Table Fhitung Perlakuan Galat Total 2. Jumlah akar FK JK Total JK perlakua n JK Galat SR Perlakua n Galat Total 20.83 33 68.16 67 11.5 56.66 67 dB 9 20 29 JK 11.5000 00 56.6666 67 68.1666 67 KT 1.2777 78 2.8333 33 F Table 0.05 0.01
ns

SR

dB

JK

KT 0.12888 9 0.16933 3
ns

0.05 0.01 2.39 3.46

9 20 29

1.160000 3.386667 4.546667

0.761154856

Fhitung 0.45098 04

2.39

3.46

3. Tinggi Tanaman 39.445 FK 33 144.05 JK Total 47 JK perlaku 41.854 an 67 JK Galat 102.2 F Table Fhitung Perlaku an Galat Total 9 20 29 41.85466 7 102.2000 00 144.0546 67 4.6505 19 5.11 0.91008190 2
ns

SR

dB

JK

KT

0.05 2.39

0.01 3.46

B. Pembahasan Tanaman memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman. Berbeda dengan manusia yang menggunakan bahan organik, tanaman menggunakan bahan anorganik untuk mendapatkan energi dan pertumbuhannya. Dengan fotosintesis, tanaman mengumpulkan karbon yang ada di atmosfir yang kadarnya sangat rendah, ditambah air yang diubah menjadi bahan organik oleh klorofil dengan bantuan sinar matahari. Unsur yang diserap untuk pertumbuhan dan metabolisme tanaman dinamakan hara tanaman. Mekanisme perubahan unsur hara menjadi senyawa organik atau energi disebut metabolsime. Dengan menggunakan hara, tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau berhenti sama sekali. Disamping itu umumnya tanaman yang kekurangan atau ketiadaan suatu unsur hara akan menampakkan gejala pada suatu organ tertentu yang spesifik (Dwijdoseputro, 1980). Unsur hara yang memiliki karakter seperti ini disebut sebagai unsur hara esensial. Gardner et al. (1991) dan Salisbury et., al. (1992) menyebut 13 unsur hara esensial yang terbagi menjadi unsur hara mikro (Mo, Cu, Zn, Mn, Fe, Bo, dan Cl) dan unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, S). Selain itu, ada unsur O2,H2, dan C yang oleh Bonner and Varner (1965) juga dimasukkan sebagai unsur hara esensial. Mekanisme penyediaan unsur hara dalam tanah melalui tiga mekanisme, yaitu: 1. Aliran Massa (Mass Flow) Mekanisme aliran massa adalah suatu mekanisme gerakan unsur hara di dalam tanah menuju ke permukaan akar bersama-sama dengan gerakan massa air. 2. Difusi Peristiwa pergerakan unsur hara yang terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi unsur hara tersebut dikenal dengan mekanisme penyediaan hara secara difusi. 3. Intersepsi Akar Akar tanaman tumbuh dan memanjang, sehingga memperluas jangkauan akar tersebut. Perpanjangan akar tersebut menjadikan permukaan akar lebih

mendekati posisi dimana unsur hara berada, baik unsur hara yang berada dalam larutan tanah, permukaan koloid liat dan permukaan koloid organik. Lakitan (1993) menyatakan gejala defisiensi hara dapat berupa pertumbuhan akar, batang, atau daun yang terhambat (kerdil) dan klorosis atau nekrosis pada berbagai organ tanaman. N sebagai penyusun protein dan Mg sebagai penyusun klorofil, sehingga defisiensinya dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan dan klorosis. Tjitrosomo (1985) juga menyatakan defisiensi salah satu unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman akan menyebabkan terganggunya metabolisme sehingga menghambat pertumbuhan. Tanaman yang kekurangan unsur K menunjukan gejala klorosis, disamping tepi daun mengering akibat rendahnya kandungan air dalam daun. Fungsi K dalam metabolisme tumbuhan adalah sebagai katalisator dan memegang peranan penting dalam sintesis protein dari asam-asam amino dan metabolisme hidrat arang. Kekurangan unsur kalsium (Ca) pada tanaman akan menampakan gejala klorosis ditandai daun yang menguning dan akhirnya mati. Ca diperlukan untuk pertumbuhan meristem dan menjamin pertumbuhan serta berfungsinya ujung-ujung akar yang wajar (Prawiranata, 1989). Defisiensi sulfur (S) akan menimbulkan klorosis pada daun muda dan menghambat pertumbuhan tanaman (Tjitrosomo, 1985). Sedang Kekurangan unsur nitrogen (N) menyebabkan tajuk daun berwarna hijau terang, daun tua menguning, kering dan berwarna coklat muda. Tanaman yang kekurangan N daunnya akan layu dan tampak kuning (Lakitan 1993). Kekurangan unsur Fe menyebabkan klorosis pada daun, lembaran daun menjadi kuning tetapi tulang taun tetap hijau. Kekurangan unsur Magnesium (Mg) akan mengakibatkan daun berwarna kekuningan atau klorosis. Hal ini terjadi karena Mg menyebabkan tanaman tidak mampu berfotosintesis dengan baik (Tjitrosomo, 1985). Peranan Phospor (P) dalam tanaman penting untuk pembentukan phosphoipid dan nukleoprotein. Kekurangan phospor mengakibatkan pertumbuhan terhambat, daun berwarna hijau tua, akumulasi hidrat arang dan ikatan hidrogen. Kekurangan P pada tanaman adalah pada lembaran daun tampak bagian yang mati dan akhirnya rontok serta tanaman menjadi kerdil dan akar yang sedikit (Parawinata, 1989). Unsur mikro diperlukan

