Anda di halaman 1dari 35

Enzim Proteinase dalam Pencernaan Hewan Laut dan Aplikasinya

oleh Erica Puspa Ningrum Masriah

Latar Belakang
Organ dalam pada ikan dapat berfungsi sebagai sumber potensial sistem pencernaan, terutama pada proukdi enzim proteinase. Keanekaragaman pada ikan tersebut dapat menjadi suatu hal yang unik jika dilihat dari beberapa fungsi dan strukturnya. Enzim enzim yang terdapat pada tubuh ikan dapat di isolasi sehingga menjadi enzim pencernaan seperti proteinase dan memberikan nilai tambah yang dapat diproduksi. Sampah perairan laut biasanya terdapat beberapa tubuh anggota bagian dari ikan seperti kepala, badan dan terutama organ dalam dari suatu ikan tersebut dan biasanya menjadi 75% penyusun sampah perairan. Beberapa dari tubuh ikan yang sudah mati tersebut dapat dipergunakan sebagai pakan beberapa hewan lain karena mengandung banyak protein. Pabrik pada sekarang ini dapat menggunakan ikan ikan yang ada pada perairan tersebut menjadi sesuatu yang dapat diekstraksi .

Enzim Proteinase yang Terkandung pada Ikan Laut


Proteinase berfungsi sebagai faktor pertumbuhan dan kehidupan bagi seluruh makhluk hidup. Hidrolisis rantai peptida yang dikatalisis oleh enzim proteinase adalah suatu reaksi yang umum terjadi pada kondisi alamiah. Pada ikan laut enzim proteinase diproduksi pada organ pencernaan yang di di hidrolisis degradasi pada protein. Beberapa enzim proteinase yang dapat ditemukan ada pada ikan laut adalah pepsin, gastrisin, tripsin, kimotripsin, kolagenase, elastase, karbokspeptidase dan karobksil eserase. Beberapa enzim tersebut dapat dikelompokkan sesuai dengan sensistifitas pH, asam, netral atau alkali proteinase. Dan pada karakteristik pada nama dan hasil produksiya .

Metode & Hasil Percobaan Penggunaan pepsin pada kombinasi ekstraksi asam dapat meningkatkan produksi kolagen. Kolagen dapat ditemukan pada lapisan terluar kulit ikan laut kemudian diekstraksi dengan asam asetat mampu menghasilkan kolagen sekitar 50 %

Kesimpulan
Pencernaan enzim protease pada ikan sangat unik bila dibandingkan dengan homolog proteinase dari mamalia dan juga menunjukkan perbedaan sifat antara spesies ikan. Perbedaan-perbedaan ini terutama terkait dengan berbagai besar kondisi lingkungan di mana organisme ini harus mengatasi. Produksi enzim pencernaan pada ikan menjadi alat yang sangat berguna dalam industri makanan untuk dua sifat menonjol: ketidakstabilan termal dan aktivitas tinggi pada pengolahan suhu rendah.

Skrining Kandidat Bakteri Probiotik dari Saluran Pencernaan Ikan Kerapu Berdasarkan Aktivitas Antibakteri dan Produksi Enzim Proteolitik Ekstraseluler

Erica Puspa Ningrum Masriah

Presented by

Pengertian dan Tujuan


Ikan kerapu merupakan makanan yang popular di Asia Tenggara dan merupakan ikan budidaya komersial penting karena mempunyai laju pertumbuhan yang cepat, konversi pakan yang efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menseleksi bakteri probiotik yang akan dikembangkan sebagai materi dasar untuk mengkonstruksi konsorsium probiotik dengan target fungsional di saluran pencernaan ikan kerapu. Salah satu kriteria seleksi ditetapkan berdasarkan desain konstruksi konsorsium gut probiotik yaitu kemampuan menghasilkan senyawa antibakteri terhadap bakteri pathogen dan kemampuan menghasilkan enzim pencernaan diantaranya adalah enzim proteolitik ekstraseluler. Adanya ecolabelling mengakibatkan bertambahnya permintaan pasokan ikan namun ketersediaan di lingkungan berkurang akibat beberapa faktor seperti serangan penyakit, dan jenis pengendalian yg dirasa kurang tepat.

Latar Belakang Penelitian


Strategi penyehatan ikan secara terpadu merupakan salah satu upaya yang paling efektif dalam pengendalian penyakit serta perlindungan lingkungan pada budidaya akuatik. Pengembangan probiotik menduduki peran fungsional yang penting bersamaan dengan pengembangan vaksin dan immunostimulan. Probiotik merupakan salah satu strategi yang efektif bersama aplikasi vaksin dan immunostimulant (masing-masing mempunyai fungsional tersendiri dalam menyehatkan ikan dan memproteksi terhadapserangan penyakit) dalam menyehatan ikan budidaya sehingga mampu memproteksi diri teradap serangan penyakit. Probiotik memproteksi ikan budidaya melalui Pengembangan probiotik menduduki peran fungsional yang penting bersamaan dengan pengembangan vaksin dan immunostimulan. Mikroorganisme memempunyai pengaruh yang menguntungkan dalam proses pencernaan pada hewan-hewan perairan yaitu memberikan kontribusi nutrisi, mikrobiota dapat berperan sebagai sumber makanan suplemen danaktvitas mikrobia dalam saluran pencernaan dapat menjadi sumber vitamin dan asam amino essensial (Metges, 2000).

