Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH AGAMA

ARTI PENTING ISLAM DALAM KEHIDUPAN UMAT MANUSIA

DISUSUN OLEH : (KELOMPOK 1) ADE SRI MARYATI AGUNG REJEKI AHMAD MUHZIDDIN ARIFATUN NIKMAH (050110a002) (050110a003) (050110a005) (050110a008)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2012

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Islam adalah agama dari Tuhan, berisi tuntunan hidup yang diwahyukan kepada hambaNya untuk seluruh ummat manusia. Karena untuk tegaknya kehidupan manusia di atas planet bumi ini diperlukan dua hal: Pertama: Terpenuhinya kebutuhan pokok berikut sumber-sumbernya untuk menjamin kelangsungan hidup, dan kecukupan material yang dibutuhkan oleh perseorangan dan masyarakat. Kedua: Mengetahui dasar-dasar pengetahuan tentang tata-cara hidup perseorangan dan masyarakat-masyarakat, agar terjamin berlakunya keadilan dan ketentraman dalam masyarakat dan kebudayaan. Masih banyak kalangan masyarakat yang belum memahami benar akan letak dari hakekat kebenaran Islam dan akan hikmah-hikmah ajarannya yang cocok dan serasi dengan fitrah manusia, seolah-olah terdapat tabir tebal dimukanya dalam memandangi ajaran Islam. Bahkan tidak sedikit orang-orang Islam sendiri terdapat di antara mereka yang tertutup tabir kegelapan itu. Apabila orang Islam yang menemukan dan mengemukakan hakekat kebenaran ajaran Islam dan keserasiannya dalam mengatur kehidupan manusia pribadi dan masyarakat, maka hal itu sudah sewajarnya akan tetapi mungkin juga dinilainya terlalu subjektip dan memihak karena mereka dianggap intern Islam yang selalu memuji agamanya sendiri. Sebaliknya apabila penilaian terhadap Islam itu dilakukan dan dinyatakan oleh orang-orang di luar Islam atau oleh orang-orang yang karena keinginannya mencari kebenaran dan melakukan penyelidikan akan ajaran Islam lalu menemui keindahan dan kebenaran ajaran Isalm, maka sungguh pengakuan dan hasil penemuannya itu sulit dnngkari kebenaran dan kejujurannya serta patut dihargai pendapat-pendapatnya yang jujur dan ikhlas itu untuk dijadikan bahan berharga terutama bagi cerdik pandai dalam mencari kebenaran bagi pedoman tata kehidupannya.

B. RUMUSAN MASALAH Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah Hubungan Manusia Dengan Agama. Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada : 1. 2. 3. 4. 5. Pengertian agama islam Dasar dasar Ajaran Islam Alasan memilih agama islam Peranan agama islam dalam kehidupan manusia Akibat jika kehidupan tanpa didasari agama

C. TUJUAN PENULISAN Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengertian agama 2. Untuk mengetahui peran penting agama dalam kehidupan 3. Untuk mengetahui hubungan kehidupan dengan agama

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Agama Islam Agama menurut bahasa sangsakerta, agama berarti tidak kacau (a = tidak gama = kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan. Didunia barat terdapat suatu istilah umum untuk pengertian agama ini, yaitu : religi, religie, religion, yang berarti melakukan suatu perbuatan dengan penuh penderitaan atau mati-matian, perbuatan ini berupa usaha atau sejenis peribadatan yang dilakukan berulang-ulang. Istilah lain bagi agama ini yang berasal dari bahasa arab, yaitu addiin yang berarti : hukum, perhitungan, kerajaan, kekuasaan, tuntutan, keputusan, dan pembalasan. Kesemuanya itu memberikan gambaran bahwa addiin merupakan pengabdian dan penyerahan, mutlak dari seorang hamba kepada Tuhan penciptanya dengan upacara dan tingkah laku tertentu, sebagai manifestasi ketaatan. Dari sudut sosiologi, mengartikan agama sebagai suatu kumpulan keayakinan warisan nenek moyang dan perasaan-perasaan pribadi, suatu peniruan terhadap modus-modus, ritual-ritual, aturan-aturan, konvensi-konvensi dan praktek-praktek secara sosial telah mantap selama genarasi demi generasi. Sedangkan menurut M. Natsir1 agama merupakan suatu kepercayaan dan cara hidup yang mengandung faktor-faktor antara lain : a) Percaya kepada Tuhan sebagai sumber dari segala hukum dan nilai-nilai hidup. b) Percaya kepada wahyu Tuhan yang disampaikan kepada rosulnya. c) Percaya dengan adanya hubungan antara Tuhan dengan manusia. d) Percaya dengan hubungan ini dapat mempengaruhi hidupnya sehari-hari. e) Percaya bahwa dengan matinya seseorang, hidup rohnya tidak berakhir. f) Percaya dengan ibadat sebagai cara mengadakan hubungan dengan Tuhan. g) Percaya kepada keridhoan Tuhan sebagai tujuan hidup di dunia ini. Sementara agama islam dapat diartikan sebagai wahyu Allah yang diturunkan melalui para Rosul-Nya sebagai pedoman hidup manusia di dunia yang berisi Peraturan perintah dan larangan agar manusia memperoleh kebahagaian di dunia ini dan di akhirat kelak. Islam dalam bahasa Arab, berarti tunduk dan menyerah atau taat. Sebagai satu agama, Islam berdiri di atas dasar menyerahan diri sepenuhnya dan taat kepada AIlah s.w.t. Itulah pula sebabnya, makanya agama ini dinamakan Islam. Islam juga berarti selamat dan sejahtera. Pengertian ini menunjukkan bahwa, manusia tidak akan dapat mencapai keselamatan dan kesejahteraan yang sebenarnya, kecuali dengan jalan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah s.w.t.

Cara hidup seperti inilah, yang tetap di bawah naungan ketaatan kepada Allah s.w.t., hidup yang selalu diliputi ketenangan jiwa bagi perseorangan dan kesejahteraan/ketentraman bagi masyarakat.

}82{ }83{
Artinya : Orang-orang yang beriman, yang berhati tenang dengan ingat kepada Allah. Ingatlah bahwa hati akan tenang dengan mengingat Allah. Orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, kebahagiaanlah untuk mereka dan tempat kembali (Surga) yang baik. (Ar-Ra'd, 28 - 29)

Allah telah menyempurnakan agama ini bagi kita, dan menyempurnakan nikmat ini dengannya, serta ridho terhadap islam sebagai agama kita; maka barangsiapa yang menerima agama ini, ia bahagia di dunia dan nanti di akherat masuk syurga. Dan barangsiapa yang mengingkarinya ia sengsara di dunia, dan di akherat masuk neraka. Allah tidak akan pernah menerima agama dari seorang pun selain agama islam. 1. Allah I berfirman (Q.S Al Maidah, 5: 3) :

}3{
Artinya : Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah

kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

2. Allah I berfirman (Q.S Al Imran, 3: 85) :

}28{
Artinya : Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

2. Dasar- dasar ajaran islam Konsep yang pokok dalam Islam ialah bahwasanya seluruh alam ini, Tuhanlah yang telah menjadikan, menguasai dan mengawasinya, bahwasanya Dia adalah Maha Tunggal, tidak ada yang menyertai dalam kesucian-Nya. Dia telah menciptakan manusia dan menentukan ajalnya, dan bahwasanya Allah s.w.t. telah menyediakan untuk seluruh alam jalan hidup yang lurus, sekaligus memberikan kebebasan mutlak kepada hamba-Nya untuk mengikuti atau mengingkarinya. Barang siapa yang mengikuti jalan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang Muslimin dan Mukminin, dan barangsiapa yang tidak mengikutinya, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir yang mengingkari kebenaran. Orang telah memeluk Islam, apabila ia telah menyaksikan dengan sepenuh keimanan atas ke-Esaan Allah dan bahwa Muhammad s.a.w. adalah Rasulullah. Kedua kepercayaan ini tersimpul dalam kalimat: Tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah Utusan Allah. Bagian pertama kalimat ini memberikan konsep Tauhid (ke-Esaan Tuhan), dan bagian kedua adalah kesaksian atas kerasulan Muhammad s.a.w. Tauhid adalah akidah revolusioner yang menjiwai seluruh ajaran Islam; akidah yang meyakinkan bahwasanya seluruh alam ini kepunyaan Tuhan Yang Maha Esa dan

seluruhnya berada di bawah kekuasaan-Nya, Dzat yang Azaly, tiada permulaan dalam wujudnya, tidak dibatasi tempat dan waktu, mengatur seluruh dunia dengan segenap manusia yang ada di atasnya. Allah berfirman :