dalam jumlah sedikit, namun ketiadaan unsur mikro dapat menyebabkan tanaman menjadi layu dan akhirnya mati. Jadi unsur mikro merupakan kebutuhan dari tanaman untuk melangsungkan hidupnya dalam konsentrasi tertentu dan relatif sedikit (Poerwowidodo, 1992). Berdasarkan dari hasil praktikum didapatkan hasil bahwa ketiga parameter yang menunjukkan data yang non signifikan yang berarti perlakuaan penambahan dan pengurangan unsur hara terhadap pertumbuhan tanaman rumput teki (Cyperus rotundus) tidak berpengaruh. Hal hasil tidak sesuai dengan pernyataan Lakitan (2004), yaitu jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat terlihat dari penyimpanganpenyimpangan pada pertumbuhannya.

IV. KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. 2. Unsur hara essensial (makro dan mikro) adalah faktor yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Gejala defisiensi unsur hara esensial antara lain pertumbuhan akar, batang, daun yang terhambat, klorosis dan nekrosis pada daun.

DAFTAR REFERENSI Bonner, J and Vanner, J. E. 1965. Plant Biochemistry. Academic Press, New York Dwijoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia, Jakarta. Gardner, F.P. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia (UI Press). Jakarta. Lakitan, Benyamin. 2004. Dasar dasar Fisiologi Tumbuhan. Cetakan Kelima. PT Raja Grafindo Perkasa. 69-71. Prawiranata, W. 1989. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan II. IPB. Bandung. Poerwowidodo. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Angkasa. Bandung. Salisburi, F. B dan C.W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Terjemahan oleh Diah R. Lukman dan Sumaryono, 1995. ITB. Bandung. Scagel, Carolyn F. 2011. Effects of Irrigation Frequency and Nitrogen Fertilizer Rate on Water Stress, Nitrogen Uptake, and Plant Growth of Containergrown Rhododendron. HORTSCIENCE 46(12):15981603. Tjitrosomo, S. S. 1985. Botani Umum 2. Angkasa. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan LAMUN
    Laporan LAMUN
    Dokumen13 halaman
    Laporan LAMUN
    Irena Ulva Maharani
    Belum ada peringkat
  • Injeksi KKN
    Injeksi KKN
    Dokumen11 halaman
    Injeksi KKN
    Indrasti Banjaransari
    Belum ada peringkat
  • FISTUM 2 Tumbuhan Dan Lingkungan Edit
    FISTUM 2 Tumbuhan Dan Lingkungan Edit
    Dokumen29 halaman
    FISTUM 2 Tumbuhan Dan Lingkungan Edit
    Irena Ulva Maharani
    Belum ada peringkat
  • ACARA 8 Fix
    ACARA 8 Fix
    Dokumen11 halaman
    ACARA 8 Fix
    Irena Ulva Maharani
    Belum ada peringkat
  • Acara 2
    Acara 2
    Dokumen11 halaman
    Acara 2
    Irena Ulva Maharani
    Belum ada peringkat
  • Hasil Dan Pembahasan Spektro
    Hasil Dan Pembahasan Spektro
    Dokumen6 halaman
    Hasil Dan Pembahasan Spektro
    Irena Ulva Maharani
    Belum ada peringkat
  • Cacingg
    Cacingg
    Dokumen7 halaman
    Cacingg
    Irena Ulva Maharani
    Belum ada peringkat
  • ACARA 6 Fix
    ACARA 6 Fix
    Dokumen9 halaman
    ACARA 6 Fix
    Irena Ulva Maharani
    Belum ada peringkat
  • Acara 2
    Acara 2
    Dokumen13 halaman
    Acara 2
    Irena Ulva Maharani
    Belum ada peringkat
  • Cacingg
    Cacingg
    Dokumen7 halaman
    Cacingg
    Irena Ulva Maharani
    Belum ada peringkat