Anda di halaman 1dari 3

OTEC: Pembangkit Listrik Untuk Indonesia?

Salah satu hal yang paling menarik buat saya adalah


bagaimana mungkin negara dengan potensi geografis dan
kekayaan alam seperti Indonesia bisa terus menerus dilanda krisis.
Disini saya tidak berbicara tentang krisis ekonomi, saya rasa sudah
cukup banyak orang membahas (baca: mengeluh tanpa memberi
solusi) tentang hal itu.

Saya akan berbicara tentang krisis energi, khususnya energi listrik,


yang secara tidak langsung juga mempengaruhi konsumsi energi
minyak dan gas. Saya pernah posting tentang sumber-sumber energi
alternatif secara umum, nah kali ini saya akan fokus ke suatu metoda
penghasil energi yang tampaknya amat potensial untuk negara
kepulauan seperti Indonesia tercinta ini, Ocean Thermal Energy
Conversion (OTEC).

Apakah ini akan bisa diaplikasikan nantinya, mungkin kita jangan


berpikir skeptis dulu, yang penting idenya kan, menurut saya tiap2
kita mesti memikirkan sesuatu untuk perkembangan Indonesia sesuai
kapasitasnya masing2. Saya tidak akan berbicara teknis yang berat2,
karena:

(1) Ini sharing ide saja, siapapun yg baca saya harapkan menangkap
ide nya.
(2) Saya bukan Insinyur kelautan.
(3) Bagi yang tertarik, beberapa link referensinya ada di bawah.

Apa Itu OTEC?

OTEC adalah metoda menghasilkan listrik dengan memanfaatkan


kesenjangan temperatur air laut pada kedalaman yang berbeda. Cara
kerjanya adalah air laut pada permukaan (yang temperaturnya lebih
hangat) dan air laut yang amat dingin (pada kedalaman > 1000 m)
disedot masing2, nah air dengan perbedaan temperatur yang besar ini
dengan mekanisme tertentu bisa dikonversi menjadi uap dan
menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik.

OTEC Cocok Untuk Alam Indonesia?

Nah disini motivasinya, OTEC amat ideal untuk daerah tropis, laut
pada wilayah tropis memiliki kesenjangan temperatur yang besar
antara permukaan dan kedalamannya. Ditambah lagi kita memiliki
banyak kota-kota besar dengan koneksi dekat ke lautan, misalnya
Banda Aceh, Medan, Padang, Bengkulu, Bandar Lampung, Jakarta,
Semarang, Surabaya, Denpasar, Pontianak, Makassar, Ambon,
Jayapura, dll.

Apa Kehandalan OTEC sudah terbukti?

Terbukti dari banyaknya negara yang sudah mengimplementasikan


OTEC, bahkan saya terkejut karena nama Indonesia juga sudah
termasuk negara yang memanfaatkan OTEC [5], kok nggak pernah
dengar?

Negara-negara yang sudah memanfaatkan OTEC adalah Pantai Gading,


Taiwan, Sri Lanka, Kuba, Fiji, India, Jamaika, Jepang, Taiwan, China,
USA, dan masih panjang lagi.

Sebenarnya teknologi OTEC ini bukanlah barang baru, pembangkit


listrik dengan prinsip ini pertama kali dibangun di Kuba pada tahun
1930, namun teknologi ini baru berkembang pesat saat pemerintah US
dan Jepang ikut giat melakukan riset mulai pertengahan 1970-an.

Bagaimana Dengan Kelemahan OTEC?

Walaupun biaya operasional yang rendah, OTEC ini masih dipandang


terlalu mahal biaya untuk investasi awalnya nya, namun riset-riset
mutakhir menunjukkan banyak sekali produk sampingan OTEC yang
membuat investasi besar untuk pembangunan infrastruktur OTEC ini
lebih berimbang dengan hasil yang bisa diraih, detailnya silahkan
lanjutkan baca dibawah. Sedang untuk dampak lingkungan, hampir
tidak ada.

OTEC Hanya Untuk Menghasilkan Listrik Saja?

Nah inilah yang membuat OTEC semakin berkilau dan layak


dipertimbangkan, hasil riset-riset menunjukkan banyak produk
sampingan yang bisa diperoleh dengan implementasi OTEC ini, antara
lain:

Air Conditioning (AC)

Air laut dingin sisa proses OTEC bisa dialirkan untuk mendinginkan air
biasa yang dibutuhkan AC standar dengan mekanisme tertentu, ini
mengurangi secara drastis konsumsi listrik yang dibutuhkan AC. Yang
sudah banyak di implementasikan adalah pemanfaatan air dari danau
(yang dalam) langsung ke sistem pendingin [4].
Pertanian

Saat air laut yang dingin mengalir melalui pipa bawah tanah, otomatis
temperatur tanah di sekitar menjadi turun, memungkinkan
penanaman beberapa tanaman yang biasanya tumbuh di wilayah2
dingin yang biasanya tidak survive di negara tropis, bisa mengurangi
biaya impor sayur atau buah2an tertentu dong.

Aquaculture

Lautan dalam selain dimanfaatkan suhu airnya, juga mengandung


‘tambang emas’ seperti Algae Mikro Spirulina [6] yang amat kaya
terkandung di lautan dalam, Spirulina dibutuhkan industri medis dan
supplement makanan.

Desalinasi Air Laut

Ini cocok sekali untuk Indonesia, selain menanggulangi krisis energi,


OTEC sekaligus juga membantu krisis air bersih, desalinasi adalah
konversi air laut ke air tawar, selama ini proses ini dianggap masih
terlalu mahal, namun pembuatan infrastruktur OTEC bisa membuat
biaya nya terbagi, all in one.

Ekstraksi Mineral

Potensinya amatlah besar, air laut mengandung puluhan macam


mineral, sama seperti kasus desalinasi, biayanya dianggap masih
terlalu mahal, namun dengan adanya infrastruktur OTEC, tantangan
ekonomisnya tinggal lagi mengurangi cost untuk ekstraksi mineral
tersebut.

Kesimpulan

OTEC sebenarnya bukan teknologi baru namun implementasinya


tersendat karena besarnya biaya investasi awal yang harus
dikeluarkan. Dengan kemajuan riset dan teknologi, sekarang diketahui
beberapa hasil sampingan OTEC yang bernilai ekonomis tinggi.
Sebagai negara kepulauan dan terletak di wilayah tropis, Indonesia
bisa memanfaatkan teknologi ini bukan hanya untuk menanggulangi
krisis energi, tetapi juga ketersediaan air bersih dan hasil ekonomis
lainnya yang bisa digali.

Taken from http://wira.blogsome.com/2005/09/23/otec-pembangkit-listrik-potensial-


untuk-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai