Anda di halaman 1dari 3

http://www.scribd.

com/doc/91739033/Brown-Sequard-Syndrome-fix DEFINISI Brown-Squard Syndrome didefinisikan sebagai sebuah lesi inkomplit padakorda spinalis yang ditandai dengan paralysis upper motor neuron ipsilateral dankehilangan sensasi proprioseptif dengan kehilangan sensasi rasa sakit dan suhukontralateral. ETIOLOGI Brown-Squard Syndrome dapat disebabkan oleh segala macam mekanisme yangmengakibatkan kerusakan pada satu sisi korda spinalis. Penyebab paling sering adalahcedera akibat trauma, sering juga akibat mekanisme penetrasi seperti tikaman atautembakan pistol Beberapa penyebab Brown-Squard Syndrome lainnya: Tumor korda spinalis, metastasis atau intrinsic Trauma, tajam maupun tumpul Penyakit degeneratif seperti herniasi discus dan spondilosis servikal Iskemia Infeksi atau inflamasi yang disebabkan oleh : Meningitis Empyema Herpes zoster Herper simplex Myelitis Tuberkulosis Syphilis Multiple sclerosis Perdarahan, termasuk spinal subdural / epidural dan hematomyelia http://ocw.usu.ac.id/course/detail/pendidikan-dokter-s1/1110000129-brain-and-mindsystem.html

1. 2. 3. 4. 5.

6.

PATOFISIOLOGI Patofisiologi dari Brown-Squard Syndrome adalah kerusakan traktus kordaspinalis asenden dan desenden pada satu sisi korda spinalis. Serabut motorik daritraktus kortikospinal menyilang pada pertemuan antara medulla dan korda spinalis.Kolumna dorsalis asenden membawa sensasi getar dan posisi ipsilateral terhadap akar masuknya impuls dan menyilang diatas korda spinalis di medulla.

Traktusspinotalamikus membawa sensasi nyeri, suhu dan raba kasar dari sisi kontralateraltubuh. Pada lokasi terjadinya cedera spinal, akar saraf dapat terkena.

GEJALA KLINIS Brown-Squard Syndrome ditandai dengan paresis yang asimetris disertaihypalgesia yang lebih jelas pada sisi yang mengalami paresis. Brown-SquardSyndrome murni sering berhubungan dengan halhal berikut : 1. Gangguan traktus kortikospinal lateralis : Paralisis spastic ipsilateral dibawah letak lesi Tanda Babinski positif ipsilateral dari letak lesi Refleks patologis dan tanda Babinski positif (mungkin tidak didapatkan pada cedera akut) 2. Gangguan kolumna alba posterior : berkurangnya sensasi taktil untuk diskriminasi, rasa getar dan posisi ipsilateral dibawah letak lesi. 3. Gangguan traktus spinotalamikus lateralis : berkurangnya sensasi nyeri dansensasi suhu kontralateral. Hal ini biasanya terjadi pada 2-3 segmen dibawahletak lesi.

Pemeriksaan Radiologis : Foto polos spinal dapat menggambarkan cedera tulang yang disebakantrauma tajam maupun tumpul. Pemeriksaan MRI menunjukkan luasnya cedera korda spinalis dan inisangat membantu untuk membedakannya dengan penyebab nontraumatik. CT_Mielogram dapat membantu jika MRI dikontraindikasikan atau tidak tersedia.

Pemeriksaan neurologis 1. Menguji tingkat kesadaran a. secara kualitatif 1. ComposMentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya. 2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh. 3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal. 4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon

psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal. 5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri. 6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya). http://faqudin.staff.umm.ac.id/files/2011/09/PEMERIKSAAN-NEUROLOGIS.pdf pemeriksaan neurologis

Secara Kuantitatif dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )


1. Menilai respon membuka mata (E)

2. Menilai respon Verbal/respon Bicara (V) 3. Menilai respon motorik (M) 2. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak a. Pemeriksaan Kaku kuduk b. Pemeriksaan Kernig c. Pemeriksaan Brudzinski (1-4) neck sign, patela dan panggul, Check Sign, Symphisis Sign 3. Memeriksa nervus cranialis 5. Memeriksa fungsi motorik 6. Memeriksa fungsi sensorik 7. Memeriksa reflek kedalaman tendon

Anda mungkin juga menyukai