}82{ }88{
Artinya : Hai sekalian manusia! Sembahlah Tuhan kamu yang telah menjadikan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, supaya kamu dapat menjaga diri. Tuhan yang telah menjadikan buat kamu bumi yang menghampar dan langit yang memayung, dan Dia telah menurunkan air dan langit, lalu dengan air itu Dia mengeluarkan buah-buahan sebagai rizqi buat kamu. Maka oleh karena itu, janganlah kamu menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (Al-Baqarah 21-22)

Itulah akidah asasi (kepercayaan pokok) yang diserukan oleh Muhammad s.a.w. kepada seluruh ummat manusia, supaya menjadi pegangan hidupnya. Akidah ini logis dan menyeluruh, dapat memecahkan segala persoalan alam, dan menunjukkan bahwa alam ini tunduk di bawah satu hukum kekuasaan tertinggi. Akidah ini memberikan gambaran umum yang sesuai dengan kenyataan bahwa seluruh isi alam ini satu sama lain saling melengkapi; berbeda sepenuhnya dengan pandangan yang sepotong-potong dari ilmuwan dan para filsuf, dan dapat menyingkap tabir rahasia yang sebenarnya. Setelah berabad-abad lamanya manusianberada dalam kegelapan, mulailah sekarang manusia dapat menemukan hakikat itu sedikit demi sedikit berdasarkan konsep akidah ini, dan pikiran ilmiah modern pun terus bergerak kearah ini.( Francies Mason. (Fd) "The Great Design," Duckworth, London). Akidah ini bukan sekedar konsep metaphisic atau kumpulan kata-kata yang tidak berarti. Akidah ini adalah suatu kepercayaan yang dynamis dan doktrin yang revolusioner. Akidah ini mengandung pengertian bahwa semua manusia adalah ciptaan Allah dan semua mereka adalah sama. Sikap-sikap diskriminatif berdasarkan warna kulit, kelas-kelas sosial, suku bangsa, bangsa atau daerah asal kelahiran itu

tidak ada dasarnya, dan sikap atau pandangan seperti itu adalah warisan zaman jahiliyah yang telah mengikat manusia kepada perbudakan. Manusia seluruhnya merupakan satu keluarga yang diurus Allah s.w.t., sehingga tidaklah sepatutnya ada dinding pemisah di antara sesama mereka. Manusia semuanya sama, tidak ada perbedaan golongan borjuis atau proletar, kulit putih atau kulit hitam, bangsa Aria atau bukan Aria, orang Barat atau orang Timur. Islam telah memberikan konsep revolusioner tentang kesatuan ummat manusia. Dan kebangkitan Rasulullah s.a.w. itu tidak lain hanya untuk mempersatukan seluruh alam di bawah kalimat Allah, dan untuk membangkitkan kehidupan baru di dunia yang sudah mati. Firman Allah s.w.t.:

Artinya : Berpegang teguhlah kamu sekalian kepada agama Allah dan janganlah kamu

}203{

bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepada kamu, tatkala kamu bermusuhmusuhan, lalu Allah melembutkan hati kamu semua sehingga atas karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. (Ali Imran 103)

Dengan demikian, maka dapatlah dikatakan bahwa pokok asasi akidah Islam itu ada tiga, yaitu: 1. Iman atau percaya atas ke-Esaan Allah. 2. Iman atau percaya bahwa Muhammad itu Utusan Allah. 3. Iman atau percaya akan adanya kehidupan akhirat dan adanya hisab pada hari kiamat. Maka barang siapa yang beriman kepada tiga pokok tersebut, dia adalah orang Muslim, dan kesemuanya dituangkan dalam kalimat:

"LAA ILAAHA ILLALLAAH, MUHAMMADUR-RASULULLAAH"

3. Alasan memilih agama islam

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa kita perlu memilih agama islam di antaranya: Pertama: Mudah, Rasional dan Praktis Islam adalah agama yang tidak dicampuri mitologi. Ajaran-ajarannya mudah dimengerti. Islam bebas dari takhayul dan setiap kepercayaan yang bertentangan dengan akal yang sehat. Ke-Esaan Tuhan, ke-Rasulan Muhammad s.a.w. dan konsep kehidupan sesudah mati adalah dasar pokok akidah Islam. Semua itu beralasan kuat dan logis. Dan seluruh ajaran Islam adalah lanjutan dari dasar-dasar kepercayaan ini, semuanya mudah difahami dan lurus. Dalam Islam tidak ada kekuasaan pendeta, tidak ada yang samar-samar dan tidak ada upacara-upacara atau peribadatan yang sulit. Semua orang dapat membaca langsung Kitabullah (Al-Qur'an) dan melaksanakannya dalam praktek.1 Islam selalu menganjurkan supaya orang berpikir, mempertimbangkan setiap urusan sebelum dilaksanakan, membahas keadaan yang sebenarnya dan berusaha mendapatkan ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam. Al-Qur'an menganjurkan supaya orang berdo'a:

