Anda di halaman 1dari 3

GLOBALIZATION Dalam globalisasi berkembang rasa saling tergantung antarnegara dan antarmasyarakat internasional, tidak lagi pada kubu

tertentu melainkan lebih meluas (interdependence). Ketergantungan antaraktor tersebut mengantarkan negara-negara dalam konteks ini melangkah pada suatu proses yang dinamakan globalisasi. Globalisasi dapat diartikan sebagai hubungan antaraktor berskala internasional yang melewati batas wilayah negara yang terhubung terutama melalui teknologi komunikasi. Manajemen Lintas Budaya ilmu yang berusaha untuk memahami bagaimana budaya nasional mempengaruhi praktek manajemen, mengidentifikasi persamaan dan perbedaan lintas budaya dalam praktek manajemen dan berbagai konteks organisasi, serta meningkatkan efektivitas dalam manajemen global. Global Strategic Skills adalah menguasai keahlian umum yang diperlukan untuk mengembangkan wawasan, pemahaman dan kemampuan strategis yang dimiliki dalam korespondensi erat problematika persoalan ekonomi dan politik internasional, organisasi dan bisnis internasional, dan strategi-strategi umum globalisasi. Team building Skills adalah kemampuan interaksi tinggi dalam suatu kelompok untuk meningkatkan produktivitas karyawan dalam menuntaskan tugas-tugas terutama yang memiliki interdependensi dengan orang lain melalui serangkaian aktivitas yang dirancang secara hati-hati untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya Kemampuan organisasi (organizational skill) yaitu kemampuan pengusaha unttuk mengorganisasikan seluruh kegiatan perusahaan baik internal (di dalam) maupun eksternal (di luar) perusahaan. Keterampilan komunikasi adalah keterampilan utama yang harus dimiliki untuk mampu membina hubungan yang sehat di mana saja, di lingkungan sosial, sekolah, usaha, dan perkantoran atau di mana saja. Keterampilan komunikasi juga dibutuhkan dalam pengembangan usaha, menjalin relasi, marketing, promosi, juga dalam pengembangan dan pemberdayaan diri. Knowledge Transfer merupakan kemampuan untuk memindahkan pengetahuan dari individu yang disebut sebagai sumber pengetahuan (kontributor pengetahuan) ke penerima pengetahuan, yang nantinya pengetahuaan tersebut akan digunakan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh penerima pengetahuan. Fokus dan tujuan utama mencari komunikasi pengetahuan antara individu, kelompok, atau organisasi dengan sedemikian rupa, yaitu diharapkan agar penerima pengetahuan (a) memiliki pemahaman kognitif, dalam arti memperoleh pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, maupun mengkomunikasikan pengetahuan tersebut, (b) memiliki kemampuan untuk menerapkan pengetahuan, atau (c) menerapkan pengetahuan. Budaya

Pengertian kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang dimiliki yang merupakan kekayaan budaya bangsa. Kebudayaan nasional secara mudah dimengerti sebagai kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni: Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya. Dimensi Budaya Ada banyak dimensi budaya yang membedakan budaya, dimensi budaya dapat mempengaruhi perilaku yang menyebabkan kesalahpahaman, ketidaksepahaman, dan konflik. Gibson mengindikasikan ada tujuh dimensi budaya yaitu yang berhubungan dengan manusia dengan alam, individu dengan kelompok, orientasi waktu, orientasi aktivitas, informalitas, bahasa dan kepercayaan. Cross Cultural Research Finding Penghindaran ketidakpastian Penghindaran ketidakpastian adalah tingkatan dimana anggota budaya mencoba menghindari ketidakpastian. Dalam anggota budaya yang kecil penghindaran kepastiannya dibandingkan dengan anggota budaya yang tinggi dalam penghindaran ketidakpastiannya memiliki toleransi yang lebih kecil untuk ketidakpastian dan ambiguity, mereka mengekspresikan kekhawatiran yang tinggi dan lebih banyak perlu aturan formal dan kebenaran absolut dan toleransinya lebih rendah dengan orang lain. Dalam budaya yang penghindaran ketidakpastiannya tinggi perilaku agresif dapat diterima walaupun begitu individu memilki menahan agresi dengan menghindari konflik dan kompetisi.Ada keinginan kuat untuk mencapai konsensus pada budaya yang penghindaran kepastiannya tinggi. Penghindaran ketidakpastian berguna dalam memahami perbedaan apabila berkomunikasi dengan strangers.Orang yang berada pada budaya yang penghindaran ketidakpastiannya tinggi mencoba menhindari ambigouity dan mengembangkan aturan dan ritual dalam setiap situasi yang mungkin. Power Distance merupakan seberapa besar anggota-anggota dari institusi dan organisasi menerima kekuatan yang diberikan secara tidak seimbang. Individu dari budaya power distance tinggi menerima kekuatan sebagai bagian dari masyarakat. Sebagai hasilnya yang superior mempertimbangkan subordinatenya secara berbeda dari mereka dan sebaliknya. Anggota dari budaya yang tinggi power distancenya melihat kekuatan sebagai kenyataan dasar bagi masyarakat. Dan menekankan pada pemaksaan atau kekuatan referent. Sedangkan pada budaya yang power distancenya rendah percaya bahwa kekuatan hanya digunakan utnuk melegitimasi dan lebih pada kekuatan legitimasi tersebut. Dimensi power distance memfokuskan pada hubungan antara orang yang berada pada status yang berbeda. (antara superiror dan subordinate). Power distance ini berguna dalam memahami perilaku dengan strangers.

Maskulinity-feminity Maskulitas yang tinggi melibatkan penempatan nilai yang tinggi pada sesuatu, kekuatan, ketegasan mengenai kualitas hidup adalah rendah pada maskulinity dan tinggi pada femininity. Sistem budaya yang tinggi pada index masculinity nya menekankan pada perbedaan peran social, performance, ambisi, dan indepence.Sistem yang rendah pada masculinity menekankan peran sex, kualitas hidup, jasa, dan interdependence. Hofstede menyatakan bahwa perbandingan antara orang-orang dalam budaya feminine, orang-orang dalam budaya maskulin adalah lebih kuat dalam motivasi untuk mencapai cita-cita, pandangan kerja lebih sebagai pusat kehidupannya. Individualism Vs Colletivism, Individualism adalah kecenderungan dalam kerangka social dimana individu dianjurkan untuk menjaga diri sendiri dan keluarganya. Colletivism berarti kecenderungan dimana individu dapat mengharapkan kerabat, suku, dan kelompok lainnya melindungi merekasebagai ganti atas loyalitas mutlak yang mereka berikan.

Anda mungkin juga menyukai