Beberapa jenis bakteri dan jenis pathogen yang dihambat

Metode Penelitian
Sampel ikan kerapu yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis ikan kerapu macan yang berasal dari unit pembenihan ikan kerapu, Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo. Sampel dibersihkan bagian luar tubuhnya dengan desinfektan untuk mematikan mikrobia. Kemudian secara aseptic dilakukan pembedahan dan pengambilan saluran pencernaan ikan, selanjutnya dicuci dengan air laut steril dan dihancurkan secara aseptic mengunakan mortar. Isolasi pencernaan dilakukan dengan teknik pourplate pada media nutrien agar.Satu gram homogenat saluran pencernaan disuspensikan ke dalam 9 mL air laut streril kemudian dibuat seri pengenceran hingga 10-8. Masing masing seri pengenceran ditanam pada media nutrient agar kemudian diinkubasi selama 48 jam pada suhu 35 oC. bakteri saluran

Cara Kerja
Seleksi dilakukan secara kualitatif berdasarkan kemampuan menghasilkan senyawa antibakteri dan enzim proteolitik ekstraseluler. Seleksi koloni bakteri yang mempunyai aktivitas antibakteri dilakukan dengan teknik difusi agar menggunakan paper disc (Kanmani et al., 2010).agar menggunakan paper disc (Kanmani et al., 2010). Limabelas mL nutrient agar yang telah dicampur dengan bakteri uji pada konsentrasi 105-106 CFU/ml dituang ke dalam petridish steril kemudian paper di SK steril yang telah dicelupkan ke dalam supernatant kultur cair isolat bakteri diletakan dengan cara ditekankan ke atas media nutrient agar. Inkubasi pada 35C selama 24 jam. Uji aktivitas produksi enzim proteolitik Uji ini dilakukan dengan prosedur (Jacob &Gerstein, 1960) dalam Bairagi et al., (2002). Isolatisolat yang diperoleh dari hasil isolasi di inokulasikan dengan cara streak pada media nutrient agar yang diperkaya dengan skim milk (4%) Inkubasi pada 32 Cselama 15 jam

Hasil Deteksi Produksi Senyawa Antibakteri

Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan hasil pengujian juga diperoleh bahwa tidak ada satupun isolat uji yang mempunyai kemampuan untuk menghambat lebih dari 2 bakteri vibrio uji. Kemampuan menghasilkan senyawa antibakteri merupakan salah satu kriteria utama dalam seleksi probiotik. Kemampuan memproduksi enzim proteolitik ekstraseluler dideteksi menggunakan medium pengujian yaitu medium yang diperkaya dengan substrat enzimnya (skim milk). Hasil uji produksi enzim proteolitik ekstraseluler menunjukan bahwa semua isolate uji memproduksi enzim proteolitik ekstraseluler. Pada penelitian ini difokuskan salah satunya pada jenis enzim proteolitik karena komponen utama pakan ikan adalah protein. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh seluruh isolat mempunyai kemampuan menghasilkan enzim proteolitik ekstraseluler. Kemampuan bakteri probiotik untuk memproduksi enzim proteolitik ekstraseluler mempunyai peranan penting dalam ikut serta mencerna senyawa-senyawa yang bersifat protein.

Ringkasan
Berdasarkan hasil seleksi diperoleh 8 isolatbakteri potensial untuk dapat dikembangkan sebagai materi untuk diseleksi lebih lanjut dalam rangka membentuk konsorsium probiotik. Ke 8 isolat ini mempunyai kemampuan untuk menghasilkan senyawa antibakteri yang aktif terhadap 4 jenis vibrio (V. parahaemolyticus, V. vulnivicus, V.

harveyii, dan V.anguilarum) serta menghasilkan enzim proteolitik ekstraseluler yang diperlukan
untuk mencernasenyawa yang bersifat protein.

No. 1. 2.

Lokasi Karamba 2 Karamba 3

Jenis Endoparasit yang ditemukan Camallanus carangis Echinostoma

Lokasi Karamba 1

Jumlah Sampel yang Diambil (ekor) 15 15 15

Jumlah Ikan yg terinfeksi(ekor)


+ 0 2 4 15 13 11

Prevalensi (%) 0 13,33 26,67

Karamba 2
Karamba 3

Karamba 15 4 No Parameter

KJA 1

KJA 2

15

KJA 3

0 KJA 4 31C
34 ppt 7

1.
2. 3.

Suhu
Salmitas pH

31C
35 ppt 7

31C
35 ppt 7

30C
34 ppt 7

Anda mungkin juga menyukai