Anda di halaman 1dari 3

BAB III PENUTUP 3.

1 KESIMPULAN Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Psikotropika adalah zat/obat alamiah atau sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Zat adiktif merupakan bahan lain yang bukan narkotika atau psikotropika yang pengunaannya dapat menimbulkan ketergantungan baik psikologis atau fisik. Jenis-jenis narkotika berupa opium, codein, heroin, kokain, ganja. Opium merupakan saripati dari Papaver somniferum dan disuling untuk membuat morfin, kodein & heroin yang telah digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan untuk kenikmatan (mencegah batuk, diare, dsb.). Codein termasuk garam / turunan dari opium / candu. Codein sering juga digunakan sebagai obat batuk untuk batuk yang kronis. Heroin adalah obat bius yang sangat mudah membuat seseorang kecanduan karena efeknya sangat kuat. Heroin memberikan efek yang sangat cepat terhadap si pengguna, baik secara fisik maupun mental. Jika orang itu berhenti mengkonsumsi heroin, dia akan mengalami rasa sakit yang berkesinambungan/sakaw/ gejala putus obat. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca. Daun tanaman ini biasanya dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan. Pada ganja, semua bagian dari tanaman ini mengandung kanabinoid psikoaktif. Asap ganja mengandung tar 3 kali lebih banyak dan karbonmonoksida 5 kali lebih banyak daripada rokok biasa. Jenis-jenis psikotropika berupa ekstasi, inhalen dan shabu-shabu. Ekstasi adalah zat atau obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, kadang-kadang disertai dengan timbulnya halusinasi (gangguan persepsi visual dan pendengaran), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan. Shabu-shabu memiliki nama ilmiah methamphetamine dengan bentuk kristal maupun tablet dan tidak mempunyai warna maupun bau. Dalam narkoba terdapat sejenis zat yang bernama inhalen yang penggunaannya dilakukan dengan cara dihirup. Berdasarkan data tahun 2005 yang dilansir BNN (Badan Narkotika Nasional), dari 3,2 juta pengguna narkoba yang terditeksi, 70% di antaranya adalah anak-anak dan remaja yang berusia antara 14-20 tahun. Data ini berarti ada peningkatan 36,9 persen bila kita bandingkan dengan tahun 2001. Bila tahun 2001 ada 3.617 kasus Narkoba yang ditangani dengan melibatkan 4.924 orang, maka pada tahun 2005 telah melonjak menjadi 14.514 kasus dengan melibatkan 20.023 orang Namun sesungguhnya, angka para pengguna Narkoba di yakini oleh para ahli, jauh lebih besar dari pada data statistik yang dapat kita lihat, mengingat dalam masalah Narkoba dikenal pula fenomena gunung es, yaitu terlihat hanya sebagain kecil saja, namun sesungguhnya orang yang sudah terlibat dan terikat dengan narkoba, jauh lebih besar.

Narkoba memiliki dampak yang buruk bagi tubuh manusia. Dampak penggunaan opoid pada sistem koordinasi adalah mengalami pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara, kerusakan penglihatan pada malam hari, kerusakan pada liver dan ginjal, peningkatan resiko terkena virus HIV dan hepatitis dan penyakit infeksi lainnya serta penurunan hasrat dalam hubungan sex, kebingungan dalam identitas seksual, kematian karena overdosis. Dampak penggunaan ektasi pada sistem koordinasi adalah rongga mulut terasa kering, kaku pada pangkal lidah dan otot rahang serta dapat mengakibatkan luka pada lidah bibir, jantung memacu denyut jantung diatas normal yang dampak buruknya mengakibatkan pecahnya pembuluh darah jantung hingga kematian, mengakibatkan gangguan pada otak berupa depresi, paranoid dan bahkan sampai terjadi kerusakan permanen pada otak, dan mengalami penurunan nafsu makan, daya tahan tubuh menurun drastis, mudah sakit dan mempengaruhi metabolisme tubuh yang berakibat kerusakan permanen pada ginjal dan hat yang dapat menyebabkan kematian. Dampak penggunaan shabu-shabu pada sistem koordinasi adalah, mata akan melihat sesuatu yang tidak ingin anda lihat, kulit pembuluh darah akan mengalami panas yang berlebihan dan pecah, pada otak menyebabkan depresi, kepanikan, kecemasan yang berlebihan dan padat menyebabkan kerusakan otak secara permanen, dan pada bisa melemahkan akitvitas sel-sel hati yang mengakibatkan terjadinya gangguan fungsi hati. Dampak penggunaan putaw pada sistem koordinasi adalah terjadi gangguan konsentrasi, penurunan daya ingat, gangguan proses berpikir, gangguan perilaku dan pemakaian terus menerus dapat menyebabkan kerusakan otak secara permanen, mulut terasa kering, kaku, dan bicara cadel, kulit menjadi kering dan keriput, tampak usia lebih tua. Selain itu pada jantung terjasi peningkatan denyut jantung sehingga tekanan darah meningkat dan dampak buruknya mengakibatkan pecahnya pembuluh darah jantung dan menyebabkan kematian. Sedangkan pada pencernaan dapat mempengaruhi metabolisme tubuh yang berakibat kerusakan permanen pda organ-organ tubuh. Dampak penggunaan narkoba pada alat indra contohnya terjadi gangguan persepsi penglihatan sehingga dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain. Penggunaan narkoba pun dapat menyebabkan gangguan pencernaan yang mengkibatkan mual dan muntah-muntah yang tak tertahankan, sehingga dapat menimbulkan dehidrasi (kekurangan cairan) dan gangguan keseimbangan cairan tubuh yang pada akhirnya dapat menimbulkan kematian. Beberapa akibat fisik dari pengunaan narkoba ialah kerusakan otak, gangguan hati, ginjal, paru-paru, dan penularan HIV/AIDS melalui penggunaan jarum suntik yang digunakan bergantian. Akibat lain juga timbul sebagai komplikasi cara penggunaan narkoba melalui suntikan, misalnya infeksi pembuluh darah dan penyumbatan pembuluh darah. Di samping akibat tersebut di atas, terjadi juga pengaruh terhadap gaya hidup yang kacau dalam hal tidur, makan, minum, mandi, dan kebersihan lainnya. Lebih lanjut, kekacauan gaya hidup memudahkan timbulnya berbagai penyakit. Akibat psikis yang mungkin terjadi ialah sikap yang apatis, euforia, emosi labil, depresi, kecurigaan yang tanpa dasar, kehilangan kontrol perilaku, sampai mengalami sakit jiwa. Akibat fisik dan psikis tersebut dapat menimbulkan akibat lebih jauh yang mungkin mengganggu hubungan sosial dengan orang lain.

Gejala pada orang yang menyalahgunakan narkoba pada perubahan fisik adalah saat memakai narkoba cara berjalan sempoyongan, bicara cadel, tampak terkantuk-kantuk, overdosis, nafas denyut jantung dan nadi lambat. Sedangkan pada saat sakaw mata, hidung berair, mual hingga muntah, sakit di seluruh tubuh, kejang, takut air/tidak mau mandi. Sehingga pengaruh jangka panjang penyalahgunaan narkoba berupa penampilan yang terlihat acuh, kebersihan kurang, dan tampak bekas suntikan di kulit. Tanda-tanda fisik orang yang menyalahgunaan narkoba adalah otot yang tegang/kaku, pusing, sakit kepala, sakit perut, mual, sakit dada, jantung berdebar-debar tidak dapat konsentrasi, perubahan pola makan, badan lemas, tidak berenergi. Sedangkan tanda-tanda psikis orang yang menyalahgunaan narkoba adalah sikap bermusuhan, tidak kooperatif, antagonistic, menjadi cepat marah, cepat lelah, malas, atau jadi lebih bersemangat, pandai berbohong, sering terlambat/tidak bayar uang kuliah, mendadak bicara cadel/gagap, mata merah, berair, sayu atau sembab, hidung berlendir walaupun tidak sedang flu. Akibatnya, dalam proses pembelajaran pada remaja yang menyalahgunakan narkoba adalah prestasi akademik menurun, sering membolos, sering terlambat masuk di awal pelajaran dan setelah istirahat, konsentrasi dan daya ingat melemah, tidak bergairah melakukan kegiatan yang biasanya disukai, perubahan pola makan, perubahan pola tidur, menjadi tidak rapi.

Anda mungkin juga menyukai