}221{
Artinya : Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Tuhanku! Tambahlah ilmu pengetahuanku! (Toha: 114)

Kedua: Bersatunya Benda dan Rohani Islam tidak memberikan garis pemisah antara benda dan rohani. Islam memandang hidup ini sebagai satu kesatuan yang mencakup kedua-duanya, sehingga Islam tidak merupakan penghalang antara manusia dan kepentingan hidupnya, bahkan Islam mengatur seluruh urusan hidup. Islam tidak mengakui adanya larangan dan tidak menuntut supaya orang menjauhi kehidupan materi. Bahkan Islam menunjukkan jalan ke arah kesempurnaan rohani bukan dengan jalan menjauhi kehidupan materi. Bahkan Islam menunjukkan jalan ke arah kesempurnaan rohani bukan dengan jalan menjauhkan diri dari kehidupan duniawi, tetapi dengan jalan taqwa kepada Allah dalam seluruh kebutuhan hidup yang beraneka-ragam,1 sebagaimana dihikayatkan dalam Al-Qur'an mengenai hamba-hamba Allah yang saleh:

Artinya : Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Tuhan-Ku! Berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa neraka. Mereka itulah yang mendapat bagian (pahala) dari apa yang mereka lakukan, dan Allah itu cepat hisab-Nya. (Al-Baqarah 201-202)

}808{ } 802{

Ketiga: Jalan Hidup yang Sempurna Islam bukan satu agama yang hanya mempunyai ruang lingkup kehidupan pribadi manusia, seperti yang disalahartikan oleh banyak orang. Islam adalah satu jalan-hidup yang sempurna, meliputi semua lapangan hidup kemanusiaan. Islam memberikan bimbingan untuk setiap langkah kehidupan perorangan maupun masyarakat, material dan moral, ekonomi dan politik, hukum dan kebudayaan, nasional dan internasional. Agama telah memperlemah naluri sosial kemanusiaan dan kepekaan moral dengan jalan pemisahan apa yang untuk Tuhan dari apa yang untuk Kaisar." Islam menolak sepenuhnya konsep pemisahan agama seperti itu, dan jelas menyatakan bahwa tujuannya ialah menyempurnakan jiwa dan membentuk masyarakat.1

}88{
Artinya : Sungguh Aku telah mengutus Rasul-rasul-Ku dengan membawa penjelasan, dan Aku telah menurunkan bersama mereka Kitab dan keadilan, supaya manusia menegakkan keadilan, dan Aku telah menyediakan besi yang mengandung bahaya besar dan manfaat yang banyak bagi manusia, dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong agama-Nya dan rasul-Nya, walaupun agama itu ghaib. Sesungguhnya Allah itu Maha Kuat dan Maha Perkasa. (Al-Hadid 25)

Keempat: Ada keseimbangan antara perorangan dan kemasyarakatan Ada satu keistimewaan yang bersifat unik bagi Islam, yaitu bahwa agama ini membina keseimbangan antara kepentingan perorangan dan kepentingan kemasyarakatan. Islam menjamin hak-hak azasi manusia dan tidak membenarkan siapapun juga untuk merobek-robek atau menguranginya. Islam juga menjamin

perkembangan yang baik kepribadian manusia, sebagai salah satu tujuan utama dari kebijaksanaan pendidikannya.1 Islam tidak setuju dengan pandangan bahwa manusia harus melenyapkan kepribadiannya, meleburkan diri dalam masyarakat atau negara. Al-Qur'an menyatakan:

Dan dalam harta kekayaan mereka ada bagian hak yang dibutuhkan oleh yang meminta dan miskin. (Adz-Dzariyat 19)

}23{

Jadi zakat itu adalah sebagian harta yang menjadi hak masyarakat. Dan jihad (berjuang) dalam Islam itu wajib. Ini berarti bahwa setiap orang diharuskan berkorban, sampai dengan jiwanya sekalipun, untuk mempertahankan kejayaan Islam dan negaranya. Kelima: Universal dan Kemanusiaan. Risalah Islam adalah untuk seluruh ummat manusia. Tuhan, dalam ajaran Islam, adalah Tuhan seluruh alam.1 Firman Allah:

}8{
Artinya : Segala puji bagi Allah, Tuhan yang mengurus seluruh alam (Al-Fatihah 2)

dengan jiwanya sekalipun, untuk mempertahankan kejayaan Islam dan negaranya. Dan firman-Nya:

Artinya : Maha Tinggi Tuhan yang telah menurunkan Al-Qur'an kepada hamba-Nya, supaya menjadi peringatan bagi seluruh alam. (Al-Furqan 1)

}2{

Dan firiman-Nya lagi:

}201{
Artinya : Tidaklah Aku mengutus engkau, melainkan sebagai rahmat untuk seluruh alam. (Al-Anbiya 107)

Jadi, Islam itu berpandangan internasional dan tidak mengakui adanya garis-garis pemisah dan perbedaan-perbedaan seperti pada zaman jahiliyah. Islam menginginkan adanya kesatuan seluruh kemanusiaan di bawah satu bendera, dan dalam dunia yang telah dirusak dengan persaingan-persaingan dan permusuhanpermusuhan kebangsaan ini Islam merupakan tuntunan hidup dan harapan kebahagiaan di hari yang akan datang. Keenam: Stabil dan Berkembang Kenyataan membuktikan bahwa memang hidup itu tidak semata-mata stabil dalam arti tidak berkembang, tidak pula berkembang dan berubah secara keseluruhan. Sebab soal-soal pokok kehidupan itu tetap, akan tetapi cara-cara penyelesaian dan tehnik penanganannya berbeda-beda, sesuai dengan perkembangan zaman. Islam menjamin kedua hal itu berjalan secara teratur. AlQur'an dan Sunnah mengandung petunjuk-petunjuk abadi dari Tuhan Rabul'alamin, Tuhan yang tidak dibatasi oleh zaman dan tempat memberi petunjuk-petunjuk yang bertalian dengan kepentingan perorangan maupun yang bertalian dengan masyarakat, sesuai sepenuhnya dengan alam yang diciptakan Allah s.w.t. Dengan demikian maka petunjuk-petunjuk itu bersifat azali dan abadi (kekal).1 Jadi dasar dan pokok ajaran itu tetap tidak berubah, hanya cara-cara pelaksanaannya mungkin berubah, sesuai dengan kebutuhan hidup pada setiap zaman. Itulah rahasianya, mengapa Islam itu tetap segar dan modern, sesuai dengan perkembangan zaman yang mana dan kapanpun. Ketujuh: Ajaran-ajaran Terpelihara dari Perubahan. Dan akhirnya, masih ada satu rahasia penting, ialah bahwa ajaran-ajaran Islam dalam Al-Qur'an tetap atas dasar dan nash-nya yang semula sebagaimana yang diturunkan Allah, Tuhan semesta alam. Manusia tetap memperoleh petunjuk-petunjuk di dalamnya, sebagai yang dikehendaki Allah, tanpa perubahan atau pergantian sedikitpun. Al-Qur'an tetap sebagaimana yang diturunkan Allah dan tetap berada di tengah-tengah kita, hampir 14 abad lamanya. Kalimat Allah tetap kalimat Allah, dalam bentuknya yang semula. Dan keterangan terperinci tentang kehidupan Nabi Islam dan ajaran-ajarannya telah dikenal berabad-abad dalam bentuknya yang orisinal. Hal itu diakui oleh para kritikus non Muslim.2 Profesor Reynold A. Nicholson dalam bukunya "Literary History of the Arabs" menyatakan: "Al-Qur'an adalah suatu dokumen kemanusiaan yang luar biasa, menerangkan setiap phase hubungan Muhammad dengan segala kejadian yang dihadapinya selama hidupnya, sehingga kita mendapat bahan yang unik dan tahan uji keasliannya, sehingga kita dapat mengikuti perkembangan Islam sejak permulaannya sampai

sekarang. Semua itu tidak ada bandingannya dalam agama-agama Buddha atau Kristen, maupun dalam agama-agama lainnya."1

4. Peranan Agama Islam dalam Kehiduan Manusia Karena mencakup segala aspek kehidupan, Islam menjadi satu-satunya agama sekaligus sistem yang layak dijadikan pedoman hidup. Kelengkapan cakupan aspek kehidupan Islam desebutkan secara rinci dalam Al Quran, yaitu: keyakinan, moral, tingkah laku, perasaan, pendidikan, sosial, politik, ekonomi, militer, dan perundangundangan.

