Anda di halaman 1dari 9

Oleh : Riandi Mubarok (1104017034) Yusnizar Fauzi (1104017051)

Alquran menuntun manusia kearah perenungan sejarah dengan mempelajari hukum jatuh bangunnya peradaban dunia untuk dijadikan pijakan dalam mmpelajari hal hal lainnya di alam ini juga sebagai pijakan dalam melihat sunnnatullah, seperti yang dapat dilihat dalam masyarakat bangsa dan diri manusia itu sendiri. Para ahli memperkirakan mulai ada manusia pada masa prasejarah, dimana manusia belum mengenal tulisan. Hal ini dibuktikan dengan diketemukannya kebudayaan Mesopotamia di lembah sungai Eufrat dan Tigris serta kebudayaan Mesir kuno di lembah sungai Nil.Dengan berakhirnya periode pra sejarah, kebudayaan manusia memasuki zaman baru dimana manusia sudah mengenal tulisan, ditemukan pula alat alat atau perkakas yang terbuat dari logam, disamping itu juga terdapat sistem keyakinan, institusi negara, industri, perdagangan, ilmu pengetahuan, seni dan lain sebagainya.

Allah telah mendorong manusia untuk memikirkan alam semesta, mengamati berbagai gejala alam, merenungkan berbagai ciptaan-Nya dan mengungkapkan hukum-hukum Allah di alam semesta ini. Manusia mampu menggunakan akalnya, yaitu menyatukan spritual (tauhid) antara rasio yang memikirkan penciptaan alam dengan al-qalb yang mengingat Tuhan dalam segala tandatanda kekuasaan-Nya. Akal yang bekerja melalui kesatuan pikir dan zikir mampu mentransendir realitas. Aqal, tidak sepenuhnya hanya diartikan dengan rasio semata-mata, karena rasio (pikiran) dapat dikembangkan oleh kajian ilmu-ilmu, sedangkan zikir (al-qalb) dikembangkan oleh spritualisme agama. Maka, keduanya merupakan kesatuan pembentuk kebudayaan.

kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil cipta, rasa, karsa dan rasa manusia untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Peradaban berasal dari sebuah kosa kata Arab tamaddun. Akar kata tamaddun adalah mu-du-n, dan maknanya adalah penerimaan untuk menempati kota, berbaur dengan adab-adab dan akhlak warga, penerimaan sistem, hukum dan seluruh tingatan masyarakat, serta kerjasama individuindividu masyarakat antara satu dengan yang lainnya dalam berbagai persoalan sosial, politik, ekonomi, budaya dan lain sebagainya.

Ilmu: Ilmu merupakan salah satu dari rukun yang terpenting dalam pembentukan peradaban. Ilmu dalam Islam memiliki urgensitas yang teramat tinggi. Dalam alQuran banyak ditekankan tentang ilmu, Apakah mereka yang mengetahui dengan mereka yang tidak mengetahui adalah sama dan sejajar? Dalam riwayat-riwayat terdapat banyak penegasan terhadap masalah ini. Imam Ali As bersabda, Wahai menusia! Ketahuilah bahwa agama akan dikatakan sempurna dan benar ketika engkau mempelajari ilmu dan ilmu itu sendiri yang akan bekerja. Ketahuilah bahwa mencari ilmu itu lebih wajib daripada mencari kekayaan. Sistem dan Keteraturan : Yang dimaksud dengan keteraturan adalah menempatkan segala sesuatu di tempatnya yang sesuai sedemikian hingga tercipta keharmonisan dan keterikatan, mendorong sebuah rangkaian ke arah tujuan yang sama. Seluruh nabi dari awal hingga Nabi Pamungkas Saw telah banyak menjelaskan tentang aturan-aturan individu dan sosial untuk menciptakan keteraturan sosial. Mereka banyak menjelaskan tentang aturan-aturan individu dan sosial, sebuah aturan yang menjelaskan kewajiban manusia terhadap diri, keluarga, masyarakat, sesama, lingkungan hidup dan para penguasa. Masalah-masalah ini mempunyai urgensi yang sangat penting dalam membentuk peradaban.

Keamanan (sekuritas): Dengan makna damai dan perasaan tenang yang dihasilkan di bawah naungan pemerintah, penguasa, konstitusi dan keteraturan, dan selama unsur ini tidak dihasilkan maka tidak akan mungkin tercipta peradaban. Ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan keamanan ekonomi, moneter dan jiwa, seperti yang terlihat pada ayat-ayat qishash, pencurian, dan ayat-ayat yang berkaitan dengan penjagaan harga diri para mukmin, merupakan aturan-aturan kuat yang menjadi penjamin keamanan masyarakat. Kesatuan (unitas) dan Kerjasama (korporasi): Unsur ini mempunyai peran yang sangat besar dalam kemajuan peradaban, sedemikian sehingga jika kita menafikan kerjasama manusia, maka masyarakat akan menjadi lemah dan akan berakhir pada primitivisme. Madani dan peradaban di bawah naungan sosial dan masyarakat akan terwujud dengan adanya keterikatan hukum. AlQuran secara tegas mengajak manusia kepada kesatuan, solidaritas, ketaatan pada para penguasa Ilahi, dan melarang masyarakat dari perpecahan supaya bisa sampai pada kemajuan dan perkembangan, Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai ... dan seluruhnya harus memegang tali-tali Allah (al-Quran dan Islam dan segala bentuk sarana kebersatuan) dan janganlah kalian bercerai berai.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa peradaban prasejarah diawali di wilayah yang terletak antara aliran sungai Eufrat dan Tigris, yang dikenal sebagai peradaban Mesopotamia. Karena kesuburan di sepanjang kedua sungai inilah maka tempat ini dijadikan tempat bermukim berbagai bangsa sekaligus sebagai tempat berkembangnya peradaban yang tinggi.Yang pertama kali membangun kota kota di lembah sungai Eufrat dan Tigris adalah bangsa Sumeria karena mereka dikenal sebagai bangsa yang ahli di bidang pertanian. Ketika bangsa sumeria bermigrasi ke utara mereka bertemu dengan bangsa semit. Asimilasi dua kebudayaan (sumeria dan semit inilah yang kemudiam dikenal dengan kebudayaan Mesopotamia. Kebudayaan ini bercirikan agraris. Hasil pertanian yang berlimpah memberikan kemungkinan bagi orang-orang sumeria untuk membangun kota-kota. Secara geografis Mesopotamia tidak memiliki perlindungan alam yang baikselain rentamn terhadap bahaya banjir kawasan ini juga rawan terhadap serangan musuh dari luar, akibatnya kawasan ini sering kali terjadi perebutan dan pergantian kekuasaan pada tahu 2331 SM bangsa semit dibawah pimpinan raja sargom berhasil menaklukan sumeria, sargon mendirikan kerajaan baru dengan ibu kota akkad. Pada masa inilah bangsa semit menyebarkan peradaban Mesopotamia ke suria dan pantai timur laut tengah serta mesir. Mesir meruopakan bangsa yang juga memiliki peradaban yang tinggi.

Pada periode ini mesir berada pada masa kerajaan tua (periode Memphite) dimana terjadi perebutan kekuasaan antara raja-raja kecil, hal inilah yang mempermudah raja sargon untuk dapat menguaasai mesir. Ketika kekuasaan sargon runtuh maka muncul kerajaan pertengahan yakni dinasti kesebelas keluarga firaun dengan demikian terjadilah asimilasi peradaban Mesopotamia dengan peradaban mesir. Kerajan sargon ditaklukan oleh bangsa amorit (babilonia) sejak itu kerajaan babilonia menjadi pusat pengembangan peradaban Mesopotamia . kerajaan babilonia berkembang pesat, hal ini dibuktikan dengan adanya penguasaan perdagangan disepanjang sungai eufrat dan tigris, Assyria, Armenia, suria, palestina, dan laut tengah, selain itu peran raja Hammurabi (1792-1750 SM) memprioritaskan kebijakan politiknya pada : - Terciptanya keamanan babilonia - Terbentuknya persatuan babilonia - Mengembangkan dan memajukan perdaban babilonia Pada tahun 1750 SM Hammurabi dikalahkan oleh bangsa Assyria, niniveh sebagai ibu kota Assyria direbut oleh bangsa babilonia baru (612 SM) kerajaan babilonia baru berlangsung dari 612 SM sampai 536 SM dan puncak kejayaannya pada masa raja Nebukadnezar pada tahun 539 SM bangsa kaldea dan media berhasil mengalahkan nebukadnezar. Merejka berhasil mempersatukan seluruh wilayah Mesopotamia dan membangun kerajaan baru yang besar yaitu kerajaan Persia raya ( 539 334 SM). Wilayah kerajaan Persia raya meliputi seluruh timur tengah, lembah hindus diindia, mesir dan turki. Kerajaan Persia raya menjadi saingan utama bagi kerajaan yunani Sparta dan Athena. Persaingan antara dua adidaya ini akhirnya memuncak menjadi perang besar antara Persia dan yunani (492-480 SM). Dalam peperangan ini. Raja Alexander dari Macedonia berhasil mengalahkan Darius Agung sejak itu Raja Alexander dapat menguasai yunani dan seluruh Persia raya (336-323 SM) Raja Alexander berambisi untuk mempersatukan Macedonia, yunani (eropa), Persia raya (asia), dan Mesir (afrika) menjadi satu wilayah kekuasaan Negara.

Pada masa keemasan islam daerah kekuasaan islam meliputi Spanyol, Afrika utara, Suria, Paletina, semenanjung Arabia, Irak, sebagian Turki (asia kecil), Persia, Afganistan, Pakistan, India, Rukmenia, Uzbek, Kirgis (Asia tengah), Mesir, Aljazair. Tunis, dan Maroko (Afrika). Dengan menguasai wilayah wilayah ini maka islam bertemu dengan berbagai peradaban kuno dan mentransformasikannya menjadi peradaban islam. Keberhasilan inilah yang akhirnya mengantarkan umat islam mamp;u memimpin peradaban selama 7 abad.

Anda mungkin juga menyukai