KEYAKINAN Sebagai agama, Islam mengandung konsep keyakinan bahwa Allah Swt. adalah satu-satunya Tuhan. Dia Mahahidup, Maha Berdiri Sendiri, tiada mengantuk, dan tidak pula tidur. Sebagai panduan bagi seorang muslim atas keyakinan ini, Allah menyatakan diri-Nya untuk diyakini seperti dinyatakan dalam Al Quran (QS Al Baqarah, 2: 255).

}888{
Artinya : Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

MORAL AKHLAK

Sebagai agama, Islam mengajarkan penganutnya untuk berkahlak. Yang dimaksud akhlak sendiri dalam Islam adalah Al Quran. Hal ini seperti dicontohkan Rasulullah saw. Artinya, Al Quran adalah akhlak Rasulullah saw. yang memuat panduan akhlak dan perlu diikuti oleh manusia agar mendapatkan rahmat Allah dan kesejahteraan di dunia dan akhirat.

Dalam aspek moral Islam mengatur umatnya melalui Al Quran surat Al Araaf (7) ayat 99.

}33{
Artinya : Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.

TINGKAH LAKU Tingkah laku atau perilaku mewujud melalui aspek gerakan. Hal diwarnai dan ditentukan oleh akidah dan akhlak seseorang. Oleh karena dan perilaku seseorang saling berkaitan dan memberikan gambaran satu Hal ini seperti disabdakan oleh Rasulullah saw. bahwa sekiranya hati khusuk, khusyuk pula anggota badannya. ini sangat itu, akhlak sama lain. seseorang

Dalam aspek perilaku, Islam mengatur umatnya melalui Al Quran surat Al Baqarah (2) ayat 138.

}232{
Artinya : Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terdugaduga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.

PERASAAN Sebagai agama, Islam juga memperhatikan perasaan manusia. Dalam Islam, seluruh perasaan: suka dan duka, cinta dan benci, sedih dan gembira, halus dan kasar, sensitif atau tidak berbanding lurus dengan akidah pemeluknya. Oleh karena itu, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah saw., kesempurnaan iman dan Islam seseorang dalam berperasaan adalah ketika ia berperasaan karena Allah: mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan seterusnya.

Dalam aspek perasaan, Islam mengatur umatnya melalui Al Quran surat Ar Ruum (30) ayat 30.

}30{
Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,

PENDIDIKAN Islam juga mengajarkan bagaimana melakukan pendidikan dan pengajaran kepada manusia. Ada sekian banyak ayat Al Quran dan hadits yang meminta umat Islam untuk belajar. Pendidikan yang dimaksud dalam Islam tidak saja bersifat formal dan terbatas di sekolah, tetapi juga pada setiap waktu, tempat, dan kesempatan.

Dalam aspek pendidikan, Islam mengatur umatnya melalui Al Quran surat Al Baqarah (2) ayat 151,

}282{
Artinya : Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah (As Sunah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.

Ali Imran (3) ayat 164,

}261{
Artinya : Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

dan Al Jumuah (62) ayat 2.

}8{
Artinya : Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,

SOSIAL Kesempurnaan Islam juga dilengkapi ajarannya mengenai hubungan antarmasyarakat. Al Quran demikian rinci menyampaikan hal-hal tersebut. Sebagai contoh, Al Quran menyebutkan bagaimana aturan hubungan antara laki-laki dan perempuan, larangan memperolok-olok orang lain, larangan mengejek orang lain, dan perintah untuk tidak sombong. Islam juga membahas mengenai karakteristik masyarakat Islam yang di dalamnya diatur nilai-nilai Islam.

Dalam aspek sosial, Islam mengatur umatnya melalui Al Quran surat An Nuur (24) ayat 7.

}1{
Artinya : Dan (sumpah) yang kelima: bahwa laknat Allah atasnya, jika dia termasuk orang-orang yang berdusta.

POLITIK Manusia diciptakan Allah sebagai khalifah-Nya di muka bumi. Oleh karena itu, kehidupannya tidak akan bisa lepas dari politik. Islam kemudian mengatur urusanurusan politik ini sebagai bagian dari strategi dan dakwah. Tujuannya adalah untuk menegakkan hukum-hukum Allah di muka bumi.

Dalam aspek politik, Islam mengatur umatnya melalui Al Quran surat Ali Imraan (3) ayat 85-86

}28{ }26{
Artinya : Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. [85] Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-keterangan pun telah datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki orang-orang yang zalim. [86]

dan Yusuf (12) ayat 40).

}10{
Artinya : Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

EKONOMI Ekonomi adalah aspek sangat penting dalam Islam selain politik. Tujuannya ekonomi dalam Islam adalah agar kesejahteraan di masyarakat dapat terwujud. Oleh karena itu, aturan-aturan perekonomian dalam Islam banyak memuat mengenai riba (yang menghancurkan kesejahteraan), urusan utang-piutang, bukti tertulis dalam perniagaan, dan lain-lain.

Dalam aspek Ekonomi, Islam mengatur umatnya melalui Al Quran surat At Taubah (9) ayat 60,

}60{
Artinya : Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orangorang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk

(memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Al Hasyr (59) ayat 7.

}1{
Artinya : Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anakanak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumanNya.

MILITER Islam mewajibkan kepada setiap penyeru kebenaran untuk bersiap siaga, menyiapkan kekuatan, dan berjuang membela kebenaran dan memerangi kebatilan. Hal ini diajarkan Islam untuk melawan pihak-pihak yang menyeru dan melakukan kebatilan. Mereka adalah kaum yang didorong oleh nafsu untuk menciptakan kehancuran.

Dalam aspek militer, Islam mengatur umatnya melalui Al Quran surat Al Anfaal (8) ayat 60

}60{
Artinya : Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan

pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).

dan At Taubah (9) ayat 5-8.

}8{ }6 { }1{ }2 {
Artinya : [9.5] Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orangorang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertobat dan mendirikan salat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [9.6] Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui. [9.7] Bagaimana bisa ada perjanjian (aman) dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyrikin, kecuali dengan orang-orang yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) di dekat Masjidilharam? maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu, hendaklah kamu berlaku lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. [9.8] Bagaimana bisa (ada perjanjian dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyrikin), padahal jika mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (tidak menepati perjanjian).

PERADILAN

Islam mewajibkan kepada umatnya untuk berbuat adil, bahkan kepada diri dan keluarganya sendiri. Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal tersebut, Islam mengatur urusan hukum dan peradilan. Urusan yang berkaitan dengan hukum dan peradilan dalam Islam harus berlandaskan aturan Allah. Tanpa hal tersebut, keadilan sulit terwujud karena hukum hanya menjadi permainan belaka.

Dalam aspek hukum dan peradilan, Islam mengatur umatnya melalui Al Quran surat An Nisaa (4) ayat 65.

}68{
Artinya : Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.

Demikianlah kesempurnaan Islam sebagai pedoman hidup. Agama ini benar-benar melingkupi semua aspek kehidupan.

5. Akibat jika kehidupan tanpa di dasari dengan agama Dunia tanpa agama apa jadinya? Ada dua kemungkinan, makin buruk atau malah makin baik. Pada dasarnya agama diciptakan untuk menyempurnakan akhlak/budi pekerti manusia dan memperbaiki perilaku dan kepribadian manusia. Jadi, tanpa agama, akhlak/budi pekerti manusia akan rusak binasa, ini kemungkinan yang buruk. AKIBAT BAGI ORANG YANG TIDAK BERIMAN KEPADA ALLAH SWT Adapun bagi orang yang tidak beriman kepada Allah swt, akan mengalami kerugian kerugian yang dapat membahayakan dirinya sendiri, bahkan juga merugikan orang lain .

Kerugian kerugian itu antara lain : 1. Orang yang tidak beriman, tidak memiliki pedoman hidup dengan benar, dimana orang itu hatinya tidak akan pernah tenang mudah terbawa ajakan orang, mudah tergoda oleh setan, pandangannya sempit, kadang kadang bisa membawa dirinya kearah frustasi jika mengahadapi masalah. Firman Allah QS surat yusuf ayat 87.

Artinya : Hai anak-anakku, pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".

}21{

2. Orang yang tidak beriman tidak bisa membedakan mana yang halal dan mana yang haram, dan mana yang baik dan mana yang buruk. Sehingga orang seperti ini berbuat dan bertindak sesuka hatinya tanpa melihat kepentingan atau aturan aturan agama ataupun norma norma yang hidup dalam masyarakat. Serta rasa sombong dan takabur menguasai dirinya. Nabi Muhammad saw bersabda:
"Bahwasannya Allah telah mewahyukan kepada ku agar kamu bertawadlu (rendah hati). Janganlah kamu sombong terhadap orang lain dan janglah berlaku curang terhadaporang lain (HR.Bukhori).

3. Orang yang tidak beriman akan bersikap individualistis, yaitu hanya mementingkan dirinya sendiri. Firman Allah QS.Al Imran ayat 180.

Artinya : Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan
Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu

}220{

kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

4. Orang yang tidak beriman menganggap bahwa kehidupan diakhirat itu tidak ada.Firman Allah QS. Al Jaatsiyah 24.

Artinya : Dan mereka berkata: "Kehidupan Ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia

}81{

saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.

5. Orang yang tidak beriman diakhiran akan dimasukkan kedalam neraka sebagai balasan dari sikap mereka yang tidak meyakini Allah swt. Firman Allah dalam surat Fushsilat 27.

Artinya : Maka Sesungguhnya kami akan merasakan azab yang keras kepada orang orang kafir dan kami akan memberi balasan kepada mereka dengan seburuk-buruk pembalasan bagi apa yang Telah mereka kerjakan.

}81{

BAB III KESIMPULAN


Islam adalah agama dari Tuhan, berisi tuntunan hidup yang diwahyukan kepada hambaNya untuk seluruh ummat manusia. Islam juga berarti selamat dan sejahtera. Pengertian ini menunjukkan bahwa, manusia tidak akan dapat mencapai keselamatan dan kesejahteraan yang sebenarnya, kecuali dengan jalan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah s.w.t. Cara hidup seperti inilah, yang tetap di bawah naungan ketaatan kepada Allah s.w.t., hidup yang selalu diliputi ketenangan jiwa bagi perseorangan dan kesejahteraan/ketentraman bagi masyarakat. Demikianlah Islam telah mengeluarkan manusia dari alam khurafat dan kegelapan dan membawa mereka ke dunia ilmu yang terang benderang. Kemudian Islam adalah agama yang praktis, tidak hanya merupakan teori yang kosong, bukan hanya akidah yang harus diimani semata-mata, akan tetapi juga harus dijadikan sumber praktek hidup seharihari, sehingga jiwa yang berisi Iman itu mengalir dalam arus amal perbuatan, seperti mengalirnya air di atas bumi yang subur. Agama Islam tidak hanya berupa kata-kata yang berulang-ulang, berupa dzikir dan puji kepada Allah s.w.t. saja, tetapi harus menjiwai kehidupan manusia seluruhnya. Agar umat islam bisa bangkit menjadi umat yang mampu menwujudkan misi Rahmatan lilalamin maka seyogyanya mereka memiliki pemahaman secara utuh (Khafah) tentang islam itu sendiri umat islam tidak hanya memiliki kekuatan dalam bidang imtaq (iman dan takwa) tetapi juga dalam bidang iptek (ilmu dan teknologi). Pendidikan akhlak ini sangat penting karena menyangkut sikap dan prilaku yang musti di tampilkan oleh seorang muslim dalam kehidupan sehari-hari baik personal maupun sosial (keluarga, sekolah, kantor, dan masyarakat yang lebih luas). Akhlak yang terpuji sangat penting dimiliki oleh setiap muslim (masyarakat sebab maju mumdurnya suatu bangsa atau Negara amat tergantung kepada akhlak tersebut.

BAB IV DAFTAR PUSTAKA


Al-Quran dan terjemahan. Amin, Ahmad,. Ilmu Akhlak, Bulan Bintang, Jakarta. 1968. Bakar Atjeh, Abu. Mutiara Akhlak 1, Bulan Bintang, Jakarta.1968. Dr. H. Syamsu Yusuf LN, M.Pd.. Psikologi Belajar Agama. Pustaka Bani Qurais. Bandung. 2003. Hasan, Ali H.M. Agama Islam. Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelambagaan Agama Islam. 1994/1995. http://forum.republika.co.id/showthread.php?1241-Agama-Islam-Agama-Keyakinan (diakses Senin, 19 Maret 2012, pukul 14.00 wib) http://id.wikipedia.org/wiki/Islam (diakses Senin, 19 Maret 2012, pukul 14.21 wib) http://www.eramuslim.com/khutbah-jumat/mengapa-kita-memilih-islam.htm (diakses Senin, 19 Maret 2012, pukul 15.00 wib)

CATATAN KAKI
1

Rabitah Alam Islamy, Makkah Al Mukarramah (terjemahanMengapa Kami Memilih Islam, cetakan ketiga, oleh Bachtiar Affandi), Jakarta. 1981
2

Nicholson, Reynolld. Literary History of the Arabs. Hal.413

Anda mungkin juga menyukai